Anda di halaman 1dari 28

SENYAWA

BERIKATAN ION

Kelompok 7
Anggota Kelompok
Ade Indah Rupaidah
Dwi Nova Erlianti
Galuh Pramudita
Selvia Dian Prayoga
Tiara Khairunnisa
Pengantar ikatan ion
Atom selain gas mulia umumnya bergabung dengan
unsur lain membentuk ikatan. Selain senyawa
berikatan kovalen, terdapat juga senyawa dengan
ikatan elektrovalen atau ikatan ion atas tarikan
elektrostatik antara antara ion yang berlawanan
muatan. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut
juga dengan senyawa ionik.
Pengantar ikatan ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya pelepasan
maupun penerimaan elektron oleh atom-atom
yang berikatan. Pembentukan ion (+) dari atom
netralnya dinyatakan oleh energi ionisasi,
sedangkan pembentukan ion (-) didasarkan atas
afinitas elektron.
Senyawa yang Senyawa yang
tersusun dari ion-ion tersusun dari ion-ion
akan saling tarik menarik akan saling tolak-
jika memiliki muatan menolak jika memiliki
yang berlawanan muatan yang sejenis

Keseimbangan antara tarik menarik dan tolak menolak


ini menghasilkan energi kisi kristal yang dapat dicari
lewat siklus Born-Haber
Proses pembentukan
senyawa ion
Ikatan ion terjadi karena atom-atom yang mempunyai
energi ionisasi rendah akan melepas elektronnya dan
membentuk ion (+), sedangkan elektron yang lepas akan
ditangkap oleh atom yang mempunyai afinitas elektron
besar. Ion (+) dan (-) yang terbentuk akan saling tarik
menarik dengan gaya elektrostatik membentuk
senyawa netral.
Proses pembentukan
senyawa ion
Umumnya, ikatan ion terjadi antara atom
logam yang cenderung melepaskan elektron
dengan atom non logamyang cenderung
menerima elektron.
Proses pembentukan
senyawa ion
Pembentukan senyawa ion antara 11 Na dan17 Cl
17 Na : 2 8 1 (melepaskan 1 elektron)
11 Cl : 2 8 7 (menerima 1 elektron)
Na —> Na + + e-
-
Cl + e —> Cl -
Proses pembentukan
senyawa ion
Pembentukan senyawa ion antara 20 Ca dan 17 Cl
20 Ca : 2 8 8 2 ( melepaskan 2 elektron)
17 Cl : 2 8 7 (menerima 1 elektron)

Ca —> Ca2++ 2e - (x1) Ca —> Ca2+ + 2e-


- - - -

— ——— —
Cl + e —> Cl (x2) 2Cl + 2e —> 2Cl
2+ -
Ca + 2Cl —> Ca + 2Cl
energi kisi kristal
energi kisi kristal
Gaya antar ion, energi kisi kristal dan siklus Born-Haber

Energi kisi merupakan energi yang dilepaskan bila satu mol


kation dan satu mol anion berupa gas didekatkan dari jarak tak
terhingga sampai kedudukan kesetimbangan dalam kisi kristal.
Kisi kristal adalah kumpulan dari satuan satuan kecil yang
disebut sel satuan dan ion ion dinyatakan sebagai titik titik.
energi kisi kristal
Siklus Born-Haber

Dikembangkan oleh Max


Born dan Fritz Haber pada
tahun 1919, siklus Born-
Haber menjelaskan proses di
mana sebuah padatan ionik
secara konseptual terbentuk
dari unsur-unsur
komponennya secara
bertahap.
.
energi kisi kristal
Kisi Ion

Kisi Kubus Kisi Oktahedral


Ukuran ion dan jari-jari kristal

Ukuran ion ditentukan oleh gaya tarik


terhadap elektron luar oleh muatan inti
positif yang efektif.
Muatan inti efektif = muatan inti nyata - pengaruh elektron dalam
Contoh
Dengan metode pauling hitung jari-jari ionik ion. dan
dalam kristal kalium klorida. Jarak antar ion = 3,14 Å
SKALA
KEELEKTRONEGATIFAN
Konsep elektronegativitas pertama kali diteliti pada
tahun 1809 oleh Avogadro yang menunjukkan kesamaan
antara proses netralisasi asam-basa dengan netralisasi
muatan listrik.

Elektronegativitas adalah kemampuan suatu atom untuk


menarik elektron mendekat terhadap dirinya sendiri.
Skala keelektronegatifan adalah perbandingan atau
kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan
elektron yang digunakan pada ikatan ke arah atom yang
bersangkutan.

Terdapat beberapa tokoh yang mengusulkan mengenai


konsep elektronegativitas.
1. Skala keelektronegatifan
robert mulliken
Dasar hukumnya yaitu data dari afinitas elektron serta dari energi
ionisasi.
Menurut Mulliken, “nilai keelektronegatifan berbanding lurus
dengan rata-rata nilai energi ionisasi (EI) dan Afinitas elektron
(AE)
Kelemahan skala elektronegativitas Mulliken
yaitu hanya dapat dihitung untuk unsur-unsur
yang diketahui data afinitas elektronnya.
2. Skala keelektronegatifan
Linus Pauling
Skala keelektronegatifan Pauling lebih luas dan digunakan hingga saat ini yang
didasarkan pada data energi ikatan.
Menurut Pauling besar elektronegativitas adalah “kekuatan atom dalam
molekul untuk menarik elektron untuk dirinya sendiri.”
Untuk menghitung elektronegativitas Pauling sebuah unsur, kita memerlukan
data energi disosiasi
Skala Keelektronegatifan Skala Keelektronegatifan Allen
Allerd-Rochow (1958) (1992)
Unsur-unsur yang sukar Elektronegativitas
diionisasi dan mudah menarik berhubungan dengan energi
elektron memiliki nilai ke- rata-rata dari elektron valensi
elektronegativan yang besar. pada sebuah atom bebas.
Skala Keelektronegativan
Hinze & Jaffe (1962)

Elektronegativitas orbital untuk orbital


σ selalu lebih tinggi daripada untuk
orbital π dan secara linier berhubungan
dengan jumlah orbital s yang dianggap
ada dalam orbital.

Anda mungkin juga menyukai