Data Agustina2
Data Agustina2
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek kerja lapangan (PKL), mengandung makna bahwa kegiatan ini menjadi tanggung
jawab bersama antar pihak sekolah dan masyarakat atau dunia kerja. Di lingkungan sekolah
dan lingkungan dunia kerja, semua sistem pendidikan/ pelatihan yang berlangsung di dunia
kerja dievaluasi oleh dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 13
tentang pekerjaan kefarmasian, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan salah satu tempat
penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (pasien).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1332/ MENKES /
SK / X / 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 992 /
MENKES / PER / X / 1993 yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu tempat tertentu,
tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran Sediaan farmasi, Perbekalan
Kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 992/MENKES/PER/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu
tempat, tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi
kepada masyarakat.
Izin apotek diberikan oleh Menteri yang melimpahkan wewenang pemberian izin apotek
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, dan akan melaporkan pelaksanaan
pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun
kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker pengelola Apotik
selama Apoteker Pengelola Apotik tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 (tiga)
bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Ijin Kerja dan tidak bertindak
sebagai Apoteker Pengelola Apotik di Apotik lain.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi / Asisten Apoteker.
Surat Tanda Registrasi Apoteker, yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi.
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya disingkat
STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian yang telah diregistrasi.
Surat Izin Kerja Apoteker, yang selanjutnya disebut SIKA adalah surat izin praktik
yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian
pada fasilitas produksi atau fasilitas distribusi atau penyaluran.
Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya disebut SIKTTK
adalah surat izin praktik yang diberikan kepada Tenaga Teknis Kefarmasian untuk
dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.
Pasal 4
Pasal 12
Pasal 29
Pengamanan dimaksud Pasal 28 wajib mengikuti tata cara sebagai berikut:
Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.
Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat.
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat / pemilik hewan.
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Khusus untuk Narkotika harus ada nama dan alamat jelas pasien serta umur pasien.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/4/SK/UI/83 obat digolongkan dalam
:
Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter dan tidak
membahayakan bagi pemakai dan diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis
tepi berwarna hitam.
Obat Bebas Terbatas atau obat yang masuk dalam daftar W , menurut bahasa Belanda W
singkatan dari Waarschuwing artinya peringatan. Jadi maksudnya obat yang pada
penjualannya disertai dengan tanda peringatan. Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang
dapat diserahkan tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi
tanda peringatan (P1-P6). Penandaannya adalah lingkaran bulat berwarna biru dengan garis
tepi berwarna hitam.
Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda G singkatan dari Gevaarlijk artinya
berbahaya, adalah :
a) Obat yang mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam obat keras.
b) Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah
BAB III
GAMBARAN UMUM
Personalia
Apoteker Pendamping : Yogi Radite SS. S.Farm., Apt.
TTK : Fadma Padilah
Anisa Fitri
Aina Kurnia
Nur Rohim
Muhammad Ridwan
Non TTK : Rahmad
Dokter
1. dr. Agnes Kartini Sp. KK
2. dr. Manfred H. Sp. M
3. dr. Jaya Mualimin, Sp.,K.J.,Mkes
4. drg. Heru Kristanto
5. dr. Wardhana Sp. Pd
Pelaksanaan PKL
Tanggal pelaksanaan PKL : 1 – 27 Agustus 2011
Hari pelaksanaan : Senin - Sabtu
Waktu pelaksanaan
A. Pengertian
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan pelatihan wajib bagi siswa,
yang berfungsi sebagai wadah mengasah keterampilan dalam bidang yang ditekuninya serta
sebagai pengalaman untuk melakukan perbandingan antara materi yang telah di pelajari
disekolah dengan kenyataan dilapangan.
Praktek kerja lapangan di apotek bertujuan untuk mempersiapkan para calon Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK) untuk menjalani profesinya secara profesional, handal dan
mandiri serta mampu menjawab tantangan di era globalisasi guna memperoleh gambaran
tugas seorang Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek.
2. Pengadaan
Setelah dilakukan perencanaan maka kegiatan selanjutnya adalah pengadaan. Tujuan
pengadaan perbekalan farmasi adalah untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di
Apotek sesuai dengan data perencanaan yang telah di susun sebelumnya. Pengadaan
dilakukan dengan mencari dan menemukan penyalur masing-masing perbekalan farmasi yang
dalam hal ini penyalurnya adalah Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan di lengkapi dengan
nama, alamat, nomor telepon, daftar harga masing-masing penyalur dan penentuan waktu
pembeliannya.
Pengadaan perbekalan farmasi untuk mendukung pelayanan di Apotek Kimia Farma
Diponegoro diajukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada Pedagang Besar
Framasi (PBF) dengan menggunakan surat pesanan (SP), namun terdapat pula cara lain
dalam permintaannya, yaitu APA Kimia Farma Diponegoro mengajukan daftar pesanan obat
atau yang disebut Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) yang diambil dari data defekta
yang kemudian akan dikirim ke BM (Bisnis Manager) Kimia Farma Samarinda yang terletak
di Jl.Dr Soetomo yang kemudian dari BM Kimia Farma Samarinda akan membuat surat
pesanan (SP) kepada PBF-PBF di Samarinda. Permintaan perbekalan farmasi yang melalui
BM Samarinda dilakukan setiap dua kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Senin dan Kamis.
Kegiatan :
a. Permintaan melalui BM Kimia Farma Samarinda dilakukan setiap dua kali seminggu pada
hari Senin dan Kamis.
b. Permintaan khusus, dilakukan diluar jadwal distribusi rutin seperti pada resep-resep Cito atau
Urgent.
c. Permintaan perbekaln farmasi dilakukan dengan menggunakan surat pesanan (SP) melalui
BM sedangkan pemesanan narkotika dan psikotropika harus langsung melalui PT.Kimia
Farma Trading & Distribution Samarinda.
d. Permintaan obat diajukan kepada PBF-PBF di Samarinda. Dalam penentuan jumlah
permintaan perbekalan farmasi diperlukan data :
Pemakaian obat-obat bebas, bebas terbatas, keras, jamu, dan alat kesehatan pada periode
sebelumnya.
Jumlah kunjungan resep.
Berdasarkan UU Nomor.23 tahun 1992 tentang kesehatan dan PP Nomor 72 tahun 1992
tentang pengamanan sediaan farmasi yang diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat
adalah Apoteker.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima perbekalan farmasi yang diserahkan
dari unit-unit pengelola yang lebih tinggi (PBF) kepada unit pengelola dibawahnya (Apotek).
Perbekalan farmasi yang telah dikirim ke Apotek Kimia Farma Diponegoro disertai faktur
dan di terima oleh petugas pembelian. Petugas pembelian (TTK) akan melakukan
pengecekkan terhadap barang yang datang disesuaikan dengan surat pesanan (SP) dan
diperiksa nama sediaan, jumlah, dosis, expiredate , dan kondisi sediaan. Setelah pengecekkan
selesai faktur di tanda tangani dan diberi stampel Apotek oleh petugas penerima (TTK), yang
diketahui oleh Apoteker Pengelola Apotek. Setiap penerimaan perbekalan farmasi dicatat
pada masing-masing kartu stok dan kemudian dientri ke komputer berdasarkan fraktur yang
telah dicocokkan pada saat penerimaan barang.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan surat pesanan (SP) atau ada kerusakan fisik
maka bagian pembelian akan melakukan retur barang tersebut ke PBF yang bersangkutan
untuk di tukar dengan barang yang sesuai.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan dimana barang yang diterima disimpan dalam rak-rak
obat berdasarkan penggolongan obat serta khasiat farmakologi secara alphabetis dan kartu
stok langsung di isi. Penyimpanan dilakukan berdasarkan penggolongan sebagai berikut :
a) Berdasarkan bentuk sediaan meliputi tablet atau kapsul, sirop, obat tetes, salep atau krem, di
bedakan bentuk padat dan cair.
b) Berdasarkan jenis obat meliputi Obat Generik, Produk Kimia Farma, obat Bebas, Obat
Keras, Obat Narkotika, Obat Psikotropika.
c) Berdasarkan masa perputaran barang meliputi cepat (fast moving), sedang (moderate
moving), dan lambat (low moving).
d) Berdasarkan sifat kimia dan fisik obat meliputi penyimpanan obat dalam suhu dingin dan
penyimpanan suhu kamar.
e) Obat narkotika dan psikotropika yang telah dikirim, kemudian disimpan dalam masing-
masing lemari khusus dilengkapi dengan kunci dan bukti penerimaannya harus ditanda
tangani oleh APA.
Setiap obat memiliki kartu yang digunakan untuk mencatat keluar masuknya obat
sehingga memudahkan pengontrolan terhadap persediaan obat dan kebutuhan obat tersebut.
Persyaratan Lemari Narkotika di Apotek :
a) Terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
b) Almari harus mempunyai kunci yang kuat
c) Alamari dibagi menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci yg berlainan, bagian
pertama untuk menyimpan morfin, pethidin & garam-garamnya serta persediaan Narkotika,
bagian kedua untuk menyimpan narkotika lainnya yg dipakai sehari hari.
d) Apabila ukuran almari kurang dari 40 X 80 X 100 cm, almari harus dibaut / dipaku ditembok
atau lantai.
e) Almari tidak boleh untuk menyimpan barang lain, kecuali ditentukan oleh Menkes RI.
5. Pelayanan
Apotek Kimia Farma Diponegoro melayani palayanan perbekalan farmasi terdiri dari
pelayanan obat dengan resep dokter, obat-obat bebas tanpa resep dokter (UPDS) dan obat-
obat dengan resep dokter, baik tunai maupun kredit.
a) Pelayanan Obat Bebas
Alur pelayanan obat non resep (Obat Bebas) yaitu pasien datang dan dilayani langsung
oleh petugas pelayanan dan kasir dimini swalayan serta konsultasi pemilihan obat dilayani
baik oleh TTK maupun Apoteker secara langsung. didalam operasional sehari-sehari Apotek
Kimia Farma menggunakan komputer yang dilengkapi denhan software pelayanan untuk
menunjang profesionalisme pelayanan yang telah ada.
Untuk obat yang kurang atau diambil sebagian maka TTK membuatkan salinan resep
dan / atau kwintansi pembayaran.
b) Pelaporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan. Laporan
penggunaan narkotika dan psikotropika terdiri dari surat pengantar, laporan penggunaan
sediaan narkotika dan psikotropika diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota, Dinas
Kabupaten Provinsi, Balai POM Samarinda dan Bisnis Manager.
c) Laporan pemusnahan obat golongan narkotika dan psikotropika sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dihadiri oleh petugas Dinas Kesehatan DT II, APA dan
salah satu karyawan Apotek. Setelah dilakukan pemusnahan, dibuat berita acara pemusnahan
narkotika yang ditujukan kepada Badan POM, Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi
Kalimantan Timur dan kantor Pusat PT. Kimia Farma. Berita acara pemusnahan narkotika
mencakup hari, tanggal, waktu pemusnahan, nama APA, nama seorang saksi dari pemerintah
dan seorang darisaksi dari Apotek, nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan, cara
pemusnahan dan tanda tangan penanggung jawab Apotek.
BAB V
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma Diponegoro adalah apotek yang berada di Jalan Pangeran
Diponegoro Samarinda. Ditinjau dari lokasinya apotek Kimia Farma Diponegoro berada
dijalur yang lalu lintas yang ramai sehingga sangat baik untuk pelayanan kesehatan. selain
terletak dikawasan yang lalu lintasnya ramai Kimia Farma Diponegoro juga terletak
diantaradua Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Islam dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah,
selain itu juga terdapat laboratorium kesehahatan yang sangat menunjang dalam pelayanan
kesehatan.
Hal yang berhubungan dengan bangunan secara fisik telah memenuhi syarat yang ada
karena Apotek Kimia Farma Diponegoro memiliki sarana yang cukup lengkap untuk sebuah
apotek. Apotek Kimia Farma juga memiliki lima dokter praktek dalam menunjang
pelayanannya, yaitu dokter kulit dan kelamin, dokter mata, dokter kesehataan jiwa, dokter
gigi, dan dokter penyakit dalam.
a) Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi dilakukan dengan baik dan sistematis karena dilakukan
oleh petugas di Apotek Kimia FarmaDiponegoro dengan menggunakan data dari pola
penyakit, pola konsumsi serta data dari hasil penjualan.
b) Pengadaan
Pengadaan di Apotek Kimia Farma Diponegoro dilakukan dengan mengirimkan Daftar
Pesanan Obat secara komputerisasi ke Bisnis Manager (BM) Samarinda, kemudian BM akan
melakukan pemesanan ke masing-masing distributor, pemesanan melalui BM Samarinda ini
dilakukan setiap dua kali dalam seminggu, yakni Senin dan Kamis. Apotek Kimia Farma
Diponegoro dapat pula melakukan pemesanan sendiri, yaitu pemesanan secara langsung
melalui salesman masing-masing PBF dan SP akan menyusul setelah barang datang.
c) Penerimaan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) mengantar obat yang dipesan sesuai dengan SP dan
membawa faktur yang kemudian dilakukan penerimaan oleh petugas apotek yang
sebelumnya barang diperiksa terlebih dahulu sesuai apa tidak dengan jumlah dan jenis
barangyang dipesan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas apotek meliputi kelengkapan
barang tersebut seperti nam obat, sediaan, jumlah obat, kemasan dan tanggal expire datenya,
apabila sesuai dengan pemesanan maka APA atau TTK menanda tanganinya serta memberi
stampel. Faktur-faktur yang telah masuk dikumpulkan dan datanya dimasukkan ke komputer
yang kemidian setelah itu divalidasi oleh APA lalu diberikan ke BM Samarinda dan utang
faktur dilunasi oleh pihak BM.
d) Penyimpanan
Barang yang telah diterima kemudian disimpan ketempat penyimpanannya seperti
lemari / rak masing-masing, berdasarkan alfabetis dan jenis sediaanya. Khusus untuk sediaan
seperti vaksin, sera dan suppositoria disimpan didalam lemari es. Untuk penyimpanan
narkotika dan psikotropika berdasarkan KepMenKes , penyimpanannya harus dibuat
seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat, harus mempunyai kunci yang kuat, dibagi
menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci yang berlainan dan bagian pertama
dipergunakan untuk menyimpan morfina, phetidina, dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari serta apabila tempat khusus tersebut berupa lemari
berurukuran kurang dari 40 x 80x 100 cm maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok
atau lantai. Serta untuk tiap-tiap item obat terdapat kartu stok obatnya masing- masing. Obat-
obatan didistribusikan berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire
First Out).
e. Pelayanan
Petugas Apotek Kimia Farma Diponegoro telah memberikan pelayanan yang cukup baik
kepada pasien. Pelayanan di Apotek Kimia Farma mencakup pelayanan resep tunai, resep
kredit, obat-obatan serta alat kesehatan. Setiap petugas yang menerima resep selalu
memperhatikan isi resep yang menyangkut nama obat, bentuk obat, umur pasien, aturan pakai
dan cara penggunaan obat apabila petugas apotek ragu maka petugas bertanya kepada dokter
yang menulis resep. Sebelum obat disiapkan, petugas apotek menghargai resep dan mengecek
ada atau tidak stok obat yang diminta, setelah pasien setuju dengan harga resep dan jenis
obat, petugas apotek menyiapkan obatnya.
Penyerahan obat di apotek kepada pasien diserahkan oleh petugas apotek, baik TTK
maupun APA disertai dengan informasi yang jelas tentang cara pemakaian, penggunaan,
khasiat obat dan Expire Date dari setiap obat yang diserahkan ke pasien. Bila pasien yang
belum memahami informasi yang jelas tentang obat maka petugas akan memberikan
informasi yang dibutuhkan. Untuk penulisan etiket meliputi tanggal penulisan, nama pasien,
nomor resep, umur, aturan pakaiyang jelas serta keterangan obat sebelum atau sesudah
makan, nama dan jumlah obat dan expire Date dari obat.
Pelaporan di Apotek Kimia Farma Diponegoro dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Laporan harian, yaitu mencakup pendapatan harian apotek (pendapatan waktu pagi, siang,
malam dibedakan) serta pengeluaran apotek yang setiap harinya Apotek Kimia Farma
Diponegoro malakuka setor hasil penjualan ke BM samarinda.
b) Laporan bulanan, yaitu mencakup laporan hasil penjualan, pembeliaan, stok opname serta
laporan narkotika dan psikotropika.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian bab-bab yang telah dijabarkan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengadaan perbekalan farmasi berdasarkan atas stok minimum obat yang dicatat pada buku
defekta yang dipesan melalui Bisnis Managerpada PBF yang resmi yang ditunjuk.
2. Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
3. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan bentuk sediaan, jenis obat, dosis, sifat fisik
dan kimia yang kemudian disusun secara alfabetis sesuai dengan namanya.
4. Stok Opname untuk semua perbekalan farmasi dilakukan setiap satu bulan sekali dan
dilaporkan kepada Bisnis Manager. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika
dilaporkan juga kepada Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai
POM.
5. Pelayanan penjualan perbekalan farmasi dibantu dengan sistem komputerisasi.
6. Pencatatan penjualan perbekalan farmasi dilakukan setiap hari dan dilaporkan kepada Bisnis
Manager serta direkap setiap bulan.
B. Saran
1. Saran Kepada Pihak Sekolah :
Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan PKL lebih
diperbanyak dan diperluas sehingga siswa dan siswi dapat lebih mantap lagi dalam
melaksanakan PKL.
Dan perlu adanya bimbingan kepada siswa –siswi yang akan PKL bagaimana cara
membuat laporan PKL