UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
ANALISIS KOMPOSISI ASAM LEMAK UDANG WINDU (penaeus monodon)
PADA BAGIAN KEPALA DAN BADAN DENGAN METODE GC-MS
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana
Kepada
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
SKRIPSI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
sebagian keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima
Yang menyatakan,
PRAKATA
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat
Alhamdulillah, tiada kata yang lebih patut diucapkan oleh seorang hamba
yang beriman selain ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Mengetahui, pemilik segala ilmu, karena atas petunjuk-Nya maka skripsi ini dapat
diselesaikan.
Shalawat dan taslim tak lupa penulis kirimkan kepada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kebenaran di dunia maupun di akhirat
Namun berkat usaha, kerja keras, dukungan dan bantuan berbagai pihak, akhirnya
Ungkapan terima kasih yang tak terhapuskan dan rasa hormat dan semua ini
tiada artinya tanpa dukungan moril, kasih saying, cinta dan doa dari kedua orang tua
tercinta, Ayahanda Muhamad Nur H. A Razak dan Ibunda Irnawati M. Nur serta
materil yang tak terhitung bagi penulis, yang tidak mungkin penulis balas dengan
tunai.
Dengan segala kerendahan hati rasa hormat dan terima kasih penulis
S.Si., M.Si., Apt selaku Pembimbing kedua kami yang telah meluangkan waktunya
2. Ibu Syachriyani, S.Si., M.Si., Apt sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
3. Bapak Muh Saharuddin, S.Si., M.Si., Apt sebagai ketua Program Studi Farmasi
7. Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu
Samanery , Sarsinar, Nurul Qalbi, Nurwahida, Lisa Olia, Made Dwika Pratama,
Penulis sangat menyadari, skripsi yang disusun ini masih penuh kekurangan
dan keterbatasan. Saran, kritik dan ide yang sifatnya kontruktif, saya tunggu dengan
tangan terbuka.
Akhirnya semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Amin
Penulis
ABSTRAK
SRI MAHARANI M. NUR Analisis Komposisi Asam Lemak Udang Windu
(penaeus monodon) Pada Bagian Kepala Dan Badan Dengan Metode GC-MS
(Dibimbing oleh Syarifuddin dan Suprapto Prayitno)
ABSTRACT
SRI MAHARANI M. NUR Analysis of Fatty Acid Composition of Tiger Shrimp
(penaeus monodon) on the Head and Body Using the GC-MS Method (Supervised by
Syarifuddin dan Suprapto Prayitno)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN................................................................... ii
PRAKATA............................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang…………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian……………………………………….... 4
E. Ruang Lingkup…………………………………………….. 4
A. Udang Windu……………………………………………… 6
1. Klasifikasi Udang Windu……………………………….. 6
B. Asam Lemak………………………………………………. 15
1. Pengertian Ekstrak………………………………………. 21
1. Populasi……………………………………………...... 31
2. Sampel………………………………………………… 31
A. Hasil Penelitian…………………………………………. 34
B. Pembahasan……………………………………………… 36
A. Kesimpulan………………………………………………. 41
B. Saran……………………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 42
LAMPIRAN…………………………………………………………… 43
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Daging Udang Windu (Penaeus
monodon) yang dapat dimakan……………………………………....…. 11
2. Kadar lemak total dari daging Udang Windu (Penaeus monodon) ……..
34
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. Skema Kerja………………………………………………………. 43
II. Perhitungan……………………………………………………….. 44
V. Foto Penelitian…………………………………………………….. 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
telah memberikan pemasukan devisa yang cukup besar bagi negara. Indonesia
merupakan salah satu negara pengekspor udang terpenting didunia disamping Cina,
Thailand, India,Vietnam dan beberapa negara di Amerika Latin. Pada tahun 2004
pengekspor produk udang beku nomor dua terbesar bagi Jepang, sedangkan untuk
perikanan lainnya. Salah satu keistimewaan udang diantaranya memiliki aroma yang
spesifik, tekstur udang yang keras dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Aspek gizi
dan hasil perikanan yang telah diakui banyak manfaatnya adalah tingginya
kandungan asam lemak disamping protein dan mineral. (Karyadi dan Muhilal, 1987).
Udang windu (penaeus monodon) yang dikenal dengan sebutan black tiger
shrimp adalah spesies udang laut yang dapat mencapai ukuran besar, dialam bebas
dapat mencapai 35 cm dan berat sekitar 260 gram, sedangkan yang dipelihara
ditambak, panjang tubuhnya hanya mencapai 20 cm dan berat sekitar 140 gram
Udang windu memiliki kulit tubuh yang keras, berwarna hijau kebiruan dan
berloreng-loreng besar. Namun udang dewasa yang hidup dilaut memiliki warna kulit
merah muda kekuningan dengan ujung kaki renang yang berwarna merah.Sedangkan
dada, sedangkan bagian abdomen merupakan bagian terbesar dari udang yang
didalamnya terkandung sebagian besar daging yang dapat dimakan dan bagian ekor
peranan penting pula untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup, terutama beberapa
tipe asam lemak sangat berpengaruh pada kehidupan udang. Asam lemak juga
berfungsi sebagai pelarut vitamin. Komposisi asam lemak yang ada pada udang
sangat erat hubungannya dengan lemak yang terkandung dalam makanan yang
diberikan. Satu gram lemak menghasilkan 9 kkal per gram sedangkan karbohidrat dan
protein hanya menghasilkan 4 kkal per gram.Kelebihan lemak dapat disimpan sebagai
cadangan energi dalam jangka panjang selama melakukan aktifitas atau selama
Asam lemak mempuyai peranan penting tidak hanya sebagai sumber energi,
tetapi juga sebagai zat yang esensial udang (Theshima dan Yone, 1978). Dari
beberapa hasil penelitian telah dibuktikan bahwa udang mempunyai kebutuhan yang
unik terhadap sterol dan fosofilioida yang berbeda dengan organisme lainnya. Asam
lemak linoleat, linolenat dan arakidonat merupakan asam lemak esensial yang sangat
penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang (Sumeru dan Anna, 1992)
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, hasil penelitian Robby Rudiansen
Purba (2013), adalah dilakukan dengan skala laboratorium. Sebagai objek (bahan)
dalam penelitian ini adalah Udang Windu (penaeus monodon) dengan metode GC-
MS. Data GC-MS memberikan informasi kromatogram terhadap metil ester asam
lemak Udang Windu (penaeus monodon) sebanyak 9 jenis asam lemak, yaitu :asam
iso caproat (1,30 %), asam miristat (1,26 %), asam pentadekanoat (5,83%), asam
teksturnya keras sehingga sulit untuk di kunyah, padahal bagian kepala udang juga
memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Untuk itu berdasarkan latar belakang
maupun uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis komposisi asam
lemak udang windu (penaeus monodon) khusunya pada bagian kepala dan badan.
B. Rumusan Masalah
ini adalah : Barapa kadar asam lemak total udang windu (penaeus monodon) dan
Berapakah senyawa asam lemak udang windu (penaeus monodon) yang terdapat pada
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar asam lemak total udang
windu (penaeus monodon) dan jumlah senyawa asam lemak udang windu (penaeus
monodon) yang terdapat pada bagian kepala dan badan dengan metode GC-MS.
D. Manfaat penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah kadar asam lemak total udang windu (penaeus
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi komposisi kandungan asam
E. Ruang Lingkup
asam lemak udang windu (penaeus monodon) pada bagian kepala dan badan dengan
metode GC-MS. Dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisis komposisi asam
lemak yang terdapat pada bagian kepala dan badan udang windu. selanjutnya lemak
TINJAUAN PUSTAKA
berikut:
Phylum :Arthropoda
Kelas :Crustaceae
Ordo :Decapoda
Famili :Paneidae
Genus :Penaeus
tiger shrimp adalah spesies udang laut yang dapat mencapai ukuran besar, dialam
bebas dapat mencapai 35 cm dan berat sekitar 260 gram, sedangkan yang
Udang windu memiliki kulit tubuh yang keras, berwarna hijau kebiruan
warna kulit merah muda kekuningan dengan ujung kaki renang yang berwarna
merah.Sedangkan udang muda memiliki kulit dengan ciri khas totol-totol hijau.
Pada dasarnya badan udang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
dan dada, sedangkan bagian abdomenmerupakan bagian terbesar dari udang yang
didalamnya terkandung sebagian besar daging yang dapat dimakan dan bagian
ekor (telson).Bagian kepala udang terdiri dari 6 ruas, tiga ruas pertama merupakan
penyangga mata dan perangkat mulut, sedangkan pada tiga ruas terakhir
dilengkapi dengan anggota badan yang berfungsi sebagai pembantu mulut yang
disebut rostum (cucuk kepala).Gigi rostum bagian atas biasanya 7 buah dan
bagian bawah 3 buah, sehingga sering ditulis gigi rostrum 7/3 (M.Ghufran, 2010).
Bagian dada udang terdiri atas 8 ruas yang tiap ruasnya memiliki sepasang
Pleopoda pada ruas keenam (inopoda) berubah menjadi pipih melebar yang
Habitat udang windu adalah laut dan dikenal sebagai penghuni dasar
laut.namun hanya udang windu dewasa yang mencari tempat yang dalam di
tengah laut. Saat muda, udang windu berada diperairan yang dangkal di tepi
pantai, bahkan ada yang memasuki muara sungai dan tambak berair payau.Udang
hewan yang dapat mentolelir perubahan suhu yang luas. Goncangan suhu yang
besar dimedia kultur, terutama ditambak pada musim kemarau, yaitu pada siang
hari suhu mencapai 32 oC dan pada malam hari suhu menurun menjadi 22 oC
masih dapat ditolelir oleh udang, walaupun pada kondisi demikian, udang sensitif
Udang windu dikenal sebagi hewan yang rakus. Hal ini erat kaitannya
dengan system pencernaannya, dimana udang memiliki usus yang tidak panjang
sehingga proses pencernaan makanan cepat sekali berlangsung dan perut cepat
menjadi kosong. Sifat udang yang demikian perlu diketahui agar dalam kulturnya
maupun mutunya.
awal fase kehidupannya, yaitu disaat kuning telur habis, udang mulai mencari
protozoa, rotifer, anak teritip, kutu air dan lain-lain. Setelah burayak mencapai
tingkat post larva dan juga setelah menjadi udang muda (juvenile), selain
udang-udangan, cacing annelida dan juga detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang
membusuk di dasar perairan). Sedangkan pada udang yang telah mencapai ukuran
dewasa memakan berbagai daging hewan lunak seperti Mollusca (kerang, tiram,
(M.Ghufran, 2010).
1. Habitat
perairan.Kondisi habitat laut yang disukai adalah dasar perairan laut yang
lumer (saft) yang biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir.Perairan
berbentuk teluk dengan aliran sungai yang besar merupakan habitat yang baik
bagi udang. Sedangkan khusus untuk udang windu lebih menyukai kondisi
tekstur dasar perairan lempung berdebu atau lumpur pasir (M.Ghufran, 2010).
stadia yaitu stadia nauplius (enam substadia), stadia zoea (tiga sub stadia),
stadia mysis (tiga sub stadia), stadia pasca larva dan stadia dewasa (Villaluz et
pase hidup diperairan muara sungai dan pantai.Udang berada dilaut pada
stadia menuju dewasa, telur, nauplius, zoea, mysis dan pasca larva.Stadia awal
pasca larva yang bersifat planktonic terbawa arua kepase hidup perairan
sisa –sisa bahan organik lainnya baik hewani maupun nabati.Dari kenyataan
2010). Sedangkan pada stadium dewasa udang sering memakan molusca kecil
kandungan asam amino yang lengkap baik asam amino essensial maupun non
yang tinggi.Komposisi kimia dari jenis udang sangat penting artinya, dilihat
Komposisi kimia dan nilai gizi daging udang windu selengkapnya tersaji pada
Table 1.
Tabel 1. Komposisi kimia dan nilai gizi daging udang windu (penaeus
monodon)
protein
Sumber : J.A. Shelf and J.M. Jay, 1971 (dalam Hadiwiyoto, 1993)
a. Protein
Protein sangat penting bagi tubuh karena zat ini mempunyai fungsi
dapat difungsikan sebagai sumber energi pada saat kebutuhan energi tidak
b. Lemak
penting baik sebagai sumber energi maupun sebagai zat yang essensial
untuk udang. Satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal per gram,
bentuk dan fungsi membran atau jaringan. Kelebihan lemak dapat disimpan
sebagai cadangan energi dalam jangka panjang selama melakukan aktifitas
c. Karbohidrat
d. Vitamin
tidak dapat disintesis dalam tubuh udang sehingga harus tersedia dalam
golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam
lemak.Vitamin yang larut dalam air antara lain antara lain tiamin (B1),
riboflafin (B2), asam pentotenat (B6), biotin dan kobalamin (B12), vitamin
C dan lain-lain. Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak antara lain
retinola (vitamin A), kolekalsiferol atau elgoklasiferol (vitamin), alfa
e. Mineral
ikan dalam jumlah yang sedikit, tetapi mempunyai fungsi yang sangat
Fungsi utama mineral adalah sebagai komponen utama dalam struktur gigi
jaringan dan sebagai penerus dalam system syaraf dan kontraksi otot,
tulang, gigi dan sisik untuk ikan. Mineral yang paling banyak berperan
dalam fungsi ini adalah Ca, P, F, dan Mg. yang membantu pernapasan
adalah Fe, Cu, dan Co. sedangkan mineral yang membentu proses
B. Aasam Lemak
minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada
makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin,
atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa
berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Asam lemak jenuh mempunyai rantai karbon yang tersusun atas ikatan
tunggal dan tidak mempunyai ikatan rangkap, Contoh: lemak jenuh adalam asam
miristat, asam stearate, asam valerat, asam palmitat, dan lain-lain. Nama asam
palmitat akan mengingatkan kita pada nama “palm” atau pohon palem/kelapa
mengingat bahwa buah kelapa memang mengandung minyak yang kita sebut
dengan minyak goring. Asam lemak jenuh adalah kandungan dominan di dalam
rangkap dua sebanyak satu, dua, atau tiga buah. Biasanya dalam kemasan produk
Chain-Poly Unsaturated Fatty Acid (asam emak tidak jenuh ganda rantai panjang).
pertama terdapat pada atom karbon nomor 3. Contoh asam lemak omega 3
terdpaat pada atom karcon nomor 6. Contoh asam lemak omega 6 adalah asam
linoleat.
Asam lemak omega 9 mempunyai ikatan rangkap pertama pada atom karbon
Asam lemak tak jenuh juga mampu berperan sebagai antioksodan (untuk
menangkal radikal bebas) karena keberadaan ikatan rangkap dalam rantai karbonnya.
Asam lemak tak jenuh banyak terdapat pada ikan terutama ikan laut, misalnya ikan
Asam lemak tidak jenuh juga sangat penting bagu tubuh manusia karena
dapat menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh sehingga mengurangi resiko penyakit
jantung, asam lemak tak jenuh juga banyak terdapat pada biji bunga matahari,
gandum utuh, dan minyak kacang. Bebrapa studi membuktikan adanya keterkaitan
antara aam lemak omega 3 dalam menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan
Asam lemak trans merupakan salah satu jenis asam lemak tidak jenuh
(memiliki ikatan rangkap) yang terdapat di dalam minyak (lemak cair). Asam lemak
penggorengan (deep frying). Perubahan asam lemak dari cis menjadi trans terjadi
kenaikan temperatur. Bahkan asam lemak omega 3 dan omega 6 akan berubah
Mekanisme penurunan HDL oleh asam lemak trans terjadi dengan cara
lemak trans bias mengganggu konveri asam lemak esensial linoleat menjadi
arakidonat pada sintesis lemak tubuh. Secara keseluruhan, kondisi ini akan
lemak trans dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker payudara. Asam
lemak trans juga adapt menghambat aktivitas berbagai kerja enzim seperti Na +/Ka+
Lemak tersusun dari asam-asam lemak dan suatu polihidroksi (gliserol). Asam
lemak adalah asam karboksilat rantai panjang yang dapat mengandung ikatan
rangkap (tidak jenuh) dan jenuh. Lemak yang mengandung ikatan rangkap dinamakan
minyak. Lemak dan minyak berfungsi sebagai cadangan energi metabolit. Konsumsi
lemak tak jenuh, seperti minyak kelapa sawit dapat mengurangi kadar kolestrol dalam
tubuh. Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan suatu basa alkali membentuk
sabun.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang paling besar diantara protein
dan karbohidrat. Pada udang, asam lemak mempunyai peranan penting baik sebagai
sumber energi maupun sebagai zat yang essensial untuk udang. Satu gram lemak
dapat menghasilkan 9 kkal per gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal per gram. Lemak juga menjadi sumber asam lemak , posfolipid,
kolesterol dan sebagai pelarut pada proses penyerapan vitamin A, D, E, K. selain itu ,
keseimbangan organisme dalam air serta untuk memelihara bentuk dan fungsi
membran atau jaringan. Kelebihan lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi
dalam jangka panjang selama melakukan aktifitas atau selama periode tanpa
makanan.
jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh ditandai dengan adanya
ikatan rangkap atau rantai jamak (polyunsaturated fatty acid = PUFA) yang lebih
banyak seri omega-3 dari pada seri omega-6 nya. Asam lemak jenuh ditandai dengan
tidak adanya ikatan rangkap. Sebagaimana pada protein yang telah diketahui adanya
asam amino non essensial, pada lemakpun terdapat asam amino essensial, seperti
pada asam lemak sebagai trigliserida untuk membentuk lemak baru misalnya lemak
dengan titik lebur yang tinggi atau titik lebur yang rendah.
2. Lipid sederhana (yang tidak bisa mengalami safonifikasi karena tidak mengandung
gliserol).
Lemak atau lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang
tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel atau jaringan oleh pelarut non polar,
seperti kloroform, eter atau n-heksan. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak
atau trigliserida yang merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme.
Lemak didefinisikan sebagai komponen makanan yang tidak larut dalam pelarut
organik. Defenisi lain dari lemak adalah suatu molekul yang disintesis oleh system
biologis yang memiliki rantai alifatik hidrokarbon yang panjang sebagai struktur
utamanya, dapat bercabang atau tidak bercabang dapat membentuk cincin karboksilat
yang dapat mengandung rantai tak jenuh. yang paling tinggi menghasilkan 9 kkal
untuk tiap gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein
Minyak dan lemak termasuk salah satu dari anggota golongan lipid yaitu
merupakan lipida netral. Lipida itu sendiri dapat di klasifikasikan menjadi 4 kelas
yaitu : lipid netral, fosfolipida, sfingolipid dan glikolipid. Semua jenis lipid ini
banyak terdapat di alam. Minyak dan lemak telah dipisahkan dari jaringan asalnya
cephalin, fosfatida lainnya serta glikolipid), sterol berada dalam keadaan bebas atau
terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak
dan hidrokarbon. Minyak merupakan trigliserida yang berwujud cairan pada suhu
trigliserida yang pada suhu kamar berwujud padatan dan pada umumnya berasal dari
hewani.
esterifikasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak dapat sama atau
berbeda ( Gambar :2.1 ), membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.
Gambar A. Reaksi pembentukan terigliserida dari gliserol dan asam lemak.
sederhana, dan jika berbeda-beda disebut trigliserida campuran. Apabila satu molekul
gliserol hanya mengikat satu molekul asam lemak maka hasilnya disebut
1. Pengertian Ekstrak
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
a. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen-komponen
kimia yang terdapat dalam simplisia, proses ekstraksi ini didasarkan atas
b. Jenis-Jenis Ekstraksi
dengan cara refluks, destilasi uap air, sedangkan ekstraksi secara dingin
dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 sampai 5 bagian cairan
penyari, dimasukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3
dengan pendingin tegak, cairan penyari akan turun untuk menyari zat
aktif dalam simplisia, dan bila cairan penyari telah mencapai sifon,
seluruh cairan penyari akan turun kelabu alas bulat (terjadi sirkulasi )
tabung sifon.
akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat
pendingin tegak dan turun kembali menyari zat aktif dalam simplisia
menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil (hasil pemisahan dapat dilihat pada
yang dianalisis akan diubah menjadi ion-ion gas dan ion-ion tersebut dapat diukur
dengan melibatkan dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam adalah zat
yang ada dalam kapiler, sedangkan fasa gerak adalah gas pembawa (He atau H2)
dengan kemurnian tinggi yaitu 99,95%. Proses pemisahan dapat terjadi karena
fasa diam yang ada dalam kolom. Spektrometer massa menembaki bahan yang
sedang diteliti dengan berkas elektron dan secara kuantitatif mencatat hasilnya
sebagai suatu spektrum fragmen ion positif. Catatan ini disebut spektrum massa.
1. Kromatografi Gas
selama lebih dari tiga puluh tahun. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap
campuran yang setiap campuran yang sebagian komponennya atau akan lebih baik
lagi jika semua komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti pada suhu
yang dipakai untuk pemisahan. Tekanan uap atau keatsirian akan memungkinkan
komponen menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa
retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu tambat adalah waktu yang
a. Memilih system
Dalam kromatografi gas terdapat empat peubah utama yaitu gas pembawa,
jenis kolom dan fase diam dan suhu untuk pemisahan. Gas Pembawa. Faktor
ialah keatsirian yang merupakan sifat senyawa itu dan aliran gas melalui kolom.
sering digunakan sebagai gas pembawa karena tidak reaktif serta dapat dibeli
dalam keadaan murni dan kering dalam tangki bervolume besar dan bertekanan
Detector Ionisasi Nyala (DIN) yang memiliki kepekaan yang tinggi untuk
beberapa jenis senyawa. Fase Cair Diam. Dua segi fase harus diketahui, pertama
bagaimana cairan ditahan dalam kolom yaitu cairan itu disaputkan pada
permukaan serbuk padat dalam kolam, dan yang kedua yaitu sifat kimia dari
cairan itu.
b. Sistem
Suhu Kolom. Kromatografi gas didasarkan pada dua sifat senyawa yang
dipisahkan, kelarutan senyawa itu dalam cairan tertentu dan tekanan uapnya atau
keatsiriannya. Karena tekanan uap bergantung langsung pada suhu, maka suhu
merupakan faktor utama dalam kromatografi gas. Suhu kolom berkisar – 100 oC-
pada suhu rendah. Sebagai patokan dapat dipakai bahwa setiap kenaikan suhu
30oC waktu tambat menjadi setengahnya. Gas Pembawa. Laju aliran gas
pemisahan yang baik dengan kolom 2 mm pada aliran 20 ml/menit, maka untuk
ml/menit. Untuk mendapatkan system kolom yang optimal yaitu dengan cara
mengatur laju aliran gas dan menghasilkan tingkat puncak yang maksimum.
Kolom. Ada dua kolom dalam kromatografi gas yaitu : kolom kemas, terdiri atas
lembam untuk fase diam cair. Detector. Detector adalah gawai yang ditempatkan
pada ujung kolom kromatografi gas yang menganalisis aliran gas yang keluar
dan memberikan data kepada perekam data yang menyajikan hasil kromatogram
dipindahkan dari benda panas dengan laju yang bergantung pada susunan gas
yang mengelilingi benda panas. Daya hantar ini merupakan fungsi dari laju
pecahan sederhana bermuatan positif, biasanya trediri atas satu karbon. Pecahan
ini meninggikan daya hantar tempat lingkungan nyala, dan peningkatan daya
mulai dari titik penyuntikan sampai ketitik maksimum puncak dan sangat khas
untuk senyawa tertentu dan pada kondisi tertentu. Komponen tertentu didalam
campuran dapat dipisahkan dengan cara spiking jika tersedia senyawa murninya.
sebenarnya yang dilakukan pada kertas grafik ialah pengukuran luas puncak.Jika
puncak itu simetris atau berupa kurva gauss tinggi puncak dapat dipakai untuk
2. Spektrum Massa
elektron volt. Kejadian tersederhana ialah tercampaknya satu elektron dari satu
molekul dalam fase gas oleh sebuah elektron dalam berkas elektron dan
membentuk suatu ion molekul yang merupakan suatu kation radikal (M+ ). Suatu
(konsentrasi) nisbinya. Puncak paling kuat (tinggi) pada spektrum disebut puncak
dasar (base peak), dinyatakan dengan nilai 100 % dan kekuatan (tinggi x factor
kepekaan) puncak-puncak lain, termasuk puncak ion molekulnya, dinyatakan
sebagai persentase puncak dasar tersebut. Puncak ion molekul biasanya merupakan
a. Penentuan Rumus
isotop hanya dapat dilakukan jika puncak ion olekul termaksud cukup kuat
hingga puncak tersebut dapat diukur dengan cermat sekali. Misalnya suatu
senyawa mengandung satu atom karbon, maka untuk tiap 100 molekul yang
mengandung satu atom 12C, sekitar 1,08 % molekul mengandung satu atom
yang akan memberikan sumbangan tambahan yang amat lemah pada puncak M
yaitu : Ion molekul tidak nampak atau amat lemah. Cara penanggulanganya
dengan jelas dapat juga dilihat berdasarkan pola pecahnya. Kedua Ion molekul
yang sama atau lebih menonjol. Dalam keadaan demikian, pertama-tama soal
kemurnian harus dipertanyakan. Jika senyawa memang sudah murni, masalah
yang lazim ialah membedakan puncak ion molekul dari puncak M-1 yang lebih
menonjol. Satu cara yang bagus ialah dengan mengurang energi berkas elektron
ion molekul paling mantap adalah dari sisten aromatik murni. Secara umum
nampak pada alkohol alifatik, nitrit, nitrat, senyawa nitro, nitril dan pada
BAB III
METODE PENELITIAN
rotari evaporator, corong gelas, kertas saring, pipet tetes, water bath, botol vial,
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Januari 2020 sampai selesai, penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Bahan uji atau sampel yang digunakan adalah udang windu (penaeus
monodon) yang diperoleh dari pelelangan ikan Paotere Kota Makassar, Sulawesi
Selatan
a. Tahap pendahuluan
Sampel udang windu (penaeus monodon) dibersihkan kulitnya dan
dicuci, kemudian dipotong menjadi dua bagian, yaitu kepala dan badan.
semua pelarut tak tersisa, lemak yang diperoleh ditimbang dengan neraca
analitik.
dari proses lemak hasil maserasi, kemudian dianalisa menggunakan alat GC-MS
BAB IV
A. Hasil Penelitian
monodon) pada bagian kepala dan badan dengan metode Gc-Ms maka didapat data
sebagai berikut:
Tabel 2. Kadar lemak total dari daging Udang Windu (penaeus monodon)
Udang Windu Berat Sampel Berat Lemak Kadar Lemak
(penaeus monodon) Kering (gram) (gram) Total(%)
a). Hasil analisis melalui pemeriksaan GC-MS dari kepala udang windu (penaeus
Tabel 3. Hasil Analisis GC-MS lemak hasil ekstraksi kepala udang windu
(penaeus monodon)
b). Hasil analisis melalui pemeriksaan GC-MS dari badan udang windu (penaeus
Tabel 4. Hasil Analisis GC-MS lemak hasil ekstraksi badan udang windu
(penaeus monodon)
B. Pembahasan
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah udang windu (penaeus
monodon). udang windu merupakan spesies udang laut yang dapat mencapai ukuran
besar, dialam bebas dapat mencapai 35 cm dan berat sekitar 260 gram, udang ini
laut atau udang penaide bersama dengan jenis udang lainnya, seperti udang putih,
udang werus dll. udang windu adalah makanan laut yang paling sering dikonsumsi
oleh banyak orang, karena ukuran nya yang besar dan rasa nya yang enak. Udang
windu juga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh. Pada udang, asam lemak
mempunyai peranan penting baik sebagai sumber energi maupun sebagai zat yang
esensial untuk udang. Satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal per gram,
sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal per gram. Lemak juga
menjadi sumber asam lemak , posfolipid, kolesterol dan sebagai pelarut pada proses
dengan cara merendam bahan simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif.
umumnya pemilihan metode ekstraksi ada dua aspek, aspek pertama adalah
dengan melihat tekstur dari sampel yang akan disari. Dengan meninjau aspek tekstur
kita dapat menentukan jenis ekstraksi yang akan digunakan. Bagi sample yang
memiliki tekstur keras dapat digunakan ekstraksi dengan metode panas, sedangankan
ekstraksi dengan metode dingin ditujukan pada jenis sampel yang memiliki tekstur
dengan sifat kepolaran yang tinggi akan menarik komponen polar, sedangkan dengan
pelarut dengan tingkat kepolaran yang rendah akan menarik komponen nonpolar
(Najib, 2018).
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pelarut n-heksana hal ini
dikarena senyawa yang akan di ekstraksi memiliki sifat non polar, sehingga harus
dilarutkan dengan pelarut non polar. Senyawa yang akan di analisis yaitu komposisi
asam lemak dari udang windu (penaeus monodon) khususnya pada bagian kepala dan
badan. Pada tahap ekstraksi, serbuk kering masing-masing sampel udang windu
ditimbang sebanyak 200 gram, kemudian di ekstraksi dengan metode maserasi selama
24 jam menggunakan alat modifikasi dengan mesin pengaduk. Hasil yang diperoleh
dari proses maserasi kemudin disaring mengunakan kertas saring untuk memperoleh
filtrat atau ekstraknya, ekstrak cair hasil maserasi diuapkan menggunakan rotary
evaporator, ekstrak pekat hasil rotary evaporator di masukkan dalam gelas vial
selanjutnya diuapkan lagi dengan menggunakn waterbath untuk memastikan semua
pelarut tak tersisa, lemak yang diperoleh ditimbang dengan neraca analitik, kemudian
di dapatkan kadar lemak dari sampel kepala udang 1,3704 gram dan badan udang
1,1849 gram. Untuk menghitung kadar lemak total, bobot lemak dibagi bobot sampel
kemudian dikali seratus persen. Analisis GC-MS dilakukan dengan kondisi columm
oven temp 80oC, injection temp 310oC, tekanan 10.9 kPa, total aliran 75.5 mL/menit,
lajur alir 24.8 cm/detik dan aliran kolom 0.3 mL/menit. Selanjutnya sebanyak 1µL di
hasil analisis spectrum MS dibandingkan dengan library yang terdapat pada GC-MS
untuk mengetahui komposisi asma lemak yang terkandung pada sampel udang windu
(penaeus monodon).
Dari hasil penelitian analisis komposisi asam lemak udang windu (penaeus
monodon) didapatkan kadar asam lemak pada kepala udang dengan kadar total
Untuk menentukan komposisi asam lemak yang terdapat pada kepala udang
windu (penaeus monodon) dapat disesuaikan dengan spektrum standard dari library.
o xobutyl)-, pentanoic acid 2-Propenyl ester, dan dodecanoic acid isooctyl ester (asam
arakidat).
Manfaat beberapa komposisi asam lemak yang terdapat pada udang windu
(Penaeus monodon) yang baik bagi tubuh diantaranya adalah asam miristat untuk
system kekebalan tubuh. Asam stearate merupakan asam lemak jenuh memiliki
manfaat untuk mengurangi kadar kolestrol dan menurunkan kadar lipoprotein. Asam
palmitat merupakan asam lemak jenuh memiliki manfaat sebagai metabolisme tubuh,
terutama lemak dan kalsium, Asam linolenic merupakan asam lemak esensial yang
kronis tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asam lemak pada bagian
kepala dan badan udang windu (penaeus monodon) tidak berbeda jauh. Asam lemak
pada bagian kepala tidak terdapat di bagian badan udang, contoh nya seperti
cholesterol. sedangkan pada bagian badan udang tidak terdapat asam lemak yang ada
di kepala. Bagian kepala udang memiliki jumlah senyawa asam lemak jenuh yang
cukup banyak, di bandingkan dengan bagian badan udang windu (penaeus monodon),
seperti asam stearate dan asam linolenic. Meskipun demikian, lemak memiliki
manfaat yang baik untuk tubuh, selama berada dalam porsi yang tidak berlebihan.
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa:
1. Kepala udang windu memiliki kadar lemak total sebesar 0.34%, sedangkan badan
komposisi asam lemak udang windu (penaeus monodon) pada bagian kepala dan
DAFTAR PUSTAKA
Astawan dan Leomitro. 2008. Raw Food Diet Khasiat makanan Mentah. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dirjen POM. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Tumbuhan Obat. Jakarta:
Depkes RI. 2000.
M.Ghufran H. Kordi K. 2010. Budi Daya Udang Laut . Lily Publisher. Yogyakarta.
Mujiman, A. dan S.R. Suyanto. 1989. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Najib, Ahmad. 2018. Ekstraksi Senyawa Bahan Alam. Yogyakarta.
Purba, Robby Rudiansen, 2013. Analisis Komposisi Asam Lemak Udang Windu
(PenaeusMonodon) Dari PerairanLaut Dan Tambak Budidaya
daerah Percut Sei Tuan Deli Serdang dengan Metode Gc-Ms. Universitas
Sumatera Utara: Medan.
Rangkuti F.Y. 2007. Indonesia Fishery Product : Shrimp Report 2007, Gain Report
107024. Jakarta USDA Foreign Agriculture Service.
Sumeru, Ir. Sri Umiyatidan Anna, Dra Suzy, 1992. Pakan Udang Windu (Penaeus
monodon). Kanisius: Jakarta
LAMPIRAN
Dibersihkan
Ekstrak kental
Analisis Data
Pembahasan
bobot lemak
Kadar lemak = x 100%
bobot sampel
1,3704
= x 100%
200
0,6852
= 2
= 0, 34%
2. Perhitungan kadar lemak badan udang windu (penaeus monodon)
bobot lemak
Kadar lemak = x 100%
bobot sampel
1,1849
= x 100%
200
0,59245
= 2
= 0,30%
Lampiran III. Kromatogram hasil analisis Gc-Ms sampel kepala udang windu
(penaeus monodon)
Lampiran VI. Kromatogram hasil analisis Gc-Ms sampel badan udang windu
(penaeus monodon)
Lampiran V. Foto penelitian
a b
a b
Gambar F. Ekstrak pekat lemak hasil maserasi udang windu (penaeus monodon)
a. Badan
b. kepala