Kinerja struktur adalah level atau tingkatan performa suatu struktur terhadap gempa
rencana. Level kinerja struktur dapat diketahui dengan melihat tingkat kerusakan pada struktur
saat terkena gempa rencana dengan periode ulang tertentu, oleh karenanya level kinerja struktur
akan selalu berhubungan dengan biaya perbaikan terhadap bangunan tersebut. Dalam desain
struktur berbasis kinerja biasanya kinerja struktur didesain sesuai dengan tujuan dan kegunaan
suatu bangunan, dengan pertimbangan faktor ekonomis terhadap perbaikan bangunan saat
terjadi gempa tanpa mengesampingkan keselamatan terhadap pengguna bangunan.
Respon bangunan terhadap gerakan tanah akibat gempa menyebabkan perpindahan
lateral dan deformasi pada setiap elemen struktur. Pada level respon rendah, deformasi elemen
akan dalam rentang elastis (linier) dan tidak akan ada kerusakan yang timbul. Pada level respon
tinggi, deformasi elemen akan melebihi kapasitas linier elastis dan bangunan akan mengalami
kerusakan. Untuk memberikan kinerja seismik yang andal, bangunan harus memiliki sistem
penahan gaya lateral yang lengkap, yang mampu membatasi perpindahan lateral akibat gempa
pada level kerusakan yang berkelanjutan dan untuk tujuan kinerja yang diinginkan.
5
5. Structural Stability (SP-5): kerusakan struktur yang substansial dimana sistem struktur ada
pada ambang rubuh total atau parsial. Risiko korban luka-luka signifikan. Pada kondisi ini,
perbaikan merupakan alternatif yang tidak menguntungkan secara teknis maupun
ekonomis.
Tabel 1. Kombinasi Level Kinerja Struktural dan Non Struktural untuk
Level Kinerja Bangunan Keseluruhan (ATC-40)
Level Kinerja Bangunan
Level Kinerja Struktural
Level
SP-1 SP-2 SP-3 SP-4 SP-5 SP-6
Kinerja Non
Immediate Damage Life Limited Structural Not
Struktural
Occupancy Control Safety Safety Stability Considered
NP-A 1-A
2-A TD TD TD TD
Operational Operational
NP-B 1-B
Immediate Immediate 2-B 3-B TD TD TD
Occupancy Occupancy
3-C
NP-C
1-C 2-C Life 4-C 5-C 6-C
Life Safety
Safety
NP-D
Hazard’s TD 2-D 3-D 4-D 5-D 6-D
Reduced
NP-E 5-E
Tidak
Not TD TD 3-E 4-E Structural
Diaplikasikan
Considered Stability
Sumber : ATC-40
Legenda:
Level kinerja bangunan yang umum digunakan
Kombinasi lainnya yang mungkin digunakan
2
4. Hazard’s Reduced (NP-D): Kerusakan luas pada komponen struktural, tetapi seharusnya
tidak melibatkan rubuhnya barang besar dan berat yang dapat mengakibatkan korban luka-
luka yang signifikan pada sekelompok orang.
Kombinasi antara kinerja struktural dan kinerja non struktural untuk mendapatkan
level kinerja bangunan keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 1.
3
2. Untuk perioda lebih besar atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau sama dengan TS,
maka spektrum respons percepatan (Sa) sama dengan SDS.
3. Untuk perioda lebih besar dari TS, spektrum respons percepatan (Sa), diambil berdasarkan
persamaan:
SD1
Sa =
T
4. Untuk perioda lebih besar dar TL, spektrum respons percepatan (Sa) diambil berdasarkan
persamaan:
SD1.TL
Sa =
T2
5. T0 dan TS dihitung berdasarkan persamaan:
SD1
T0 = 0,2.
SDS
S D1
TS =
S DS
D. Kurva Kapasitas
Kapasitas adalah kapabilitas struktur secara keseluruhan yang bergantung pada
kekuatan dan kapasitas deformasi dari komponen individual pada struktur tersebut. Untuk
memperkirakan kapasitas di luar batas elastis, dibutuhkan analisis nonlinear seperti prosedur
4
pushover. Pushover adalah model struktur yang disederhanakan, dibuat dengan memberikan
beban monotonik pada model struktur multi degree of freedom (MDOF), setelah plot gaya
geser-perpindahan atap didapatkan, hubungan ini menunjukan perilaku osilasi dari model
single degree of freedom (SDOF).
Model matematis dari struktur dimodifikasi untuk reduksi ketahanan karena adanya
komponen yang leleh. Distribusi gaya lateral kembali dipaparkan sampai komponen lain
mencapai leleh. Proses ini diulang sampai struktur menjadi tidak stabil, atau sampai batasan
yang sudah ditentukan telah dicapai. Kurva kapasitas pushover memperkirakan bagaimana
perilaku struktur diluar batas elastis. Kapasitas struktur direpresentasikan oleh kurva pushover.
Cara yang paling mudah untuk menggambarkan kurva gaya-perpindahan adalah dengan gaya
geser dasar dan perpindahan atap.
5
2π
Sai.g = Sv
Ti
Ti
Sdi = Sv
2π
Untuk membuat spektrum kapasitas dari kurva kapasitas pushover, perlu dilakukan
konversi per titik dalam mode pertama koordinat spektral. Pada setiap titik Vi Δatap pada kurva
kapasitas dikonversi pada titik koresponden Sai Sdi pada spektrum kapasitas dengan
menggunakan persamaan berikut:
Vi
Sai = W
α1
Δ atap
Sdi =
PF1×atap
N
(w i .1i )/g
PF1 = i=1
(w . 2 )/g
N
i=1
i 1i
2
N
(w i .1i )/g
αi = N i=1
N
w i /g (w i .1i )/g
2
i=1 i=1
Dimana,
PF1 = Faktor partisipasi untuk mode pertama struktur
αi = Koefisien massa modal untuk mode pertama struktur
ϕ1,atap = Amplitudo mode 1 pada tingkat i
6
βeff = λ βo + 0,05
Dimana adalah βo hysteretic damping dan 0,05 adalah viscous damping asumsi 5%.
Faktor λ (atau faktor pada ATC-40) adalah faktor modifikasi. Untuk mempertimbangkan
damping, spektrum repsons direduksi dengan faktor SRA dan SRV dimana:
1 3, 21 − 0, 68ln( eff )
SRA = =
BS 2,12
Gedung Eksisting
Durasi Gedung Relatif Gedung Eksisting
Dibawah Rata-
Getaran Baru Rata-rata
rata
7
Gambar 3. Spektrum Respons yang Direduksi
Sumber : ATC-40
8
H. Prosedur untuk Pengecekan Kinerja
Setelah titik kinerja ditemukan, maka dapat ditentukan gaya geser dasar dan
perpindahan lantai atap. Langkah-langkah berikut perlu dilakukan untuk mengecek kinerja:
1. Untuk respon gedung keseluruhan, pastikan bahwa ketahanan gaya lateral tidak berkurang
lebih dari 20% dari ketahanan puncak. Untuk simpangan lateral, nilainya tidak melebihi
batasan pada Tabel 5.
2. Identifikasi dan klasifikasi elemen yang berbeda pada gedung dengan tipe sebagai berikut:
rangka balok-kolom, rangka pelat-kolom, dinding, dinding kopel, dinding berpori, pelat
diafragma, dan pondasi
3. Identifikasi elemen primer dan sekunder
4. Untuk masing-masing tipe elemen, identifikasi komponen kritis dan cek berdasarkan bab
11 ATC-40
5. Demand kekuatan dan deformasi pada titik kinerja harus sama dengan atau kurang dari
kapasitas yang dijelaskan pada bab 11 ATC-40
6. Kinerja elemen sekunder (bukan bagian dari penahan beban lateral) harus dicek
berdasarkan level kinerja yang dipilih
7. Elemen nonstruktural dicek untuk level kinerja yang dipilih
Tabel 5. Batas Deformasi
Level Kinerja
Batas
Immediate Damage Structural
Simpangan Life Safety
Occupancy Control Stability
Antar-Lantai
Simpangan
0,01 0,01 – 0,02 0,02 0,33 Vi / Pi
Maksimum
Simpangan
Tidak Tidak
Inelastik 0,005 0,005 – 0,015
Dibatasi Dibatasi
Maksimum
Sumber : ATC-40
9
Gambar 4. Diagram Alir Evaluasi Kinerja Struktur
10