Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FITOTERAPI

POTENSI TANAMAN LAUT SEBAGAI ANTIVIRUS


A. PENDAHULUAN
Sejarah tanaman obat berawal dari asal usul peradaban manusia di muka bumi.
Beberapa di antaranya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit salah satunya
yaitu infeksi virus di masa lalu. namun, minat pertama yang diakui dalam
pengembangannya sebagai agen antivirus adalah upaya perusahaan obat Boots
(Nottingham, Inggris) untuk menyaring 288 tanaman untuk aktivitas antivirus yaitu
salah satunya anti influenza. (Chantrill dkk., 1952). Studi selanjutnya telah
melaporkan efek penghambatan ekstrak tanaman obat pada replikasi beberapa virus.
B. Pembahasan
Virus merupakan suatu parasit intrasel yang dapat bereplikasi. Replikasi yang
terjadi pada virus dapat bergantung pada proses sintesis sel inang (host). Agar
menjadi efektif, suatu agen antivirus harus mampu memblokir keluar atau masuknya
suatu virus dari dalam sel atau menjadi aktif di dalam sel inang. Oleh sebab itu,
penghambatan nonselektif dari replikasi virus dapat mengganggu fungsi sel inang dan
menyebabkan toksisitas (Katzung BG. 2004).Virus dapat menyerang makhluk hidup
baik hewan maupun manusia, saat ini banyak ditemukan jenis virus yang mempunyai
daya infeksi dan sifat patogen yang tinggi.

Virus mampu menyerang manusia, hewan hingga tumbuhan melalui udara,


darah, bahkan makanan. Virus akan menyerang kekebalan atau imunitas ketika sistem
imun lemah. Beberapa jenis virus yang dapat ditemukan pada makhluk hidup
terutama manusia, virus HIV,ebola,corona,herpes simplex,dengue(DBD),polio, dan
lain – lain.

Mekanisme molekuler yang terkait dengan efek antivirus dari ekstrak


tumbuhan dapat bervariasi di antara virus yang berbeda. Namun, potensi ekstrak
tumbuhan untuk meningkatkan pertahanan antivirus yang melekat pada tubuh
manusia yang melibatkan sistem kekebalan yang rumit mungkin menggunakan jalur
umum. sejumlah penelitian telah mengeksplorasi sifat imunostimulan ekstrak
tumbuhan yang memiliki sifat antivirus.(Webster dkk., 2006)
Tumbuhan obat telah digunakan di seluruh dunia, namun penggunaannya
secara luas masih terbatas di Cina, India, Jepang, Pakistan, Sri Lanka, Thailand, dan
sejumlah negara Afrika. Tinjauan rinci sebelumnya telah menggambarkan kegiatan
nasional di seluruh dunia yang relevan dengan prioritas penggunaan tanaman obat
( Hoareau dan DaSilva, 1999). Negara-negara maju juga beralih untuk mendorong
penggunaan produk obat alami nabati dalam sistem perawatan kesehatan mereka.
Peraturan Produk Kesehatan Alami Kanada yang diumumkan pada Januari 2004
merupakan langkah penting menuju modernisasi penggunaan produk nabati dalam
perawatan kesehatan.

Penggunaan antivirus herbal diambil dari ekstrak suatu tanaman yang


memiliki aktivitas spektrum yang luas. Keunggulan antivirus herbal yaitu dapat
menghambat replikasi virus, inaktivasi virus secara langsung, mengurangi resiko
resistensi, dapat digunakan dengan dosis relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta
memiliki efek samping kecil sehingga relatif aman digunakan.

Pada makalah ini akan diulas tabel penggunaan tanaman laut sebagai antivirus yaitu
sebagai berikut :

Tanaman Virus Antiviral effect Bagian yang


digunakan
Thalassodendron Influenza Mampu menghambat virus dengan Daun
ciliatum konsentrasi 1mg/21mL dengan
(rumput laut) persentase 67,26%. pengujian ekstrak
dari fraksinasi bioassay ini dilakukan
dengan menggunakan gradien dari
EtOAc / heksana, gradien MeOH /
EtOAc
Withania HIV Telah diresepkan oleh praktisi Daun
somnifera (L.) Ayurveda untuk kekebalan tubuh
Dunal. sistem orang HIV-positif, penelitian
(Ginseng india) pada hewan telah mengkonfirmasi
sifat imunostimulator
Ribes influenza Ekstrak Ladania memiliki sifat Daun
nigrum L. virucidal kuat dengan menghambat
(anggur hitam) replikasi virus. Didapat indeks
selektif (SI = CC50 /EC50) dengan
terapi luas artinya fungsi profilaksis
tanaman ini tidak beracun dalam
kultur sel.

Zingiber officinale virus Pada ekstrak minyak atsiri ,Merusak Batang


(jahe) lipid pelapis virus. Hemaglutinin
merupakan protein pada pelapis
permukaan virus yang dapat
menghemaglutinasi eritrosit sehingga
kerusakan pada struktur permukaan
virus, tidak akan mengakibatkan
terjadinya replikasi
Jatropha Influenza A Ekstrak metanol dan air dari Daun
curcas L. Jatropha curcas dapat menghambat
(jarak pagar) replikasi
virus influenza A saat proses adsorpsi
dan penetrasi virus dalam sel MDCK
dan sel darah merah dan menghambat
HA (Hemaglutinin) virus dalam
Hemagglutinin Assay

KESIMPULAN
Daftar pustaka

BURLINGAME, M.A.; E. MENDOZA; G.W. ASHLEY and D.C. MYLES 2006.


Synthesis of discodermolide intermediates from engineered polyketides. Tetrahedron
Letters 47'(7): 1209-1211.

FORD, P.W.; K.R.GUSTAFSON; T.C.MICKEE; N. SHIGEMATSU; L.K.


MAURIZI; L. K. PANRELI; D.E. WILLIAMS; E.D. de SILVA; P. LASSOTA; T.M.
ALLEN; R. V. SOEST; R.J. ANDERSON and M.R. BOYD 1999. Papuamides A-D,
HIV Inhibitory and Cytotoxic Depsipeptides from the Sponges Theonella mirabilis
and Theonella swinhoei Collected in Papua New Guinea. J. Am. Chem. Soc, 121 (25):
5899-5909.

Mukhtar, M. et al. (2008) ‘Antiviral potentials of medicinal plants’, Virus Research,


131(2), pp. 111–120. doi: 10.1016/j.virusres.2007.09.008.

Nur Alfi Kusumah Dewi, A. S. (2018) ‘Efektivitas beberapa jenis tanaman sebagai
antivirus flu burung (Avian Influenza)’, Farmaka, 16(1), pp. 1–12. Available at:
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/11077/pdf.

Subarnas AMELIA SUCI PRAFITRI, A. Y. (2016) ‘Efektivitas Lima Jenis Tanaman


Obat Sebagai Antivirus Influenza a (H1N1) Secara in Vivo Dan in Vitro: Artikel
Review’, Farmaka, 14(Vol 14, No 2 (2016): Suplemen), pp. 359–368. Available at:
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/10898.

Anda mungkin juga menyukai