Modul ANSYS Fluent 16-2-1
Modul ANSYS Fluent 16-2-1
Disusun
Tim Pengajar Praktikum ANSYS FLUENT
1
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap modul praktikum Ansys Fluent di bawah ini,
dapat disimpulkan bahwa modul ini dapat digunakan sebagai bahan praktikum untuk
Program Studi Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasila yang
diadakan pada tanggal 5, 12, dan 19 Agustus 2017. Modul praktikum Ansys Fluent ini
memiliki deskripsi mengenai Ansys FLUENT dan contoh-contoh soal yang membantu
para praktikan. Pengembangan materi pada modul ini dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas modul yang lebih baik untuk ke depannya.
VERSI : I (satu)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan limpahan karuniaNya
yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Praktikum ANSYS
FLUENT dengan baik.
Adapun tujuan penyusunan dari modul ini adalah untuk sarana penunjang praktikum
simulasi ANSYS FLUENT pada Program Studi Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Pancasila Jakarta.
Semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis meminta maaf jika
ada kesalahan dalam pembuatan Modul Praktikum ini. Oleh karena itu, penulis menerima dengan
tangan terbuka segala saran, kritik, dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan
modul praktikum ini. Akhir kata, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberi masukan dan bantuan serta bagi para
pembacanya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
1. PENDAHULUAN
Aliran fluida, baik cair maupun gas, adalah suatu zat yang sangat kentara
dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saja pengondisian udara bagi bangunan
dan mobil, pembakaran di motor bakar, interaksi berbagai objek dengan udara atau air,
aliran kompleks pada penukar panas dan reaktor kimia, dan lain sebagainya ternyata
cukup menarik untuk diteliti, diselidiki, dan dianalisis. Untuk kebutuhan penelitian
tersebut bahkan sampai dengan tingkat desain, perlu dibutuhkan suatu alat yang
mampu menganalisis atau memprediksi dengan cepat dan akurat. Maka,
berkembanglah suatu ilmu yang dinamakan Computational Fluid Dynamics (CFD).
Secara definisi CFD adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran fluida,
perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan menyelesaikan
persamaan-persamaan matematika (model matematika).
Sebuah perangkat lunak (software) CFD memberikan kekuatan untuk
mengsimulasikan aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan massa, benda-benda
bergerak, aliran multifasa, reaksi kimia, interaksi fluida dengan struktur, dan sistem
akustik hanya dengan pemodelan di komputer. Salah satu jenis program CFD tersebut
adalah FLUENT. FLUENT menggunakan metode volume hingga (finite volume
method), dengan menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat
menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh yang tidak terstruktur sekalipun
dengan cara yang relatif mudah. FLUENT memiliki struktur data yang efisien dan
lebih fleksibel, sehingga dapat dijalankan sebagai proses secara terpisah ataupun
bersamaan secara simultan pada klien dekstop workstation dan komputer server.
Semua fungsi yang dibutuhkan untuk menghitung suatu solusi dan menampilkan
hasilnya dapat diakses pada FLUENT melalui menu yang interaktif.
1
Pada saat pertama kali aplikasi ANSYS FLUENT WORKBENCH dijalankan, jendela
depan ANSYS FLUENT WORKBENCH terbuka sesuai dengan Gambar 2 berikut.
Standard Menu
Project Schematic
Toolbox
Scroll Bars
Show Messages
2
antara lain analysis systems, component systems,
custom systems, design exploration, external
connection systems.
Scroll Bars Berfungsi untuk menggulung atau menggeser layar
Project Schematic Tempat dimana Anda akan memulai suatu desain
sampai dengan analisis gambar yang berasal dari
toolbox.
Show Messages Menampilkan progress pengerjaan desain dan
analisis gambar yang Anda buat.
3
2. MENDESAIN DAN MENGANALISIS GAMBAR
Proses desain dan analisis gambar yang dilakukan pada ANSYS FLUENT
WORKBENCH ini dapat dilakukan dalam bentuk gambar 2D maupun gambar 3D.
Proses analisis yang dilakukan dapat dibagi bermacam-macam, antara lain analisis
aliran fluida pada benda ataupun sistem, analisis manufaktur benda ataupun sistem,
dan lain-lain. Pada saat ini lebih diarahkan dan terfokus pada analisis aliran fluida pada
benda ataupun sistem. Proses analisis aliran fluida tersebut menggunakan menu
toolbox pada sub menu analysis systems dengan menggunakan Fluid Flow (Fluent).
Adapun tahap-tahapan yang dilakukan yaitu
Buka lembar kerja ANSYS FLUENT WORKBENCH
Pada menu toolbox pilih Analysis Systems > Fluid Flow (Fluent)
4
sistem ke dalam bentuk bagian yang lebih kecil dari
keseluruhan sistem untuk melihat secara detail
hasil analisis aliran fluida yang terdapat pada
sistem tersebut ke depannya. Apabila proses
meshing yang dilakukan menghasilkan grid cukup
besar maka mengakibatkan analisis aliran fluida
yang terjadi tidak terlalu baik, dengan
penyimpangan cukup besar begitu juga dengan
sebaliknya
Setup Bagian ini memiliki fungsi untuk melakukan
analisis gambar yang telah dilakukan proses
meshing sebelumnya. Analisis yang dilakukan
pada bagian ini antara lain analisis reaksi kimia
antara sistem dengan lingkungan, perpindahan
massa, perpindahan energi, dan lain-lain.
Penentuan dan pemberian data parameter yang
berpengaruh pada sistem tersebut dilakukan pada
bagian ini. Analisis yang digunakan pada bagian
Setup menggunakan persamaan-persamaan model
matematika.
Solution Merupakan sub-bagian dari Setup, berfungsi
menjalankan (running) perhitungan analisis aliran
fluida hasil penentuan data parameter pada bagian
Setup
Result Merupakan sub-bagian dari Setup, berfungsi untuk
menampilkan hasil dari proses perhitungan analisis
aliran fluida pada Solution sebelumnya. Hasil yang
didapatkan berupa data grafik, animasi, dan laporan
perhitungannya.
2.1 GEOMETRY
5
Gambar 6. Tools Ukuran Dimensi
Pada Design Modeler terdapat bagian tools yang mampu difungsikan sebagai
alat untuk menggambar suatu sistem ataupun objek. Bagian-bagian tersebut
antara lain
Nama File
Menu
Display Toolbar
Selection
3D Features
Rotation
Sketch
Graphics Windows
Tree Outline
Triad
Ruler
Display
6
No Bagian Fungsi
1. Menu Seluruh features dan tools yang ada di
aplikasi Design Modeler terdapat di dalam
menu yang terdiri dari file, create, concept,
tools, view, dan help.
2. Selection Toolbar Bagian tools yang pada tahapan awal
digunakan untuk menentukan gambar dan
fungsi batasan model apakah berupa kurva,
titik, atau dimensi. Selain itu menentukan
batasan model berupa verticles, edges, faces
atau bodies.
3. 3D Features Bagian tools yang digunakan untuk membuat
sebuah model dan merubahnya. Bagian-
bagian pada 3D Features terdiri dari
Generate, Share Topology, Extrude,
Revolve, Sweep, Skin/Loft, Thin/Surface,
Blend, Chamfer, Point, Parameters
4. Display Toolbar Bagian tools yang digunakan untuk
menentukan pandangan sketsa gambar yang
dibentuk pada Graphics Window.
5. Graphics Window Bagian lembar kerja dimana sketsa gambar
dibuat.
7
Beberapa bagian-bagian dari Design Modeler (DM) yang telah dijelaskan
sebelumnya dapat secara terperinci dijelaskan pada bagian berikut
2.1.1. Menu
Menu memiliki tools yang mampu membantu dalam Design Modeler antara
lain file, create, concept, tools, view, dan help. Pada setiap tools akan dijelaskan
secara terperinci sub-menu yang terdapat di dalamnya
2.1.1.1. File Menu
8
2.1.1.2. Create Menu
9
2.1.1.3. Concept Menu
10
2.1.1.4. Tools Menu
11
No. Bagian Fungsi
15. Connect berfungsi untuk mensejajarkan dan memunkinkan untuk
menggabungkan sebuah kelompok vertices, edges atau
faces.
16. Projection berfungsi untuk memproyeksikan suatu titik pada
edges/faces dan edges pada faces/bodies.
17. Repair Features berfungsi untuk memudahkan pencarian dan pembetulan
geometri yang tidak terdeteksi atau geometri error dari
sebuah model.
18. Analysis Tools berfungsi untuk mengukur jarak diantara dua buah model
dan mendeteksi kesalahan pada model.
19. Form New Part berfungsi untuk membuat grup bodies ke dalam bagian-
Tool bagian part untuk ditransferkan ke dalam Mechanical
application sebagai bagian dari multiple bodies.
20. Parameters berhubungan dengan Tools menu dan 3D Features,
berfungsi untuk mengatur parameter yang terdapat pada
Project Schematic.
21. Electronics berfungsi untuk membuat suatu model yang berhubungan
dengan analisis thermal menggunakan ANSYS Icepak.
22. Addins berfungsi membuka kotak dialog untuk mengisi dan
mengeluarkan third-party addins.
23. Options berfungsi untuk membuka opsi geometri model pada
kotak dialog secara default.
Menu View berfungsi untuk mengontrol efek yang akan didekatkan kepada
model yang dibuat di Design Modeler dan disimpan dalam bentuk file
exstension .agdb. Opsi yang digunakan antara lain shaded exterior and edges,
shaded exterior, wireframe, frozen body transparency, edge joints.
12
2.1.2. Selection Toolbar
Selection Toolbar memiliki beberapa sub menu antara lain new selection, select
mode, selection filter : points, selection filter : edges, selection filter : faces,
selection filter : bodies, dan extend selection.
2. Select Mode berfungsi untuk memilih item desain dengan opsi menu
Selection Filters melalui Single Select atau Box Select Drop
Down.
3. Selection Filter : berfungsi mengaktifkan dan menonaktifkan titik pada bagian
Points model untuk menentukan kondisi batas pada model tersebut.
2.1.3. 3D Features
13
No. Bagian Fungsi
3. Blend berfungsi untuk membuat permukaan pada model lebih halus.
4. Parameters berfungsi sebagai data kontrol dalam pembuatan model di
Design Modeler (DM)
Rotation Model terdiri dari beberapa sub menu antara lain Rotate, Pan, Zoom,
Box Zoom, Zoom to Fit, Magnifer Window, Previous View, Next View,
Isometric View.
5. Zoom to Fit berfungsi untuk menunjukan bagian part secara utuh pada layar.
7. Previous View berfungsi untuk melihat bagian model yang telah dibuat terakhir
sebelumnya.
8. Next View berfungsi untuk melihat bagian model yang telah dibuat saat ini.
9. Isometric View berfungsi untuk menentukan arah orientasi geometri dari suatu
model yang akan dibuat selanjutnya.
Display Toolbar berfungsi untuk menentukan tampilan suatu model pada layar.
DisplayToolbar terdiri dari sub-menu antara lain Display Plane, Display
Model, Look at Face / Plane / Sketch, dan Display Points.
14
No. Bagian Fungsi
1. Display Plane berfungsi untuk menentukan tampilan antara garis vektor
sumbu axis terhadap titik asal.
Pada bagian Tree Outline terdiri dari dua bagian yaitu Sketching dan
Modelling. Pada bagian Sketching terdapat sub menu antara lain Draw, Modify,
Dimensions, Constraints, dan Settings. Pada bagian Modelling berisikan
tentang perintah-perintah yang telah digunakan untuk membuat sebuah sketch
pada bagian sketching sebelumnya.
15
No. Bagian Fungsi
9. Circle berfungsi untuk membuat benda dengan geometri lingkaran
10. Circle by 3 berfungsi untuk membuat lingkaran dengan 3 garis tangen
Tangents
11. Arc by Tangent berfungsi untuk membuat busur dengan menggunakan garis
tangen
12. Arc by 3 Points berfungsi untuk membuat busur dengan menggunakan tiga
titik yang dihunbungkan satu sama lain.
13. Arc by Center berfungsi untuk membuat busur dengan menggunakan titik
pusat dari busur tersebut.
14. Ellipse berfungsi untuk membuat benda dengan geometri elips
15. Spline berfungsi untuk membuat garis melengkung yang fleksibel
16. Construction Point berfungsi sebagai titik yang secara otomatis terkonstruksi
selama proses pembuatan edge.
17. Construction Point berfungsi untuk menempatkan titik pada posisi intersection
at Intersection di antara dua edge.
16
No. Bagian Fungsi
12. Replicate berfungsi untuk memindahkan model dari satu tempat ke
tempat lain.
13. Duplicate berfungsi untuk menggandakan model yang dibuat
14. Offset Berfungsi untuk membuat model yang lebih besar ataupun
lebih kecil dari model sebelumnya pada posisi yang sama
15. Spline Edit berfungsi untuk memodifikasi splines yang fleksibel
17
2.1.6.4. Constraints Toolbox
18
2.1.6.5. Settings Toolbox
Pada bagian Display View terdapat beberapa bagian sub menu yaitu sketch
details, edge details, dan dimension details.
2.2 Meshing
19
bagian dari model yang bersangkutan. Proses meshing dilakukan dengan cara
membuat bagian pada sebuah model menjadi bagian yang lebih kecil. Semakin
kecil bagian pada sebuah model hasil proses meshing akan meningkatkan
ketelitian dan keakuratan pada analisis suatu model ke depannya. Langkah-
langkah yang dilakukan untuk membuka meshing tersebut yaitu
Pastikan terlebih dahulu apabila proses pembuatan geometri pada
Design Modeler (DM) telah selesai. Ini dapat dibuktikan dengan
tanda centang pada bagian Geometry.
Pilih Mesh pada sub-bagian Fluid Flow (Fluent)
Klik kanan kursor pada bagian Mesh > Edit
Kemudian muncul lembar kerja meshing yang digunakan
Pada meshing memiliki tools yang mampu difungsikan sebagai alat untuk
membantu proses mesh pada model yang dibuat. Bagian-bagian tersebut antara
lain
Named SelectionsToolbar
Main Menu
Standard Toolbar Context Toolbar
Tree Outline
Geometry Window
Tree Filter
20
No. Bagian Fungsi
1. Main Menu Menu ini terdiri dari menu dasar seperti file, edit, view,
units, tools,dan help
2. Standard Toolbar Toolbar ini terdiri dari komponen perintah yang selalu
digunakan untuk proses meshing
3. Graphics Toolbar Toolbar ini terdiri dari perintah yang mengatur mode
pointer atau penyebab sebuah aksi yang terdapat di graphics
browser
4. Context Options Toolbar Toolbar ini terdiri dari perintah task-specific yang berubah
tergantung pada perintah yang terdapat di Tree Outline
5. Unit Conversion Toolbar Toolbar ini berfungsi untuk mengubah satuan untuk variasi
material yang digunakan
6. Named Selections Tolbar Toolbar ini mengandung opsi untuk mengatur Named
Selection yang sama dengan bagaimana ”mereka” mengatur
pada Mechanical Application
7. Edge Graphics Opyions Toolbar ini menyediakan akses cepat ke tools yang akan
Toolbar meningkatkan abilitas anda untuk membedakan hubungan
edge dan mesh pada sebuah permukaan model
8. Tree Outline Sisi keluaran yang terlihat pada saat proses pengerjaan
meshing suatu model. Lokasinya berada di outline yang di
set berhubungan dengan kontrol yang lain.
9. Details View Details View berhubungan dengan Outline selection. Details
View merupakan sebuah tampilan secara detail window
yang terdapat pada bagian panel di bawah dimana
mengandung secara detail model pada Outline
10. Geometry Window Menampilkan dan memanipulasi tampilan yang menjelaskan
sebuah model yang terpilih pada Outline. Tampilan window
yang dimungkinkan untuk ditampilkan yaitu
3D Geometry
2D / 3D Graph
Spreadsheet
HTML Pages
Scale ruler
Triad Control
Legend
Catatan :
Geometry window yang kemudian termasuk
splitter bars untuk saling berbagi tampilan
11. Reference Help Membuka object reference help untuk merangkum hasil
pekerjaan pada sebuah model. Bagian ini akan
menginformasikan bagian tools yang membantu project
yang sedang dikerjakan
12. Tabs Dokumen tabs yang terlihat pada sisi sebelah kanan bawah
window
13. Status Bar Memberikan penjelasan secara detail terhadap status project
model yang sedang dikerjakan.
14. Splitter Bar Window mengaplikasikan splitter bars mencapai lebih dari
3 buah
21
Bagian-bagian dari tools meshing tersebut akan dijelaskan secara terperinci pada
bagian berikut ini
Bagian main menu terdapat tools yang terdiri dari file, edit, view, units, tools,
dan help.
22
seperti dengan Shaded Exterior dan Wireframe.
3. Wireframe Menampilkan model pada Geometry Window dengan
sebuah wireframe display. Opsi ini sama seperti dengan
Shaded Exterior and Edges dan Shaded exterior
Opsi wireframe tidak hanya diaplikasikan ke geometry,
mesh atau named selection displayed sebagai sebuah
mesh. Tetapi berlaku juga pada probes, results, dan
variabel masukan yang lebih mudah dipahami.
Ketika View > Wireframe diatur, hanya bagian
exterior faces sebuah model meshing yang ditampilkan,
sedangkan interior faces tidak
23
lain named selection toolbar, unit conversion toolbar,
graphics option toolbar, edge graphics options
toolbar, tree filter toolbar, joint configure toolbar
18. Windows Messages :Menampilkan Message Window
Mechanical Wizard : Menampilkan wizard
pada sebelah kanan jendela yang mempercepat
Anda menyelesaikan tugas yang dipesan
untuk di analisis
Graphics Annotations : Menampilkan
Annotations Window
Section Planes : Menampilkan Section
Planes Window
Selection Information : Menampilkan
Selection Information Window
Manage Views : Menampilkan Manage
Views Window
Tags : Menampilkan Tags Window
Reset Layout : Mengembalikan layout
window kembali dalam kondisi semula
24
Anda untuk memasukkan / mengeluarkan bagian ketiga
add-ins yang secara spesifik di desain untuk integrasi
dengan lingkungan kerja Workbench
5. Options........ Memungkinkan Anda untuk merubah aplikasi dan
mengatur kondisi dari dungsi aplikasi mechanical
6. Variable Manager Memungkinkan Anda memasukkan variabel aplikasi
7. Run Macro...... Membuka sebuah kotak dialog untuk lokasi sebuah script
(.vbs , .js) file.
25
8. New Simplorer Pin Berfungsi untuk analisis Rigid Dynamics,
Simplorer Pins adalah digunakan untuk
mendefinisikan titik interface antara model
Simplorer dan menggabungkannya dengan
model Rigid Dynamics
9. New Comment Menambahkan sebuah komentar dengan
adanya penambahan bagian pada tree
outline
26
Lasso Select
Lasso Volume Select
Opsi ini juga digunakan untuk penghubung dengan selection
filters.
12. Pan Memindahkan tampilan model sesuai dengan arah kursor mouse
13. Zoom Menampilkan tampilan sebuah model lebih dekat secara penuh
14. Box Zoom Menampilkan tampilan sebuah bagian dari model yang telah
ditentukan lebih dekat.
20. Look At Memusatkan tampilan pada face atau plane yang dipilih
23. Tags Menampilkan jendela tags dimana dapat menandai sebuah objek
pada tree outline dengan label pengertian, yang kemudian dapat
digunakan untuk memfilterisasi tree outline.
24. Menggabungkan tampilan graphics ke dalam 4 tampilan
Viewports
simulasi
27
25. Toggle Show Vertices Menyediakan tombol show vertices yang berfungsi untuk
On or Off menampilkan model keseluruhan secara vertikal
26. Wireframe Mode On or Menampilkan exterior faces sebuah model meshing yang bukan
Off berupa interior elements dari model meshing tersebut
27. Show Mesh Menyediakan tombol show mesh yang digunakan pada sebuah
model meshing tanpa memperhatikan objek yang terpilih pada
tree outline.
28. Show All Coordinate Menyediakan tombol show all coordinate systems yang akan
Systems menampilkan sistem koordinat berhubungan dengan model
yang dibuat
29. Random Colors Berfungsi untuk menampilan warna yang menandakan sebagai
bentuk dari muatan, support, named selection atau contact
terhadap model yang dibuat.
30. Annotation Preferences Menampilkan kotak dialog annotation preferences, yang mana
bisa digunakan untuk menentukan tampilan catatan yang akan
digunakan
31. Ply Fiber Direction Berfungsi untuk menampilkan sebuah arah vektor layer untuk
sebuah model ply’s dengan arah sumbu-x (dengan tanda
berwarna merah)
32. Ply Transverse Direction Berfungsi untuk menampilkan sebuah arah vektor layer untuk
sebuah model ply’s dengan arah sumbu-y (dengan tanda
berwarna hijau)
33. Element Normal Berfungsi untuk menampilkan sebuah arah vektor layer untuk
Direction sebuah model ply’s dengan arah sumbu-z (dengan tanda
berwarna biru)
28
Toolbar ini berisikan sub menu- sub menu antara lain
29
2.2.6. Explode View Options Toolbar
Toolbar Explode View Options adalah sebuah jendela toolbar perintah grafik
yang digunakan untuk membuat jarak bayangan diantara bagian geometry model
dengan tujuan untuk divisualisasi.
Konteks toolbar Joint Configure Toolbar memiliki beberapa settings dan fungsi
seperti :
Tombol Configure, Set dan Revert dan ∆ = Field : Konfigurasi grafik dengan
posisi awal yang digabungkan
Tombol Assemble : untuk penggabungan, dan menampilkan assembly model,
menemukan bagian konfigurasi tertutup yang bergabung secara penuh.
Toolbar ini hanya akan ditampilkan ketika pemakai memilih joint selected.
30
Boundary Conditions
Connections
Commands
4. State Berisi seluruh perintah-perintah yang dapat digunakan untuk
, memfilterisasi suatu kondisi yang terpilih, yaitu
All states
Suppressed
Not Licensed
5. Coordinate System Berisikan keseluruhan perintah-perintah mengenai sistem
koordinat pada tree outline
6. Model Berisikan keseluruhan model (external model, mechanical
model, dan lain-lain) yang dibuat dalam bentuk sebuah
assembly
7. Graphics Sebuah opsi dasar, yang keseluruhannya ditampilkan pada
tree objects.
2.3 Fluent
FLUENT adalah salah satu jenis program CFD yang menggunakan metode
volume hingga. FLUENT menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga
dapat menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh (grid) yang tidak terstruktur
sekalipun dengan cara yang relatif mudah.
FLUENT ditulis dalam bahasa C, sehingga memiliki struktur data yang efisien
dan lebih fleksibel. Semua fungsi yang dibutuhkan untuk menghitung suatu solusi
31
dan menampilkan hasilnya dapat diakses pada FLUENT melalui menu yang interaktif.
Setelah merencanakan analisis CFD pada model, langkah-langkah umum penyelesaian
analisis CFD pada FLUENT sebagai berikut :
32
Mesh yang terdapat pada geometri juga ikut berubah ukuran apabila
digunakan perintah scale. Besaran yang lain seperti kecepatan, tekanan, luas
area, dan lain-lain juga dapat diubah satuannya, dengan menggunakan perintah
: Define Unit. Default satuan pada FLUENT menggunakan satuan Standard
Internasional (SI).
2.3.2. Memilih Solver
Pada saat membuka FLUENT terdapat pilihan untuk menggunakan
solver 2D atau 3D dengan keakuratan tunggal atau keakuratan ganda (single
precision / double percision). Secara umum, solver single precision cukup
akurat untuk digunakan pada berbagai kasus, tetapi untuk beberapa kasus
tertentu akan lebih baik menggunakan solver double precision.
33
2.3.5. Menentukan Model dan Persamaan Dasar
34
C.1. Model Spalart-Allmaras
Model k-omega memiliki dua varian yaitu model k-omega standar, dan
model k-omega SST. Model k-omega standar digunakan untuk
menghitung efek aliran pada bilangan Reynolds rendah,
kompresibilitas dan penyebaran aliran geser (shear flow). Model k-
omega SST merupakan model hasil pencampuran antara model k-
omega standar dengan model k-epsilon yang digunakan pada aliran
35
free stream flow, dan digunakan untuk menghitung transport dari
tegangan geser turbulen dengan memodifikasi viskositas turbulen.
36
FLUENT untuk pemodelan fasa diskrit dengan memperhitungkan
perpindahan panas dari / ke fasa diskrit menyediakan beberapa pilihan yaitu
A. Tekanan (pressure)
Tekanan operasi merupakan parameter yang penting untuk aliran yang
menggunakan hukum gas ideal, karena tekanan operasi tersebut akan
menentukan massa jenis fluida, dan nilai tekanan rata-rata pada seluruh
aliran. Tekanan operasi juga penting untuk aliran kompresibel dengan
bilangan Mach yang rendah. Berikut rekomendasi untuk tekanan operasi
yang digunakan yaitu
37
Tabel 1 Rekomendasi untuk Tekanan Operasi
Perhitungan Massa Bilangan Mach (M) Tekanan Operasi
Jenis
Hukum Gas Ideal M > 0,1 0 atau tekanan rata-
rata
Hukum Gas Ideal M 0,1 Tekanan rata-rata
Fungsi Profil Inkompresibel Tidak digunakan
Temperatur
Konstan Inkompresibel Tidak digunakan
Hukum Gas Ideal Inkompresibel Tekanan rata-rata
untuk Inkompresibel
B. Gravitasi (gravity)
Gaya gravitasi apabila ingin dimasukkan ke dalam perhitungan, maka
harus dimasukkan nilai percepatan gravitasi dan arahnya. Pada pilihan
gravitasi juga berisi input model Boussinesq yang akan muncul jika
persamaan energi diaktifkan, dan massa jenis operasi jika fluida yang
digunakan kompresibel atau pada aliran multifasa.
6. Menentukan Sifat Material
Sifat material didefinisikan di panel material dengan perintah Define
Material. Sifat material tersebut dapat ditentukan nilainya secara konstan,
tergantung temperatur (temperature-dependent) berdasarkan polynomial,
piecewise-linear, fungsi piecewise-polynomial, atau teori kinetik (kinetic
theory).
Prosedur untuk mengubah sifat material sebagai berikut :
Pilih tipe material (fluid atau solid) pada daftar Material Type.
Pilih material yang akan diubah sifatnya pada daftar Fluid
Materials atau Solid Materials
Ubah nilai sifat material yang diinginkan
Klik tombol Change/Create untuk mengubah sifat material yang
dipilih
38
kondisi batas (boundary condition). Penentuan kondisi batas melibatkan
beberapa hal, yaitu
Mengidentifikasi lokasi kondisi batas, misalnya : sisi masuk, sisi
keluar, dinding, dan lain-lain
Memasukkan informasi / data pada batas yang telah ditentukan
Kondisi batas yang tersedia pada FLUENT sebagai berikut
Umum : pressure inlet, pressure outlet
Aliran inkompresibel : velocity inlet, outflow
Aliran kompresibel : mass flow inlet, pressure far-field
Spesial : inlet vent, outlet vent, intake fan, exhaust fan
Sisi ganda (double sided) : fan, interior, porous jump, radiator
Lain-lain : wall, symmetry, periodic, axis
39
Model RSM : k and epsilon pada daftar Turbulence Specification
Method, kemudian masukkan nilai turb.kinetic energy dan
spec.dissipation rate. Selanjutnya pilih metode pada Reynold-
Stress Specification Method
Apabila besaran turbulen nya seragam, maka kondisi yang ditentukan yaitu
Intensitas turbulensi [I]
Instensi turbulensi sebesar 1 % dikaterogikan rendah, dan sebesar
10 % dikategorikan tinggi untuk aliran internal yang bergantung
pada keadaan aliran sebelum sisi masuk berupa aliran belum
berkembang penuh (under-developed), dan aliran berkembang
penuh (fully-developed). Menghitung intensitas turbulensi aliran
berkembang penuh mengikuti rumus :
Hubungan viskositas
turbulensi model Spalart-
Allmaras dengan
intensitas turbulensi I dan
skala panjang l
Hubungan Energi kinetik
turbulen k dan intensitas
turbulen I
Hubungan antara skala
panjang l dan epsilon
Hubungan skala panjang l
dan rasio viskositas
turbulen
Hubungan antara omega
dan skala panjang l
Hubungan antara omega
dan rasio viskositas
turbulen
40
Semua besaran turbulen yang dibahas hanya akan muncul jika
memilih model viskos turbulen. Apabila yang dipilih merupakan
model inviscid atau laminar, maka besaran tersebut tidak akan
muncul.
B. Mass Flow Inlet
Kondisi batas ini akan memasukkan data parameter laju aliran massa atau
fluks massa, temperatur fluida (apabila mengaktifkan persamaan energi),
tekanan gauge pada sisi masuk, arah aliran, dan besaran turbulensi. Metode
spesifikasi arah aliran dan turbulensi sama dengan kondisi batas velocity
inlet.
C. Pressure Inlet
Pada kondisi batas ini dimasukkan data tekanan total (absolut) yang
merupakan penjumlahan tekanan operasi dan tekanan gauge, temperatur
statik pada aliran inkompresibel, arah aliran dan besaran turbulensi yang
spesifikasinya sama dengan kondisi batas velocity inlet.
D. Pressure Outlet
Kondisi batas ini digunakan pada sisi keluar fluida dan data tekanan pada
sisi keluar diketahui atau minimal dapat diperkirakan mendekati
sebenarnya. Kondisi batas ini memasukkan nilai tekanan statik, temperatur
aliran balik (backflow), dan besaran turbulen aliran balik.
E. Outflow
Kondisi batas ini digunakan apabila data aliran pada sisi keluar tidak
diketahui sama sekali. Data pada sisi keluar diekstrapolasi dari data yang
ada pada aliran sebelum mencapai sisi keluar. Keterbatasan kondisi batas
outflow antara lain
Hanya dipakai pada aliran berkembang penuh (fully-developed) di
sisi keluar
Hanya dipakai pada aliran inkompresibel
Tidak dapat digunakan bersamaan dengan pressure inlet, dan
harus ada data parameter velocity inlet pada sisi masuk
Tidak digunakan untuk aliran transien dan massa jenis yang tidak
konstan sepanjang aliran
Tidak dapat digunakan untuk kasus yang mengalami aliran balik
pada sisi keluarnya
Nilai Flow Rate Weighting (FRW) hanya digunakan apabila sisi keluar
aliran lebih dari satu saluran, dan jumlah nilai FRW maksimal bernilai 1.
F. Pressure Far-Field
Kondisi batas ini digunakan untuk memodelkan aliran kompresibel free-
stream yang mempunyai dimensi yang sangat panjang. Kondisi batas ini
ditempatkan di bagian sisi keluar. Besaran yang dimasukkan adalah tekanan
gauge, bilangan Mach, temperatur aliran (jika melibatkan
temperatur/energi), arah aliran dan besaran turbulensi pada sisi keluar.
G. Inlet Vent dan Outlet Vent
Kondisi batas ini digunakan untuk model saluran masuk / keluar aliran
dimana terdapat peralatan ventilasi di sisi luar saluran masuk / keluar yang
dapat menimbulkan kerugian tekanan pada aliran. Data yang dimasukkan
pada kondisi batas ini sama dengan kondisi batas pressure inlet / pressure
outlet dan ada tambahan data kerugian tekanan. Nilai kerugian tekanan
dapat dihitung dengan persamaan
41
Keterangan : kL : koefisien kerugian tekanan (loss coeficient)
V : besar kecepatan aliran
H. Intake Van dan Exhaust Van
Kondisi batas ini digunakan untuk model saluran masuk / keluar aliran
dimana terdapat fan / blower di sisi luar saluran masuk / keluar untuk
menghembus / menghisap fluida di dalam saluran. Data parameter yang
dimasukkan sama dengan data pada kondisi batas pressure inlet / pressure
outlet dan adanya tambahan data kenaikan tekanan setelah melewati fan /
blower (pressure-jump).
I. Dinding (Wall)
Kondisi batas ini digunakan sebagai dinding untuk aliran fluida dalam
saluran atau dapat disebut sebagai dinding saluran. Kondisi batas ini juga
digunakan sebagai pembatas antara daerah fluida (cair dan gas) dan padatan.
Apabila persamaan energi diaktifkan, maka pada dinding terdapat beberapa
tipe fungsi kondisi termal antara lain heat flux, temperatur, konveksi dan
radiasi dapat digunakan. Kekasaran permukaan dinding dapat ditentukan
apabila menggunakan model viskos turbulen. Dinding juga dapat dibuat
bergerak secara translasi atau berputar dengan menentukan kecepata putar
atau translasi dinding. Kondisi dinding berputar dapat digunakan pada kasus
pompa, turbin, atau kasus lain dengan metode moving reference frame.
J. Symmetry dan Axis
Kedua kondisi batas ini digunakan untuk mengurangi daya komputasi yang
dibutuhkan pada suatu kasus. Tidak ada inputan data yang dimasukkan pada
kondisi batas ini. Kondisi batas ini digunakan pada model geometri dan pola
aliran kasus yang bersangkutan simetris, dan digunakan juga pada model
dinding tanpa gesekan pada aliran viskos.
K. Periodic
Kondisi batas periodik juga digunakan untuk mengurangi daya komputasi
pada kasus tertentu. Kondisi batas ini hanya dapat digunakan pada kasus
yang mempunyai medan aliran dan geometri yang periodik, baik secara
translasi atau rotasi.
L. Cell Zone : Fluid
Kondisi ini digunakan pada kontinum model yang didefinisikan sebagai
fluida, dan data yang harus dimasukkan hanya berupa material fluida. Dapat
didefinisikan sebagai media berpori, penentuan sumbu putar untuk kasus
aliran periodik secara rotational, dan dapat didefinisikan sebagai zona yang
bergerak.
M.C ell Zone : Solid
Kondisi ini digunakan pada kontinum model yang didefinisikan sebagai
padatan, dan data yang harus dimasukkan hanya berupa material solid.
Dapat didefinisikan sebagai heat generation rate pada kontinum solid
(opsional), penentuan sumbu putar untuk kasus aliran periodik secara
rotational, dan dapat didefinisikan sebagai zona yang bergerak.
42
N. Porous Media
Porous zone merupakan pemodelan khusus dari zona fluida selain padatan
dan fluida. Digunakan untuk memodelkan aliran yang melewati media
berpori dan tahanan yang terdistribusi, misalnya packed beds, filter papers,
perforated plates, flow distributors, dan tube banks.
O. Kondisi Batas Internal
Kondisi batas internal yang termasuk antara lain fan, radiator, porous
jump¸dan interior. Kondisi batas ini digunakan untuk bidang yang berada di
tengah medan aliran dan tidak mempunyai ketebalan. Sedangkan khusus
untuk kondisi batas interior digunakan untuk bidang yang kedua sisinya
dilewati oleh fluida.
8. Menentukan Parameter Kontrol Solusi
Parameter kontrol solusi (solution control) dapat diakses melalui perintah
Solve Controls Solution. Pada menu Solution Control, terdapat 2
parameter yang harus ditentukan, yaitu faktor under-relaxationi, diskritisasi
(discretization).
A. Faktor Under-Relaxation
Faktor under-relaxation (α) merupakan faktor untuk menstabilkan proses
iterasi pada solver segreated, sedangkan pada solver coupled, faktor under-
relaxation hanya digunakan pada persamaan di luar set persamaan yang di-
coupled. Faktor ini akan mempengaruhi kekonvergensian iterasi suatu
model kasus. Faktor ini dapat diubah saat proses iterasi berlangsung dengan
cara sebagai berikut
Hentikan iterasi dengan cara klik tombol Cancel pada panel
Iterate
Ubah faktor under-relaxation
Klik tombol Apply pada panel Iterate kemudian klik tombol
Iterate untuk melakukan iterasi kembali
B. Diskritisasi (Metode Interpolasi)
FLUENT hanya menghitung pada titik-titik simpul mesh geometri, sehingga
pada bagian di antara titik simpul tersebut harus dilakukan interpolasi untuk
mendapatkan nilai yang kontinyu pada seluruh domain. Terdapat beberapa
skema interpolasi yaitu
First-Order Upwind Scheme
Skema interpolasi dengan ketelitian orde satu yang paling ringan
dan paling cepat konvergen
Power Law Scheme
Lebih akurat daripada first-order upwind scheme ketika bilangan
Reynolds pada aliran < 5 (untuk aliran yang sangat lambat)
Second-Order Upwind Scheme
Menggunakan persamaan yang lebih teliti pada orde 2, digunakan
pada mesh tri/tet dimana arah aliran tidak sejajar dengan mesh.
Lebih lamabt untuk mencapai konvergen
Qudratic Upwind Interpolation (QUICK)
Diaplikasikan untuk mesh quad/hex dan hybrid. Ketelitiannya
mencapai orde 3 pada ukuran mesh yang seragam.
Untuk tekanan, terdapat skema interpolasi yang berbeda yaitu
Standard
Merupakan skema standar, tidak terlalu akurat untuk aliran dengan
gradien tekanan yang besar di dekat batas
43
Linear
Digunakan ketika skema yang lain menemui kesulitan untuk
mencapai konvergen
Second-order
Digunakan untuk aliran kompresibel, tetapi tidak dapat digunakan
untuk media berpori, porous jump, fan, radiator, dan model
multifasa
Body Force Weighted
Digunakan ketika gaya badan (body forces) tingi, misalnya pada
kasus konveksi bebas dengan bilangan Raleigh yang besar, aliran
dnegan pusaran yang tinggi, dan lain-lain
PRESTO!
Digunakan untuk aliran dengan pusaran yang tinggi, aliran yang
melibatkan media berpori, aliran dalam saluran tertutup
Selain faktor under-relaxation dan diskritisasi, yang harus ditentukan pada
parameter kontrol solusi adalah Pressure-Velocity Coupling mengenai cara
kontinuitas massa dihitung apabila menggunakan solver segregated.
Terdapat 3 metode untuk Pressure-Velocity Coupling, yaitu
SIMPLE : skema default, kasar (robust)
SIMPLEC : dapat memepercepat konvergensi untuk kasus
sederhana seperti aliran laminar dengan bentuk geometri tidak
terlalu kompleks
PISO : berguna untuk aliran transien atau kasus dengan mesh yang
mengandung skewness yang tinggi
9. Inisialisasi (Initialize) Medan Aliran
Proses iterasi memerlukan initialisasi (tebakan awal) sebelum memulai
perhitungan. Proses inisialisasi dapat diakses melalui perintah Solve
Initialize Initialize......
Pada panel inisialisasi, hanya menentukan tebakan awal perhitungan kondisi
batas dimana (compute from), apakah dari sisi masuk, keluar, semua zona, dan
lain-lain. Setelah itu klik tombol Init kemudian Close.
10. Melakukan Perhitungan / Iterasi
Sebelum melakukan perhitungan, harus ditentukan kriteria konvergensi kasus
yang dihitung melalui Solve Monitors Residual......
Pada kolom Convergence Criterion menentukan kesalahan / perbedaan antara
tebakan awal dan hasil akhir dari iterasi yang dilakukan oleh FLUENT pada
masing-masing persamaan yang digunakan di kasus tersebut. Pada panel
residual monitor ada pilihan Plot pada kolom Options untuk memonitor
kesalahan selama proses iterasi, dapat juga memonitor gaya pada setiap proses
iterasi dengan perintah Solve Monitors Force....
Setelah itu, dapat memulai proses iterasi dengan perintah Solve Iterate....
Pada panel iterate harus menentukan jumlah iterasi yang diisi pada kolom
Number of Iterations. FLUENT akan berhenti melakukan iterasi jika
mencapai konvergen, tapi apabila belum mencapai konvergensi sampai batas
jumlah iterasi yang ditentukan, maka dapat ditambahkan lagi jumlah iterasi
tersebut pada kolom yang bersangkutan kemudian klik Apply Iterate
11. Menyimpan Hasil Iterasi
Setelah melakukan iterasi dan diperoleh hasil yang konvergen, hasil iterasi
tersebut dapat disimpan melalui beberapa perintah yaitu
File Write Case...
44
File Write Data...
File Write Case & Data...
Pada perintah Case yang disimpan hanya semua setting yang telah digunakan
pada FLUENT untuk suatu kasus, sedangkan perintah Data yang disimpan
berupa hasil akhir iterasi saja, semua setting pada FLUENT tidak disimpan.
12. Post Processing
Untuk menampilkan hasil iterasi dapat menggunakan perintah
Display Contour (untuk melihat kontur tekanan, suhu, dan
sebagainya)
Display Vector (untuk melihat vektor kecepatan pada aliran)
Display Pathline (untuk melihat lintasan aliran fluida)
Display Particle track (untuk melihat lintasan partikel pada
model fasa diskrit)
Tampilan ini dapat disimpan dalam format gambar standar (misal *.bmp,
*.jpg) dengan menggunakan perintah File Hardcopy...
Selain itu, dapat juga diketahui berbagai besaran hasil iterasi dengan
perintah
Report Fluxes
Report Forces
Report Surface Integrals
dan lain-lain
45
3. TUTORIAL ALIRAN UDARA PADA PIPA 2D
Suatu fluida akan masuk melalui pipa kecil dan akan keluar melalui pipa besar.
Gambar 4 memperlihatkan data ukuran dimensi pipa dan data parameter yang
mempengaruhinya. Pada kasus ini, dimisalkan Anda ingin melihat kondisi kecepatan
aliran dan temperatur fluida pada bagian sisi keluaran pipa.
V = 10 m/s
P = 1 atm
T = 300C
T = 850C
23cm
4cm
6 cm
15 cm
Gambar 11 Kondisi aliran fluida yang melewati pipa
46
3. Fluid Flow (FLUENT) ini memiliki bagan antara lain Geometry, Mesh,
Setup, Solution, dan Result. Anda Klik sebelah kiri bagian Geometry > New
Geometry.
4. Anda akan masuk ke bagian software Design Modeler (DM). Pertama anda
akan melihat kotak satuan unit, pada kasus ini Anda akan menggunakan satuan
unit panjang Centimeter (Cm), kemudian Anda pilih satuan Centimeter >
OK.
47
8. Kembali ke bagian Modeling. Di bagian XY Plane sudah muncul tulisan
Sketch 1. Pilih tool Concept > Surface from sketch. Muncul kotak dialog
Details View, Pilih Base Objects > Klik Sketch 1 (XY Plane) > Apply >
Generate.
9. Bagian Geometry akan terlihat tanda contreng. Ini berarti, proses Geometry
dinyatakan telah Selesai. Langkah selanjutnya Anda Klik Mesh. Pada bagian
Mesh, kemudian Klik kanan, dan pilih Edit.
48
Meshing Desain Model
10. Pada bagian awal Mesh akan tampak geometri bangunan yang Anda buat
sebelumnya.
11. Proses meshing gambar Anda Klik tombol Mesh > Detail of Mesh > Sizing
> Smoothing > Medium > Generate Mesh > Update.
12. Tampakkan kondisi gambar geometri dengan tampak bagian depan. Arahkan
kursor ke bidang kerja kemudian Klik kanan > View > Front
49
13. Kemudian Anda ubah tombol (Face) menjadi (Edge) pada menu
toolbar. Pilih garis depan gambar tersebut, Klik kanan > Create Named
Selection > Velocity_inlet1 > OK > Generate mesh > Update.
14. Kemudian untuk garis di belakang. Pilih garis belakang gambar tersebut, Klik
kanan > Create Named Selection > Pressure_outlet > OK > Generate
mesh > Update.
15. Bagian Mesh akan terlihat tanda contreng. Ini berarti, proses Meshing
dinyatakan telah Selesai.
50
Menganalisis Desain Model
16. Anda Klik Setup. Pada bagian Setup, kemudian Klik kanan, dan pilih Edit
untuk tahapan selanjutnya.
17. Anda akan masuk ke dalam kotak dialog Fluent Launcer kemudian Anda
Klik OK.
18. Lembar kerja Fluent akan terbuka dengan gambar geometri pipa yang telah
dibuat dan di meshing serta adanya kondisi batas pada pipa tersebut.
19. Pada kotak dialog General (Mesh) Klik Scale > View Length Unit in
(dalam satuan cm) > Close
20. Pada kotak dialog General (Mesh) Klik Check.
21. Mengubah satuan (unit) dari temperatur : Units … > akan muncul panel Set
Units :
Pada kolom Quantities carilah temperatur (gunakan scrool kemudian
setelah terlihat, klik agar aktif)
51
Pada kolom Units klik C (ini akan mengubah Kelvin menjadi Celcius)
Lakukan hal yang serupa untuk Pressure, yaitu mengganti Pa menjadi
atm.
Klik Close.
23. Mengaktifkan model standard k-ɛ : Models > Viscous (muncul kotak panel)
> klik pada k-epsilon (2 eqn) > OK untuk menggunakan nilai-nilai default-
nya.
24. Mendefinisikan material dengan memilih Materials > Create/Edit > akan
muncul panel Create/Edit Materials > Name Air > Change/Create > Close.
52
25. Pilih bagian Boundary Conditions > Pressure_outlet > Edit
• Pada kotak Gauge Pressure masukan angka 1 atm
• Pada kotak Temperature masukan angka 850C
• Pada kotak Specification Method pilih Intensity and Hydraulic Diameter
• Klik OK
27. Pilih bagian Solutions Methods > Default (untuk menggunakan nilai-nilai
default-nya)
53
28. Pilih bagian Solution Controls > Default (untuk menggunakan nilai-nilai
default-nya)
29. Pilih bagian Monitors > Residuals …. > akan muncul panel Residual
Monitors :
Di bawah Options, aktifkan tombol radio Plot ( dengan cara
mengkliknya)
Klik OK
30. Menginisiasi iterasi Klik Solution Initialization akan muncul panel Solution
Initialization :
Pada Compute From, pilih velocity_inlet1
Klik Initialize (untuk menggunakan nilai-nilai default-nya)
54
31. Pilih bagian Calculation Activities > Solution Animations > Create/Edit
akan muncul panel Solution Animation :
• Isikan Animation Sequences dengan nilai 2, sehingga kotak Active
Name byang aktif menjadi 2 buah kotak
• Isikan kotak Active Name pertama dengan velocity > define
• Ganti Window menjadi 2 > Set
• Pilih Display Type nya Contour, akan muncul kotak panel Contour
• Pada panel Contour, ganti isi kotak Contour of dengan velocity >
checklist Fillet > Display > Close
• Klik OK pada Animation Sequence
• Isikan kotak Active Name kedua dengan temperature > define,
langkah sama dengan langkah pengaktifan velocity (Langkah I s/d vi)
hanya berbeda pada Window, dimana Window menjadi 3 > Set
• Klik OK pada Solution Animations
32. Pilih bagian Run Calculation akan muncul panel Run Calculation :
• Pada kotak Number of Iterations isikan angka 100
• Klik Calculate
55
33. Perhitungan iterasi akan berhenti dengan sendirinya apabila grafik telah
mencapai kondisi Convergen. Hasil dari simulasi ini, dapat dilihat pada
bagian Results.
34. Proses simulasi kasus aliran fluida pipa ini Selesai dengan tanda checklist di
bagian Setup, Solution, dan Results.
56
4. TUTORIAL REAKSI PEMBAKARAN GAS ETANA DAN
PROPANA
Pada bagian pertama, kita mensimulasikan proses pembakaran campuran gas
etana (C2H6) dan propane (C3H8) dengan reaksi kimia sebagai berikut:
bb = 0.0001 kg/s
C2H6 30%, C3H8 70%
57
3. Fluid Flow (FLUENT) ini memiliki bagan antara lain Geometry, Mesh,
Setup, Solution, dan Result. Anda Klik sebelah kiri bagian Geometry > New
Geometry.
58
4. Anda akan masuk ke bagian software Design Modeler (DM). Pertama anda
akan melihat kotak satuan unit, pada kasus ini Anda akan menggunakan satuan
unit panjang Centimeter (Cm), kemudian Anda pilih satuan Centimeter >
OK.
59
9. Bagian Geometry terlihat tanda contreng. Ini berarti, proses Geometry
dinyatakan telah Selesai.
10. Anda Klik Mesh. Pada bagian Mesh, kemudian Klik kanan, dan pilih Edit
untuk tahapan selanjutnya.
11. Pada bagian awal Mesh tampak geometri bangunan yang Anda buat
sebelumnya.
60
12. Proses meshing gambar Anda Klik tombol Mesh > Detail of Mesh > Sizing
> Smoothing > Medium > Generate Mesh > Update.
13. Tampakkan kondisi gambar geometri dengan tampak bagian depan. Arahkan
kursor ke bidang kerja kemudian Klik kanan > View > Front
14. Kemudian Anda ubah tombol (Face) menjadi (Edge) pada menu
toolbar. Proses pembuatan Kondisi Batas pada gambar geometri pipa diawali
pilih garis depan dan belakang gambar bagian atas tersebut, Klik kanan >
Create Named Selection > Pressure_outlet > OK > Generate mesh >
Update.
61
15. Kemudian untuk garis di bagian depan dan belakang bawah gambar , Klik
kanan > Create Named Selection > Mass_flow_inlet_1 > OK > Generate
mesh > Update.
16. Pada garis di bagian bawah gambar, Klik kanan > Create Named Selection
> Mass_flow_inlet_2 > OK > Generate mesh > Update.
17. Bagian Mesh akan terlihat tanda contreng. Ini berarti, proses Meshing
dinyatakan telah Selesai.
62
Menganalisis Desain Model
18. Anda Klik Setup. Pada bagian Setup, kemudian Klik kanan, dan pilih Edit
untuk tahapan selanjutnya.
19. Anda akan masuk ke dalam kotak dialog Fluent Launcer kemudian Anda
Klik OK.
20. Lembar kerja Fluent akan terbuka dengan gambar geometri pipa yang telah
dibuat dan di meshing serta adanya kondisi batas pada pipa tersebut.
63
21. Pilih menu General. Pilih menu Scale untuk mendefinisikan dimensi yang
digunakan ketika pembuatan geometri. Pilih view length unit in cm dan mesh
was created in cm, lalu klik Scale.
22. Atur percepatan gravitasi dengan mencentang pilihan menu gravity. Masukkan
nilai -9.81 m/s2 pada arah sumbu Y. Atur satuan – satuan yang akan digunakan
dengan mengklik menu Units, lalu pilih temperature C (suhu ditampilkan
dalam satuan derajat Celsius).
23. Pilih menu Models untuk mengatur model – model yang diperhitungkan dalam
simulasi.
24. Aktifkan model Energy dengan mengklik pilihan Energy, lalu centang pilihan
Energy Equation, lalu klik OK.
64
25. Aktifkan model Viscous (turbulensi) dengan mengklik pilihan Viscous, lalu
pilih model k-epsilon, lalu klik OK.
26. Aktifkan model radiasi dengan mengklik pilihan Radiation, lalu pilih model
P1, lalu klik OK.
27. Aktifkan model Species dengan mengklik pilihan Species, lalu pilih model
Species Transport, jenis reaksi Volumetric, jenis Turbulence-Chemistry
Interaction Eddy Dissipation, lalu klik OK.
28. Plih menu Materials, lalu pilih Create/Edit untuk mengatur material dan reaksi
yang digunakan. Setelah pilihan Create/Edit dipilih, akan muncul kotak dialog.
65
29. Pilih menu FLUENT Database, atur Material Type menjadi fluid, lalu pilih
carbon-dioxide (CO2), ethane (C2H6), propane (C3H8), dan water-vapor (H2O),
lalu klik copy, lalu klik close.
30. Atur material yang termasuk dalam campuran gas dengan memilih menu Edit
pada menu Mixture Species. Masukkan gas C2H4, C3H6, CO2, dan H2O dengan
mengklik jenis gas pada daftar Available Material, lalu klik Add, dan keluarkan
material air dari daftar Selected Species dengan mengklik jenis gas pada daftar
Selected Material, lalu klik Remove.
31. Atur reaksi kimia yang terjadi dengan memilih menu Edit pada menu
Reactions. Atur Total Number of Reactions menjadi 2. Atur reaksi 1 menjadi
reaksi pembakaran gas C2H6, lalu ubah ID menjadi 2 untuk mengatur reaksi
yang ke 2. Atur reaksi 2 menjadi reaksi pembakaran gas C3H8, lalu klik OK.
66
32. Tutup kotak dialog Create/Edit Material dengan mengklik close. Tampilan
daftar Materials yang telah diset tampak seperti pada Gambar berikut ini.
33. Plih menu Cell Zone Conditions, lalu pilih fluid, lalu klik Edit. Pastikan
pengaturan menu sudah seperti Gambar berikutnya, lalu klik OK.
34. Pilih menu Boundary Conditions untuk mengatur kondisi batas yang telah
dibuat sebelumnya. Tampilan menu Boundary Condition akan tampak seperti
Gambar. Pilih “inlet-bb” lalu klik Edit. Atur momentum, thermal, dan species
untuk inlet bahan bakar.
67
35. Pilih “inlet-udara” lalu klik Edit. Atur momentum, thermal, dan species untuk
inlet udara.
36. Pilih “outlet” lalu klik Edit. Atur momentum, thermal, dan species untuk
outlet.
37. Pilih menu Solution Initialization, lalu atur Initial Values, kemudian Klik
Initialize. Simpan file dengan memilih menu File Write Case.
38. Pilih menu Run Calcluation, lalu masukkan nilai 1000 pada Number of
Iterations, lalu klik Calculate.
68
69
39. Tampilan plot grafik Residual akan muncul seperti pada Gambar. Jika iterasi
sudah konvergen, maka akan muncul keterangan.
40. Untuk menampilkan kontur suhu yang terjadi, pilih menu Graphic and
Animations pilih Contours. Atur menu Contours lalu klik Display. Hasilnya
adalah seperti pada Gambar.
41. Untuk menampilkan vektor kecepatan yang terjadi, pilih menu Graphic and
Animations, lalu pilih Vectors. Atur menu Vektor, lalu klik Display. Hasilnya
adalah seperti pada Gambar.
70
42. Simulasikan juga kondisi di mana jumlah bahan bakar ditingkatkan menjadi
dua kali lipat. Pilih menu Boundary Conditions inlet-bb Edit. Atur mass
flowrate menjadi dua kali dari nilai awal, lalu klik OK. Ditampilkan juga kontur
suhu dan vector kecepatannya.
43. Simulasikan juga kondisi tipe time simulasi menjadi unsteady atau transient
dengan mengatur tipe time pada menu General menjadi Transient.
44. Pilih menu Calculation Activities, pilih Create/Edit pada menu Solution
Animations. Atur Animations sequence menjadi 1, lalu atur When menjadi
Time-Step, lalu klik Define. Atur Storage Type menjadi In Memory, ubah
nama file sesuai keinginan, lalu atur Window menjadi nomor 2 lalu klik set.
Pilih Contours sebagai Display Type lalu klik Edit. Ubah level menjadi 10 lalu
pilih Temperature pada daftar, lalu klik Display, lalu close, lalu OK.
45. Pilih menu Run Calculation lalu atur time step menjadi 0.1 dan Number of time
Steps menjadi 100, lalu klik Calculate.
46. Untuk menampilkan animasi, pilih menu Graphics and Animations, lalu pilih
Solution Animations Playback.
71
5. TUTORIAL SIMULASI ALIRAN AIR PADA SOLAR
ABSORBER PLATE 3D
Tutorial ini mensimulasikan aliran air yang melewati Solar Absorber
Plate 3D. Geometri Solar Absorber Plate 3D dirancang menggunakan software
Solid Works, yang kemudian disimulasikan dengan kondisi adanya aliran air
yang melewati Solar Absorber Plate menggunakan software ANSYS
WORKBENCH. Sebagai gambaran untuk membantu proses simulasi, berikut
merupakan bentuk geometri dari Solar Absorber Plate yang disajikan pada
Gambar berikut.
Geometri Solar Absorber Plate yang telah dibuat kemudian diimpor menuju
software ANSYS WORKBENCH. Data geometri pada software Solid Works
supaya dapat terbaca di software ANSYS WORKBENCH disimpan dalam bentuk
dua buah format yaitu data dengan nama fluid solid assembly disimpan dalam
format Assembly (*.asm, *.sldasm), dan data dengan nama fluid solid part
disimpan dalam format Part (*.prt, *.sldprt).
Pada tahap awal, berikut merupakan data parameter geometri Solar Absorber
Plate yang digunakan pada software Solid Works yaitu
Cooper Plate
Length :2m
Height : 40 cm
Thickness : 8 mm
Berikut juga kondisi data yang dibutuhkan untuk proses simulasi pada ANSYS
WORKBENCH
72
Inner Fluid is liquid water
Boundary Conditions
Top Surface = Heat Flux 800 W/m2
All other surfaces = free convection (h) = 15
Temperature_inf = 293 K
Fluid inlet = velocity inlet of 0.1 m/s
Fluid outlet = pressure-outlet
Interface = coupled wall
73
5. Setelah proses penyimpanan, kemudian software Solid Works ditutup dan
dibuka software ANSYS WORKBENCH.
9. Setelah melakukan penentuan ukuran kemudian, buka file > import external
geometry file > cari file dengan nama fluid solid part dalam format Part (*.prt,
*.sdlprt) > open
74
10. Pada tree outline terdapat bagian Import1 (file Solid Works) yang
menandakan bahwa file geometri yang dibuat sebelumnya pada Solid Works
dapat terbaca. Kemudian klik Import1 tersebut > klik generate > tunggu
sampai data geometri solid works terbuka
11. Kemudian perbesar gambar tersebut dengan menggunakan tools box zoom
agar terlihat bagian tube dimana air akan mengalir di dalam tube
tersebut.
12. Apabila dilihat pada tree outline maka terdapat bagian geometri yang dibuat
yaitu 1 Part, 2 Bodies Fluid Solid Part Fluid 1, Solid 1 dan Absorber
Plate 1- Solid 1
75
Fluid 1, Solid 1 Absorber Plate 1- Solid 1
13. Pada bagian Fluid Solid Part, ubah kondisi Fluid 1, Solid 1 dari yang berawal
berbentuk solid menjadi fluid. Sedangkan, pada bagian Absorber Plate 1-
Solid 1 tetap berbentuk solid
14. Setelah mengetahui bagian dari solar absorber plate tersebut kemudian klik
generate. Bagian Geometry terlihat tanda contreng. Ini berarti, proses
Geometry dinyatakan telah Selesai.
15. Anda Klik Mesh. Pada bagian Mesh, kemudian Klik kanan, dan pilih Edit
untuk tahapan selanjutnya.
16. Pada bagian awal Mesh tampak geometri bangunan yang Anda buat
sebelumnya.
76
17. Kemudian ditentukan kondisi batas yang digunakan untuk proses simulasi.
18. Setelah bagian depan dari solar absorber tools kemudian bagian belakang
solar absorber tools ditentukan juga kondisi batasnya. Pilih tools
Kemudian Klik bagian belakang solar absorber tools klik kanan dan
pilih create named selection ubah selection name menjadi bottom surface
Ok
77
19. Kemudian akan ditentukan kondisi batas yang terdapat di bagian sisi dalam
tube. Klik bagian Fluid 1, Solid 1 Klik layer bagian kedua sehingga
bagian sisi dalam tube terbuka Klik kanan dan pilih create named
selection ubah selection name menjadi interface Ok
Terbuka
Klik
Untuk melihat bagian dalam tube tersebut pilih fluid 1- solid 1 klik kanan
dan pilih hide body kemudian pilih named selection pilih interface
sehingga akan muncul bagian dalam tube yang telah ter-meshing.
20. Kemudian ditentukan kondisi batas pada fluida yang mengalir pada tube
tersebut. Pilih fluid 1- solid 1 klik kanan dan pilih Show All Bodies klik
Geometry pilih bagian fluid 1- solid 1 pada bidang gambar Klik kanan
dan pilih create named selection ubah selection name menjadi inlet Ok
21. Untuk sisi sebelah lain dari fluida akan ditentukan kondisi batasnya menjadi
outlet. Pilih bagian sisi lain dari fluida yang mengalir pada tube Klik kanan
dan pilih create named selection ubah selection name menjadi outlet
Ok
78
22. Sisi lain dari solar absober plate yang belum ditentukan kondisi batas nya
akan dijadikan sebagai kondisi batas walls. Pilih bagian solar absober plate
yang belum ditentukan kondisi batasnya Klik kanan dan pilih create
named selection ubah selection name menjadi walls Ok
23. Setelah kondisi batas ditentukan, kemudian ditentukan jenis meshing yang
dipakai pada solar absorber plate tersebut. Berikut tata cara penentuan
kondisi meshing tersebut
24. Setelah proses meshing selesai, maka kemudian klik update. Bagian Mesh
terlihat tanda contreng. Ini berarti, proses Meshing dinyatakan telah Selesai
79
Menganalisis Desain Model
25. Anda Klik Setup. Pada bagian Setup, kemudian Klik kanan, dan pilih Edit
untuk tahapan selanjutnya.
26. Anda masuk ke dalam kotak dialog Fluent Launcer kemudian Anda Klik
OK.
27. Lembar kerja Fluent terbuka dengan gambar geometri solar absorber plate
yang telah dibuat dan di-meshing serta adanya kondisi batas pada solar
absorber plate tersebut.
80
28. Setelah terbuka geometri solar absorber plate kemudian, ditentukan definisi
model simulasi yang digunakan. Pilih menu Models untuk mengatur model
– model yang diperhitungkan dalam simulasi.
29. Aktifkan model Energy dengan mengklik pilihan Energy, lalu centang
pilihan Energy Equation, lalu klik OK.
30. Aktifkan model Viscous (Laminar) dengan mengklik pilihan Viscous, lalu
pilih model laminar, lalu klik OK. Dalam hal penentuan model viscous
berdasarkan data boundary conditions yang telah dijelaskan sebelumnya.
31. Plih menu Materials, lalu pilih Create/Edit untuk mengatur material dan
reaksi yang digunakan. Setelah pilihan Create/Edit dipilih, muncul kotak
dialog.
81
32. Pilih menu FLUENT Database, atur Material Type menjadi fluid, lalu pilih
water-liquid (H2O <l>) klik copy klik close.
33. Setelah memilih Material Type nya fluid, lalu pilih Material Type nya solid
lalu pilih cooper (cu) klik copy klik close
34. Tutup kotak dialog Create/Edit Material dengan mengklik change/create lalu
mengklik close. Tampilan daftar Materials yang telah diset tampak seperti
pada Gambar berikut ini.
35. Setelah menentukan material type, kemudian akan ditentukan cell zone
conditions nya. Dimana, pada cell zone conditions, terdapat dua tipe bagian
yaitu fluid-solid-part-absorber-plate 1-solid 1 yang ditentukan jenis
materialnya berupa solid dan menggunakan bahan cooper. Pada bagian fluid-
solid-part-fluid 1-solid 1 yang ditentukan jenis materialnya berupa fluid dan
menggunakan bahan water-liquid (H2O <l>).
a. fluid-solid-part-absorber-plate 1-solid 1
82
b. fluid-solid-part-fluid 1-solid 1
36. Pilih menu Boundary Conditions untuk mengatur kondisi batas yang telah
dibuat sebelumnya. Tampilan menu Boundary Condition tampak seperti
Gambar. Pilih bottom_surface lalu klik Edit. Atur thermal, sesuai dengan
Gambar berikut
38. Kemudian pada bagian interface. Pilih interface lalu klik Edit. Atur
momentum dan thermal, sesuai dengan Gambar berikut
83
39. Kemudian pada bagian outlet. Pilih outlet ubah type-nya menjadi pressure-
outlet lalu klik Edit. Atur momentum, sesuai dengan Gambar berikut
40. Kemudian pada bagian top_surface. Pilih top_surface lalu klik Edit. Atur
momentum sesuai dengan data parameter yang telah dijelaskan sebelumnya,
dan di Gambar berikut
41. Kemudian pada bagian walls. Pilih walls lalu klik Edit. Atur thermal sesuai
dengan data parameter yang telah dijelaskan sebelumnya, dan di Gambar
berikut
42. Pada bagian Solutions, yaitu Solutions Method, Solutions Controls, dan
Monitors bersifat default
84
43. Kemudian akan ditentukan Solution Initialization, dimana akan terjadi proses
perhitungan (compute from) top_surface dengan perubahan x- velocity, y-
velocity dan z-velocity sebesar 0.0005 m/s dan suhu sebesar 300
K. Setelah diatur kemudian Klik Initialize.
44. Pilih menu Run Calcluation, lalu masukkan nilai 300 pada Number of
Iterations, lalu klik Calculate.
45. Tampilan plot grafik Residual muncul seperti pada Gambar. Jika iterasi
sudah konvergen, maka akan muncul keterangan
46. Untuk menampilkan kontur suhu yang terjadi, pilih menu Graphic and
Animations pilih Contours. Atur menu Contours lalu klik Display. Hasilnya
adalah seperti pada Gambar.
85
47. Untuk menampilkan hasil reports berupa data suhu bagian inlet dan outlet.
Pilih menu reports surface integrals Atur menu report type area-
weighted average, field variable : temperature, surface : inlet dan outlet
compute. Hasilnya adalah seperti pada Gambar.
48. Kemudian coba diubah kecepatan yang terjadi di bagian inlet. Pilih inlet
lalu klik Edit. Atur momentum dan thermal, sesuai dengan Gambar berikut
49. Kemudian dilakukan proses initialisasi sesuai dengan langkah ke-43. Klik
initialize klik Ok
50. Lakukan proses run calculation sesuai dengan langkah ke-44, lalu klik
calculate.
51. Tampilan plot grafik Residual muncul seperti pada Gambar. Jika iterasi
sudah konvergen, maka akan muncul keterangan
86
52. Ikuti langkah ke-46
54. Proses simulasi kasus aliran fluida pipa ini Selesai dengan tanda checklist
di bagian Setup, Solution, dan Results.
87
6. TUTORIAL ALIRAN GAS ETHANA (C2H6) PADA NOZZLE-
3D
Pada tutorial ini akan dilakukan proses simulasi gas etana (C2H6) yang akan
ditingkatkan kecepatan alirannya dan suhu nya pada saat gas tersebut melewati nozzle.
1. Buatlah gambar dan extrude nozzle di Pro Engineer seperti gambar di bawah
7. Klik Browse dan cari file nozzle dengan type ACIS File (*.sat).
88
8. Setelah mengimport lalu double klik kiri pada Geometry dan pada Tree Outline
klik Import 1 lalu Generate.
12. Lalu klik Generate Mesh dan Update. (Klik Update setiap melakukan
perubahan apapun).
13. Klik kiri kemudian klik kanan pada bagian atas nozzle dan pilih Create Named
Selection. (diberikan nama dengan velocity_inlet).
89
14. Setelah diberikan nama dan klik Ok maka anda harus melakukan Generate
Mesh dan Update.
15. Lakukan hal yang sama pada bagian bawah nozzle dan beri nama dengan
pressure_outlet.
16. Lakukan hal yang sama pada kulit nozzle dan beri nama dengan wall.
17. Jika sudah maka proses Mesh sudah selesai dan kembali kepada halaman awal
ANSYS Workbench.
18. Kemudian double klik kiri pada Setup dan klik Ok.
19. Lakukan Setup pada bagian General. Klik Scale kemudian ubah View Length
Unit in menjadi mm (sesuai satuan gambar yang dibuat). Kemudian diubah juga
pada Mesh Was Created In menjadi mm (sesuai proses Mesh).
20. Klik Units untuk merubah satuan beberapa parameter. Satuan temperatur
diubah menjadi celcius dan satuan pressure menjadi atm.
21. Lakukan setup pada bagian Models
Ubah energy dari off menjadi on
Ubah Viscous dari laminar menjadi k-epsilon (2eqn).
22. Lakukan setup pada bagian Materials. Double klik kiri pada Fluid. Klik Fluent
Database, pilih ethane (C2H6) lalu klik copy. Material type diubah menjadi solid
lalu pilih copper dan klik copy. Klik close.
23. Lakukan setup pada Boundary Conditions.
Double klik pada pressure_outlet. Isi Gauge Pressure (atm) menjadi 1,
kemudian specification method diubah menjadi Intensity and Hydraulic
Diameter. Isi Bcakflow Turbulent Intensity (%) menjadi 10, dan Backflow
Hydraulic Diameter (mm) menjadi 100. Pada bagian thermal isi dengan suhu
400C. Lalu klik Ok.
Double klik pada velocity_inlet. Isi Velocity Magnitude (m/s) menjadi 60,
kemudian specification method diubah menjadi Intensity and Hydraulic
Diameter. Isi Backflow Turbulent Intensity (%) menjadi 10 dan Backflow
Hydraulic Diameter (mm) menjadi 100. Pada bagian thermal isi dengan suhu
300C. Lalu klik Ok.
90
Double klik pada wall. Klik bagian thermal isi heat flux berdasarkan jenis
material (copper) misal 15. Isi wall thickness sesuai ketebalan nozzle misal 3
mm. Ganti material name menjadi copper. Lalu klik Ok.
24. Lakukan setup pada Solution Initialization menjadi standard initialization.
Kemudian isi Compute from menjadi velocity_inlet. Kemudian klik initialize.
25. Lakukan setup pada Calculation Activities. Pada bagian Solution Animations
klik create/edit.
26. Ganti Animation Sequences menjadi 2. Ganti Sequences-1 menjadi velocity
dan Sequences-2 menjadi temperature.
27. Klik Define pada velocity. Set window menjadi 2, Pada Display type klik
contours. Ubah Contours of menjadi velocity pada surface klik semuanya kecuali
wall. Beri tanda checklist pada Filled. Kemudian klik Display dan Compute lalu
Ok.
28. Lakukan hal yang sama pada temperature, hanya pada saat Set Window ganti
menjadi 3 dan Contours of menjadi temperature.
29. Klik Ok.
30. Run Calculation. Number of Iterations diisi dengan angka 100. Lalu klik
Calculate.
31. Tunggu proses kalkulasi sampai perhitungan menandakan converged.
32. Latihan Selesai. Lakukanlah Save pada ANSYS Workbench.
91
7. TUTORIAL PEMBAKARAN GAS ETHANA (C2H6) PADA
TABUNG PEMBAKARAN-3D
Pada tutorial ini akan dilakukan proses simulasi pembakaran gas etana (C2H6),
dengan mengikuti reaksi kimia sebagai berikut:
C2H6 (g) + 3.5 (O2 (g) + 3.76 N2 (g)) 2CO2 (g) + 3 H2O (g) + 5.64 N2 (g)
Keluar
Gas Masuk
Udara Masuk
92
2. Simpan data pada pilihan Save di folder anda masing-masing.
3. Kemudian Save a Copy dengan type file ACIS File (*.sat).
4. Klik Ok pada pilihan default.
5. Buka ANSYS WORKBENCH 16.0 dan pilih Fluid Flow (Fluent).
6. Klik kiri pada Geometry, lalu klik kanan kemudian pilih Import Geometry.
93
7. Klik Browse dan cari file nozzle dengan type ACIS File (*.sat).
8. Setelah mengimport lalu double klik kiri pada Geometry dan pada Tree Outline
klik Import 1 lalu Generate.
12. Lalu klik Generate Mesh dan Update. (Klik Update setiap melakukan
perubahan apapun.
13. Lalu lakukan Mesh Control, pilih Method. Klik Geometry lalu pilih semua
bagian benda dan klik Apply
94
14. Melakukan proses perubahan method dari automatic menjadi tetrahedrons. Lalu
klik Generate Mesh dan Update.
15. Klik kiri kemudian klik kanan pada bagian bawah tabung pembakaran, pilih
Create Named Selection (dengan menggunakan nama batasan
bb_mass_flow_inlet) untuk data masukan udara.
95
16. Klik kiri kemudian klik kanan pada bagian kanan bawah tabung pembakaran, pilih
Create Named Selection (dengan menggunakan nama batasan
bb_mass_flow_inlet) untuk data masukan gas etana (C2H6).
17. Klik kiri kemudian klik kanan pada bagian kiri atas tabung pembakaran, pilih
Create Named Selection (dengan menggunakan nama batasan pressure_outlet)
untuk data keluaran hasil pembakaran gas etana (C2H6).
18. Lakukan hal yang sama pada kulit tabung dengan memberi nama batasan dengan
wall.
19. Setelah pemberian nama pada Create Named Selection kemudian dilakukan
proses Generate Mesh dan Update.
20. Jika sudah melakukan identifikasi batasan maka proses Mesh sudah selesai dan
kemudian kembali kepada halaman awal ANSYS WORKBENCH.
21. Kemudian double klik kiri pada Setup dan klik Ok.
22. Lakukan setup pada bagian General. Klik Scale kemudian diubah View Length
Unit In menjadi mm (sesuai satuan dengan gambar tabung bakar yang dibuat).
Kemudian dilakukan proses perubahan juga pada bagian Mesh Was Created In
menjadi mm (sesuai dengan hasil Mesh yang dilakukan).
23. Klik Units untuk merubah satuan beberapa parameter. Parameter yang dirubah
antara lain satuan temperatur menjadi celcius dan satuan pressure menjadi atm.
24. Lakukan setup pada bagian Models
Bagian Energy dirubah dari off menjadi on
Bagian Viscous dirubah dari laminar menjadi k-epsilon (2eqn) dengan
tambahan parameter RNG dan Near-Wall Treatment menjadi enhanced wall
treatment.
Bagian Species dirubah dari off menjadi species transport, reaction volumetric
dan checklist pada inlet diffusion. Mixture material diubah menjadi ethane-
air, yang kemudian Turbulence-Chemistry Interaction menjadi eddy-
dissipation. Lalu klik Ok.
25. Lakukan setup pada bagian Materials. Pilih menu FLUENT Database, atur
Material Type menjadi fluid, lalu pilih carbon-dioxide (CO2), ethane (C2H6),
nitrogen (N2), oksigen (O2) dan water-vapor (H2O), lalu klik copy, lalu klik close.
26. Atur material yang termasuk dalam campuran gas dengan memilih menu Edit pada
menu Mixture Species. Masukkan gas C2H6, N2, O2, CO2, dan H2O dengan
mengklik jenis gas pada daftar Available Material, lalu klik Add, dan keluarkan
material air dari daftar Selected Species dengan mengklik jenis gas pada daftar
Selected Material, lalu klik Remove.
27. Atur reaksi kimia yang terjadi dengan memilih menu Edit pada menu Reactions.
Atur Total Number of Reactions menjadi 1. Atur reaksi 1 menjadi reaksi
pembakaran gas C2H6. Lalu klik OK.
C2H6 (g) + 3.5 (O2 (g) + 3.76 N2 (g)) 2CO2 (g) + 3 H2O (g) + 5.64 N2 (g)
28. Kemudian material type menjadi solid lalu pilih copper dan klik copy. Klik
change/create lalu klik close.
29. Lakukan setup pada Boundary Conditions sesuai dengan data batasan yang
dimiliki.
96
Gas ethana (C2H6)
Udara Masuk
97
Udara keluar
98
32. Tunggu proses kalkulasi sampai mencapai status converged.
99
8. TUTORIAL ANALISIS KOEFISIEN DRAG DAN LIFT
Pada tutorial ini akan dilakukan proses analisis koefisien drag dan lift pada
mobil:
Menggambar desain model:
100
6. Pilih File import external geometry file. Cari file 3D part tersebut lalu klik open.
8. Kemudian buat enclosure. Klik tools dan pilih enclosure. Edit ukuran enclosurenya
kemudia generate.
101
9. Kemudian buat Boolean subtract (potongan) dengan cara klik create lalu pilih Boolean.
10. Pada operation ganti menjadi subtract. Target bodies select kepada enclosure yang
dibuat. Tools bodies select kepada part 3D. Klik Generate.
11. Kemudian beri nama pada inlet, outlet, dan wall. Klik Generate pada akhir pemberian
nama.
12. Kembali pada workbench lalu klik kanan pada Geometry dan klik Update.
13. Double klik pada Mesh.
102
14. Klik Mesh lalu edit ukuran mesh pada Details of Mesh.
16. Kembali pada workbench lalu klik kanan pada Mesh dan klik update.
17. Double klik pada Setup dan klik double precision. Klik OK.
103
18. Klik pada Boundary Condition lalu edit pada bagian inlet. Masukkan angka pada
velocity magnitude (misal 70m/s). Klik Ok.
19. Pilih solution initialization. Pilih hybrid initialization dan klik initialize.
104
20. Pilih run calculation dan masukkan iteration misalnya 300. Kemudian klik Calculate.
Jika iteration 300 belum converged maka bisa di calculate kembali.
105
27. Maka grafik coefficient drag/lift akan muncul.
106
30. Atur details of streamline. Kemudian klik apply.
31. Atur beberapa contour dan hasil akhirnya seperti dibawah ini.
107
DAFTAR PUSTAKA
Tuakia F. 2008. Dasar-Dasar CFD Menggunakan Fluent. Bandung(ID)
: Bandung Informatika
User Guide Manual ANSYS WORKBENCH
108