Anda di halaman 1dari 40

FARMASI PERAPOTEKAN

KELOMPOK 3

Shella widiastuti
Saqila Alifa
Dwi Prihastuti
Kita Radisa
Fajra Dinda Crendhuty
Hanum Firdausya
Krista Desela
Muhammad Nadiva
Nia Kurniasih
Sintha Nur Fitriani
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Pengertian Apotek
Apotek (berasal dari bahasa Belanda : Apotheek) adalah tempat menjual
dan kadang mambuat atau meramu obat.

apotek/apotek//apotk/ntoko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan


resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat;
perapotekan/perapotekan/nhal atau tentang apotek

Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 Apotek merupakan


suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
obat kepada masyarakat.

Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek merupakan suatu tempat


atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker
sesuai standar dan etika kefarmasian.
Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan PP No.51 tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah

Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi, antara lain, obat, bahan
baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.

Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelola obat dan pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Landasan Hukum
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang diatur dalam;
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PP No. 2
6 tahun 1965 mengenai Apotek.
Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1990 tentang Masa Bakti dan Izin kerja
Apoteker, yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri kesehatan No. 1
84/MENKES/PER/II/1995.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 695/MENKES/PER/VI/2007 tentang perub
ahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 184 tahun 1995 tentang
penyempurnaan pelaksanaan masa bakti dan izin kerja apoteker.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/
2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/ME
NKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/
2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Manajemen apotek
Pengertian

Manajemen Apotek, adalah manajemen


farmasi yang diterapkan di apotek.

Sekecil apapun suatu apotek, sistem


manajemennya akan terdiri atas
setidaknya beberapa tipe manajemen
Tipe manajemen apotek
Manajemen keuangan
Manajemen pembelian
Manajemen penjualan
Manajemen Persediaan barang

Manajemen pemasaran

Manajemen khusus
Manajemen keuangan
Manajemen yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan, keluar masuknya
uang, penerimaan, pengeluaran, dan per
hitungan farmako ekonominya.
Manajemen pembelian
Manajemen yang meliputi pengelolaan
defekta, pengelolaan vendor, pemilihan i
tem barang yang harus dibeli dengan
memperhatikan FIFO dan FEFO, kinetika
arus barang, serta pola epidemiologi ma
syarakat sekitar apotek.
Manajemen penjualan
Manajemen yang meliputi pengelola
an penjualan tunai, kredit, kontraktor.

Manajemen persediaan barang


Manajemen yang meliputi pengelolaa
n gudang, persediaan bahan racikan, ki
netika aarus barang. Manajemen perse
diaan barang berhubungan langsung d
engan manajemen pembelian.
Manajemen pemasaran
Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan da
n teknik pemasaran untuk meraih pelanggan sebanya
k- banyaknya. Manajemen pemasaran ini tampak pad
a apotek modern, tetapi jarang diterapkan pada apo
tek-apotek konvensional.

Manajemen khusus
Manajemen yang merupakan manajemen khas yang
diterapkan apotek sesuai dengan kekhasannya. Con
tohnya pengelolaan untuk apotek yang dilengkapi den
gan laboratorium klinik, apotek dengan swalayan, dan
apotek yang bekerjasama dengan balai pengobatan, d
an lain-lain.
Persyaratan Pendirian Apotek
TATA CARA PENDIRIAN APOTEK
Tata cara pemberian izin Apotek berdasarkan Kepmenkes RI
No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 adalah sebagai berikut :
Permohonan izin Apotek diajukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-
lambatnya enam hari kerja setelah menerima permohonan
dapat meminta bantuan teknis kepada Balai POM untuk
melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan
Apotek untuk melakukan kegiatan.
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai
POM selambat lambatnya enam hari kerja setelah
permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat.
Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap me
lakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propin
si.
Dalam jangka waktu dua belas hari kerja setelah diterima lapo
ran hasil pemeriksaan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko
ta setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek (SIA).
Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota atau Kepala Balai POM masih belum memenuhi syarat, K
epala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam wakt
u dua belas hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan.
Terhadap Surat Penundaan tersebut Apoteker diberi kesempat
an untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selam
bat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal S
urat Penundaan.
Syarat administrasi yang harus
dilampirkan :
Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker.
Salinan/foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Salinan/foto copy denah bangunan.
Surat yang mengatakan status bangunan dalam bentuk
akte hak milik/sewa/ kontrak.
Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama,
alamat, tanggal lulus dan nomor surat izin kerja.
Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengk
apan Apotek.
Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek bahw
a tidak bekerja tetap pada Perusahaan Farmasi lain dan t
idak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.
Asli dan salinan/foto copy surat izin atasan (bagi pemo
hon pegawai negeri, anggota ABRI, dan pegawai insta
nsi Pemerintah lainnya).
Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek
dengan Pemilik Sarana Apotek.
Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelangg
aran peraturan perundang-undangan di bidang obat.
Izin HO (Hinder Ordonatie).
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Tata Cara Permohonan Izin
Apotek
Menurut Kepmenkes RI No.1
332/Menkes/SK/X/2002
Syarat Administratif yang Harus Dila
mpirkan
1. Salinan/foto copy Surat Izin Kerja Apoteker.
2. Salinan/foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3. Salinan/foto copy denah bangunan.
4. Surat yang mengatakan status bangunan dalam b
entuk akte hak milik/sewa/ kontrak.
5. Daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan n
ama, alamat, tanggal lulus dan nomor surat izin kerja.
6. Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perl
engkapan Apotek.
7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek ba
hwa tidak bekerja tetap pada Perusahaan Farmasi lain d
an tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek l
ain.
8. Asli dan salinan/foto copy surat izin atasan (bagi pe
mohon pegawai negeri, anggota ABRI, dan pegawai ins
tansi Pemerintah lainnya).
9. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek
dengan Pemilik Sarana Apotek.
10. Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggara
n peraturan perundang-undangan di bidang obat.
11. Izin HO (Hinder Ordonatie).
12. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
13. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Pencabutan Izin Apoteker
Pencabutan Izin Apotek
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 25

Berhalangan melakukan
Tak memenuhi ketentuan tugasnya lebih dari 2
atau persyaratan sebagai tahun secara terus-
apoteker menerus.

Terjadi pelanggaran
Tak memenuhi kewajiban terhadap ketentuan
dalam menyediakan, Peraturan Perundang-
menyimpan dan undangan
menyerahkan perbekalan
farmasi
Pencabutan Izin Apotek
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 25

Surat izin kerja apoteker Tidak lagi memenuhi


pengelola apotek dicabut persyaratan

Terbukti dalam
pelanggaran perundang-
undangan dibidang obat
Pencabutan Izin Apotek
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 26

Peringatan tertulis sebanyak 3 kali


berturut-turut dengan tenggang
waktu masing-masing 2 bulan.

Pembekuan izin apotek

Pencairan Izin
Pencabutan Izin Apotek
Pengamanan Perbekalan Farmasi

Inventarisasi terhadap seluruh


persediaan narkotika, obat keras
tertentu dan obat lainnya dan seluruh
resep yang tersisa di apotek.

Narkotika, psikotropika dan


resep harus dimasukkan dalam
tempat yang tertutup dan
terkunci
Pelayanan Apotek
Pelayanan Apotek, meliputi :
1. apotek dibuka untuk melayani
masyarakat pada pukul 08.00-22.00
WIB
2. apotek wajib melayani resep dokter
3. apoteker tidak diijinkan mengganti
obat kecuali dengan persetujuan
pasien dan atau dokter
4. apoteker wajib memberikan informasi obat ag
ar tepat guna dan aman
5. apabila apoteker menganggap resep keliru, ma
ka apoteker memberi informasi kepada dokte
r, apabila dokter tetap pada pendiriannya maka d
okter wajib menandatangani resep atau
membuat pernyataan tertulis
6. salinan resep harus ditandatangani apot
eker
7. resep harus dirahasiakan dan disimpan sela
ma 3 tahun, , resep atau salinan resep hanya
boleh dilihat dokter penulis resep atau yg
merawat pasien, atau pihak yang berwenang be
rdasarkan peraturan yang berlaku.
Kegiatan Teknis/ Non Teknis
Apotek
PENGELOLAAN TEKNIS DAN NON
TEKNIS KEFARMASIAN DI APOTEK
engelolaan Teknis Kefarmasian

Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan


bentuk, pencampuran, penyimpanan dan
penyerahan obat serta bahan obat.
Pengadaan, penyimpanan, penyaluran
dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
Pelayanan informasi
mengenai perbekalan
farmasi
Pelayanan informasi tentang obat dan
perbekalan farmasi yang
diberikan baik kepada dokter, tenaga
kesehatan lainnya maupun
kepada masyarakat

Pelayanan
informasi
mengenai
perbekalan
farmasi
Pengamatan dan pelaporan Pelayanan informasi
informasi mengenai khasiat,
keamanan, bahaya atau mutu yang berdasarkan pada
suatu obat dan perbekalan kepentingan
farmasi lainnya masyarakat
PENGELOLAAN TEKNIS DAN NON
TEKNIS KEFARMASIAN DI APOTEK
ngelolaan Non Teknis Kefarmasian

Pengelolaan non teknis meliputi semua kegiatan


administrasi, keuangan, pajak, personalia, kegiatan
bidang material dan bidang lain yang berhubungan
Pencatatan,
dengan apotekpengarsipan, pelaporan narkotika,
psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Administrasi pelayanan Pengarsipan resep,
pengarsipan catatan pengobatan pasien,
pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
Evaluasi Pelayanan Mutu
Evaluasi pelayan mutu
Pelayanan farmasi merupakan salah satu pelayanan
kesehatan di Indonesia yang dituntut berubah orientasi
dari drug oriented menjadi patient oriented. Kegiatan
pelayanan farmasi yang semula berfokus pada p
engelolaan obat sebagai komoditi harus diubah me
njadi pelayanan yang komprehensif dan bertujuan unt
uk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kesembuhan pasien sebesar 25% diharapkan diperole
h dari kenyamanan serta baiknya pelayanan apotek,
sedangkan 75% berasal dari obat yang digunakan
pasien (Handayani dkk, 2009).
Dalam menjamin mutu pelayanan farmasi kepad
a masyarakat, maka berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 1027 tahun 2004
terdapat tiga indikator yang digunakan dalam
proses evaluasi mutu pelayanan tersebut yaitu t
ingkat kepuasan konsumen, dimensi waktu p
elayanan obat, dan adanya dokumen prosedur t
etap.
Tugas dan Tanggungjawab
personil Apoteker
Tugas dan Tanggung Jawab
Personil Apotek
1. Manajer Apotek Pelayanan
Apotek Rama dipimpin oleh seorang Apoteker se
bagai manager pelayanan yang telah mengucapk
an sumpah apoteker yang telah memiliki Surat Izi
n Kerja (SIK), juga memiliki kemampuan memimp
in dan bertanggung jawab penuh terhadap peker
jaan di apotek. Selain itu, juga harus menguasai k
emampuan manajemen yaitu perencanaan, koor
dinasi, kepemimpinan, dan pengawasan disampi
ng kemampuan di bidang farmasi baik teknis ma
upun non teknis.
Tugas dan tanggung jawab manajer apotek :
1. Memimpin, menentukan kebijaksanaan, serta melaks
anakan pengawasan dan pengendalian apotek sesuai
UU.
2. Menyusun program kerja karyawan untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
3. Memberikan pelayanan dan informasi obat dan perb
ekalan farmasi kepada pasien, dokter, dan tenaga ke
sehatan lainnya.
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan unt
uk perkembangan apotek.
5. Menguasai dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan farmasi yang berlaku.
2. Karyawan/Karyawati
Dalam suatu apotek karyawan/karyawati me
ncakup asisten apoteker dan non asisten apo
teker.
Tugas dan tanggung jawab asisten apoteker :
1. Mengatur penyimpanan obat dan penyusunan apotek.
2. Memberi harga pada setiap resep dokter yang masuk dan me
meriksa kelengkapan resep.
3. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter.
4. Menghitung dosis obat untuk racikan sesuai permintaan rese
p.
5. Memeriksa kebenaran obat sebelum diserahkan pada pasien.
6. Menyerahkan obat sekaligus memberi informasi mengenai ca
ra pemakaian kepada pasien.
7. Membuat salinan resep bila diperlukan oleh pasien.
8. Berpartisipasi dalam pelaksaan dan pemeliharaan kebersihan
di apotek.
Tugas dan tanggung jawab non asisten apoteker :
1. Membantu tugas asisten apoteker dalam menyiapk
an obat, dan mengerjakan obat racikan yang telah
disiapkan oleh asisten apoteker sesuai dengan dan j
umlah yang diminta.
2. Membuat obat racikan standar di bawah pengawas
an asisten apoteker dan apoteker.
3. Menyusun obat-obat pada rak penyimpanan obat.
4. Membersihkan peralatan yang digunakan dan mem
bersihkan ruangan di apotek.

Anda mungkin juga menyukai