Paparan Dirjen Pktrans Ugm 1
Paparan Dirjen Pktrans Ugm 1
KAWASAN TRANSMIGRASI:
KOTA TERPADU MANDIRI YANG LEBIH MANDIRI
Disampaikan oleh:
MUHAMMAD NURDIN
DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
2
3
4
5
6
T R A N S M I G R A S I:
PENDEKATAN KAWASAN & KLUSTER
Pemerataan penduduk
Tersedia lahan, ada lapangan kerja
Salah satu solusi pengentasan kemiskinan
Mengurangi ketimpangan/kesenjangan
7
74.952
DESA
8
CAPAIAN PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
1183 DESA DEFINITIF 355 IBUKOTA KECAMATAN 104 IBUKOTA KABUPATEN 2 IBUKOTA PROVINSI
Perencanaan
Implementasi
10
Perencanaan
TEORI DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
GROWTH POLE THEORY
(Perroux dan Boudeville, 1955)
Pertumbuhan memiliki intensitas yang berbeda di setiap titik. Terdapat titik tertentu yang disebut kutub pertumbuhan.
Pusat KTM sebagai core industry dimana terdapat industri pengolahan hasil. Pola Organisasi Keruangan (spatial organization pattern)
Aktivitas produksi di SP (Satuan Permukiman) dapat membentuk secondary growth Infrastruktur fisik dan sarana produksi
pole. Intensitas hubungan fungsional antara pusat dan hinterland
Growth pole dan secondary growth pole bersinergi dan membentuk hubungan
dengan kutub lainnya.
11
PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI MELALUI KONSEP KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)
KAWASAN
KTM merupakan Kawasan Desa
Transmigrasi yang pembangunan Desa Utama
Sekitar
dan pengembangannya dirancang Desa
Sekitar
menjadi pusat pertumbuhan yang
mempunyai fungsi perkotaan
melalui pengelolaan sumber daya Desa
Utama
alam yang berkelanjutan.
Tujuan: SKP KE KABUPATEN
o Menciptakan sentra-sentra
agribisnis dan agroindustri PUSAT KTM Jalan
o Membuka kesempatan kerja Desa
Utama
Sekitar Desa
dan peluang usaha Sekitar
o Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan para Desa
transmigran dan penduduk Utama Desa
sekitar di Kawasan Utama
Transmigrasi
Ket: SKP : Satuan Kawasan Pengembangan
Kimtrans: Permukiman Transmigrasi Ilustrasi Pengembangan Kawasan Transmigrasi melalui Konsep KTM 12
Pengorganisasian
SINERGI PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
UU No. 29 Tahun 2009 tentang
Ketransmigrasian;
PP No. 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
UU Ketransmigrasian
Lembaga Kemendesa PDT
Swasta Transmigrasi Pemda Kementerian Kepmen Nakertrans Nomor 214 Tahun
Lainnya Lainnya 2007 tentang Pedoman Umum KTM
RPJP, RPJM, Renstra K/L
13
SEBARAN 17 KTM BERSINERGI DENGAN KAWASAN PERDESAAN NASIONAL (KPPN) DAN
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS)
KAWASAN KOLONEDALE
KAWASAN SAMBAS KAWASAN SANGATA KAWASAN POSO KAB. MOROWALI, KAB. KONAWE
KAWASAN PEUREULAK SELATAN (KTM Tinangea), PROV.
KAB. SAMBAS, DAN KAB. KAB. KUTAI TIMUR KAB. POSO, KAB. TOJO UNANA, KAB.
KAB. ACEH TIMUR BENGKAYANG PARIGI MOUTONG, KAB. DONGGALA SULTENG, DAN KAB. LUWU TIMUR
KAWASAN TANJUNG REDEB (KTM Mahalona)
KAWASAN RASAU JAYA KAB. BERAU
KAB. KUBU RAYA KAWASAN DARUBA
KAWASAN SIDIKALANG KAWASAN BUOL/TOLI-TOLI
(KTM Rasau Jaya) KAWASAN GERBANG KAYONG KAB. PULAU DMOROTAI (KTM Morotai)
KAB. PAKPAK BHARAT KAB. BUOL (KTM Air Terang)
KAB. KAYONG UTARA (KTM
Gerbang Kayong) KAWASAN MABA
KAWASAN SUKADANA
KAB. HALMAHERA TIMUR
KAB. KAYONG UTARA KAWASAN KWANDANG
KAWASAN MAMUJU
KAB.BOALEMO (KTM Pawonsari), KAB. KAWASAN ARSO
KAB. MAMUJU, DAN KAB.
KAWASAN TANJUNG PANDAN GORONTALO, KAB. GORONTALO KAB. KEEROM
MAMUJU TENGAH (KTM
KAB. BELITUNG, DAN KAB. BANGKA Tobadak) UTARA KAWASAN MISOL
SELATAN (KTM Batu Betumpang) KAB. RAJA AMPAT
KAWASAN BULA
KAB. MALUKU TENGAH (KTM Kobisonta) dan KAB.
SERAM BAGIAN TIMUR
KAWASAN TAPAN
KAB. PESISIR SELATAN, DAN KAWASAN MANOKWARI
LIMAPULUH KOTA KAB. MANOKWARI
KAWASAN WANGI-WANGI
KAWASAN BATURAJA KAB. WAKATOBI
(KTM Belitang)
KAB. OGAN KOMERING ULU, DAN
KAB. OGAN KOMERING ULU TIMUR KAWASAN BARRU
KAB. BARRU, DAN KAB.
KAWASAN MESUJI SIDENRENG RAPPANG
KAB. MESUJI (KTM Mesuji), DAN KAB. Legenda:
TULANG BAWANG (KTM Rawa Pitu)
KAWASAN PAMEKASAN KAWASAN ENDE 17 KTM Terpadu KPPN
KAWASAN CIBALIUNG KAB. NGADA, DAN KAB. ENDE
KAB. PANDEGLANG
KAB. PAMEKASAN, DAN
KAWASAN LABUAN BAJO
Kode Nomor WPS
SAMPANG
KAB. MANGGARAI BARAT KAWASAN MERAUKE
KAWASAN PANGKALAN BUN KAB. MERAUKE
KTM bersinergi dengan KPPN dan WPS
KAB. KOTAWARINGIN BARAT KAWASAN BANYUWANGI
KAWASAN RABA KAWASAN SUMBAWA BESAR
KAB. BANYUWANGI
KAB. DOMPU KAB. SUMBAWA
KABUPATEN MARABAHAN KAWASAN PRAYA
KAB. BANJAR, DAN KAB. BARITO KUALA KAWASAN TABANAN KAB. LOMBOK TIMUR, DAN
(KTM Cahaya Baru) KAB. TABANAN KAB. LOMBOK BARAT
14
Implementasi STANDAR PELAYANAN KAWASAN TRANSMIGRASI KTM
UNTUK MENUNJANG PERKEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
SARANA DAN PRASARANA SOSIAL BUDAYA DAN
USAHA EKONOMI
LINGKUNGAN KEMASYARAKATAN
Permukiman Pengembangan kegiatan usaha Aktifitas pelayanan pendidikan
Sarana, Prasarana, dan sekunder (industri pengolahan) setingkat SLTA di Pusat KTM
Utilitas dan Perdagangan/Jasa Aktifitas Pelayanan Kesehatan
dipusatkan
Fasilitas Perdagangan dan Puskesmas DTP di Pusat
Pengembangan Konsep Agribisnis
Jasa dan Agrobisnis
KTM
Fasilitas Industri Pengolahan Pengembangan Komoditas Aktifitas Lembaga Pengelola
Fasilitas Pendidikan setingkat Unggulan KTM
Sekolah Menengah Atas Penerapan Teknologi Usaha tani Aktifitas Pusat Pengemb
Fasilitas Kesehatan berupa dari hulu ke hilir Pendidikan Agama
Puskesmas Dengan Tempat Himpunan Wirausaha Aktifitas Pusat Kegiatan
Perawatan (DTP) Transmigrasi (HW-Trans) Peningkatan, Pengetahuan&
Lembaga Ekonomi (Pengelola
Ruang Terbuka Hijau Keterampilan Masyarakat
Industri, Pasar, Lembaga
Fasilitas Terminal dan atau Keuangan)
Aktifitas Penumbuhan dan
Dermaga Gerai Wirausaha Pengembangan Integrasi
Bank, Koperasi LKM-BMT Trans, Masyarakat
BUMDes
15
PENGEMBANGAN EKONOMI DI KAWASAN TRANSMIGRASI SECARA KLASTER
Pusat Kegiatan
Ekonomi,
Industri, Jasa,
Aliran Barang
Perdagangan,
(Komoditas Unggulan)
Layanan Kesehatan,
SP/Desa Pendidikan,
SP/Desa dan Sarana Pemerintah
SP/Desa
Pusat Kegiatan
Desa Utama/SKP
SP/Desa
Pusat
KTM/ KPB
Komoditas Pusat
Unggulan Distribusi
Aliran Investasi Sistem klaster mempunyai
Pusat Pusat Pusat KTM/ keunggulan meningkatkan
Produksi Kegiatan Kawasan produktivitas, skala keekonomian,
Desa Kawasan Perkotaan Baru (KPB) meningkatkan nilai tambah, serta
mendorong inovasi
kewirausahaan 16
KTM TELANG contoh kawasan transmigrasi
Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Prov. Sumatera Selatan Legalitas dan Informasi Umum
Perda KTM : Perda no. 22 Tahun 2009
Badan Pengelola : Petikan Keputusan Bupati Banyasin no. 821/05/BKD-
PM/2009 (UPTD)
Cakupan Wilayah : 95.940 Ha
meliputi Kec. Tanjung Lago, Makarti Jaya, Sumber Marga
Telang, dan Muara Telang
Struktur ruang :4 SKP
Pusat KTM : Desa Telang Jaya, Desa Tanjung Lago, Desa Sri Menanti, dan
Desa Urip
Jumlah Desa/UPT : 11 desa dan 34 eks UPT
Jarak dari Kota Provinsi 50 km (aspal, beton, rusak sebagian)
Mitra (IPT/NKB) Jarak dari Kota Kabupaten 85 km (aspal, beton, rusak sebagian)
1. PT. Andira Agro (sawit) Sarana dan Prasarana
2. PT. Hamita Utama Karsa (sawit)
Pusat KTM :
1.Tugu; 2. Gapura; 3. Boulevard; 4.Taman Kota; 5. Asrama; 6. Rumah Pintar; 7.
Pasar; 8. Kantor Pengelola; 9. Pusat Bisnis; 10. Puskesmas Rawat Inap; 11. Masjid;
PUSAT KTM TELANG
12. Jalan Lokal Primer/Sekunder; 13. Jembatan; 14. Dermaga; 15. Pusat
Pendidikan Pengembangan Agama; 16. SAB/RO System 17. SMK dan MAN 18.
Taman Agro Teknologi; 19. Kantor LKM/BMT; 20. ATM; 21. UKM Mart; 22.
Pesantren
Kawasan Hinterland:
Kantor Pertanian Terpadu, Green House, Rumah Produksi Pupuk Organik
Granular, Peternakan Sapi, Seed Center
Pengembangan Usaha Ekonomi
Komoditas Unggulan : Padi, Kelapa Dalam, Kelapa Sawit
Industri Pengolahan Hasil : RMP, Pupuk Granular
Kelembagaan Ekonomi : Bank BRI, BNI, aplikasi sistem online
ke Palembang
Kewirausahaan : HW-Trans 17
Evaluasi
MONITORING DAN EVALUASI PERKEMBANGAN KTM
Monitoring dan Evaluasi untuk pengendalian suatu program karena perubahan lingkungan internal & eksternal. Misalnya:
1. Isu Global, Nasional, Regional & Lokal yang didukung dengan TIK
2. Pergantian Kepemimpinan
3. Perubahan Regulasi dan Kebijakan yang merespon situasi dan kondisi, dst. (contoh: adanya pemekaran wilayah)
Harus dilakukan
perubahan karena
adanya perubahan
lingkungan internal
dan eksternal
Kebijakan skala
nasional/regional
akan merubah
rencana di bawahnya
19
PERUMUSAN INDIKATOR EVALUASI PERKEMBANGAN KTM
INDIKATOR EVALUASI PERKEMBANGAN KTM (VERSI LAMA)
Penilaian dalam Monitoring dan Evaluasi:
INDIKATOR SUB INDIKATOR
Impact: Perubahan positif apa yang telah
I Infrastruktur dan 1. Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana dihasilkan oleh program?
Keruangan perkotaan
Efektivitas: Apakah tujuan program tercapai?
2. Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana
Efisiensi: Apakah program dilaksanakan sesuai
perhubungan intra dan antar kawasan
dengan waktu dan sumberdaya yang telah
3. Tata ruang dan lingkungan direncanakan?
II Ekonomi 4. Tingkat perkembangan sub sistem pertanian Keberlanjutan: Apakah kegiatan dapat terus
5. Tingkat perkembangan kelembagaan ekonomi
berlanjut setelah program selesai?
Relevansi: Apakah pencapaian tujuan konsisten
6. Berfungsinya lembaga pengelola kawasan dan peran
dengan kebutuhan?
pemerintah daerah dalam pengembangan KTM
7. Melembaganya layanan sosial skala kawasan
Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi bekerjasama dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional (PSPPR)
Universitas Gadjah Mada dalam identifikasi indikator evaluasi perkembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM)
20
MONITORING DAN EVALUASI
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Desa (Studi Kasus Indeks Perkembangan Desa Kabupaten Bandung Barat)
Melalui monitoring dan evaluasi berbasis TIK,
perkembangan desa dapat dipantau secara
cepat dan berkala.
Sebagai masukan dalam penentuan kebijakan
dan program untuk meningkatkan status desa
(Desa Tertinggal Desa Berkembang).
Click ↓
PROTOTIPE MODEL
SPASIAL DINAMIK
PEMBANGUNAN DESA
21
RUMAH PINTAR KTM BELITANG, OKUT, SUMSEL
TERIMA KASIH
PENGOLAHAN AIR KTM RAMBUTAN, OI, SUMSEL
ditjenpktrans.kemendesa.go.id @DitjenPKTrans