Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN AKTUALISASI

PEMBUATAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK (BAE) PADA


LEARNING MANAGEMENT SYSTEM “BESMART” MATA
KULIAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


GOLONGAN III

Disusun oleh:
Nama : Dr. Fery Muhamad Firdaus, S.Pd., M.Pd.
NIP : 198902092019031014
Jabatan : Dosen Lektor
Unit Kerja : Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY
Angkatan : 30
Nomor Presensi : 17
Mentor : Dr. Hermanto, S.Pd., M.Pd.
Coach : Drs. Nispiansyah, M.Pd.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

Judul : Pembuatan Bahan Ajar Elektronik (BAE) pada Learning


Management System “Besmart” Mata Kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika Sekolah Dasar
Nama : Dr. Fery Muhamad Firdaus, S.Pd., M.Pd.
NIP : 198902092019031014
Angkatan : 30
Nomor Presensi : 17
Jabatan : Dosen Lektor
Unit Kerja : Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Yogyakarta, 13 November 2020

Pembimbing/Coach, Mentor,

Drs. Nispiansyah, M.Pd. Dr. Hermanto, M.Pd.


NIP. 196010151985031003 NIP. 197011152002121008

Penguji/Narasumber,

Dra. Esty Sulistianingsih, M.Si.


NIP. 196710211990022001
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penulis ucapkan atas segala rahmat,
hidayah, dan petunjuk-Nya dalam menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang
berjudul Pembuatan Modul bahan ajar elektronik (BAE) pada Pembelajaran
Daring Menggunakan Learning Management System “Besmart” Universitas
Negeri Yogyakarta mata kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika di
SD jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan. Isu tersebut
diangkat berdasarkan pengamatan penulis terhadap kondisi yang ada di
lingkungan unit kerja penulis yaitu jurusan Pendidikan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai
bentuk dari implementasi nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, serta nilai-nilai
peran dan kedudukan ASN dalam NKRI yaitu pelayanan publik, Whole of
Government, dan manajemen ASN yang telah diberikan selama Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXX tahun 2020.
Selama proses penulisan laporan aktualisasi, banyak pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga proses penulisan berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, penulis dengan rasa hormat mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Margana, MHum, M.A. selaku Plt Rektor Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah memfasilitasi penulis dalam membuat
dan melaksanakan laporan aktualisasi selama proses Pelatihan Dasar
CPNS golongan III
2. Ibu Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos, M.Hum selaku Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai yang telah menyelenggarakan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III ini
3. Bapak Dr. Sujarwo, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan
fasilitas bagi penulis dalam melaksanakan laporan aktualisasi selama
proses Pelatihan Dasar CPNS Golongan III ini
4. Bapak Dr. Anwar Senen, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY yang telah memberikan arahan,
masukan, dan bimbingan dalam merancang dan merealisasikan
laporan Aktualisasi ini.
5. Bapak Dr. Hermanto, M.Pd selaku mentor yang telah memberikan
masukan dan saran yang berguna untuk meningkatkan kualitas
Laporan Aktualisasi ini
6. Bapak Drs. Nispiansyah, M.Pd selaku coach yang telah memberikan
arahan dan saran yang berguna untuk meningkatkan kualitas
Rancangan Aktualisasi ini
7. Ibu Dewi Andayani, S.E.Ak., M.AB. sebagai penguji atau narasumber
pada seminar Rancangan Aktualisasi ini
8. Segenap Widyaiswara di lingkungan Pusdiklat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menyampaikan materi serta
memberi penguatan mengenai nilai-nilai dasar ASN, Kedudukan dan
Peran ASN
9. Para panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS di lingkungan
Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan ini
10. Teman-teman CPNS Angkatan 30 Latsar Gelombang III 2020 yang
terus memberikan motivasi serta bantuan selama merancang Laporan
Aktualisasi ini
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
proses pembuatan Laporan Aktualisasi ini yang tidak mungkin disebut
satu-persatu.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
Rancangan Aktualisasi ini sehingga berbagai masukan, saran, dan kritik
terbuka untuk diberikan demi perbaikan penulisan Laporan Aktualisasi ini.

Yogyakarta, 13 November 2020


Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................. i
Lembar Pengesahan..................................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................... iii
Daftar Isi.......................................................................................................................v
Daftar Tabel................................................................................................................vi
Daftar Gambar.......................................................................................................... vii
Daftar Lampran........................................................................................................ viii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Aktualisasi..................................................................................... 4
Bab II Pelaksanaan Aktualisasi............................................................................... 6
A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaikan...................................... 6
B. Pelaksanaan Aktualisasi.......................................................................... 8
C. Pelaksanaan Kegiatan…....................................................................... 23
D. Kendala dan Strategi Mengatasinya....................................................33
Bab III Penutup.........................................................................................................35
A. Simpulan...................................................................................................35
B. Saran.........................................................................................................36
Daftar Pustaka..........................................................................................................37
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pelaksanaan Aktualisasi........................................................................ 8


Tabel 2.2. Pelaksanaan Kegiatan......................................................................... 23
Tabel 2.3. Kendala dan Strategi Mengatasinya..................................................34
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Koordinasi dengan Ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar. 25


Gambar 2.2. Koordinasi dan Diskusi dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar....... 26
Gambar 2.3. Kajian Pustaka Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan
Matematika di Sekolah Dasar..........................................................27
Gambar 2.4. Bahan Ajar E-Handout Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan
Matematika di Sekolah Dasar..........................................................28
Gambar 2.5. Bahan Ajar Powerpoint Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan
Matematika di Sekolah Dasar..........................................................29
Gambar 2.6. Video Ajar Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika
di Sekolah Dasar............................................................................... 30
Gambar 2.7. Bahan Ajar Elektronik (BAE) Mata Kuliah Pengembangan
Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar.....................................32
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi................................................. 39


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Semester................................................... 43
Lampiran 3. Draft Hasil Analisis dan Kesimpulan Studi Pendahuluan............60
Lampiran 4. Hasil Kajian Pustaka Pembelajaran Matematika Realistik di
Sekolah Dasar....................................................................................63
Lampiran 5. E-Handout Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah
Dasar................................................................................................... 66
Lampiran 6. PowerPoint Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah
Dasar................................................................................................... 75
Lampiran 7. Script/Naskah Video Ajar Pembelajaran Matematika Realistik
di Sekolah Dasar................................................................................78
Lampiran 8. Bahan Ajar Elektronik (BAE) Mata Kuliah Pengemabnagan
Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar Menggunakan LMS
“Besmart” ........................................................................................... 84
Lampiran 9. Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor ..........................................91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan suatu profesi pelayanan
publik yang diangkat oleh pejabat berwenang untuk mengemban amanah
sebagai tangan kanan pemerintah dalam melayani masyarakat. Sehingga
hak dan kewajiban PNS sudah diatur dalam perundang-undangan.
Dalam pegangkatan PNS, ada beberapa prosedur yang harus dilalui,
seperti mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), mengabdi
sebagai CPNS, serta mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar (latsar) CPNS.
Latsar ini merupakan program pengembangan berbagai kompetensi yang
harus dimiliki CPNS dalam mewujudkan karakter PNS yang profesional.
Selain PNS, pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) juga terdapat Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). hal tersebut telah diatur
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, bahwa ASN merupakan profesi bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Selain itu, dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 telah
dijelaskan bahwa kegiatan manajemen PNS merupakan suatu program
pengelolaan PNS untuk menghasilkan PNS yang profesional, memiliki
nilai-nilai dasar ASN, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Di era pandemi Covid-19, latsar dilaksanakan melalui pelatihan
jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi menggunakan
berbagai macam platform, seperti: Learning Management System
“PIJAR” e-learning Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), online video, meeting/conference menggunakan Webex,
serta WhatsApp Group untuk mempermudah berkomunikasi dan berbagi
informasi. Latsar CPNS golongan III gelombang 5 diawali dari kegiatan
On 1 mulai tanggal 24 Agustus 2020 sampai tanggal 15 September 2020
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif
mengenai kebijakan program Kemendikbud 2020-2024, kebijakan
pengembanagn SDM aparatur Kemendikbud, serta memberikan
pemahaman dan menginternalisasikan agenda 1 mengenai sikap
perilaku bela negara, agenda 2 mengenai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), agenda 3
mengenai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta agenda 4
habituasi. Pada kegiatan On 1 ini, seperta juga diminta untuk dapat
mengidentifikasi isu kontemporer yang ada di unit kerja masing-masing
dan merancang kegiatan pemecahan masalah isu kontemporer tersebut,
serta merumuskan kegiatan dan nilai-nilai apa yang akan diaktualisasikan
di dalamnya.
Setelah melaksanakan kegiatan On 1 melalui pelatihan jarak jauh,
peserta diwajibkan melaksanakan habituasi dari tanggal 16 September
2020 sampai dengan tanggal 27 Oktober 2020 yang bertujuan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA serta kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI sesuai Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12
Tahun 2018 dengan cara mengimplementasikan laporan aktualisasi
kegiatan pemecahan isu kontemporer yang muncul di unit kerja masing-
masing. Melalui proses diklat latsar, CPNS mendapatkan penjelasan,
pendalaman, penghayatan, dan penguasaan kompetensi menuju PNS
yang profesional. Supaya proses latsar bermakna, maka perlu kiranya
dilakukan penerapan dari berbagai konsep di setiap mata diklat dalam
pelaksanaan tugas peserta latsar di tempat masing-masing. Penerapan
nilai-nilai inilah yang membutuhkan rangkaian proses perencanaan yang
dimulai dengan pengenalan unit kerja, penetapan isu kontemporer yang
akan dipecahkan, serta merujuk kepada penerapan nilai-nilai dasar
dalam kegiatan tersebut yang sering disebut aktualisasi dalam kegiatan
latsar.
Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA pada profesi dosen akan
diaktualisasikan di Jurusan PSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta. Dengan profesi PNS yang memahami dan mampu
mengaktualisasikan kelima nilai-nilai dasar PNS, serta kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI, maka akan meningkatkan legitimasi masyarakat
terhadap kinerja PNS sebagai pelayan publik di Indonesia. Hasil kegiatan
aktualisasi pada latsar CPNS disusun dalam bentuk laporan sebagai
bentuk tanggungjawab untuk membuktikan bahwa peserta pelatihan
mampu menyelesaikan isu kontemporer dalam unit kerja masing-masing,
serta dapat membiasakan diri (habituasi) untuk selalu
mengaktualisasikan nilai - nilai dasar PNS serta kedudukan dan peran
PNS dalam melaksanakan kegiatan pemecahan isu kontemporer, serta
dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan di unit tugas masing-
masing.
Selain pelatihan jarak jauh dengan metode daring (dalam jaringan),
pembelajaran dan pendidikan di perguruan tinggi pun dilaksanakan
dengan daring. Hal ini dilandasi dari hasil Surat Keputusan Bersama
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,
Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri, tertanggal 15
Juni 2020 bahwa Pola pembelajaran pendidikan tinggi di tahun ajaran
2020/2021 pada semua zona wajib dilaksanakan secara daring untuk
mata kuliah teori, demikian juga untuk mata kuliah praktik sedapat
mungkin tetap dilakukan dengan daring. Selanjutnya, berdasarkan
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Gasal 2020/2021 di
Perguruan Tinggi, moda pembelajaran daring yang diselenggarakan
adalah pada level mata kuliah merujuk pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020
pada Pasal 43 Butir 1.
Dalam pembelajaran daring di era pandemi Covid-19 semester
genap tahun ajaran 2019-2020 lalu, masih banyak dosen yang belum
siap dalam melaksanakan pembelajaran daring karena belum melakukan
perencanaan yang matang. Sehingga, mahasiswa banyak yang
mengeluhkan jika pembelajaran daring malah menjadi tugas daring yang
dikirimkan dosen melalui whatsapp group, tanpa adanya penjelasan,
interaksi dan konfirmasi dari dosen yang bersangkutan. Oleh karena itu,
untuk semester ganjil tahun ajaran 2020-2021 diharapkan dosen dapat
mempersiapkan dengan matang mengenai strategi dan bahan ajar yang
dapat dikembangkan dalam pembelajaran daring tersebut.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memiliki LMS rancangan
sendiri yang diberi nama “Besmart”. Dalam LMS “Besmart”, terdapat
berbagai aktivitas daring yang dapat dilaksanakan, seperti: 1)
Penyampaikan materi dan sumber belajar dengan cara mengunggah file
word, excel, gambar, grafik, pdf, power point, ebook, dan video, 2) Live
chat dan berdiskusi menggunakan forum diskusi, 3) Live video dan
meeting/conference menggunakan BigBlueButtonBN, 4) Workshop dan
penugasan, serta 5) Quiz dan Evaluasi. LMS “Besart” ini sangat lengkap
untuk menunjang pembelajaran daring di era pandemi Covid-19 ini. Akan
tetapi, untuk mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD,
belum terdapat konten yang dapat dijadikan bahan ajar elektronik (BAE)
pada e-learning yang dapat digunakan mahasiswa dalam belajar daring,
sehingga perlu kiranya dirancang bahan ajar elektronik (BAE) pada
pembelajaran daring menggunakan LMS “Besmart” Mata Kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Sekolah
Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta.
Laporan aktualiasasi ini sangatlah diperlukan untuk memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan pembuatan bahan ajar elektronik (BAE)
pada learning management system “besmart” mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika sekolah dasar.

B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan laporan aktualisasi ini yaitu untuk memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan aktualisasi nilai – nilai dasar PNS yang terdiri dari
materi ANEKA, serta untuk mengaktualisasikan peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI yang dipelajari pada kegiatan pelatihan latsar supaya
dapat mengimplementasikan tugas PNS yang profesional di unit kerja
masing-masing. Selain itu, tujuan laporan aktualiasasi ini juga supaya
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penyelesaian masalah
atau isu-isu kontemporer yang terjadi dilingkungan kerja penulis, dan
mengembangkan gagasan-gagasan kreatif dan inovatif dalam
pemecahan masalah/isu kontemporer. Secara lebih spesifik aktualisasi
diri bertujuan menyelesaikan permasalahan dan isu-isu kontemporer
yang ditemukan pada unit kerja, dalam hal ini pemecahan isu yang akan
dilakukan yaitu program pembuatan bahan ajar elektronik (BAE) pada
pembelajaran daring menggunakan learning management system
“besmart” mata kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika Jurusan
Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta.
BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Terselesaikan


Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan
Kementerian Dalam Negeri, tertanggal 15 Juni 2020 bahwa Pola
pembelajaran pendidikan tinggi di tahun ajaran 2020/ 2021 pada semua
zona wajib dilaksanakan secara daring, sehingga pada Jurusan PSD FIP
UNY juga akan menerapkan pembelajaran secara daring. Penerapan ini
memerlukan bahan ajar yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka
di kelas. UNY telah memiliki learning management system sendiri yang
diberi nama “Besmart” untuk digunakan dalam pembelajaran daring.
Akan detapi, untuk mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di
SD, belum tersedianya bahan ajar elektronik (BAE) yang berisikan
konten-konten dalam LMS “Besmart” pada mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD tersebut. Oleh karena itu, perlu disusun
bahan ajar elektronik (BAE) dalam menyusun konten LMS “Besmart”
yang sesuai dengan kebutuhan mahassiswa agar dapat mencapai tujuan
belajar mahasiswa.
Belum tersedianya bahan ajar elektronik (BAE) dalam LMS
“Besmart” pada mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di
SD menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam memahami materi
sehingga berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran yang kurang
optimal. Selain itu bahan ajar elektronik (BAE) dan konten-konten lainnya
di LMS “Besmart” juga diperlukan untuk menyiapkan mahasiswa dalam
menyongsong era revolusi industri 4.0 dengan literasi digital.
Ketidaksiapan dosen dalam mengadapi pembelajaran daring
seringkali terjadi di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Masih
terdapat beberapa dosen yang hanya memberikan penugasan dalam
pelaksanaan pembelajaran daring memuat minimnya interaksi dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali bahan ajar
elektronik yang dapat digunakan dosen UNY dalam melaksanakan
pembelajaran daring menggunakan LMS “Besmart” mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD supaya interaksi
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Pembuatan bahan ajar elektronik yang berisikan konten-konten
yang interaktif seperti e-handout, powerpoint, video ajar, live chat, live
video/webmeeting, workshop, quiz. Adapun interaksi-interaksi yang dapat
dikembangkan melalui bahan ajar elektronik (BAE) ini yaitu:
1. Interaksi peserta didik dengan konten merujuk pada pengguna yang
terikat dalam informasi instruksional,
2. Interaksi peserta didik dengan interface teknologi merupakan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk berinteraksi dengan
interface teknologi.
3. Interaksi dengan guru merupakan metode atau cara guru mengajar,
membimbing dan mendukung peserta didik.
4. Interaksi peserta didik dengan peserta didik merupakan cara peserta
didik dalam berkomunikasi dengan sesama peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Interaksi-interaksi tersebut sangatlah diperlukan dalam pelaksanan
pembelajaran daring supaya mahasiswa dapat memahami materi lebih
komprehensif sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Maka
sangatlah penting manakala masalah/isu mengenai belum tersedianya
bahan ajar elektronik (BAE) dalam LMS “Besmart” pada mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD untuk diselesaikan supaya
dapat terciptanya interaksi pembelajaran yang membuat mahasiswa
dapat lebih mudah materi lebih komprehensif sesuai tujuan pembelajaran
yang diharapkan, serta pembelajaran daring pun dapat tercipta secara
efektif dan efisien.
B. Pelaksanaan Aktualiasasi
Unit Kerja : Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Isu yang Diangkat : Belum tersedianya bahan ajar elektronik (BAE) pada LMS “Besmart” mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika sekolah dasar
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan bahan ajar elektronik (BAE) pada LMS “Besmart” mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika sekolah dasar

Tabel 2.1. Pelaksanaan Aktualisasi


Analisis
Dampak
Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Tahapan Jika Nilai-
No Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi- Nilai
Kegiatan nilai Dasar
Bukti Fisik Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
PNS tidak
Diterapkan*
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Studi a. Melakukan Output: Agenda II Kegiatan studi Kegiatan studi Jika nilai-nilai
pendahuluan koordinasi dengan Adanya Akuntabilitas: pendahuluan pendahuluan dasar PNS
dengan analisis ketua jurusan rancangan - Tanggung analisis kebutuhan kebutuhan tidak
kebutuhan terkait rencana analisis jawab konten besmart konten diterapkan
konten rancangan kebutuhan - Transparansi mata kuliah “besmart” ini pada kegiatan
“Besmart” dan aktualisasi pada LMS Nasionalisme: pengembangan dimaksudkan ini, maka hasil
merevisi Proses kegiatan: “Besmart” - Hormat pendidikan untuk analisis
Rencana Menghubungi ketua rumpun - Musyawarah matematika di SD penguatan kebutuhan
Pembelajaran jurusan dengan hormat matematika - Kerjasama memberikan kemandirian, konten
Semester (Nasionalisme) dan Etika Publik: konstribusi kepada kecendikiaan “Besmart”
(RPS) mata menjunjung tinggi Bukti Fisik: - Menjunjung visi yaitu cendikia dan tidak jujur,
kuliah standar etika luhur foto kegiatan, tinggi dan literasi IPTEK, profesionalisme tidak adanya
pengembangan (Etika Publik) melalui Screenshoot standar etika serta misi Prodi , karena kerjamasa
pendidikan media komunikasi Besmart, luhur PGSD nomor 1 dengan dengan tim,
matematika di WhatsApp. Melakukan RPS, draft - Profesional yaitu pelaksanaan tidak dapat
SD (16-23 diskusi/musyawarah hasil analisis - Sopan melaksanakan ini, dapat dipertanggung
September (Nasionalisme) dan - Menghargai pendidikan untuk ditingkatkan -jawabkan,
2020) dengan ketua jurusan kesimpulan kerjasama menghasilkan kemandirian serta tidak
untuk beradaptasi studi Komitmen pendidik dan dalam akan
dengan perubahan pendahuluan Mutu: peneliti pendidikan menggunakan menjawab
(Komitmen Mutu) - Efektif di tingkat sekolah intelektual pemecahan
pembelajaran daring. - Berdaptasi dasar yang untuk dalam masalah yang
dengan profesional. memecahkan dibutuhkan
b. Melakukan perubahan masalah dalam
koordinasi dan Anti Korupsi: berbasis pembelajaran
diskusi dengan - Berani keahlian, daring mata
dosen pengampu - Jujur kebutuhan kuliah
mata kuliah berprestasi, pengembanga
Pengembangan Agenda III dengan n pendidikan
Pendidikan WoG pendekatan matematika
Matematika SD - Koordinasi teknosains. SD, sehingga
Proses kegiatan: dan pembelajaran
Pertama, Menghubungi kolaborasi daring mata
tim dosen rumpun (Melakukan kuliah
matematika dengan koordinasi pengembanga
hormat dengan ketua n pendidikan
(Nasionalisme) dan jurusan dan matematika
sopan (Etika Publik) kolaborasi SD tidak akan
melalui media dengan dosen berjalan
komunikasi WhatsApp. tim pengampu secara efektif
Kedua, Melakukan mata kuliah) dan tidak
diskusi/musyawarah Manajemen dapat
(Nasionalisme) ASN beradaptasi
dengan tim dosen - Melaksanakan dengan
rumpun matematika tugas dengan perubahan
untuk beradaptasi penuh yang terjadi
dengan perubahan saat ini.
(Komitmen Mutu) pengabdian
pembelajaran daring. (Melakukan
Diskusi berkaitan kegiatan yang
dengan pembuatan tersistematis
bahan ajar mata kuliah dengan
pengembangan berkoordinasi
pendidikan matematika dengan
SD agar lebih efektif atasan)
(Komitmen Mutu) - Menunjukkan
dalam pembelajaran sikap
daring. Dibangun integritas
kerjasama (sikap
(Nasionalisme) bersungguh-
dengan dosen tim sungguh
dalam proses dalam
pengembangan bahan melakukan
ajar secara profesional koordinasi
(Etika Publik). dan analisis
Ketiga, Kegiatan ini ketersediaan
Melakukan bahan ajar)
diskusi/musyawarah Pelayanan
(Nasionalisme) Publik:
dengan tim dosen - Responsif
rumpun matematika (secara cepat
untuk meninjau ulang dan tanggap
RPS yang sudah ada mengatasi
untuk diperbarui agar permasalahan
pembelajaran daring pembelajaran
dapat maksimal daring
dilaksanakan. Review menggunakan
RPS dilakukan dengan media LMS)
memperhatikan aturan - Akuntabel
penyusunan RPS (Hasil review
(disiplin/Nasionalisme ulang kembali
) menyesuaikan RPS dapat
dengan hasil diskusi dipertanggung
dengan dosen tim jawabkan
(amanah/Nasionalism secara
e). Kegiatan ini terbuka)
dilakukan dengan
transparan
(Akuntabilitas) serta
adil (Anti Korupsi)
atau tidak
menyesuaikan dengan
bidang keahlian dosen.

c. Menganalisis
ketersediaan bahan
ajar
Proses kegiatan:
Pertama, Menghimpun
ketersediaan bahan
ajar mata kuliah
pengembangan
pendidikan matematika
SD yang sudah ada
dengan berani & jujur
(Anti Korupsi),
profesional (Etika
Publik), bertanggung
jawab dan transparan
(Akuntabilitas).
Kedua, mengidentifikasi
ketersediaan bahan
ajar yang sudah ada
pada mata kuliah
pengembangan
pendidikan matematika
SD secara transparan
dan bertanggung
jawab (Akuntabilitas).

2 Melakukan a. Mengumpulkan Output: Agenda II Kegiatan kajian Kegiatan kajian Jika nilai-nilai
kajian pustaka literatur untuk Terciptanya Akuntabilitas: pustaka pada pustaka pada dasar PNS
mata kuliah materi perkuliahan konten materi - Tanggung mata kuliah mata kuliah tidak
pengembangan Proses kegiatan: pada mata jawab pengembangan pengembangan diterapkan
pendidikan Pertama, secara kuliah Nasionalisme: pendidikan pendidikan pada kegiatan
matematika di mandiri (Anti Korupsi) pengembanga - Menghargai matematika di SD matematika di ini, maka hasil
SD (24-27 mengindentifikasi n pendidikan karya orang memberikan SD ini kajian pustaka
September sumber-sumber literatur matematika di lain konstribusi kepada dimaksudkan tidak dapat
2020) yang memungkinkan SD yang valid Etika Publik: visi yaitu cendikia untuk dipertanggung
digunakan sebagai - Cermat dan literasi IPTEK, penguatan -jawabkan,
sumber referensi agar Bukti Fisik: Komitmen serta misi Prodi kemandirian, mengandung
efisien (Komitmen Foto kegiatan, Mutu: PGSD nomor 1 kecendikiaan unsur plagiat,
Mutu). hasil kajian - Efektif yaitu dan tidak jujur dan
Kedua, mengumpulan pustaka - Efisien melaksanakan profesionalisme tidak akan
secara cermat (Etika Anti Korupsi: pendidikan untuk , karena terciptanya
Publik) dan literatur - Mandiri menghasilkan dengan kajian pustaka
terbaru yang - Jujur pendidik dan pelaksanaan yang
dibutuhkan sebagai peneliti pendidikan ini, dapat berkualitas
sumber referensi agar Agenda III di tingkat sekolah ditingkatkan dalam
hasil kajian WoG dasar yang kemandirian menciptakan
mengandung - Simplikasi profesional. dalam pembelajaran
keterbaruan. (menyederhak menggunakan yang efektif
an dan intelektual dan efisien.
b. Mengelompokkan menyimpulkan untuk dalam
literatur informasi- memecahkan
berdasarkan sub informasi dari masalah
pokok bahasan banyak sumber berbasis
Proses kegiatan: literatur) keahlian,
Mengelompokkan Manajemen kebutuhan
literatur dengan sub ASN berprestasi,
pokok bahasan dengan - Memberikan dengan
cermat (Etika Publik) informasi pendekatan
agar efektif dan secara benar teknosains.
efisien (Komitmen dan tidak
Mutu). menyesatkan
(membuat hasil
c. Membuat hasil kajian pustaka
kajian pustaka dengan jujur
Proses kegiatan: dari sumber
Kegiatan ini menulis informasi yang
dan membuat hasil sudah kredibel)
kajian bahan pustaka Pelayanan
materi dengan tidak Publik
memanipulasi hasil - Responsif
kajian (jujur/Anti (menggunakan
Korupsi) dan tidak sumber
plagiarisme atau literatur terbaru
menghargai karya sesuai dengan
orang lain perkembangan
(Nasionalisme). ilmu
Selanjutnya, dapat pengetahuan)
mempertanggungjawa
b-kan (Akuntabilitas)
hasil kajian bahan
pustaka kepada dosen
pengampu.
3 Membuat a. Menyusun e- Output: Agenda II Kegiatan Kegiatan Jika nilai-nilai
bahan ajar mata handout Terciptanya Akuntabilitas: membuat membuat dasar PNS
kuliah Proses kegiatan: skrip/naskah - Bertanggung skrip/naskah skrip/naskah tidak
pengembangan Pertama, membuat bahan ajar -jawab bahan ajar bahan ajar diterapkan
pendidikan konsep e-handout elektronik - Partisipatif elektronik (BAE) elektronik pada kegiatan
matematika di dengan menentukan (BAE) mata Nasionalisme: mata kuliah (BAE) ini ini, maka hasil
SD (28 sub pokok bahasan, kuliah - Menghargai pengembangan dimaksudkan bahan ajar
September – 5 mengikuti secara pengembanga karya orang pendidikan untuk berupa e-
Oktober 2020) disiplin dengan RPS n pendidikan lain matematika di SD penguatan handout dan
yang sudah dirancang. matematika di Etika Publik: memberikan kemandirian, powerpoint
Kedua, membuat e- SD - Mengutamak konstribusi kepada kecendikiaan tidak dapat
handout secara an visi yaitu cendikia dan dipertanggung
mandiri (Anti Korupsi) Bukti Fisik: pencapaian dan literasi IPTEK, profesionalisme -jawabkan,
dan menghindari foto kegiatan, hasil serta misi Prodi , karena tidak jujur,
plagiarisme draft e- - Jujur PGSD nomor 1 dengan mengandung
(menghargai karya handout, Komitmen yaitu pelaksanaan unsur plagiat,
orang lain powerpoint Mutu: melaksanakan ini, dapat dan tidak akan
(Nasionalisme) dan - Inovasi pendidikan untuk ditingkatkan terciptanya
jujur (Etika Publik)) Anti Korupsi: menghasilkan kemandirian inovasi dalam
serta mengutamakan - Disiplin pendidik dan dalam pembelajaran
pencapaian hasil. - Mandiri peneliti pendidikan menggunakan yang
di tingkat sekolah intelektual meningkatkan
b. Menyusun media Agenda III dasar yang untuk dalam kemandirian
powerpoint WoG profesional. memecahkan belajar
Proses kegiatan: - Kerjasama masalah mahasiswa
Pertama, membuat (membangun berbasis
konsep e-handout kerjasama keahlian,
dengan menentukan dengan dosen kebutuhan
sub pokok bahasan, pengampu berprestasi,
mengikuti secara mata kuliah dengan
disiplin (Anti Korupsi) dalam proses pendekatan
dengan RPS yang review e- teknosains.
sudah dirancang.
Kedua, membuat media handout dan
powerpoint secara media
mandiri (Anti Korupsi) powerpoint)
dan menghindari Manajemen
plagiarisme ASN
(menghargai karya - Menjaga
orang lain reputasi ASN
(Nasionalisme) dan (melakukan
jujur (Etika Publik)) kegiatan
serta mengutamakan pembuatan e-
pencapaian hasil. handout dan
Ketiga, menambahkan media
unsur pendukung powerpoint
dengan desain kreatif dengan
(inovatif) pada media memperhatika
powerpoint n kaidah
penulisan yang
c. Mereview kembali baik dan benar
e-handout dan dan tidak
media powerpoint plagiasi atau
dengan tim dosen melanggar
pengampu mata kode etik
kuliah dosen)
Pengembangan Pelayanan
Pendidikan Publik
Matematika - Mudah dan
Proses kegiatan: murah
Pertama, mengevaluasi (menyediakan
secara mandiri (Anti e-handout dan
Korupsi) e-handout media
dan media powerpoint powerpoint
yang sudah dibuat. yang mudah
Kedua, Menyampaikan dan murah
e-handout dan media untuk diakses)
powerpoint yang sudah
disusun dengan jujur
(Etika Publik) serta
mempertanggungjawa
b-kan
(Akuntabilitas)kepada
dosen tim pengampu
mata kuliah
Pengembangan
Pendidikan Matematika
SD.
Ketiga, menghimpun
kritik dan saran
(partisipatif/
Akuntabilitas) dari
dosen tim untuk
perbaikan e-handout
dan media powerpoint.
4 Membuat video a. Menyusun Output: Agenda II Kegiatan Kegiatan Jika nilai-nilai
ajar mata script/naskah video Terciptanya  Akuntabilitas: membuat bahan membuat dasar PNS
kuliah ajar bahan ajar - Integritas ajar elektronik bahan ajar tidak
pengembangan Program Kegiatan: elektronik - Bertanggung (BAE) mata kuliah elektronik diterapkan
pendidikan Kegiatan ini membuat (BAE) mata jawab pengembangan (BAE) ini pada kegiatan
matematika di konsep script video ajar kuliah - Partisipatif pendidikan dimaksudkan ini, maka hasil
SD (6-15 dengan pengembanga  Nasionalisme: matematika di SD untuk video ajar
Oktober 2020) menginteralisasikan n pendidikan - Religius memberikan penguatan tidak dapat
nilai-nilai religius matematika di - Percaya diri konstribusi kepada kemandirian, dipertanggung
(Nasionalisme) dan SD  Etika Publik: visi yaitu cendikia kecendikiaan -jawabkan,
berdaya guna (Etika - Berdaya dan literasi IPTEK, dan tidak jujur,
Publik). Pembuatan Bukti Fisik: guna serta misi Prodi profesionalisme tidak religius,
memperhatikan prinsip Foto kegiatan, - Santun PGSD nomor 1 , karena dan tidak akan
efektif, efisien dan script, video - Jujur yaitu dengan terciptanya
inovatif. ajar  Komitmen melaksanakan pelaksanaan inovasi
Mutu: pendidikan untuk ini, dapat pembelajaran
b. Melakukan - Inovasi menghasilkan ditingkatkan yang efektif
recording - Efektif pendidik dan kemandirian dan efisien
Program Kegiatan: - Efisien peneliti pendidikan dalam dalam
Merekam video ajar  Anti Korupsi: di tingkat sekolah menggunakan meningkatkan
dengan percaya diri - Kerja keras dasar yang intelektual kemandirian
(Nasionalisme), - Mandiri profesional. untuk dalam mahasiswa
santun (Etika Publik) memecahkan pada
dan berintegritas Agenda III masalah pembelajaran
tinggi (Akuntabilitas).  WoG berbasis daring mata
- Koordinasi keahlian, kuliah
c. Melakukan editing (Menjalin kebutuhan pengembanga
Program Kegiatan: koordinasi dan berprestasi, n pendidikan
Kegiatan ini, secara komunikasi dengan matematika
mandiri (Anti Korupsi) dengan dosen pendekatan SD
dan semangat kerja pengampu teknosains.
keras (Anti Korupsi), mata kuliah
mengedit video yang terkait review
sudah direkam. video ajar)
 Manajemen
d. Mereview video ajar ASN
dengan dosen - Menunjukkan
pengampu mata integritas dan
kuliah keteladanan
Program Kegiatan: dalam ucapan
Pertama, mengevaluasi (bertuturkata
secara mandiri (Anti yang baik
Korupsi) video ajar dalam proses
yang sudah dibuat. recording atau
Kedua, Menyampaikan pengisian
video yang sudah suara pada
disusun dengan jujur
(Etika Publik) serta video ajar)
mempertanggungjawa  Pelayanan
b-kan (Akuntabilitas) Publik
kepada dosen tim - Akuntabel
pengampu mata kuliah (mampu
pengembangan mempertanggu
pendidikan matematika ngjawabkan
SD. hasil video
Ketiga, menghimpun kepada dosen
kritik dan saran pengampu
(partisipatif/ mata kuliah)
Akuntabilitas) dari
dosen tim untuk
perbaikan video ajar.
5 Membuat dan a. Perancangan Output: Agenda II Kegiatan Kegiatan Jika nilai-nilai
menyusun konsep LMS Terciptanya  Akuntabilitas: membuat konten- membuat dasar PNS
konten-konten Program Kegiatan: konten-konten - Tanggung- konten di LMS konten-konten tidak
di LMS Kegiatan ini pada LMS jawab “Besmart” pada di LMS diterapkan
“Besmart” mata mengidentifikasi “Besmart” - Responsibilit mata kuliah “Besmart” ini pada kegiatan
kuliah kebutuhan konten LMS mata kuliah as pengembangan dimaksudkan ini, maka hasil
pengembangan sebagai pengembanga - Partisipatif pendidikan untuk konten-konten
pendidikan tanggungjawab n pendidikan  Nasionalisme: matematika di SD penguatan di LMS
matematika di (Akuntabilitas) matematika di - Amanah memberikan kemandirian, “Besmart”
SD (16-20 pembuatan bahan ajar. SD  Etika Publik: konstribusi kepada kecendikiaan tidak dapat
Oktober 2020) Identifikasi kebutuhan - Komunikasi visi yaitu cendikia dan dipertanggung
pada konsep Bukti Fisik:  Komitmen dan literasi IPTEK, profesionalisme -jawabkan,
memperhatikan asas Screenshoot Mutu: serta misi Prodi , karena tidak jujur,
efektif dan efisien LMS - Orientasi PGSD nomor 1 dengan tidak amanah,
(Komitmen Mutu). “Besmart” mutu yaitu pelaksanaan tidak
Konsep buat dengan mata kuliah - Efektif melaksanakan ini, dapat komunikatif
prinsip sederhana pengembanga - Efisien pendidikan untuk ditingkatkan dan tidak akan
n pendidikan - Inovasi menghasilkan kemandirian terciptanya
matematika di pendidik dan dalam inovasi
b. Berkoordinasi SD  Anti Korupsi: peneliti pendidikan menggunakan pembelajaran
dengan dosen - Jujur di tingkat sekolah intelektual yang efektif
pengampu mata dasar yang untuk dalam dan efisien
kuliah Agenda III profesional. memecahkan dalam
Pengembangan  WoG masalah meningkatkan
Pendidikan - Koordinasi berbasis kemandirian
Matematika SD (secara aktif keahlian, mahasiswa
Proses kegiatan: berkoordinasi kebutuhan pada
Pertama, Menghubungi dengan dosen berprestasi, pembelajaran
dan pengampu dengan daring mata
mengomunikasikan dalam pendekatan kuliah
(Etika Publik) konsep merancang teknosains. pengembanga
penyajian LMS pada konsep LMS n pendidikan
dosen tim pengampu yang tepat dan matematika
mata kuliah sesuai dengan SD
pengembangan kebutuhan)
pendidikan matematika  Manajemen
SD. ASN
Kedua, menghimpun - Melaksanakan
kritik dan saran dari tim tugas
dosen pengampu mata pelayanan
kuliah tentang bahan publik yang
ajar professional
(partisipatif/Akuntabili dan berkualitas
tas) (melaksanakan
Ketiga, menjalin penyajian
komunikasi dan bahan ajar
membangun kerjasama yang
untuk menentukan berkualitas ke
konsep penyajian LMS sesuai
dengan memperhatikan dengan
nilai orientasi mutu bidang/latar
dan inovasi belakang
c. Mengunggah pendidikan)
(upload) bahan ajar  Pelayanan
ke LMS Publik
Proses kegiatan: - Aksesibel
Pertama, Membuat (memberikan
course mata kuliah pelayan
pengembangan perkuliahan/
pendidikan matematika pembelajaran
SD pada LMS Besmart daring yang
UNY dengan amanah mudah
(Nasionalisme) dijangkau dan
menggunakan diakses oleh
wewenang dalam mahasiswa)
pembuatan course
Kedua, Menggunggah
bahan ajar elektronik
(BAE) dengan jujur
(Anti Korupsi) ke LMS
Besmart mata kuliah
Pengembangan
pendidikan matematika
SD

d. Membuat dan
menyusun konten-
konten tambahan
untuk menunjang
bahan ajar
Proses kegiatan:
Pertama, Membuat
konten live chat melalui
forum diskusi pada
LMS “Besmaart” mata
kuliah pengembangan
pendidikan matematika
di SD yang
berorientasi mutu
(Komitmen Mutu)
Kedua, Membuat
konten live video dan
meeting/conference
menggunakan
BigBlueButtonBN pada
LMS “Besmart” mata
kuliah pengembangan
pendidikan matematika
di SD yang
berorientasi mutu
(Komitmen Mutu)
Ketiga, Membuat
konten Workshop dan
penugasan pada LMS
“Besmaart” mata kuliah
pengembangan
pendidikan matematika
di SD dengan amanah
(Nasionalisme)
Keempat, Membuat
konten konten quiz dan
evaluasi pada LMS
“Besmart” mata kuliah
pengembangan
pendidikan matematika
di SD dengan jujur
(Anti Korupsi)
C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan aktualisasi yang sudah diprogramkan kemudian
diinternasilasikan kedalam kegiatan-kegiatan yang mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ANEKA dan peran serta kedudukan ASN dalam memecahkan
masalah atau isu-isu kontemporer yaitu belum tersedianya bahan ajar
elektronik (BAE) pada mata kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika di
Sekolah Dasar pada Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk memecahkan masalah atau
isu kontemporer tersebut, diwujudkan melalui kegiatan pembuatan bahan ajar
elektronik (BAE) pada learning management system “besmart” mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika sekolah dasar.

Aktualisasi ini dilaksanakan pada masa Habituasi Gelombang 5


Angkatan 30 yakni dimulai pada tanggal 16 September 2020 sampai dengan
tanggal 27 Oktober 2020. Pada proses pelaksanaan aktualisasi, semua
kegiatan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rancangan
aktualisasi dengan menyelesaikan sebanyak 5 kegiatan. Untuk gambaran
pelaksanaan aktualisasi dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini.

Tabel 2.2. Pelaksanaan Kegiatan

Bulan Bulan
No Kegiatan Mingggu ke Minggu ke
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Melakukan koordinasi dengan ketua √
jurusan terkait rencana rancangan
aktualisasi
2. Melakukan koordinasi dan diskusi √
dengan dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika
SD
3. Menganalisis ketersediaan bahan ajar √
4. Mengumpulkan literatur untuk materi √
perkuliahan
5. Mengelompokkan literatur berdasarkan √
sub pokok bahasan
6. Membuat hasil kajian pustaka √ √
7. Menyusun e-handout √ √
8. Menyusun media powerpoint √
9. Mereview kembali e-handout dan media √
powerpoint dengan tim dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan
Pendidikan Matematika
10. Perancangan konsep video ajar √
11. Menyusun script/naskah video ajar √
12. Melakukan recording √ √
13. Melakukan editing √
14. Mereview video ajar dengan dosen √
pengampu mata kuliah
15. Perancangan konsep LMS √
16. Berkoordinasi dengan dosen pengampu √
mata kuliah Pengembangan Pendidikan
Matematika SD
17. Mengunggah (upload) bahan ajar ke √ √
LMS
18. Membuat dan menyusun konten-konten √ √
tambahan untuk menunjang bahan ajar

Supaya memperjelas pelaksanaan kegiatan aktualisasi tersebut, maka


deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualiasasi yaitu sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan dengan analisis kebutuhan konten “Besmart” dan


merevisi Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD

Kegiatan aktualisasi diawali dengan kegiatan studi pendahuluan


dengan menganalisis kebutuhan konten “Besmart” dan merevisi Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD yang dilaksanakan pada tanggal 16 September 2020
sampai dengan tanggal 23 September 2020.

Pada tanggal 16 dan 17 September 2020 telah dilaksanakan


koordinasi dengan ketua jurusan terkait rencana rancangan aktualisasi.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara menghubungi ketua jurusan
dengan hormat dan menjunjung tinggi standar etika luhur melalui media
komunikasi WhatsApp untuk mementukan jadwal koordinasi secara tatap
muka langsung di kantor jurusan Pendidikan Sekolah Dasar. Kemudian,
kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan diskusi/musyawarah dengan
ketua jurusan untuk beradaptasi dengan perubahan pembelajaran daring,
serta rencana untuk membuat bahan ajar elektronik (BAE) pada learning
management system “besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika sekolah dasar. Dokumentasi kegiatan ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1. berikut ini.

Gambar 2.1. Koordinasi dengan Ketua Jurusan


Pendidikan Sekolah Dasar

Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dan diskusi dengan


dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika
SD yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 September 2020 melalui
webmeeting menggunakan aplikasi zoom. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan cara menghubungi tim dosen rumpun matematika dengan hormat
dan sopan melalui media komunikasi WhatsApp untuk menentukan
jadwal webmeeting terkait agenda tersebut. Kemudian melakukan
diskusi/musyawarah dengan tim dosen rumpun matematika untuk
beradaptasi dengan perubahan pembelajaran daring. Diskusi berkaitan
dengan pembuatan bahan ajar mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika SD agar lebih efektif dalam pembelajaran daring. Dibangun
kerjasama dengan dosen tim dalam proses pengembangan bahan ajar
secara profesional. Serta melakukan diskusi/musyawarah dengan tim
dosen rumpun matematika untuk meninjau ulang RPS yang sudah ada
untuk diperbarui agar pembelajaran daring dapat maksimal dilaksanakan.
Review RPS dilakukan dengan memperhatikan aturan penyusunan RPS
menyesuaikan dengan hasil diskusi dengan dosen tim. Kegiatan ini
dilakukan dengan transparan serta adil atau tidak menyesuaikan dengan
bidang keahlian dosen.

Selain itu, agenda ini juga dilaksanakan kegiatan menganalisis


ketersediaan bahan ajar dengan cara menghimpun ketersediaan bahan
ajar mata kuliah pengembangan pendidikan matematika SD yang sudah
ada dengan berani & jujur, profesional, bertanggung jawab dan
transparan. Serta mengidentifikasi ketersediaan bahan ajar yang sudah
ada pada mata kuliah pengembangan pendidikan matematika SD secara
transparan dan bertanggung jawab. Dokumentasi kegiatan ini dapat
dilihat pada Gambar 2.2. berikut ini.

Gambar 2.2. Koordinasi dan Diskusi dengan Dosen Pengampu


Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika SD

2. Melakukan kajian pustaka mata kuliah pengembangan pendidikan


matematika di SD

Kegiatan kedua pada pelaksanaan aktualiasasi pembuatan bahan


ajar elektronik (BAE) pada learning management system “besmart” mata
kuliah pengembangan pendidikan matematika sekolah dasar. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 27 September 2020 dengan
cara mengumpulkan literatur untuk materi perkuliahan. Secara mandiri
mengindentifikasi sumber-sumber literatur yang memungkinkan
digunakan sebagai sumber referensi agar efisien., serta mengumpulan
secara cermat dan literatur terbaru yang dibutuhkan sebagai sumber
referensi agar hasil kajian mengandung keterbaruan.

Kemudian kegiatan pelaksanaan aktualiasasi dilanjutkan dengan


mengelompokkan literatur berdasarkan sub pokok bahasan,
mengelompokkan literatur dengan sub pokok bahasan dengan cermat
agar efektif dan efisien, serta membuat hasil kajian pustaka dengan cara
menulis dan membuat hasil kajian bahan pustaka materi dengan tidak
memanipulasi hasil kajian dan tidak plagiarisme atau menghargai karya
orang lain. Selanjutnya, dapat mempertanggungjawabkan hasil kajian
bahan pustaka kepada dosen pengampu. Dokumentasi kegiatan ini dapat
dilihat pada Gambar 2.3. berikut ini.

Gambar 2.3. Kajian Pustaka Mata Kuliah


Pengembangan Pendidikan Matematika di SD

3. Membuat bahan ajar mata kuliah pengembangan pendidikan matematika


di SD

Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 28 September 2020 sampai


dengan 5 Oktober 2020 melalui kegiatan menyusun e-handout dengan
cara membuat konsep e-handout dengan menentukan sub pokok
bahasan, mengikuti secara disiplin dengan RPS yang sudah dirancang,
serta membuat e-handout secara mandiri dan menghindari plagiarisme
serta mengutamakan pencapaian hasil. Kemudian kegiatan dilanjutkan
dengan menyusun media powerpoint dengan cara membuat konsep e-
handout dengan menentukan sub pokok bahasan, mengikuti secara
disiplin dengan RPS yang sudah dirancang, serta membuat media
powerpoint secara mandiri, menghindari plagiarisme dan mengutamakan
pencapaian hasil. Serta menambahkan unsur pendukung dengan desain
kreatif pada media powerpoint.

Kegiatan selanjutnya yaitu mereview kembali e-handout dan media


powerpoint dengan tim dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Pendidikan Matematika melalui kegiatan mengevaluasi secara mandiri e-
handout dan media powerpoint yang sudah dibuat. Menyampaikan e-
handout dan media powerpoint yang sudah disusun dengan jujur serta
mempertanggungjawab-kan kepada dosen tim pengampu mata kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika SD. Serta menghimpun kritik dan
saran dari dosen tim untuk perbaikan e-handout dan media powerpoint.
Adapun hasil pembuatan e-handout dan media powerpoint pada
kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. dan Gambar 2.5. berikut ini.

Gambar 2.4. Bahan Ajar E-Handout Mata Kuliah


Pengembangan Pendidikan Matematika di SD
Gambar 2.5. Bahan Ajar Powerpoint Mata Kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika di SD

4. Membuat video ajar mata kuliah pengembangan pendidikan matematika


di SD

Kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan bahan ajar berupa video


presentasi yang dilaksanakan mulai tanggal 6 sampai 15 Oktober 2020
dengan melaksanakan empat langkah-langkah kegiatan, diantaranya:
a. Menyusun script/naskah video ajar; Kegiatan ini membuat konsep
script video ajar dengan menginteralisasikan nilai-nilai religius dan
berdaya guna.
b. Melakukan recording; Merekam video ajar dengan percaya diri,
santun dan berintegritas tinggi.
c. Melakukan editing; Kegiatan ini, secara mandiri dan semangat kerja
keras, mengedit video yang sudah direkam.
d. Mereview video ajar dengan dosen pengampu mata kuliah;
Mengevaluasi secara mandiri video ajar yang sudah dibuat, dan
menyampaikan video yang sudah disusun dengan jujur serta
mempertanggungjawabkan kepada dosen tim pengampu mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika SD, serta menghimpun kritik
dan saran dari dosen tim untuk perbaikan video ajar.
Kegiatan pembuatan video ajar mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD ini menggunakan aplikasi OBS (Open
Broadcaster Software) untuk membuat dan mengedit video presentasi,
dimana dosen menampilkan dan menjelaskan materi pada video ajar
tersebut. Adapun hasil pembuatan video ajar pada kegiatan ini dapat
dilihat pada Gambar 2.6. berikut ini.

Gambar 2.6. Video Ajar Mata Kuliah


Pengembangan Pendidikan Matematika di SD
5. Membuat dan menyusun konten-konten di LMS “Besmart” mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD

Kegiatan aktualiasi diakhiri dengan kegiatan membuat dan menyusun


konten-konten di LMS “Besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD yang dilaksanakan pada tanggal 16 sampai 20 Oktober
2020. Kegiatan ini dilaksanakan melalui empat langkah-langkah kegiatan,
diantaranya:

a. Perancangan konsep LMS; Kegiatan ini mengidentifikasi kebutuhan


konten LMS sebagai tanggungjawab pembuatan bahan ajar,
mengidentifikasi kebutuhan pada konsep memperhatikan asas efektif
dan efisien, serta membuat konsep buat dengan prinsip sederhana.
b. Berkoordinasi dengan dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Pendidikan Matematika SD; Menghubungi dan mengomunikasikan
konsep penyajian LMS pada dosen tim pengampu mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika SD, menghimpun kritik dan
saran dari tim dosen pengampu mata kuliah tentang bahan ajar, serta
menjalin komunikasi dan membangun kerjasama untuk menentukan
konsep penyajian dengan memperhatikan nilai orientasi mutu dan
inovasi
c. Mengunggah (upload) bahan ajar ke LMS; Membuat course mata
kuliah pengembangan pendidikan matematika SD pada LMS Besmart
UNY dengan amanah menggunakan wewenang dalam pembuatan
course, serta menggunggah bahan ajar elektronik (BAE) dengan jujur
ke LMS Besmart mata kuliah Pengembangan pendidikan matematika
SD
d. Membuat dan menyusun konten-konten tambahan untuk menunjang
bahan ajar; Membuat konten live chat melalui forum diskusi pada
LMS “Besmaart” mata kuliah pengembangan pendidikan matematika
di SD yang berorientasi mutu, membuat konten live video dan
meeting/conference menggunakan BigBlueButtonBN pada LMS
“Besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD
yang berorientasi mutu, membuat konten Workshop dan penugasan
pada LMS “Besmaart” mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD dengan amanah, sertam embuat konten konten
quiz dan evaluasi pada LMS “Besmart” mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD dengan jujur.
Kegiatan pembuatan dan penyusunan konten-konten di LMS
“Besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD ini
dibuat untuk menyempurnakan bahan-bahan ajar elektronik lainnya yang
sudah dibuat yaitu e-handout, powerpoint dan video ajar supaya
pembelajaran mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD
bisa lebih interaktif dalam pemanfaatan media belajar LMS “Besmart”
yang dimiliki UNY. Adapun hasil pembuatan dan penyusunan konten-
konten di LMS “Besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD ini dapat dilihat pada Gambar 2.7. berikut ini.
Gambar 2.7. Bahan Ajar Elektronik (BAE) Mata Kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika di SD

D. Kendala dan Strategi Mengatasi


Pada proses kegiatan aktualiasasi yang telah dilaksanakan mulai
pada tanggal 16 September 2020 sampai dengan tanggal 27 Oktober
2020 ini bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai ANEKA serta
peran dan kedudukan ASN dalam menyelesaikan masalah atau isu
kontemporer yang muncul dan dialami pada saat bekerja di lingkungan
kerja masing-masing. Tentunya dalam pelaksanan kegiatan aktualisasi ini
terdapat beberapa kendala yang ditemui saat kegiatan berlangsung.
Adapun kendala dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan
kegiatan aktualiasasi ini dapat dilihat pada tabel 2.3. berikut ini.
Tabel 2.3. Kendala dan Strategi Mengatasinya

No Kendala Strategi Mengatasinya


1. Kesulitan menentukan Menghubungi dosen pengampu
waktu untuk berkoordinasi mata kuliah pengembangan
dengan dosen pengampu pendidikan matematika SD secara
mata kuliah pengembangan personal, kemudian memutuskan
pendidikan matematika SD untuk berkoordinasi melalui daring
menggunakan platform zoom
meeting.
2. Pada saat melakukan Mengulangi recording untuk
recording, terkadang mendapatkan hasil yang lebih baik
mengalami gangguan
sistem
3. LMS “Besmart” terkadang Mengupload ulang konten ketika
mengalami down terjadi error, dan menggunakan
jaringan wifi “eduroam” yang
koneksinya bagus

Berdasarkan Tabel 2.3. di atas, maka dapat diketahui bahwa


kendala-kendala yang dialami pada saat pelaksanaan program
aktualisasi dapat diatasi dengan baik sehingga dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA serta peran dan kedudukan ASN
dalam menyelesaikan masalah atau isu kontemporer yang dialami dalam
lingkungan kerja.
BAB III
PENUTUPAN

A. Simpulan
Isu kontemporer yang teridentifikasi pada laporan aktualisasi
didapatkan melalui proses pengamatan pada keadaan di sekitar unit kerja,
yaitu Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta. Isu kontemporer di jurusan Pendidikan
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yaitu belum tersedianya bahan ajar elektronik (BAE) dalam LMS
“Besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD.
Solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut yaitu
dengan pembuatan bahan ajar elektronik (BAE) pada pembelajaran
daring menggunakan learning management system “Besmart” Universitas
Negeri Yogyakarta.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan
pemecahan masalah pembuatan bahan ajar elektronik (BAE) pada
pembelajaran daring menggunakan learning management system
“Besmart” Universitas Negeri Yogyakarta yaitu: 1) Studi pendahuluan
dengan analisis kebutuhan konten “besmart” dan merevisi Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD, 2) Melakukan kajian pustaka, 3) Membuat e-handout
dan powerpoint, 4) Membuat video ajar, dan 5) Membuat konten-konten
di “besmart” mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD.
Selama tahap-tahap kegiatan tersebut dilangsungkan, penulis telah
menerapkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi, serta Kedudukan dan Peran ASN, yaitu Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, dan Whole of Government. Aktualiasasi ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran daring mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD.
B. Saran
Berdasarkan proses dan hasil pelaksanaan aktualiasasi, maka
penulis memberikan rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut:
1. Institusi Peserta Latsar
Sebaiknya UNY lebih mendorong dosen-dosen untuk
memanfaatkan dan mengembangkan bahan ajar elektronik (BAE) pada
learning management system “Besmart” pada setiap mata kuliah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran daring melalui pelatihan/workshop
pengembangan bahan ajar elektronik (BAE) kepada para dosen, dan
memberikan reward atas kinerja pengembangan bahan ajar elektronik
(BAE) tersebut.
2. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
Sebaiknya lembaga penyelnggara pelatihan dapat
mempublikasikan hasil laporan aktualiasasi supaya masyarakat
mendapat informasi terkait penyelesaian isu kontemporer yang dibahas.
3. Tim Dosen Pengampu
Sebaiknya tim dosen pengampu mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD dapat merancang dan mengembangkan
sendiri bahan ajar elektronik (BAE) pada learning management system
“Besmart”.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Bersama Empat Menteri Nomor 01/KB/2020 tentang Panduan


Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021
Keputusan Dekan FIP UNY No B/3/UN34.11/KP.00/2020 tentang Tim
Pendamping Kegiatan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor
8074/M/KP/2019 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Mata kuliah : Pengembangan Pendidikan Matematika SD
Kode : PSD6318
Jumlah SKS : 3 SKS
Semester :V
Mata kuliah Prasyarat : Konsep Dasar Matematika
Pendidikan Matematika SD
Dosen Pengampu : Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd.
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa agar mampu bersikap kritis menganalisis permasalahan-permasalahan dalam pendidikan
mateamtika di SD, menganalisis konsep-konsep matematika di sekolah dasar, mengembangkan model-model pembelajaran matematika di sekolah
dasar, serta mengembangkan perangkat pembelajaran matematika di sekolah dasar. Materi yang akan dibahas pada perkuliahan ini difokuskan pada
analisis masalah dan konsep matematika di SD, pendidikan matematika realistik Indonesia, e-learning, pembelajaran kooperatif dan implementasinya
pada pembelajaran matematika SD, pendekatan proses pada pembelajaran matematika SD, pemecahan masalah matematika, teori belajar Polya,
pengembangkan perangkat pembelajaran matematika (RPP, LKS, bahan ajar, deskripsi media, instrumen penilaian). Pelaksanaan perkuliahan
mahasiswa diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan perkuliahan dan juga berkontribusi dalam membuat tugas-tugas diskusi serta presentasi
kelompok dengan menggunakan pendekatan matematika realistik, kontruktivisme, pendekatan proses, cooperative learning, project based learning
dan metode simulasi dalam rangka memperkaya pengalaman belajarnya. Pencapaian kompetensi diketahui dengan menggunakan penilaian tes tulis,
praktek dan non tes. Penilaian tes berupa pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sedangkan penilaian non tes
berupa penugasan dalam bentuk penulisan makalah, penulisan perangkat pembelajaran, simulasi pembelajaran dan presentasi kelompok.
Penyusunan penulisan tugas dalam bentuk laporan makalah maupun portofolio perangkat pembelajaran berdasarkan referensi buku dan jurnal yang
relevan.
Capaian CPL-Prodi Keterangan
Pembelajaran S.01 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dengan sikap religius, jujur, dan sabar.
S.10 Bersikap kritis, inovatif, dan kreatif terhadap perkembangan Ipteks terkait dengan profesi sebagai
pendidik dan peneliti pendidikan di tingkat sekolah dasar.
P.03 Menguasai konsep dasar keilmuan berbasis keberagaman dan literasi pada lima bidang studi utama
(Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKn) di sekolah dasar.
P.04 Menguasai konsep, teori, dan prinsip kurikulum; pendekatan, strategi, model, metode, teknik, bahan
ajar, sumber dan media pembelajaran, khususnya pada muatan lima bidang studi utama (Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKn) berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah
dasar.
KU.01 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, inovatif, dan kreatif dalam konteks
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan nilai humaniora yang sesuai
dengan bidang ke-SD-an.
KU.02 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, kreatif, inovatif, berkarakter, dan terukur.
KK.01 Mampu mengembangkan kurikulum, pendekatan, strategi, model, metode, teknik, bahan ajar, media dan
sumber belajar yang inovatif, kreatif, dan berkarakter berlandaskan keberagaman dan literasi di sekolah
dasar.
KK.04 Mampu merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi pelaksanaan program pendidikan berlandaskan
keberagaman dan literasi secara inovatif dan kreatif, dengan memanfaatkan pengetahuan dan bidang
keahlian.
CP-MK Keterangan
M1 Bersikap kritis terhadap permasalahan yang berkembang dalam pembelajaran matematika di sekolah
dasar dan kaitannya dengan perkembangan IPTEK (S.01, S.10, P.03, KU.1, KK.01)
M2 Menganalisis konsep bilangan, geometri dan pengolahan data di sekolah dasar (S.01, S.10, P.03,
KU.1, KK.01)
M3 Mengembangkan model-model pembelajaran matematika di sekolah dasar (S.01, S.10, P.04,
KU.2, KK.01)
M4 Mengembangkan perangkat pembelajaran matematika di sekolah dasar (S.01, S.10, P.04, KU.2, KK.04)

Perte- Sub CPMK Bobot


Model/Metode Pengalaman
muan (Kemampuan Bahan Kajian Indikator Penilaian Teknik Penilaian Tagihan Waktu Referensi
Pembelajaran Belajar
ke akhir yang (3) (6) (7) Tugas (9) (10)
(4) (5)
(1) diharapkan) (2) (8)
1. Mahasiswa Analisis Model Kuliah, diskusi 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1 x 1. Kilpatrick, J.,
mampu permasalahan Cooperative kelompok dan menganalisis Ketepatan dan (3x50)){B Swafford, J. and
menganalisis pembelajaran Learning menyusun permasalahan penguasaan T+BM;1+1 Findell, B.
permasalahan matematika di dan paper 1 pembelajaran 2. Teknik )x (2001). Helping
pembelajaran SD konstruktivis matematika di SD penilaian: non (3x60”)} = Children Learn
matematika di 2. Mahasiswa mampu tes. 510 Mathematics.
sekolah dasar memberikan solusi 3. Bentuk menit National
(M1) terhadap penilaian: Academy Press:
permasalahan  Pengetahuan: Washington, DC
pembelajaran portofolio 2. NCTM (2000).
matematika di SD (paper) Assesment
 Sikap : Standars for
observasi School
 Keterampilan: Mathematics
observasi American. The
4. Instrument National Council
penilaian : of Teacher of
rubrik Mathematics.
penilaian. Inc.
3. Reys, Robert E.,
et. al. (1998).
Helping Children
Learn
Mathematic
(5th ed).
Needham
Hwight : Allyn &
Bacon .
4. Rowland, T. &
Ruthven, K.
(2011).Mathema
tical Knowledge
in Teaching.
Springer:
Dordretch, The
Netherlands.
2. Mahasiswa Analisis konsep Metode Kuliah, diskusi 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Depdiknas.
mampu bilangan di SD, Cooperative kelompok dan menganalisis Ketepatan dan (3x50)) (2006).
menganalisis analisis konsep Learning dan menyusun konsep bilangan di pengua-saan {BT+BM;1 Peraturan
konsep geometri di SD, konstruktivis paper 2 SD 2. Teknik +1)x(3x60 Menteri
matematika di SD analisis konsep 2. Mahasiswa mampu penilaian : non ”)} = Pendidikan
(M2) pengolahan menganalisis tes. 510 Nasional Nomor
data di SD. konsep geometri di 3. Bentuk menit 22 Tahun 2006
SD penilaian: tentang Standar
3. Mahasiswa mampu  Pengetahuan : Isi. Jakarta:
menganalisis portofolio Depdiknas.
konsep pengolahan (makalah) 2. Walle, J. A. V. D.
data di SD  Sikap : (2008).
observasi Pengembangan
 Keterampilan : Pengajaran
observasi Matematika
4. Instrument Sekolah Dasar
penilaian: dan Menengah.
rubrik Jakarta:
penilaian. Erlangga.
3. Winarni, E. S.
dan Harmini, S.
(2011).
Matematika
untuk PGSD.
Bandung: Rosda.
3. Mahasiswa Model Model Kuliah, tugas 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Heruman.
mampu kooperatif pada cooperative menyusun menjelaskan hakikat Ketepatan dan (3x50)) (2010). Model
mengaplikasikan pembelajaran learning paper 3, dan model kooperatif penguasaan {BT+BM;1 Pembelajaran
model kooperatif matematika di simulasi pada pembelajaran 2. Teknik +1)x(3x60 Matematika di
pada SD matematika di SD penilaian: non ”)} = Sekolah Dasar.
pembelajaran 2. Mahasiswa mampu tes. 510 Bandung: Rosda.
matematika di menyebutkan 3. Bentuk menit 2. Joyce, B., Weil,
sekolah dasar prinsip-prinsip penilaian: M., and
(M3) model kooperatif  Pengetahuan : Calhoun, E.
pada pembelajaran portofolio (2011). Models
matematika di SD (makalah) of Teaching.
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Yogyakarta:
memaparkan observasi Pustaka Pelajar.
langkah-langkah  Keterampilan : 3. Lestari, K.E., dan
model kooperatif observasi Yudhanegara.
pada pembelajaran 4. Instrument (2015).
matematika di SD penilaian : Penelitian
4. Mahasiswa mampu rubrik Pendidikan
merancang model penilaian. Matematika.
kooperatif pada Bandung: Refika
pembelajaran Aditama.
matematika di SD
5. Mahasiswa mampu
mensimulasikan
model kooperatif
pada pembelajaran
matematika di SD
4. Mahasiswa E-learning pada Model Kuliah, tugas 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Heruman.
mampu pembelajaran pembelajaran menyusun menjelaskan Ketepatan dan (3x50)) (2010). Model
mengaplikasikan matematika di matematika e- paper 4, dan hakikat e-learning penguasaan {BT+BM;1 Pembelajaran
e-learning pada SD learning simulasi pada pembelajaran 2. Teknik +1)x(3x60 Matematika di
pembelajaran matematika di SD penilaian: non ”)} = Sekolah Dasar.
matematika di 2. Mahasiswa mampu tes. 510 Bandung: Rosda.
sekolah dasar menyebutkan 3. Bentuk menit 2. Joyce, B., Weil,
(M3) prinsip-prinsip e- penilaian: M., and
learning pada  Pengetahuan : Calhoun, E.
pembelajaran portofolio (2011). Models
matematika di SD (makalah) of Teaching.
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Yogyakarta:
memaparkan observasi Pustaka Pelajar.
langkah-langkah e-  Keterampilan : 3. Lestari, K.E., dan
learning pada observasi Yudhanegara.
pembelajaran 4. Instrument (2015).
matematika di SD penilaian : Penelitian
4. Mahasiswa mampu rubrik Pendidikan
merancang e- penilaian. Matematika.
learning pada Bandung: Refika
pembelajaran Aditama.
matematika di SD
5. Mahasiswa mampu
mensimulasikan e-
learning pada
pembelajaran
matematika di SD
5. Mahasiswa Pendekatan Pendekatan Kuliah, tugas 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Heruman.
mampu proses pada Proses menyusun menjelaskan hakikat Ketepatan dan (3x50)) (2010). Model
mengaplikasikan pembelajaran paper 5, dan pendekatan proses penguasaan {BT+BM;1 Pembelajaran
pendekatan matematika di simulasi pada pembelajaran 2. Teknik +1)x(3x60 Matematika di
proses pada SD matematika di SD penilaian: non ”)} = Sekolah Dasar.
pembelajaran 2. Mahasiswa mampu tes. 510 Bandung: Rosda.
matematika di menyebutkan 3. Bentuk menit 2. Joyce, B., Weil,
sekolah dasar prinsip-prinsip penilaian: M., and
(M3) pendekatan proses  Pengetahuan : Calhoun, E.
pada pembelajaran portofolio (2011). Models
matematika di SD (makalah) of Teaching.
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Yogyakarta:
memaparkan observasi Pustaka Pelajar.
langkah-langkah  Keterampilan : 3. Lestari, K.E., dan
pendekatan proses observasi Yudhanegara.
pada pembelajaran 4. Instrument (2015).
matematika di SD penilaian : Penelitian
4. Mahasiswa mampu rubrik Pendidikan
merancang penilaian. Matematika.
pendekatan proses Bandung: Refika
pada pembelajaran Aditama.
matematika di SD
5. Mahasiswa mampu
mensimulasikan
pendekatan proses
pada pembelajaran
matematika di SD
6. Mahasiswa Model Model Kuliah, diskusi 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Heruman.
mampu pemecahan pemecahan kelompok, menjelaskan hakikat Ketepatan dan (3x50)) (2010). Model
mengaplikasikan masalah pada masalah tugas model pemecahan penguasaan {BT+BM;1 Pembelajaran
model pemecahan pembelajaran menyusun masalah pada 2. Teknik +1)x(3x60 Matematika di
masalah pada matematika di paper 6 pembelajaran penilaian: non ”)} = Sekolah Dasar.
pembelajaran SD matematika di SD tes. 510 Bandung: Rosda.
matematika di 2. Mahasiswa mampu 3. Bentuk menit 2. Joyce, B., Weil,
sekolah dasar menyebutkan penilaian: M., and
(M3) macam-macam  Pengetahuan : Calhoun, E.
model pemecahan portofolio (2011). Models
masalah pada (makalah) of Teaching.
pembelajaran  Sikap : Yogyakarta:
matematika di SD observasi Pustaka Pelajar.
3. Mahasiswa mampu  Keterampilan : 3. Lestari, K.E., dan
memaparkan observasi Yudhanegara.
langkah-langkah 4. Instrument (2015).
model pemecahan penilaian : Penelitian
masalah pada rubrik Pendidikan
pembelajaran penilaian. Matematika.
matematika di SD Bandung: Refika
4. Mahasiswa mampu Aditama.
merancang model
pemecahan masalah
pada pembelajaran
matematika di SD
5. Mahasiswa mampu
mensimulasikan
model pemecahan
masalah pada
pembelajaran
matematika di SD

7. Mahasiswa Pembelajaran Model Kuliah, tugas 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Heruman.
mampu matematika pembelajaran menyusun menjelaskan hakikat Ketepatan dan (3x50)) (2010). Model
mengaplikasikan realistik di SD matematika paper 7, dan pembelajaran penguasaan {BT+BM;1 Pembelajaran
pembelajaran realistik (PMR) simulasi matematika realistik 2. Teknik +1)x(3x60 Matematika di
matematika di SD penilaian: non ”)} = Sekolah Dasar.
realistik di sekolah 2. Mahasiswa mampu tes. 510 Bandung: Rosda.
dasar (M3) menyebutkan 3. Bentuk menit 2. Joyce, B., Weil,
prinsip-prinsip penilaian: M., and
pembelajaran  Pengetahuan : Calhoun, E.
matematika realistik portofolio (2011). Models
di SD (makalah) of Teaching.
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Yogyakarta:
memaparkan observasi Pustaka Pelajar.
langkah-langkah  Keterampilan : 3. Lestari, K.E., dan
pembelajaran observasi Yudhanegara.
matematika realistik 4. Instrument (2015).
di SD penilaian : Penelitian
4. Mahasiswa mampu rubrik Pendidikan
merancang penilaian. Matematika.
pembelajaran Bandung: Refika
matematika realistik Aditama.
di SD
5. Mahasiswa mampu
mensimulasikan
pembelajaran
matematika realistik
di SD
8 20 % (TM:1x
Evaluasi Tengah Semester : Melakukan validasi hasil penilaian, evaluasi tes tulis dan perbaikan proses pembelajaran
(3x50))=1
selanjutnya
50menit
9 Mahasiswa Prosedur Model project Kuliah dan 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Walle, J. A. V. D.
mampu pengembangan based learning mengembang menyebutkan Ketepatan dan (3x50)) (2008).
memaparkan perangkat kan projek macam-macam penguasaan {BT+BM;1 Pengembangan
prosedur pembelajaran perangkat 2. Teknik +1)x(3x60 Pengajaran
pengembangan matematika SD pembelajaran penilaian: non ”)} = Matematika
perangkat matematika di SD tes. 510 Sekolah Dasar
pembelajaran 2. Mahasiswa mampu 3. Bentuk menit dan Menengah.
matematika di menganalisis penilaian: Jakarta: Erlangga.
sekolah dasar perangkat  Pengetahuan : 2. Lestari, K.E., dan
(M4) pembelajaran portofolio Yudhanegara.
matematika di SD (makalah) (2015). Penelitian
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Pendidikan
memaparkan observasi Matematika.
prosedur  Keterampilan : Bandung: Refika
pengembangan observasi Aditama.
pembelajaran 4. Instrument 3. Akbar, S. 2013.
matematika di SD penilaian : Instrumen
rubrik Perangkat
penilaian. Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
10 Mahasiswa Pengembangan Model project Kuliah dan 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Walle, J. A. V. D.
mampu Lembar Kerja based learning mengembang memaparkan Ketepatan dan (3x50)) (2008).
merancang Siswa (LKS) kan projek kriteria pembuatan penguasaan {BT+BM;1 Pengembangan
Lembar Kerja matematika SD LKS pada 2. Teknik +1)x(3x60 Pengajaran
Siswa (LKS) pada pembelajaran penilaian: non ”)} = Matematika
pembelajaran matematika di SD tes. 510 Sekolah Dasar
matematika di 2. Mahasiswa mampu 3. Bentuk menit dan Menengah.
sekolah dasar merancang LKS pada penilaian: Jakarta: Erlangga.
(M4) pembelajaran  Pengetahuan : 2. Lestari, K.E., dan
matematika di SD portofolio Yudhanegara.
3. Mahasiswa mampu (makalah) (2015). Penelitian
mensimulasikan LKS  Sikap : Pendidikan
pada pembelajaran observasi Matematika.
matematika di SD  Keterampilan : Bandung: Refika
observasi Aditama.
4. Instrument 3. Akbar, S. 2013.
penilaian : Instrumen
rubrik Perangkat
penilaian. Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
11 Mahasiswa Pengembangan Model project Kuliah dan 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Walle, J. A. V. D.
mampu bahan ajar based learning mengembang memaparkan Ketepatan dan (3x50)) (2008).
merancang bahan matematika SD kan projek kriteria pembuatan penguasaan {BT+BM;1 Pengembangan
ajar pada bahan ajar pada 2. Teknik +1)x(3x60 Pengajaran
pembelajaran pembelajaran penilaian: non ”)} = Matematika
matematika di matematika di SD tes. 510 Sekolah Dasar
sekolah dasar 2. Mahasiswa mampu 3. Bentuk menit dan Menengah.
(M4) merancang bahan penilaian: Jakarta: Erlangga.
ajar pada  Pengetahuan : 2. Lestari, K.E., dan
pembelajaran portofolio Yudhanegara.
matematika di SD (makalah) (2015). Penelitian
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Pendidikan
mensimulasikan observasi Matematika.
bahan ajar pada  Keterampilan : Bandung: Refika
pembelajaran observasi Aditama.
matematika di SD 4. Instrument 3. Akbar, S. 2013.
penilaian : Instrumen
rubrik Perangkat
penilaian. Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
12 Mahasiswa Pengembangan Model project Kuliah dan 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Walle, J. A. V. D.
mampu media based learning mengembang memaparkan Ketepatan dan (3x50)) (2008).
merancang media pembelajaran kan projek kriteria pembuatan penguasaan {BT+BM;1 Pengembangan
pada matematika SD media pada 2. Teknik +1)x(3x60 Pengajaran
pembelajaran pembelajaran penilaian: non ”)} = Matematika
matematika di matematika di SD tes. 510 Sekolah Dasar
sekolah dasar 2. Mahasiswa mampu 3. Bentuk menit dan Menengah.
(M4) merancang media penilaian: Jakarta: Erlangga.
pada pembelajaran  Pengetahuan : 2. Lestari, K.E., dan
matematika di SD portofolio Yudhanegara.
3. Mahasiswa mampu (makalah) (2015). Penelitian
mensimulasikan  Sikap : Pendidikan
media pada observasi Matematika.
pembelajaran  Keterampilan : Bandung: Refika
matematika di SD observasi Aditama.
4. Instrument 3. Akbar, S. 2013.
penilaian : Instrumen
rubrik Perangkat
penilaian. Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
13 Mahasiswa Pengembangan Model project Kuliah dan 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Walle, J. A. V. D.
mampu instrumen based learning mengembang memaparkan Ketepatan dan (3x50)) (2008).
merancang pembelajaran kan projek kriteria pembuatan penguasaan {BT+BM;1 Pengembangan
instrumen matematika SD instrumen 2. Teknik +1)x(3x60 Pengajaran
pembelajaran pembelajaran penilaian: non ”)} = Matematika
matematika di matematika di SD tes. 510 Sekolah Dasar
sekolah dasar 2. Mahasiswa mampu 3. Bentuk menit dan Menengah.
(M4) merancang penilaian: Jakarta: Erlangga.
instrumen  Pengetahuan : 2. Lestari, K.E., dan
pembelajaran portofolio Yudhanegara.
matematika di SD (makalah) (2015). Penelitian
3. Mahasiswa mampu  Sikap : Pendidikan
mensimulasikan observasi Matematika.
instrumen  Keterampilan : Bandung: Refika
pembelajaran observasi Aditama.
matematika di SD 4. Instrument 3. Akbar, S. 2013.
penilaian : Instrumen
rubrik Perangkat
penilaian. Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
14-15 Mahasiswa Pengembangan Model project Kuliah dan 1. Mahasiswa mampu 1. Kriteria : 5% (TM:1x 1. Walle, J. A. V. D.
mampu RPP matematika based learning mengembang memaparkan Ketepatan dan (3x50)) (2008).
merancang SD kan projek kriteria pembuatan penguasaan {BT+BM;1 Pengembangan
rencana RPP matematika di 2. Teknik +1)x(3x60 Pengajaran
pelaksanaan SD penilaian: non ”)} = Matematika
pembelajaran 2. Mahasiswa mampu tes. 510 Sekolah Dasar
(RPP) matematika merancang RPP 3. Bentuk menit dan Menengah.
di sekolah dasar matematika di SD penilaian: Jakarta: Erlangga.
(M4) 3. Mahasiswa mampu  Pengetahuan : 2. Lestari, K.E., dan
mensimulasikan RPP portofolio Yudhanegara.
matematika di SD (makalah) (2015). Penelitian
 Sikap : Pendidikan
observasi Matematika.
 Keterampilan : Bandung: Refika
observasi Aditama.
4. Instrument 3. Akbar, S. 2013.
penilaian : Instrumen
rubrik Perangkat
penilaian. Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
16. 30 % (TM:1x
Evaluasi Akhir Semester : melakukan validasi penilaian akhir projek dan menentukan kelulusan mahasiswa (3x50))=
150 menit
Penetapan Nilai Akhir :
No Penilaian Bobot
1 Sikap, partisipasi dan kehadiran 10 %
2 Tugas 40 %
3 UTS 20 %
4 UAS 30 %

Referensi :
1. Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2. Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
3. Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda.
4. Hudoyo dan Sutawijaya. (1998). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Dirjen Dikti
Depdiknas.
5. Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
6. Kilpatrick, J., Swafford, J. and Findell, B. (2001). Helping Children Learn Mathematics.
National Academy Press: Washington, DC.
7. Lestari, K.E., dan Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:
Refika Aditama.
8. NCTM (2000). Assesment Standars for School Mathematics American. The National
Council of Teacher of Mathematics. Inc.
9. Reys, Robert E., et. al. (1998). Helping Children Learn Mathematic (5th ed). Needham
Hwight : Allyn & Bacon .
10. Rowland, T. & Ruthven, K. (2011).Mathematical Knowledge in Teaching. Springer:
Dordretch, The Netherlands.
11. Walle, J. A. V. D. (2008). Pengembangan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar dan
Menengah. Jakarta: Erlangga.
12. Winarni, E. S. dan Harmini, S. (2011). Matematika untuk PGSD. Bandung: Rosda.

Tugas Mahasiswa :
Tugas 1 Menganalisis permasalahan pembelajaran matematiak di SD.
Tugas 2 Menganalisis konsep matematika di SD
Tugas 3 Merancang model kooperatif pada pembelajaran matematika di SD
Tugas 4 Merancang e-learning pada pembelajaran matematika di SD
Tugas 5 Merancang pendekatan proses pada pembelajaran matematika di SD
Tugas 6 Merancang model pemecahan masalah pada pembelajaran matematika di SD
Tugas 7 Merancang pembelajaran matematika realistik di SD
Tugas 8 Mengembangkan LKS pada pembelajaran matematika SD
Tugas 9 Mengembangkan bahan ajar pada pembelajaran matematika SD
Tugas 10 Mengembangkan media pada pembelajaran matematika SD
Tugas 11 Mengembangkan instrumen pada pembelajaran matematika SD
Tugas 12 Mengembangkan RPP pada pembelajaran matematika SD
Catatan :
1. TM = Tatap muka, BT = Belajar terstruktur, BM = Belajar mandiri
2. {TM : 1x(3x50”)} dibaca = kuliah tatap muka 1 kali (minggu) x 3 sks x 50 menit = 150
menit (2,5 jam)
3. {BT+BM;1+1)x(3x70”)} dibaca = belajar terstruktur 1 kali (minggu) dan belajar mandiri 1
kali (minggu) x 3 sks x 70 menit =420 menit (7 jam)

Nilai = Nilai Kehadiran + Nilai Tugas + Nilai UTS + Nilai UAS


 Nilai sikap, partisipasi dan kehadiran = ( x 10%) x 100
alibr 㤵ib㤵
 Nilai Tugas = ( x 40 % ) x 100
 Nilai UTS = (Nilai uts x 20 % ) x 100
 Nilai UAS = (Nilai UAS x 30 %) x 100

Mengetahui, Yogyakarta, 29 Agustus 2020


Ketua Jurusan Dosen Pengembang RPS

Dr. Anwar Senen, M.Pd. Dr. Fery Muhamad Firdaus, M. Pd


NIP. 196101291988031001 NIP. 198902092019031014
DRAFT HASIL ANALISIS DAN KESIMPULAN STUDI PENDAHULUAN

Berdasarkan penyelusuran bahan ajar elektronik mata kuliah yang


tersedia pada folder jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dalam learning
management system “Besmart” UNY terdapat 63 bahan ajar elektronik (BAE)
pada setiap mata kuliah, akan tetapi belum ada satupun bahan ajar
elektronik untuk mata kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika di
Sekolah Dasar, sehingga diperlukan sekali pembuatan bahan ajar elektronik
(BAE) pada pembelajaran daring menggunakan learning management
system “Besmart” Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun bahan ajar
elektronik (BAE) yang dikembangkan dapat berupa: 1) Penyampaikan materi
dan sumber belajar dengan cara mengunggah file word, excel, gambar,
grafik, pdf, power point, ebook, dan video, 2) Live chat dan berdiskusi
menggunakan forum diskusi, 3) Live video dan meeting/conference
menggunakan BigBlueButtonBN, 4) Workshop dan penugasan, serta 5) Quiz
dan Evaluasi.

Adapun bukti screenshoot ketiadaan bahan ajar elektronik untuk mata


kuliah Pengembangan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
HASIL KAJIAN PUSTAKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DI SEKOLAH DASAR

Pembelajaran matematika realistik merupakan suatu desain pembelajaran yang


dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan matematika di Belanda, hal
ini ditunjukkan melalui prestasi matematika yang tinggi di Belanda melalui
pembelajaran matematika realistik. Freudenthal (Isrok’atun, 2009: 34) menyatakan
bahwa, matematika bukanlah suatu objek yang siap saji untuk siswa, melainkan suatu
pelajaran yang dinamis, yang dapat dipelajari dengan mengerjakannya (Learning by
Doing). Belajar melalui pengalaman (Learning by Doing) dalam bentuk eksplorasi
dan memanipulasi akan menjadikan sesuatu yang dipelajari diingat untuk waktu yang
lama (long-term memory). Dan khususnya bagi anak-anak usia Sekolah Dasar, sesuai
dengan tahap perkembangannya, mereka lebih mudah memahami suatu fenomena
melalui pengalaman konkret, dibandingkan hanya mendengar dari guru saja.

Zulkardi (2005) mengatakan bahwa pembelajaran matematika realistik


merupakan pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi
siswa, menekankan keterampilan proces of doing mathematics, berdiskusi dan
berkolaborasi, beragumentasi de-ngan teman sekelas sehingga mereka dapat
menemukan sendiri (student in-venting sebagai kebalikan dari teacher telling)
dan pada akhirnya mengguna-kan matematika untuk menyelesaikan masalah,
baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, Suharta (2006:2) juga
menjelaskan bahwa pembelajaran matematika realistik merupakan teori belajar
mengajar dalam pendidikan matematika yang harus dikaitkan dengan realita
karena matematika merupakan aktivitas manusia. Hal ini berarti matematika harus
dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Gravemeijer (Isrok’atun, 2009: 34) mengungkapkan bahwa terdapat tiga


prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran matematika
realistik yaitu:

1. Prinsip Guided Reinvention and Progressive Mathematizing, dapat dikatakan


bahwa siswa harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengalami
sendiri proses penemuan matematika.
2. Prinsip Didactical Phenomenologi, menyatakan bahwa belajar harus dimulai
dari suatu masalah kontekstual yang pada akhirnya memunculkan konsep
matematika.

3. Prinsip Self-Developed Models adalah bahwa siswa dituntut untuk dapat


mengembangkan model-model sendiri dari masalah-masalah kontekstual.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari karakteristik pendekatan


pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:

1. Cara belajar siswa aktif yaitu mellalui pembelajaran matematika dilakukan


dengan 'learning by doing';

2. Pembelajaran yang berpusat pada siswa karena siswa memecahkan masalahnya


sendiri sesuai dengan kemampuannya, dalam hal ini guru mereka hanya
berperan sebagai fasilitator;

3. Pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing karena siswa dituntut untuk


menyelidiki dan menemukan kembali konsep dan prinsip matematika;

4. Pembelajaran kontekstual sebagai titik tolak pembelajaran matematika realistik


yang mencakup masalah siswa dalam kehidupan sehari-hari;

5. Pembelajaran konstruktivis sejak siswa dibimbing untuk menemukan kembali


pengetahuan matematika mereka sendiri dengan berdiskusi dalam memecahkan
masalah (Wahyudi, et al. 2017).

Lebih lanjut, Aisyah (2007), terdapat lima karakteristik Realistic Mathematics


Education (RME) sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran matematika,
yaitu:

1. Pembelajaran harus dimulai dari masalah yang diambil dari dunia nyata.
Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran harus nyata bagi siswa
agar mereka dapat langsung terlibat dalam situasi yang sesuai dengan
pengalaman mereka. Sebab pembelajaran yang langsung diawali dengan
matematika formal cenderung menimbulkan kecemasan matematika
(mathematics anxiety).
2. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Model harus sesuai
dengan abstraksi yang harus dipelajari siswa. Model dapat berupa keadaan atau
situasi nyata dalam kehidupan siswa. Model dapat pula berupa alat peraga yang
dibuat dari bahan-bahan yang juga ada di sekitar siswa.
3. Siswa memiliki kebebasan untuk mengekspresikan hasil kerja mereka dalam
menyelesaikan masalah nyata yang diberikan guru. Siswa memiliki kebebasan
untuk mengembangkan strategi penyelesaian masalah sehingga diharapkan akan
diperoleh berbagai varian dari pemecahan masalah tersebut.
4. Proses pembelajaran harus interaktif. Interaksi baik antar guru dan siswa
maupun siswa dengan siswa merupakan elemen yang penting dalam
pembelajaran matematika. Siswa dapat berdiskusi dan bekerja sama dengan
siswa lain, bertanya, dan menanggapi pertanyaan serta mengevaluasi pekerjaan
mereka.
5. Hubungan diantara bagian-bagian dalam matematika, dengan disiplin ilmu lain,
dan dengan masalah lain dari dunia nyata diperlukan sebagai satu kesatuan yang
saling terkait dalam menyelesaikan masalah.
E-HANDOUT

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK


DI SEKOLAH DASAR

Oleh
FERY MUHAMAD FIRDAUS
NIP. 198902092019031014

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
A. Hakikat Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan pendekatan pembelajaran
matematika hasil internalisasi Realistic Mathematics Education (RME) yang
dikembangkan di Belanda. Pembelajaran matematika realistik berorientasi pada
kejadian dan pengalaman nyata yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
yang diadopsi kedalam pembelajaran matematika di sekolah. Tentunya pembelajaran
matematika realistik ini sangatlah cocok manakala diimplementasikan pada
pembelajaran matematika di sekolah dasar, karena pada hakikatnya anak usia SD
yang notabene berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret yang
dikemukakan oleh Piaget merupakan siswa yang memerlukan pembelajaran yang
nyata dan sering mereka temukan di kehidupan sehari-hari supaya mereka dapat
memahami lebih jelas terkait konsep yang diajarkan.
Pada dasarnya, pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar berawal dari
realitas dan pengalaman siswa sekolah dasar dalam menjalani kehidupan nyata. Oleh
karena itu, pemanfaatan realitas dan lingkungan sangatlah penting manakala
diterapkan dalam pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar untuk
mengoperasionalkan konsep matematika untuk memudahkan siswa sekolah dasar
dalam memahaminya. Hal ini tentunya bertujuan untuk mencapai pembelajaran
matematika yang efektif dan efisien di sekolah dasar suoaya tujuan pendidikan
matematika di sekolah dasar dapat tercapai sesuai harapan, yaitu mampu
mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam menyelesaikan masalah di
kehidupan sehari-hari.
Konsep realitas dalam pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar ini
merupakan pembelajaran matematika yang konkret sering siswa sekolah dasar temui
di kehidupan mereka. Konkret disini bukan hanya penggunaan media pembelajaran
nyata saja, tapi lebih menekankan pada pengaitan konsep matematika dengan
aktivitas yang nyata mereka temukan di kehidupan sehari-hari. Penggunaan media
konret memang diperlukan dalam pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar
untuk membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran matematika
realistik, tetapi penekanan hakikat embelajaran matematika realistik di sekolah dasar
bukan disitu saja. Hal ini dikarenakan banyak guru yang kelitu menafsirkan
pembelajaran matematika realistik. Mereka hanya mengartikan pembelajaran
realistik hanhya dengan cara menggunakan media yang konkret saja.
Konsep lingkungan sebagai sumber belajar siswa dalam pembelajaran
matematika realistik juga bukan hanya pemanfaatan lingkungan sekitar siswa baik
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat saja, tetapi kehidupan sehari-hari juga
dapat menjadi lingkungan dalam pembelajaran matematika realistik. Pembelajaran
matematika realistik dapat diimplementasikan melalui penggunaan masalah
kontekstual sebagai orientasi dalam mengatasi masalah matematika di kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi, perlu dipahami bersama bahwa kontekstual disini belum
tentu sama antara daerah satu dengan daerah lainnya. Contohnya penggunaan soal
cerita dalam pembelajaran matematika realistik mengenai kecepatan kendaraan
ketika menggunakan jalan tol. Jalan tol menjadi kontekstual bagi siswa yang berada
di pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi, itu pun hanya sebagian
daerah saja, sedangkan untuk siswa yang berada di daerah lain dan pulau lain,
penggunaan jalan tol menjadi tidak kontekstual karena tidak dapat mereka temukan
di lingkungan sekitar.
Ciri khas dari pembelajaran matematika realistik yaitu memiliki situasi yang
kaya akan realitas menjadi hal yang paling penting dalam proses pembelajaran,
situasi ini berfungsi sebagai sumber untuk memulai pengembangan konsep
matematika, alat, dan prosedur dan sebagai konteks di mana siswa dapat menuju ke
tahap selanjutnya yaitu menerapkan pengetahuan matematika mereka yang kemudian
secara bertahap menjadi lebih formal, umum dan kurang spesifik konteks (Panhuizen
& Drijvers, 2014). Oleh karena itu, pembelajaran matematika realistik di sekolah
dasar, harus bertitik tolak dari masalah realitas yang sering siswa temukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan melalui konsep-konsep matematika yang
dipelajari, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna untuk mereka.

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar


Gravemeijer (Hobri, 2009) mengemukakan tiga prinsip kunci pembelajaran
matematika realistik, yaitu guided reinvention (menemukan kembali), didactical
phenomenology (fenomena didaktik) dan self developed models (mengembangkan
model sendiri).
1. Menemukan kembali (Guided reinvention)
Prinsip ini menghendaki bahwa dalam PMR, dari masalah kontekstual yang
diberikan oleh guru di awal pembelajaran, kemudian dalam menyelesaikan
masalah siswa diarahkan dan diberi bimbingan terbatas, sehingga siswa
mengalami proses menemukan kembali konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-
rumus matematika sebagaimana ketika konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-
rumus matematika itu ditemukan. Sebagai sumber inspirasi untuk merancang
pembelajaran dengan pendekatan PMR yang menekankan prinsip penemuan
kembali (reinvention), dapat digunakan sejarah penemuan konsep/prinsip/rumus
matematika.
2. Fenomena didaktik (Didactical Phenomenology)
Prinsip ini terkait dengan suatu gagasan fenomena pembelajaran, yang
menghendaki bahwa di dalam menentukan suatu masalah kontekstual untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan PMR, didasarkan atas dua
alasan, yaitu: (1) untuk mengungkapkan berbagai macam aplikasi suatu topik
yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan (2) untuk dipertimbangkan
pantas tidaknya masalah kontekstual itu digunakan sebagai poin-poin untuk
suatu proses pematematikaan progresif.
3. Mengembangkan model sendiri (Self developed models)
Menurut prinsip ini, model-model yang dibangun berfungsi sebagai jembatan
antara pengetahuan informal dan matematika formal. Dalam menyelesaikan
masalah kontekstual, siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri model
matematika terkait dengan masalah kontekstual yang dipecahkan. Sebagai
konsekuensi dari kebebasan itu, sangat dimungkinkan muncul berbagai model
yang dibangun siswa.

Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Gravemeijer tersebut, maka


dapat diketahui bahwa pada prinsipnya, pembelajaran matematika realistik di
sekolah dasar harus menuntun siswa SD dalam menemukan masalah matematika
yang kontekstual sering mereka temukan di lingkungan sehari-hari, serta mampu
menyelesaikan masalah kontekstual tersebut secara bebas dalam membangun
model matematika yang mereka pahami. Sehingga guru SD, harus mampu
mengaitkan konsep-konsep matematika di SD dengan masalah yang kontekstual
sering ditemui siswa SD pada kehidupan sehari-hari dan pada lingkungan sekitar
siswa, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

C. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari karakteristik pendekatan
pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:

6. Cara belajar siswa aktif yaitu mellalui pembelajaran matematika dilakukan


dengan 'learning by doing';

7. Pembelajaran yang berpusat pada siswa karena siswa memecahkan masalahnya


sendiri sesuai dengan kemampuannya, dalam hal ini guru mereka hanya
berperan sebagai fasilitator;

8. Pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing karena siswa dituntut untuk


menyelidiki dan menemukan kembali konsep dan prinsip matematika;

9. Pembelajaran kontekstual sebagai titik tolak pembelajaran matematika realistik


yang mencakup masalah siswa dalam kehidupan sehari-hari;

10. Pembelajaran konstruktivis sejak siswa dibimbing untuk menemukan kembali


pengetahuan matematika mereka sendiri dengan berdiskusi dalam memecahkan
masalah (Wahyudi, et al. 2017).

Lebih lanjut, Aisyah (2007), terdapat lima karakteristik Realistic Mathematics


Education (RME) sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran matematika,
yaitu:

6. Pembelajaran harus dimulai dari masalah yang diambil dari dunia nyata.
Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran harus nyata bagi siswa
agar mereka dapat langsung terlibat dalam situasi yang sesuai dengan
pengalaman mereka. Sebab pembelajaran yang langsung diawali dengan
matematika formal cenderung menimbulkan kecemasan matematika
(mathematics anxiety).
7. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Model harus sesuai
dengan abstraksi yang harus dipelajari siswa. Model dapat berupa keadaan atau
situasi nyata dalam kehidupan siswa. Model dapat pula berupa alat peraga yang
dibuat dari bahan-bahan yang juga ada di sekitar siswa.
8. Siswa memiliki kebebasan untuk mengekspresikan hasil kerja mereka dalam
menyelesaikan masalah nyata yang diberikan guru. Siswa memiliki kebebasan
untuk mengembangkan strategi penyelesaian masalah sehingga diharapkan akan
diperoleh berbagai varian dari pemecahan masalah tersebut.
9. Proses pembelajaran harus interaktif. Interaksi baik antar guru dan siswa
maupun siswa dengan siswa merupakan elemen yang penting dalam
pembelajaran matematika. Siswa dapat berdiskusi dan bekerja sama dengan
siswa lain, bertanya, dan menanggapi pertanyaan serta mengevaluasi pekerjaan
mereka.
10. Hubungan diantara bagian-bagian dalam matematika, dengan disiplin ilmu lain,
dan dengan masalah lain dari dunia nyata diperlukan sebagai satu kesatuan yang
saling terkait dalam menyelesaikan masalah.

Siswa sekolah dasar yang notabene masih pada tahap perkembangan kognitif
operasional konkret menuntut guru SD menyajikan pembelajaran matematika yang
realistik sering ditemui anak usia SD pada kehidupan sehari-hari. Karakteristik dari
pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar yaitu pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa untuk menumukan, menyelidiki, dan memecahkan
masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari melalui penerapan konsep-konsep
matematika. Konsep-konsep matematika yang abstrak bisa dioperasionalkan melalui
aktivitas pembelajaran yang kontekstual yaitu mengaitkan konsep matematika
dengan kehidupan nyata yang sering ditemui siswa sekolah dasar. Belajar
matematika akan lebih bermakna dan bermafaat bagi siswa sekolah dasar manakala
konsep matematika dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah di kehidupan
nyata mereka, tentunya guru harus mampu menfasilitasi dan mendorong siswa dalam
melakukan proses penemuan, penyelidikan dan pemecahan masalah tersebut.

D. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar


Berdasarkan prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik,
maka pembelajaran matematika dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme dengan
mengutamakan enam prinsip dalam tahapan pembelajarannya. Adapun tahapan
pembelajarannya yaitu sebagai berikut:
1. Fase Aktivitas. Pada fase ini, siswa mempelajari matematika melalui aktivitas
doing, yaitu dengan mengerjakan masalah-masalah yang didesain secara khusus.
Siswa diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam keseluruhan proses
pendidikan sehingga mereka mampu mengembangkan sejumlah mathematical
tools yang kedalaman serta liku-likunya betul-betul dihayati.
2. Fase Realitas. Tujuan utama fase ini adalah agar siswa mampu mengaplikasikan
matematika untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada tahap ini,
pembelajaran dipandang suatu sumber untuk belajar matematika yang dikaitkan
dengan realitas kehidupan sehari-hari melalui proses matematisasi. Matematisasi
dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Matematisasi horizontal memuat
suatu proses yang diawali dari dunia nyata menuju dunia simbol, sedangkan
matematisasi vertikal mengandung makna suatu proses perpindahan dalam dunia
simbol itu sendiri.
3. Fase Pemahaman. Pada fase ini, proses belajar matematika mencakup berbagai
tahapan pemahaman mulai dari pengembangan kemampuan menemukan solusi
informal yang berkaitan dengan konteks, menemukan rumus dan skema, sampai
dengan menemukan prinsip-prinsip keterkaitan.
4. Fase Intertwinement. Pada tahap ini, siswa memiliki kesempatan untuk
menyelesaikan masalah matematika yang kaya akan konteks dengan
menerapkan berbagai konsep, rumus, prinsip, serta pemahaman secara terpadu
dan saling berkaitan.
5. Fase Interaksi. Proses belajar matematika dipandang sebagai suatu aktivitas
sosial. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk melakukan sharing
pengalaman, strategi penyelesaian, atau temuan lainnya. Interaksi
memungkinkan siswa untuk melakukan refleksi yang pada akhirnya akan
mendorong mereka mendapatkan pemahaman yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
6. Fase Bimbingan. Bimbingan dilakukan melalui kegiatan guided reinvention,
yaitu dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mencoba menemukan sendiri prinsip, konsep, atau rumus-rumus matematika
melalui kegiatan pembelajaran yang secara spesifik dirancang oleh guru
(Lestari & Yudhanegara, 2015).
Selain itu, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti proses
pembelajaran matematika realistik adalah sebagai berikut.
1. Memahami masalah kontekstual; Pada langkah ini siswa diberi masalah
kontekstual dan siswa diminta untuk memahami masalah kontekstual yang
diberikan. Masalah kontekstual disini merupakan masalah yang sering
ditemukan siswa sekolah dasar pada kehidupan sehari-hari. Tentunya hal ini
sesuai dengan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, bahwa
siswa sekolah dasar berada pada tahap perkembangan kognitif operasional
kongkret, sehingga sangat cocok sekali manakala pembelajaran di sekolah dasar
selalu mengaitkan materi dengan pengalaman di kehidupan nyata, termasuk
pada pembelajaran matematika sekolah dasar.
2. Menjelaskan masalah kontekstual; Pada langkah ini guru menjelaskan situasi dan
kondisi masalah dengan memberikan petunjuk atau saran seperlunya terhadap
bagian tertentu yang belum dipahami siswa. Petunjuk pembelajaran dapat
dilakukan secara lisan ataupun tertulis, secara lisan guru dapat menmberikan
petunjuk langkah-langkah dalam melaksanakan belajar matematika pada
pertemuan saat itu. Secara tertulis dapat menggunakan lembar kerja siswa untuk
memandu siswa dalam menyelesaikan masalah pada saat pembelajaran
matematika di sekolah dasar.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual; Setelah memahami masalah, siswa
menyelesaikan masalah kontekstual secara individual dengan cara mereka sendiri,
dan menggunakan perlengkapan yang sudah mereka pilih sendiri. Sementara itu
guru memotivasi siswa agar siswa bersemangat untuk menyelesaikan masalah
kontekstual dengan cara mereka sendiri. Guru bertugas sebagai motivator dan
fasilitator pada pembelajaran tahan ini. Siswa sekolah dasar dituntut supaya
mandiri dalam menyelesaikan masalah matematika yang konteksual tersebut.
4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban; Guru menyediakan waktu dan
kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban soal secara
berkelompok, untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan di kelas. Di sini
siswa dilatih untuk belajar mengemukakan dan mecurahkan pendapat masing-
masing individu. Siswa lain membahas dan mengomentari hasil pengerjaan
teman-temannya.
5. Menyimpulkan; Setelah selesai diskusi kelas, guru membimbing siswa untuk
mengambil kesimpulan suatu konsep atau prinsip. Kesimpulan dapat
dilakukan dengan metode Tanya jawab dan curah pendapat pada akhir
pembelajaran. Kesimpulan yang dibahas pada kegiatan ini merupakan hasil
analisa dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan (Holisin, 2007).

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, N. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Hobri. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center for Society
Studies.
Holisin, I. (2007). Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Jurnal Didaktis. Vol.
5. (3). 45-49.
Lestari, K. A. dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan. 2015. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: Refika Aditama.
Panhuizen, M. V. D. H. & Drijvers, P. (2014). Realistic Mathematics Education.
Jerman: Springer Science+Business Media Dordrecht.
Wahyudi., Joharman, & Ngatman. (2017). The Development of Realistic
Mathematics Education (RME) For Primary Schools' Prospective Teachers.
Advances in Social Science, Atlantis Press: Education and Humanities Research
(ASSEHR), vol: 158. pp: 814-826.
POWERPOINT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI
SEKOLAH DASAR
SCRIPT/ NASKAH VIDEO AJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DI SEKOLAH DASAR

Fery Muhamad Firdaus

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam sejahtera.
Semoga sehat selalu, dan tetap semangat dalam melaksanakan proses
pembelajaran mata kuliah pengembangan pendidikan matematika ini, walau
menggunakan strategi pembelajaran daring. Menjadi seorang guru, seyogyanya harus
memahami mengenai berbagai strategi yang dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar. Salah satu stategi yang dapat digunakan
yaitu pembelajaran matematika realistik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kita
akan membahas mengenai pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai pembelajaran
matematika realitik di sekolah dasar, dengan topik hakikat pembelajaran matematika
realistik di SD, prinsip-prinsip pembelajaran matematika realistik di SD, karakteristik
pembelajaran matematika realistik di SD, serta langkah-langkah pembelajaran
matematika realistik di SD.
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan pendekatan pembelajaran
matematika hasil internalisasi Realistic Mathematics Education (RME) yang
dikembangkan di Belanda. Pembelajaran matematika realistik menempatkan realitas
dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran, serta berorientasi pada
kejadian dan pengalaman nyata yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
yang diadopsi kedalam pembelajaran matematika di sekolah. Tentunya pembelajaran
matematika realistik ini sangatlah cocok manakala diimplementasikan pada
pembelajaran matematika di sekolah dasar, karena pada hakikatnya anak usia SD
yang notabene berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret yang
dikemukakan oleh Piaget merupakan siswa yang memerlukan pembelajaran yang
nyata dan sering mereka temukan di kehidupan sehari-hari supaya mereka dapat
memahami lebih jelas terkait konsep yang diajarkan.
Konsep realitas dalam pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar ini
merupakan pembelajaran matematika yang konkret sering siswa sekolah dasar temui
di kehidupan mereka. Konkret disini bukan hanya penggunaan media pembelajaran
nyata saja, tapi lebih menekankan pada pengaitan konsep matematika dengan
aktivitas yang nyata mereka temukan di kehidupan sehari-hari. Penggunaan media
konret memang diperlukan dalam pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar
untuk membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran matematika
realistik, tetapi penekanan hakikat embelajaran matematika realistik di sekolah dasar
bukan disitu saja. Hal ini dikarenakan banyak guru yang kelitu menafsirkan
pembelajaran matematika realistik. Mereka hanya mengartikan pembelajaran
realistik hanhya dengan cara menggunakan media yang konkret saja.
Konsep lingkungan sebagai sumber belajar siswa dalam pembelajaran
matematika realistik juga bukan hanya pemanfaatan lingkungan sekitar siswa baik
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat saja, tetapi kehidupan sehari-hari juga
dapat menjadi lingkungan dalam pembelajaran matematika realistik. Pembelajaran
matematika realistik dapat diimplementasikan melalui penggunaan masalah
kontekstual sebagai orientasi dalam mengatasi masalah matematika di kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi, perlu dipahami bersama bahwa kontekstual disini belum
tentu sama antara daerah satu dengan daerah lainnya. Contohnya penggunaan soal
cerita dalam pembelajaran matematika realistik mengenai kecepatan kendaraan
ketika menggunakan jalan tol. Jalan tol menjadi kontekstual bagi siswa yang berada
di pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi, itu pun hanya sebagian
daerah saja, sedangkan untuk siswa yang berada di daerah lain dan pulau lain,
penggunaan jalan tol menjadi tidak kontekstual karena tidak dapat mereka temukan
di lingkungan sekitar.
Terdapat tiga prinsip kunci pembelajaran matematika realistik, yaitu guided
reinvention (menemukan kembali), didactical phenomenology (fenomena didaktik)
dan self developed models (mengembangkan model sendiri).
4. Menemukan kembali (Guided reinvention)
Prinsip ini menghendaki bahwa dalam PMR, dari masalah kontekstual yang
diberikan oleh guru di awal pembelajaran, kemudian dalam menyelesaikan
masalah siswa diarahkan dan diberi bimbingan terbatas, sehingga siswa
mengalami proses menemukan kembali konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-
rumus matematika sebagaimana ketika konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-
rumus matematika itu ditemukan. Sebagai sumber inspirasi untuk merancang
pembelajaran dengan pendekatan PMR yang menekankan prinsip penemuan
kembali (reinvention), dapat digunakan sejarah penemuan konsep/prinsip/rumus
matematika.
5. Fenomena didaktik (Didactical Phenomenology)
Prinsip ini terkait dengan suatu gagasan fenomena pembelajaran, yang
menghendaki bahwa di dalam menentukan suatu masalah kontekstual untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan PMR, didasarkan atas dua
alasan, yaitu: (1) untuk mengungkapkan berbagai macam aplikasi suatu topik
yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan (2) untuk dipertimbangkan
pantas tidaknya masalah kontekstual itu digunakan sebagai poin-poin untuk
suatu proses pematematikaan progresif.
6. Mengembangkan model sendiri (Self developed models)
Menurut prinsip ini, model-model yang dibangun berfungsi sebagai jembatan
antara pengetahuan informal dan matematika formal. Dalam menyelesaikan
masalah kontekstual, siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri model
matematika terkait dengan masalah kontekstual yang dipecahkan. Sebagai
konsekuensi dari kebebasan itu, sangat dimungkinkan muncul berbagai model
yang dibangun siswa.

Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Gravemeijer tersebut, maka


dapat diketahui bahwa pada prinsipnya, pembelajaran matematika realistik di
sekolah dasar harus menuntun siswa SD dalam menemukan masalah matematika
yang kontekstual sering mereka temukan di lingkungan sehari-hari, serta mampu
menyelesaikan masalah kontekstual tersebut secara bebas dalam membangun
model matematika yang mereka pahami. Sehingga guru SD, harus mampu
mengaitkan konsep-konsep matematika di SD dengan masalah yang kontekstual
sering ditemui siswa SD pada kehidupan sehari-hari dan pada lingkungan sekitar
siswa, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Karakteristik pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar yaitu
sebagai berikut:
1. Menggunakan masalah kontekstual. Pembelajaran matematika diawali dengan
masalah kontekstual, sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman
atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya secara langsung. Masalah
kontekstual tidak hanya berfungsi sebagai sumber pematematikaan, tetapi juga
sebagai sumber untuk mengaplikasikan kembali matematika. Masalah
kontekstual yang diangkat sebagai topik awal pembelajaran, hendaknya masalah
sederhana yang dikenali oleh siswa.

2. Menggunakan model. Istilah model berkaitan dengan model matematika yang


dibangun sendiri oleh siswa dalam mengaktualisasikan masalah kontekstual ke
dalam bahasa matematika, yang merupakan jembatan bagi siswa untuk membuat
sendiri model-model dari situasi nyata ke abstrak atau dari situasi informal ke
formal. Penggunaan model, skema, diagram, simbol dan sebagainya merupakan
jembatan bagi siswa dari situasi konkrit menuju abstrak. Siswa diharapkan
mengembangkan model sendiri.

3. Menggunakan kontribusi siswa. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk


mengembangkan berbagai strategi informal yang dapat mengarahkan pada
pengkonstruksian berbagai prosedur untuk memecahkan masalah. Dengan kata
lain, kontribusi yang besar dalam proses pembelajaran diharapkan datang dari
siswa, bukan dari guru. Artinya semua pikiran atau pendapat siswa sangat
diperhatikan dan dihargai. Dalam menyelesaikan masalah, siswa mempunyai
kesempatan untuk menemukan cara pemecahan masalah dengan atau tanpa
bantuan guru. Proses ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan
hasil konstruksi dan produksi siswa sendiri. Dengan kata lain, dalam PMR
kontribusi siswa sangat diperhatikan.

4. Terdapat interaksi. Interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta
siswa dengan perangkat pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
PMR. Bentuk-bentuk interaksi seperti: negosiasi, penjelasan, pembenaran,
persetujuan, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk
pengetahuan matematika formal dari bentuk-bentuk pengetahuan matematika
informal yang ditemukan sendiri oleh siswa. Proses mengkonstruksi dan
memproduksi p emeca ha n mas a la h t ent u tidak da pa t dilakukan sendiri.
Untuk itu perlu interaksi baik antar siswa dengan guru, maupun siswa dengan
siswa.
5. Terdapat keterkaitan diantara bagian dari materi pelajaran. Struktur dan konsep
matematika saling berkaitan, biasanya pembahasan suatu topik (unit pelajaran)
harus dieksplorasi untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang lebih
bermakna. Dalam tesis ini karakteristik ini tidak muncul.

Siswa sekolah dasar yang notabene masih pada tahap perkembangan kognitif
operasional konkret menuntut guru SD menyajikan pembelajaran matematika yang
realistik sering ditemui anak usia SD pada kehidupan sehari-hari. Karakteristik dari
pembelajaran matematika realistik di sekolah dasar yaitu pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa untuk menumukan, menyelidiki, dan memecahkan
masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari melalui penerapan konsep-konsep
matematika. Konsep-konsep matematika yang abstrak bisa dioperasionalkan melalui
aktivitas pembelajaran yang kontekstual yaitu mengaitkan konsep matematika
dengan kehidupan nyata yang sering ditemui siswa sekolah dasar. Belajar
matematika akan lebih bermakna dan bermafaat bagi siswa sekolah dasar manakala
konsep matematika dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah di kehidupan
nyata mereka, tentunya guru harus mampu menfasilitasi dan mendorong siswa dalam
melakukan proses penemuan, penyelidikan dan pemecahan masalah tersebut.
Berdasarkan prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik,
maka pembelajaran matematika dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme dengan
mengutamakan enam prinsip dalam tahapan pembelajarannya. Adapun tahapan
pembelajarannya yaitu sebagai berikut:
7. Fase Aktivitas. Pada fase ini, siswa mempelajari matematika melalui aktivitas
doing, yaitu dengan mengerjakan masalah-masalah yang didesain secara khusus.
Siswa diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam keseluruhan proses
pendidikan sehingga mereka mampu mengembangkan sejumlah mathematical
tools yang kedalaman serta liku-likunya betul-betul dihayati.
8. Fase Realitas. Tujuan utama fase ini adalah agar siswa mampu mengaplikasikan
matematika untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada tahap ini,
pembelajaran dipandang suatu sumber untuk belajar matematika yang dikaitkan
dengan realitas kehidupan sehari-hari melalui proses matematisasi. Matematisasi
dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Matematisasi horizontal memuat
suatu proses yang diawali dari dunia nyata menuju dunia simbol, sedangkan
matematisasi vertikal mengandung makna suatu proses perpindahan dalam dunia
simbol itu sendiri.
9. Fase Pemahaman. Pada fase ini, proses belajar matematika mencakup berbagai
tahapan pemahaman mulai dari pengembangan kemampuan menemukan solusi
informal yang berkaitan dengan konteks, menemukan rumus dan skema, sampai
dengan menemukan prinsip-prinsip keterkaitan.
10. Fase Intertwinement. Pada tahap ini, siswa memiliki kesempatan untuk
menyelesaikan masalah matematika yang kaya akan konteks dengan
menerapkan berbagai konsep, rumus, prinsip, serta pemahaman secara terpadu
dan saling berkaitan.
11. Fase Interaksi. Proses belajar matematika dipandang sebagai suatu aktivitas
sosial. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk melakukan sharing
pengalaman, strategi penyelesaian, atau temuan lainnya. Interaksi
memungkinkan siswa untuk melakukan refleksi yang pada akhirnya akan
mendorong mereka mendapatkan pemahaman yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
12. Fase Bimbingan. Bimbingan dilakukan melalui kegiatan guided reinvention,
yaitu dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mencoba menemukan sendiri prinsip, konsep, atau rumus-rumus matematika
melalui kegiatan pembelajaran yang secara spesifik dirancang oleh guru
(Lestari & Yudhanegara, 2015).

Sekian materi yang bisa disampaikan pada pertemuan kali ini, semoga teman-
teman dapat mudah memahaminya dan terus menggali pengetahuan dengan mencari
berbagai sumber yang relevan mengenai pembelajaran matematika realistik di
sekolah dasar.
Wassalamualaikum Warahmarullahi Wabarakatuh
BAHAN AJAR ELEKTRONIK (BAE) MATA KULIAH PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN LMS “BESMART”
PENGENDALIAN AKTUALIASASI OLEH MENTOR

Nama : Fery Muhamad Firdaus


NIP : 198902092019031014
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Lektor
Isu : Pembuatan Bahan Ajar Elektronik (BAE) pada Learning
Management System “Besmart” Mata Kuliah Pengembangan
Pendidikan Matematika Sekolah Dasar

Kegiatan 1 : Studi pendahuluan dengan analisis kebutuhan konten


“Besmart” dan merevisi Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di
SD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
 Tahapan Kegiatan; Sudah bagus,
d. Melakukan koordinasi dengan ketua lanjutkan, semoga
jurusan terkait rencana rancangan diberi kelancaran dan
aktualisasi dapat bermanfaat
Proses kegiatan:
untuk lembaga
Menghubungi ketua jurusan dengan hormat
dan menjunjung tinggi standar etika luhur
melalui media komunikasi WhatsApp.
Melakukan diskusi/musyawarah dengan
ketua jurusan untuk beradaptasi dengan
perubahan pembelajaran daring.

e. Melakukan koordinasi dan diskusi


dengan dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika
SD
Proses kegiatan:
Pertama, Menghubungi tim dosen rumpun
matematika dengan hormat dan sopan
melalui media komunikasi WhatsApp.
Kedua, Melakukan diskusi/musyawarah
dengan tim dosen rumpun matematika untuk
beradaptasi dengan perubahan
pembelajaran daring. Diskusi berkaitan
dengan pembuatan bahan ajar mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika SD
agar lebih efektif dalam pembelajaran
daring. Dibangun kerjasama dengan dosen
tim dalam proses pengembangan bahan ajar
secara profesional.
Ketiga, Kegiatan ini Melakukan
diskusi/musyawarah dengan tim dosen
rumpun matematika untuk meninjau ulang
RPS yang sudah ada untuk diperbarui agar
pembelajaran daring dapat maksimal
dilaksanakan. Review RPS dilakukan dengan
memperhatikan aturan penyusunan RPS
(disiplin) menyesuaikan dengan hasil diskusi
dengan dosen tim (amanah). Kegiatan ini
dilakukan dengan transparan serta adil atau
tidak menyesuaikan dengan bidang keahlian
dosen.

f. Menganalisis ketersediaan bahan ajar


Proses kegiatan:
Pertama, Menghimpun ketersediaan bahan
ajar mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika SD yang sudah ada dengan
berani & jujur, profesional, bertanggung
jawab dan transparan.
Kedua, mengidentifikasi ketersediaan bahan
ajar yang sudah ada pada mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika SD
secara transparan dan bertanggung jawab.

 Output kegiatan terhadap pemecahan


isu;
Output:
Adanya rancangan analisis kebutuhan pada
LMS “Besmart” rumpun matematika

Bukti Fisik:
Foto kegiatan, Screenshoot Besmart, RPS,
draft hasil analisis dan kesimpulan studi
pendahuluan
 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan;
Agenda II
Akuntabilitas:
- Tanggung jawab
- Transparansi
Nasionalisme:
- Hormat
- Musyawarah
- Kerjasama
Etika Publik:
- Menjunjung tinggi standar etika luhur
- Profesional
- Sopan
- Menghargai kerjasama
Komitmen Mutu:
- Efektif
- Berdaptasi dengan perubahan
Anti Korupsi:
- Berani
- Jujur

Agenda III
WoG
- Koordinasi dan kolaborasi (Melakukan
koordinasi dengan ketua jurusan dan
kolaborasi dengan dosen tim pengampu
mata kuliah)
Manajemen ASN
- Melaksanakan tugas dengan penuh
pengabdian (Melakukan kegiatan yang
tersistematis dengan berkoordinasi
dengan atasan)
- Menunjukkan sikap integritas (sikap
bersungguh-sungguh dalam melakukan
koordinasi dan analisis ketersediaan
bahan ajar)
Pelayanan Publik:
- Responsif (secara cepat dan tanggap
mengatasi permasalahan pembelajaran
daring menggunakan media LMS)
Akuntabel (Hasil review ulang kembali RPS
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka)

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Kegiatan studi pendahuluan analisis
kebutuhan konten besmart mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD
memberikan konstribusi kepada visi yaitu
cendikia dan literasi IPTEK, serta misi Prodi
PGSD nomor 1 yaitu melaksanakan
pendidikan untuk menghasilkan pendidik dan
peneliti pendidikan di tingkat sekolah
dasar yang profesional.

 Penguatan Nilai Organisasi;


Kegiatan studi pendahuluan kebutuhan konten
“besmart” ini dimaksudkan untuk penguatan
kemandirian, kecendikiaan dan
profesionalisme, karena dengan pelaksanaan
ini, dapat ditingkatkan kemandirian dalam
menggunakan intelektual untuk dalam
memecahkan masalah berbasis keahlian,
kebutuhan berprestasi, dengan pendekatan
teknosains.

Kegiatan 2 : Melakukan kajian pustaka mata kuliah pengembangan


pendidikan matematika di SD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
 Tahapan Kegiatan; Sudah bagus,
d. Mengumpulkan literatur untuk materi lanjutkan
perkuliahan
Proses kegiatan:
Pertama, secara mandiri mengindentifikasi
sumber-sumber literatur yang memungkinkan
digunakan sebagai sumber referensi agar
efisien.
Kedua, mengumpulan secara cermat dan
literatur terbaru yang dibutuhkan sebagai
sumber referensi agar hasil kajian
mengandung keterbaruan.

e. Mengelompokkan literatur berdasarkan


sub pokok bahasan
Proses kegiatan:
Mengelompokkan literatur dengan sub pokok
bahasan dengan cermat agar efektif dan
efisien.

f. Membuat hasil kajian pustaka


Proses kegiatan:
Kegiatan ini menulis dan membuat hasil
kajian bahan pustaka materi dengan tidak
memanipulasi hasil kajian (jujur) dan tidak
plagiarisme atau menghargai karya orang
lain. Selanjutnya, dapat
mempertanggungjawabkan hasil kajian
bahan pustaka kepada dosen pengampu.

 Output kegiatan terhadap pemecahan


isu;
Output:
Terciptanya konten materi pada mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di
SD yang valid

Bukti Fisik: Foto kegiatan, hasil kajian


pustaka

 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan;


Agenda II
Akuntabilitas:
- Tanggung jawab
Nasionalisme:
- Menghargai karya orang lain
Etika Publik:
- Cermat
Komitmen Mutu:
- Efektif
- Efisien
Anti Korupsi:
- Mandiri
- Jujur

Agenda III
WoG
- Simplikasi (menyederhakan dan
menyimpulkan informasi-informasi dari
banyak sumber literatur)
Manajemen ASN
- Memberikan informasi secara benar dan
tidak menyesatkan (membuat hasil kajian
pustaka dengan jujur dari sumber informasi
yang sudah kredibel)
Pelayanan Publik
Responsif (menggunakan sumber literatur
terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan)

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Kegiatan kajian pustaka pada mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD
memberikan konstribusi kepada visi yaitu
cendikia dan literasi IPTEK, serta misi Prodi
PGSD nomor 1 yaitu melaksanakan
pendidikan untuk menghasilkan pendidik dan
peneliti pendidikan di tingkat sekolah
dasar yang profesional.

 Penguatan Nilai Organisasi;


Kegiatan kajian pustaka pada mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD
ini dimaksudkan untuk penguatan
kemandirian, kecendikiaan dan
profesionalisme, karena dengan pelaksanaan
ini, dapat ditingkatkan kemandirian dalam
menggunakan intelektual untuk dalam
memecahkan masalah berbasis keahlian,
kebutuhan berprestasi, dengan pendekatan
teknosains.
Kegiatan 3 : Membuat bahan ajar mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
 Tahapan Kegiatan; Sudah bagus,
d. Menyusun e-handout sebaiknya
Proses kegiatan: didiskusikan lebih
Pertama, membuat konsep e-handout intensif dengan tim
dengan menentukan sub pokok bahasan,
pengampu mata
mengikuti secara disiplin dengan RPS yang
sudah dirancang. kuliah
Kedua, membuat e-handout secara mandiri
dan menghindari plagiarisme (menghargai
karya orang lain dan jujur) serta
mengutamakan pencapaian hasil.

e. Menyusun media powerpoint


Proses kegiatan:
Pertama, membuat konsep e-handout
dengan menentukan sub pokok bahasan,
mengikuti secara disiplin dengan RPS yang
sudah dirancang.
Kedua, membuat media powerpoint secara
mandiri dan menghindari plagiarisme
(menghargai karya orang lain dan jujur)
serta mengutamakan pencapaian hasil.
Ketiga, menambahkan unsur pendukung
dengan desain kreatif (inovatif) pada media
powerpoint

f. Mereview kembali e-handout dan media


powerpoint dengan tim dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan
Pendidikan Matematika
Proses kegiatan:
Pertama, mengevaluasi secara mandiri e-
handout dan media powerpoint yang sudah
dibuat.
Kedua, Menyampaikan e-handout dan media
powerpoint yang sudah disusun dengan jujur
serta mempertanggungjawabkan kepada
dosen tim pengampu mata kuliah
Pengembangan Pendidikan Matematika SD.
Ketiga, menghimpun kritik dan saran
(partisipatif) dari dosen tim untuk perbaikan
e-handout dan media powerpoint.

 Output kegiatan terhadap pemecahan


isu;
Output:
Terciptanya skrip/naskah bahan ajar
elektronik (BAE) mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD

Bukti Fisik: foto kegiatan, draft e-handout,


powerpoint
 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan;
Agenda II
Akuntabilitas:
- Bertanggung-jawab
- Partisipatif
Nasionalisme:
- Menghargai karya orang lain
Etika Publik:
- Mengutamakan pencapaian hasil
- Jujur
Komitmen Mutu:
- Inovasi
Anti Korupsi:
- Disiplin
- Mandiri

Agenda III
WoG
- Kerjasama (membangun kerjasama
dengan dosen pengampu mata kuliah
dalam proses review e-handout dan media
powerpoint)
Manajemen ASN
- Menjaga reputasi ASN (melakukan
kegiatan pembuatan e-handout dan media
powerpoint dengan memperhatikan kaidah
penulisan yang baik dan benar dan tidak
plagiasi atau melanggar kode etik dosen)
Pelayanan Publik
Mudah dan murah (menyediakan e-handout
dan media powerpoint yang mudah dan murah
untuk diakses)

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Kegiatan membuat skrip/naskah bahan ajar
elektronik (BAE) mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di
SD
memberikan konstribusi kepada visi yaitu
cendikia dan literasi IPTEK, serta misi Prodi
PGSD nomor 1 yaitu melaksanakan pendidikan
untuk menghasilkan pendidik dan peneliti
pendidikan di tingkat sekolah dasar yang
profesional.

 Penguatan Nilai Organisasi;


Kegiatan membuat skrip/naskah bahan ajar
elektronik (BAE) ini dimaksudkan untuk
penguatan kemandirian, kecendikiaan dan
profesionalisme, karena dengan pelaksanaan
ini, dapat ditingkatkan kemandirian dalam
menggunakan intelektual untuk dalam
memecahkan masalah berbasis keahlian,
kebutuhan berprestasi, dengan pendekatan
teknosains.

Kegiatan 4 : Membuat video ajar mata kuliah pengembangan pendidikan


matematika di SD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
 Tahapan Kegiatan;
e. Menyusun script/naskah video ajar
Program Kegiatan:
Kegiatan ini membuat konsep script video
ajar dengan menginteralisasikan nilai-nilai
religius dan berdaya guna. Pembuatan
memperhatikan prinsip efektif, efisien dan
inovatif.

f. Melakukan recording
Program Kegiatan:
Merekam video ajar dengan percaya diri,
santun dan berintegritas tinggi.

g. Melakukan editing
Program Kegiatan:
Kegiatan ini, secara mandiri dan semangat
kerja keras, mengedit video yang sudah
direkam.

h. Mereview video ajar dengan dosen


pengampu mata kuliah
Program Kegiatan:
Pertama, mengevaluasi secara mandiri
video ajar yang sudah dibuat.
Kedua, Menyampaikan video yang sudah
disusun dengan jujur serta
mempertanggungjawabkan kepada dosen
tim pengampu mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika SD.
Ketiga, menghimpun kritik dan saran
(partisipatif) dari dosen tim untuk perbaikan
video ajar.

 Output kegiatan terhadap pemecahan


isu;
Output:
Terciptanya bahan ajar elektronik (BAE)
mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD
Bukti Fisik: Foto kegiatan, script, video ajar
 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan;
Agenda II
 Akuntabilitas:
- Integritas
- Bertanggung jawab
- Partisipatif
 Nasionalisme:
- Religius
- Percaya diri
 Etika Publik:
- Berdaya guna
- Santun
- Jujur
 Komitmen Mutu:
- Inovasi
- Efektif
- Efisien
 Anti Korupsi:
- Kerja keras
- Mandiri

Agenda III
 WoG
- Koordinasi (Menjalin koordinasi dan
komunikasi dengan dosen pengampu mata
kuliah terkait review video ajar)
 Manajemen ASN
- Menunjukkan integritas dan keteladanan
dalam ucapan (bertuturkata yang baik
dalam proses recording atau pengisian
suara pada video ajar)
 Pelayanan Publik
Akuntabel (mampu mempertanggungjawabkan
hasil video kepada dosen pengampu mata
kuliah)
 Kontribusi Terhadap Visi-Misi
Organisasi;
Kegiatan membuat bahan ajar elektronik
(BAE) mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD
memberikan konstribusi kepada visi yaitu
cendikia dan literasi IPTEK, serta misi Prodi
PGSD nomor 1 yaitu melaksanakan
pendidikan untuk menghasilkan pendidik dan
peneliti pendidikan di tingkat sekolah
dasar yang profesional.

 Penguatan Nilai Organisasi;


Kegiatan membuat bahan ajar elektronik
(BAE) ini dimaksudkan untuk penguatan
kemandirian, kecendikiaan dan
profesionalisme, karena dengan pelaksanaan
ini, dapat ditingkatkan kemandirian dalam
menggunakan intelektual untuk dalam
memecahkan masalah berbasis keahlian,
kebutuhan berprestasi, dengan pendekatan
teknosains.

Kegiatan 5 : Membuat dan menyusun konten-konten di LMS “Besmart”


mata kuliah pengembangan pendidikan matematika di SD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
 Tahapan Kegiatan; Kegiatan sudah
e. Perancangan konsep LMS berjalan secara
Program Kegiatan: lancar
Kegiatan ini mengidentifikasi kebutuhan
konten LMS sebagai tanggungjawab
(Akuntabilitas) pembuatan bahan ajar.
Identifikasi kebutuhan pada konsep
memperhatikan asas efektif dan efisien
(Komitmen Mutu). Konsep buat dengan
prinsip sederhana

f. Berkoordinasi dengan dosen pengampu


mata kuliah Pengembangan Pendidikan
Matematika SD
Proses kegiatan:
Pertama, Menghubungi dan
mengomunikasikan (Etika Publik) konsep
penyajian LMS pada dosen tim pengampu
mata kuliah pengembangan pendidikan
matematika SD.
Kedua, menghimpun kritik dan saran dari tim
dosen pengampu mata kuliah tentang bahan
ajar (partisipatif/Akuntabilitas)
Ketiga, menjalin komunikasi dan membangun
kerjasama untuk menentukan konsep
penyajian dengan memperhatikan nilai
orientasi mutu dan inovasi

g. Mengunggah (upload) bahan ajar ke


LMS
Proses kegiatan:
Pertama, Membuat course mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika SD
pada LMS Besmart UNY dengan amanah
(Nasionalisme) menggunakan wewenang
dalam pembuatan course
Kedua, Menggunggah bahan ajar elektronik
(BAE) dengan jujur (Anti Korupsi) ke LMS
Besmart mata kuliah Pengembangan
pendidikan matematika SD

h. Membuat dan menyusun konten-konten


tambahan untuk menunjang bahan ajar
Proses kegiatan:
Pertama, Membuat konten live chat melalui
forum diskusi pada LMS “Besmaart” mata
kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD yang berorientasi mutu
(Komitmen Mutu)
Kedua, Membuat konten live video dan
meeting/conference menggunakan
BigBlueButtonBN pada LMS “Besmart” mata
kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD yang berorientasi mutu
(Komitmen Mutu)
Ketiga, Membuat konten Workshop dan
penugasan pada LMS “Besmaart” mata
kuliah pengembangan pendidikan
matematika di SD dengan amanah
(Nasionalisme)
Keempat, Membuat konten konten quiz dan
evaluasi pada LMS “Besmart” mata kuliah
pengembangan pendidikan matematika di SD
dengan jujur (Anti Korupsi)
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu;
Output:
Terciptanya konten-konten pada LMS
“Besmart” mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD

Bukti Fisik: Screenshoot LMS “Besmart” mata


kuliah pengembangan pendidikan matematika
di SD

 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan;


Agenda II
 Akuntabilitas:
- Tanggung-jawab
- Responsibilitas
- Partisipatif
 Nasionalisme:
- Amanah
 Etika Publik:
- Komunikasi
 Komitmen Mutu:
- Orientasi mutu
- Efektif
- Efisien
- Inovasi
 Anti Korupsi:
- Jujur

Agenda III
 WoG
- Koordinasi (secara aktif berkoordinasi
dengan dosen pengampu dalam
merancang konsep LMS yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan)
 Manajemen ASN
- Melaksanakan tugas pelayanan publik
yang professional dan berkualitas
(melaksanakan penyajian bahan ajar yang
berkualitas ke LMS sesuai dengan
bidang/latar belakang pendidikan)

 Pelayanan Publik
Aksesibel (memberikan pelayan perkuliahan/
pembelajaran daring yang mudah dijangkau
dan diakses oleh mahasiswa)

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Kegiatan membuat konten-konten di LMS
“Besmart” pada mata kuliah pengembangan
pendidikan matematika di SD
memberikan konstribusi kepada visi yaitu
cendikia dan literasi IPTEK, serta misi Prodi
PGSD nomor 1 yaitu melaksanakan
pendidikan untuk menghasilkan pendidik dan
peneliti pendidikan di tingkat sekolah
dasar yang profesional.

 Penguatan Nilai Organisasi;


Kegiatan membuat konten-konten di LMS
“Besmart” ini dimaksudkan untuk penguatan
kemandirian, kecendikiaan dan
profesionalisme, karena dengan pelaksanaan
ini, dapat ditingkatkan kemandirian dalam
menggunakan intelektual untuk dalam
memecahkan masalah berbasis keahlian,
kebutuhan berprestasi, dengan pendekatan
teknosains.

Anda mungkin juga menyukai