Anda di halaman 1dari 1

BACA DAN KERJAKAN

Pancasila merupakan filosofi bagi bangsa Indonesia. Sebagai filosofi berarti semua aktivitas
ketatanegararaan, kehidupan berbangsa dan bernegara harus berpedoman kepada
Pancasila, yang sudah merupakan kewajiban bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mentaati
dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila juga sebagai dasar
negara yang telah ditetapkan secara bersamaan dengan UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan
demikian maka UUD 1945 sebagai konstitusi dasar yang mengikat berisi norma-norma dasar
yang tidak boleh bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Secara
filosofi Pancasila bukan sintesis dari ideologi liberal dan komunis, tetapi merupakan ideologi
yang benar-benar dijiwai oleh kritalisasi akar budaya bangsa Indonesia, sehingga Pancsaila
buka liberal dan bukan pula komunis, atau bukan juga irisan atau gabungan keduanya.
Namun dalam kenyataannya UUD 1945 sudah berkali-kali dirubah sehingga tidak “seiring
dan sejalan” dengan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Misalkan pada UU RIS
dan UUDS yang keduanya bersifat liberal, meski berakhir dengan Dekrit Presiden 1959,
namun kemudian ada ujian lagi yang pada puncaknya dipaksa untuk menjadi berhaluan
komunis. Gerakan inipun harus berakhir dengan penumpasan G 30S/PKI 1965. Ketika era
reformasi bergulir, UUD 1945 telah 4 kali diamandemen. Akibat amandemen, maka hasilnya
telah membuat pola dan tata kehidupan dikonstruksi menjadi liberal. Kalau boleh
dianalogkan, maka peristiwa amandeman hampir sama dengan sejarah masa lalu ketika
berlaku UU RIS dan UUDS. Menurut pandangan saudara apakah UUD NRI 1945 masih
relevan dengan eksistensi Pancasila seabgai filosofi dan dasar negara Indonesia? Jekaskan

Anda mungkin juga menyukai