Anda di halaman 1dari 2

Pengadaan Bahan Bakar PT.

Great Giant Pinneapple

Limbah cair yang diolah PT Great Giant Pineapple berasal dari hasil pengolahan 1.500-
2.000 ton nanas segar PT Great Giant Pineapple (GGP) bercampur dengan limbah cair
pengolahan tapioka PT Umas Jaya Agrotama (UJA). Industri yang berlokasi di Lampung
Tengah, Provinsi Lampung itu sebelumnya mengandalkan instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) konvensional untuk pengolahan limbah produksi. Namun, dengan prinsip zero waste, PT
GGP berupaya memanfaatkan limbah proses produksi yang ada menjadi biogas.

Proses pembangunan instalasi biogas PT GGP dimulai pada Mei 2011. Instalasi biogas
dan komponen penunjangnya dibangun di atas lahan seluas 1,2 hektar. Reaktor biogas dibangun
dengan menggunakan teknologi Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB). Sesuai namanya,
teknologi itu melibatkan bakteri-bakteri anaerob dalam pengoperasiannya.

Bahan bakar boiler

Prinsip kerja UASB yaitu mendistribusikan air limbah dalam reaktor dengan arah aliran ke
atas melalui sludge blanket dengan hidraulic retention time (HRT)—waktu yang dibutuhkan
bahan baku selama dalam reaktor—tertentu. Waktu retensi dalam reaktor metana mencapai 16
jam. Keseluruhan proses memakan waktu 20 jam. Darilahan biogas plant seluas 400 m x 300 m
itu setiap hari menghasilkan biogas sebanyak 28.000—30.000 N/m3 dengan kandungan metana
63—65%. Efisiensi pengolahannya sekitar 90—95%. Sisa hasil pengolahan sebanyak 5—10%
dialirkan ke kolam stabilisasi.

Berkat reaktor biogas kini kinerja kolam IPAL lebih ringan dan biogas yang bermanfaat pun
dihasilkan. Biogas yang terkumpul dialirkan lewat pipa-pipa yang membentang menuju pabrik
tapioka dan cogeneration plant. Biogas juga dialirkan menuju sistem flare. Sistem flare
digunakan untuk membakar kelebihan biogas yang dihasilkan oleh proses anaerobik secara aman
dan juga berfungsi sebagai bagian dari fitur keamanan.

Biogas yang dihasilkan PT GGP dimanfaatkan untuk cogeneration plant yang mulai
dibangun sejak 2005 dan mulai beroperasi pada 2007. Cogen plant memanfaatkan 3 unit CFB
Boiler berbahan bakar batubara dan 2 unit turbin uap (steam turbine) masing-masing
berkapasitas 7 MW (Megawatt). Biogas dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada CFB Boiler
untuk memproduksi uap. Uap inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin
uap dan menghasilkan aliran listrik.

Biogas merupakan bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan. Sebelumnya, bahan
bakar yang digunakan untuk membangkitkan listrik yaitu batubara. Kebutuhan batubara di PT
GGP yang mencapai 99.000 ton/tahun pun sebagian dapat digantikan oleh biogas. Pemanfaatan
biogas mampu mensubtitusi 6—8% pemakaian batubara. Biogas juga dimanfaatkan sebagai
bahan bakar pengganti Heavy Fuel Oil (HFO) pada pabrik pengolahan tapioka. Berkat
penanganan yang tepat, limbah kini mampu mendatangkan nilai tambah.

Anda mungkin juga menyukai