Anda di halaman 1dari 57

KONSEP DASAR : MOLEKUL

IKATAN KIMIA

MITA RILYANTI
KONSEP DASAR : MOLEKUL

1. Model-model Ikatan (pendahuluan)


2. Teori Ikatan Valensi (molekul diatomik homonuklir)
3. Teori Orbital Molekul (molekul diatomik homonuklir)
4. Teori Orbital Molekul (molekul diatomik heteronuklir)
5. Bentuk Molekul dan Teori VSEPR
6. Konsep Hibridisasi
7. Teori Ikatan Valensi (molekul poliatomik dengan ikatan
rangkap)
8. Teori Orbital Molekul (molekul triatomik)
Referensi :
1. Housecroft, C. E. and Sharpe, A. G. Inorganic Chemistry, 2008,
3rd Edition, Pearson Education Limited, England
2. Sharpe, A.G., Inorganic Chemistry, 2008, Longman Scientific and
Technical, New York
3. Huheey, E.J., Inorganic Chemistry, 1991, 4th ed, Harperand Row
Publisher, London
Ikatan yang terjadi karena interaksi
Ikatan Ionik elektrostatik antara ion positif dan
ion negatif
Klasifikasi
Ikatan
Kimia Ikatan Kovalen Pasangan elektron
Ikatan Kimia Biasa berasal dari kedua atom
yang berikatan

Ikatan Kovalen Ikatan kimia yang terjadi karena


penggunaan bersama pasangan
elektron antara dua atom

Ikatan Kovalen Pasangan elektron berasal


Koordinasi dari salah satu atom yang
berikatan

Ikatan Ikatan logam yang terjadi karena


Logam adanya elektron bebas

Ikatan Kimia Ikatan Ikatan antara dua atom oleh


Karakteristik Hidrogen jembatan hidrogen

Ikatan Van Ikatan logam yang terjadi


Der Waals karena gaya Van der Waals
1. PENDAHULUAN

Ikatan Kovalen
Penggunaan bersama pasangan
elektron oleh dua atom

Penggunaan bersama ADIL Penggunaan bersama TIDAK ADIL


(Elektronegativitas kedua atom sama) (Elektronegativitas kedua atom tidak sama)

Ikatan Kovalen Non Polar Ikatan Kovalen Polar


Molekul nonpolar Molekul polar

d+ d-
Molekul Polar
Jika penggunaan bersama sangat tidak adil
(Elektronegativitas kedua atom sangat berbeda)
Maka
1. Atom-1 melepaskan elektron membentuk
ion positip

2. Atom-2 menangkap elektron membentuk


ion negatif

+ -
Ikatan Ionik
+ +
Gaya elektrostatik
IKATAN IONIK

Ikatan kimia yang terbentuk bila salah satu atom


yang bergabung melepaskan satu atau lebih
elektron membentuk suatu ion positif,
selanjutnya elektron tersebut ditangkap oleh
atom yang lain sehingga terbentuk ion negatif.

Antara ion positif dan ion negatif tersebut


terjadi gaya tarik elekstrostatik.
PROSES PEMBENTUKAN IKATAN IONIK

M = unsur dengan X = unsur dengan


energi ionisasi afinitas elektron
kecil tinggi

M + energi → M+ + e- (1) X + e- → X- + energi (2)


(energi ionisasi) (affinitas elektron)

M+ + X-  M+X-

Pembentukan senyawa ionik terjadi bila energi yang


dilepaskan (afinitas elektron) pada reaksi (2) lebih besar
daripada energi yang diperlukan (energi ionisasi) untuk reaksi
(1).
Contoh :

Dalam tabel periodik

• Unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan unsur


yang mempunyai elektronegativitas rendah
• Unsur-unsur golongan VIA dan VIIA memiliki
elektronegativitas yang relatif tinggi

Senyawa yang terbentuk disebabkan


oleh adanya Ikatan Ionik
Hubungan antara karakteristik ionik dan
perbedaan keelektronegatifan dari atom-
atom yang berikatan

Perbedaan Persentase
kelektrone karakter ikatan
gatifan ion
0.5 6
1.0 22
1.5 43
1.7 51
2.0 63
2.5 79
3.0 89
Mekanisme pembentukan ikatan ionik

dianggap terjadi dalam 2 tahap :


• Pengeluaran elektron oleh suatu unsur
• Penarikan elektron oleh unsur lain
• Tarik menarik antara ion positif dengan ion negatif
Contohnya : Pembentukan NaCl
Na  Na+ + e-
1s2 2s2 2p6 3s1 1s2 2s2 2p6
Cl + e-  Cl-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Na+ + Cl-  NaCl


Dalam senyawa ionik : ion yang bermuatan tergabung oleh
tarikan elektrostatik dalam suatu struktur terjejal dan tidak
terdapat suatu molekul yang diskrit
Senyawa ionik umumnya berbentuk KRISTAL ,

misalnya : Na+Cl-
 Na 

 Cl 

Dalam senyawa ionik berbentuk kristal, tidak ada pengertian


molekul, sebab (terlihat pada gambar):
Satu ion (+) terikat pada 6 ion (-), dengan ikatan sama.
Satu ion (-) terikat pada 6 ion (+), dengan ikatan sama

>>>>>>>> tidak ada satuaan Na+Cl- yang mandiri


Energitika pembentukan senyawa ionik

dapat ditinjau secara termodinamika


• Na(g)  Na+(g) + e-
Diperlukan energi sebanyak 493 kJ/mol sebagai energi ionisasi

• Cl(g) + e-  Cl-(g)
Dilepaskan energi sebanyak 397,9 kJ/mol sebagai afinitas elektron

Na+(g) + Cl-(g)  Na Cl(s) U = -754,8 kJ/mol

Kedua ion dalam bentuk gas dari jarak tak


terhingga membentuk kisi kristal akan dilepaskan
energi sebanyak 754,8 kJ/mol disebut sebagai
ENERGI KISI
Pembentukan NaCl sebenarnya terjadi

Na(s) + ½ Cl2(g)  NaCl(s)

• Na(s)  Na(g) S (energi sublimasi) = +180,7 kJ/mol


• Na(g)  Na+(g) + e- I (energi ionisasi ) = +493, 8 kJ/mol
• ½ Cl2(g)  Cl(g) ½D ( energi dissosiasi) = +120,9 kJ/mol
• Cl(g) + e-  Cl-(g) AE (afinitas e) = -397,5 kJ/mol
• Na+(g) + Cl-(g)  Na Cl(s) U (energi kisi) = -754,8 kJ/mol

Kalor pembentukan NaCl (Hf) :


Hf = S + I + ½D + AE + U
= (+ 180,7+ 493, 8 +120,9 -397,5 -754,8)
= -410,9 kJ/mol
Suatu senyawa ion mudah terbentuk jika :
• Energi ionisasi salah satu atom relatif rendah
• Affinitas elektron atom yang lain besar
• Energi kisi besar

Menurut Fajans, atom dapat membentuk ion


dengan mudah jika ;

• Struktur ion yang bersangkutan relatif stabil


• Muatan ion kecil
• Ukuran atom yang besar pada pembentukan kation dan
ukuran atom yang kecil pada pembentukan anion
Lingkar Born-Haber

H = Hf
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s)

H2 = ½D H5 = -U

H1 = S H4 = -AE


Cl(g) Cl-(g)

+
H3 = I
Na(g) Na+(g)

Menurut Hukum Hess :

H = H1 + H2 + H3 + H4 + H5

Hf = S + ½D + I – AE - U
Beberapa sifat senyawa ion :
1. Struktur / susunan kristal
Dalam keadaan padat, senyawa ion terdapat dalam
bentuk kristal dengan susunan tertentu.

2. Isomorf
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang
mirip satu sama lain seperti NaCl dan KNO3 mempunyai
bentuk kristal yang sama yang disebut isomorf

3. Daya hantar listrik


Baik dalam keadaan cair (meleleh) maupun dalam
larutannya, senyawa ion dapat menghantarkan arus
listrik
4. Titik leleh dan titik didih
Ion positif dan ion negatif pada senyawa ion terikat
satu sama lain oleh gaya elektrostatik yang sangat
kuat
Untuk memisahkan ion-ion tersebut diperlukan energi
yang cukup besar, yang mengakibatkan titik leleh dan
titik didih senyawa sangat tinggi

5. Kelarutan
Pada umumnya senyawa ion larut dalam pelarut yang
mengandung gugus OH-

6. Reaksi ion
Pada reaksi senyawa ion, ion-ion tidak tergantung
pada ion pasangannya,
Contoh :
Ag+ (aq) + Cl-(aq)  AgCl(s)
IKATAN KOVALEN

Apabila ikatan kimia terbentuk antara dua atom yang


mempunyai selisih elektronegativitas yang tidak terlalu
besar,maka ikatan yang terjadi akan berupa ikatan
kovalen

Pembentukan

Penggunaan bersama satu atau lebih pasangan


elektron antara dua atom

Penggunaan bersama pasangan elektron ini akan


menstabilkan konfigurasi elektron atom-atom
penyusun yang bersangkutan
STRUKTUR LEWIS

Menggambarkan susunan elektron valensi atom-


atom dalam molekul

H H
:

: O:H :O H
:

:
:
: N:N : :N N:
:
:
O O O O
:
Ikatan kovalen dapat ditinjau dari :

1. Teori Ikatan Valensi (VBT)


Dikembangkan oleh Heitler dan Pauling
>> Kedua atom tetap memiliki identitasnya

2. Teori Orbital Molekul (MOT)


Dikembangkan oleh Hund dan Mulliken
>> Kedua atom kehilangan identitasnya
2. TEORI IKATAN VALENSI (VBT)
VALENCE BOND THEORY
• Hanya elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan ikatan

• Penggunaan bersama pasangan elektron terjadi apabila


pasangan elektron itu menempati orbital atom yang
mengalami tumpang tindih (overlap)

Pasangan elektron yang digunakan


+ + bersama dalam pembentukan ikatan
kovalen dapat berasal dari kedua atom
yang berikatan maupun berasal dari
salah satu atom saja .
IKATAN KOVALEN

• Ikatan Kovalen Biasa • Ikatan Kovalen Koordinasi


2OA, masing-masing 2OA, satu OA mempunyai sepasang
mempunyai satu elektron elektron , yang lain kosong mengalami
dengan spin berlawanan tumpang tindih
mengalami tumpang tindih

A B A B
Pendekatan Teori Ikatan Valensi dalam
Molekul Diatomik Homonuklir

mempergunakan prinsip-prinsip berikut :


• Bila ΨA dan ΨB merupakan fungsi gelombang sistem A dan B yang
tidak berinteraksi satu sama lain, maka fungsi gelombang total Ψ
kedua sistem tersebut adalah :

Ψ = N (ΨA + ΨB )

dan energi total adalah E = EA + EB


• Untuk Ψ1 , Ψ2 , Ψ3 ,……, Ψn (sistem yang sama), maka fungsi
gelombang sistem sesungguhnya dengan pendekatan LCAO (Linear
Combination of Atomic Orbitals) adalah :

Ψ = C1 Ψ1 + C2 Ψ2 + ………+ Cn Ψn
A. Ikatan dalam molekul H2

HA = atom hidrogen A mempunyai sebuah elektron (1)


HB = atom hidrogen B mempunyai sebuah elektron (2)

Fungsi gelombangnya dapat ditulis :


Ψ = N[ΨA (1) ΨB (2)] + N[ΨA (2) ΨB (1)] + [ΨA (1) ΨA (2)] + [ΨB (1) ΨB (2)]
kovalen ion

Apabila   1, maka :
Ψ = Ψ H A HB + Ψ HA- HB+ + Ψ HA+ HB-

Ψ = Ψ kovalen + Ψ ionik

H-H  H+ H-  H- H +
kovalen ionik

Phenomena resonansi
B. Ikatan dalam molekul F2, O2 dan N2
9F = [He]2s2 2p5

Adanya 1 elektron tidak berpasangan dalam orbital 2p


menyebabkan terbentuknya molekul F-F

Struktur resonansi F2 dapat ditulis :

F - F  F+ F-  F- F+
Dengan cara sama diperoleh:
O2 O O
VBT memperkirakan molekul O2 bersifat diamagnetik (semua
elektron berpasangan. Sedangkan fakta bersifat paramagnetik (Satu
atau lebih elektron tidak berpasangan)

Kelemahan VBT
Bagaimana ikatan dalam
molekul N2 menggunakan
VBT ??????
3. TEORI ORBITAL MOLEKUL (TOM)
MOLECULAR ORBITAL (MO) THEORY

Menurut teori MO, dalam molekul :


• Semua elektron dari kedua atom menempati orbital molekul (OM)
• Tidak ada lagi orbital atom (OA)
• Atom-atom kehilangan identitasnya

Orbital atom yang dapat membentuk orbital molekul


harus memenuhi syarat :
1. Mempunyai simetri yang sama terhadap sumbu molekul A-B
2. Saling tumpang asuh (overlap) yang berarti
3. Harus menggambarkan keadaan dengan energi yang sama
Aturan dasar dalam teori MO adalah
 Jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama dengan
jumlah orbital atom yang terlibat dalam pembentukan
molekul.

 Pengisian elektron dalam orbital molekul mengikuti aturan


Aufbau mulai dari tingkat energi terendah

 Elektron dalam molekul menempati orbital molekul melalui


kombinasi linear orbital atom (LCAOs)
y OM  y A  y B
y OM  y A  y B  (OM Ikatan)
y OM  y A - y B  (OM Anti - Ikatan)
LCAO

• OM Ikatan • OM Anti Ikatan

Kebolehjadian menemukan Tidak ada kebolehjadian


elektron ada diantara kedua menemukan elektron diantara
inti atom kedua inti atom

Mempunyai tingkat energi Mempunyai tingkat energi


lebih rendah daripada OM lebih tinggi daripada OM
anti ikatan ikatan

Menghasilkan pembentukan Menentang pembentukan


ikatan antara kedua atom ikatan antara kedua atom

Molekul terbentuk apabila cacah elektron ikatan


( elektron yang menempati OM ikatan) lebih besar
daripada cacah elektron anti-ikatan
( elektron yang menempati OM anti-ikatan)
a. Aplikasi teori MO dalam molekul H2

Masing-masing atom H mempunyai orbital atom 1s dengan fungsi


gelombang ΨA dan ΨB.
Secara matematika LCAOs ditulis :
ΨMO = N [ ΨA + ΨB ]
Ψ*MO = N* [ ΨA – ΨB ]
Dimana N dan N* adalah faktor normalisasi
Tanda + dan – menunjukkan overlap orbital saat pembentukan
ikatan.
Secara kuantitatif pembentukan OM (ΨMO) dari orbital atom
A (ΨA) dan orbital atom B (ΨB) melalui LCAO adalah sbb :
Atom A Atom B
(ΨA) (ΨB)

LCAO
ΨMO = ΨA  ΨB

ΨMO = N(ΨA + ΨB) Ψ*MO = N*[ΨA - ΨB ]

Distribusi kebolehjadian elektron

ΨMO2 = N2(ΨA + ΨB)2 (Ψ*MO) 2 = N*2(ΨA - ΨB)2

ΨMO2 = N2(ΨA2 +2 ΨA ΨB + ΨB2) Ψ*MO2 = N*2(ΨA2 -2 ΨA ΨB + ΨB2)


Beberapa catatan :

• Apakah suatu molekul dapat atau tidak terbentuk, dapat


ditentukan dengan membandingkan cacah elektron ikatan
terhadap cacah elektron anti ikatan

• Jenis ikatan yang terjadi ( atau  ) dapat ditentukan dengan


mengamati jenis orbital molekul yang ditempati oleh elektron yang
menyebabkan terjadinya ikatan.

• Orde ikatan (tunggal atau rangkap) dapat dihitung dari:

(jumlah e- ikatan) – (jumlah e- anti ikatan)


2
Pembentukan diagram energi OM dari OA dua atom H

1SA (1)  1SB ( 2 )   IS _ dan _  IS*

+ +

  *IS
+ +

IS A (1) IS B ( 2 ) + +
 IS
Orbital atom HA Orbital atom HB Orbital Molekul (OM)

Orbital Molekul (OM) adalah kebolehjadian daerah


tertentu yang ditempati oleh elektron dalam molekul
Diagram Energi Orbital Molekul H2

Ψ*MO
 *IS

1S 1S
ΨA ΨB
ΨMO  IS

H H2 H

Konfigurasi elektron = g(1s)2

Orde ikatan = 2 – 0 = 1
2
b. Aplikasi teori MO dalam molekul He2,
Li2 dan Be2

Ψ*MO
 *u

1S 1S
ΨA ΨB
ΨMO g

He He2 He

Konfigurasi elektron = g(1s)2 u(1s)2

Orde ikatan = 2 – 2 = 0
2
Tentukan diagram MO
untuk molekul Li2 ????
c. Aplikasi teori MO dalam molekul F2 dan O2

9F = [He] 2s2 2p5

Atom F mempunyai elektron valensi pada orbital 2s dan


2p sehingga dalam pembentukan orbital molekul terjadi
interaksi antara orbital 2s-2s dan orbital 2p-2p
1. px  px   px
  *px
+ +
*px
+  +

px px + +
 px

Orbital σ ;
Keboleh-jadian menemukan elektron ada di
sumbu antar inti

Elektron yang menempati OM - Ikatan σ,


menghasilkan ikatan σ antara kedua atom
2. Pz  Pz  pz  *pz

+ +

 *px
+

+

Pz Pz + +

 pz
Orbital π ;
Tidak ada keboleh-jadian menemukan elektron
di sumbu antar inti

Elektron yang menempati OM - Ikatan π


menghasilkan ikatan π antar kedua atom
3. P y
 P y
  py
  *
py

+ +

 *py
+

+

Py Py + +

 py

Orbital pz dan py menghasilkan ikatan π


DIAGRAM ENERGI ORBITAL MOLEKUL

MOLEKUL HOMONUKLIR SEDERHANA

 *  *px  *pz
py

2p 2p

 py  pz
 px

 *2 s
2s 2s
 2s

 *1 s
1s 1s
 1s
OA OM OA
Diagram Energi Orbital Molekul F2

 *  *px  *pz
py

2p 2p

 py  pz
 px

 *2 s
2s 2s
 2s

 *1 s
1s 1s
 1s
OA OM OA
Urutan tingkat energi OM :
1s 2 1s*2 2s 2 2s*2 2px 2  2py 2=  2pz
2   2py*2= 
*2   *
2pz 2px

Orde ikatan = 6 – 4
2

= 2
2

= 1

 Molekul F2 membentuk ikatan tunggal (sama dg VBT)


 Bersifat diamagnetik
Diagram Energi Orbital Molekul O2

 *  *px  *pz
py

2p 2p

 py  pz
 px

 *2 s
2s 2s
 2s

 *1 s
1s 1s
 1s
OA OM OA
Urutan tingkat energi OM :
1s 2 1s*2 2s 2 2s*2 2px 2  2py 2=  2pz
2   2py*1= 
*1   *
2pz 2px

Orde ikatan = 6 – 2
2

= 4
2

= 2

 Molekul O2 membentuk ikatan rangkap 2 (sama dg VBT)


Bersifat paramagnetik (menjawab data eksperiment)
Apa yang terjadi bila perbedaan tingkat energi s-p kecil ?

Energi orbital atom (kJ/mol)

-1000
2p

-2000

-3000

2s
-4000

3 4 5 6 7 8 9
Li Be B C N O F
Nomor atom
Perubahan tingkat energi orbital molekul unsur-unsur blok p deret pertama

u*(2s)
energi

g*(2p) u*(2p)

g(2p)
g*(2p)
u(2p)
u(2p)

u*(2s) g(2p)

g(2s) u*(2s)

g(2s)

B2 C2 N2 O2 F2
Diagram Energi Orbital Molekul
Diatomik Heteronuklir

 *IS

1S A E

 IS
1S B

OAA OAB

OM
Diagram Energi Orbital Molekul Beberapa
Senyawa diatomik heteronuklir

1. HF
*

1S

2p
1 
1H = 1s
2 2 5
9F = 1s 2s 2p

2S
OAH
OM OAF

Hd+ - F d-
2. CO (karbon monoksida)
4

*(2p)

3
2p
2p
 (2p)

2S
2

1 2S

C CO O
Catatan :
 HOMO (the Highest Occupied Molecular Orbital) adalah ikatan-
dan didominasi oleh sifat karbon, adanya elektron pada orbital ini
dinyatakan sebagai pasangan elektron bebas pada atom pusat C

 Orbital molekul *(2p) disebut the Lowest Unoccupied Orbital


Molecul (LUMO) dan lebih didominasi oleh sifat C
Latihan

1. ClF3 merupakan molekul yang memiliki


struktur lewis dengan tidak mengikuti
aturan oktet. Buatlah struktur Lewis
molekul tersebut sedemikian rupa sehingga
mengikuti aturan oktet dengan
mengasumsikan bahwa molekul tersebut
merupakan senyawa ionik
2. (a) Use MO theory to determine the bond order
in each of [He2]+ and [He2]2+.
(b) (b) Does the MO picture of the bonding in
these ions suggest that they are viable
species?
Aturan oktet dan isoelektronik

Aturan oktet
Unsur-unsur perioda ke dua

ns2 np6

?
O2-
F-

Na+
Mg2+
6C Elektron valensi = 2s2 2p2 CH4

5B Elektron valensi = 2s2 2p1 BH3

7N Elektron valensi = 2s2 2p3 :NH3

isoelektronik iso struktur


Total elektron valensi sama Struktur sama
Senyawa dengan bilangan
koordinasi lebih besar

SF6,[PF6]- and [SiF6]2-

 C, N dan O

ClF3

Oktet yang diperluas


ClF3

Struktur resonansi

ClF3

Anda mungkin juga menyukai