Abstrak
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam menunjukkan pada pengertian tentang model
pendidikan yang bercorak Islam. Oleh karena itu, pada prinsipnya, konsepsi-
konsepsi tentang pendidikan Islam selalu berlandaskan pada Al-Qur’an dan
Hadits. Meskipun terkadang para ahli dalam merumuskan konsep pendidikan
Islam memunculkan pendapat para tokoh pendidikan Islam yang otoritatif
dan juga tokoh pemikir Barat, akan tetapi mereka tetap mengacu pada
tawaran Al-Qur’an dan Hadits. Sementara pendapat-pendapat tokoh tersebut
(Islam dan Barat), hanya sebagai jalan untuk menjelaskan keterangan-
1
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
173
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
2
M. Suyudi, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Yogyakarta: Mikraj, 2005), hlm.
5
3
Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran : Peran dan Fungsi Wahyu dalam Kehidupan
Bermasyarakat, (Bandung: Al-Mizan, 2005), hlm. 172.
174
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
175
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
1989. Dan Ketua Lembaga Pengembangan. Dia juga banayak terlibat dalam
beberapa organisasi profesional; antara lain: Pengurus Perhimpunan Ilmu-
ilmu Syari’ah; Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen
Pendidikan dan kebudayaan; dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI). Disela-sela segala kesibukannya itu, dia juga
terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun diluar negeri.4
Muhammad Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan tulis-menulis.
Disurat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu dia menulis dalam rubik “Pelita
Hati”. Dia juga mengasuh rubik “Tafsir Al-Amanah” dalam majalah dua
mingguan yang terbit di Jakarta, Amanah. Selain itu dia juga tercacat sebagai
dewan redaksi majalah Ulumul Qur’an dan Mimbar Ulama, keduanya terbit
di Jakarta. Selain kontribusinya untuk berbagai buku suntingan dan jurnal-
jurnal Ilmiah, hingga kini sudah tiga bukunya diterbitkan yaitu Tafsir Al-
Mannar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN Alaudin,
1984); Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Depertemen Agama, 1987); dan
Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surah Al-Fatihah) (Jakarta: Untagma, 1988).
176
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
177
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
178
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
179
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
278-279), lantas disusul dengan ancaman siksa di akhirat (Qs al-Furqann 68-
69), dan siksaan di dunia (At-Taubah 39, dsb) dan akhirnya menjatuhkan
hukuman secara pasti (seperti dalam Al-Maidah 38 dan An-Nur 2).
Demikianlah selayang pandang sebagian ciri-ciri metode yang ditempuh
Al-Quran dalam rangka pendidikan umat. Kalau butir-butir metode yang Al-
Quran tersebut digunakan untuk menyoroti metodologi pendidikan nasional,
khususnya pendidikan agama, maka ditemukan dalam kenyataan banyak hal
yang tidak sejalan bahkan bertentangan dengan konsepsi tersebut.
Diatas telah digambarkan bahwa Al-Quran menuntun peserta didiknya
untuk menemukan kebenaran melalui usaha peserta didik sendiri, menuntut
agar materi yang disajikan diyakini kebenarannya melalui argumentasi-
argumentasi logika, dan kisah-kisah yang dipaparkannya mengantarkan
mereka kepada tujuan pendidikan dalam berbagai aspeknya, dan nasihatnya
ditunjang dengan panutan. Sementara pendidikan kita, khususnya dalam
bidang metodologi, seringkali sangat menitikberatkan pada hafalan, atau
contoh-contoh yang dipaparkan bersifat ajaib, kiasan yang dikemukakan
dengan bahasa gersang, tidak menyentuh hati, ditambah lagi nasihat yang
diberikan tidak ditunjang oleh panutan pemberinya.
Keberhasilan mencapai tujuan pendidikan nasional lebih sulit lagi
dengan adanya tantangan yang besar akibat pengaruh ilmu pegetahuan
empiris, rasional, materialistis, dan kuantitatif (ERMK), yang keseluruhan
sistemnya dibangun atas dasar pengalaman dan mudah dimengerti akal,
terjangkau oleh pancaindera. Ini pada akhirnya mudah tersebar luas dan
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Melalui sistem EMRK ini, pemikiran
dilatih dan pembuktian terus menerus diperdalam dengan “bahasa” yang
tidak asing digunakan oleh kalangan banyak. Dapat digambarkan apa yang
dapat dilakukan dengan metodologi yang ditemukan dalam kenyataan ketika
menghadapi hasil sistem EMRK tersebut. Oleh karena itu, hal yang sangat
penting untuk diangkat kedataran sistem kurikuler kontemporer dari
pemikiran religius-rasional dalam pendidikan Islam adalah ijtihad
(perenungan intelektual) dalam menafsirkan fenomena pendidikan secara
“sosiologis”.
Selanjutnya dalam bukunya Membumikan Al-Quran, Quraish Shihab
juga melaukukan kritik terhadap lembaga pendidikan Islam. Menurutnya,
power sesungguhnya dari sebuah perguruan tinggi adalah pemikiran tingkat
tinggi melalui pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat yang
kesemuannya tidak terletak pada petinggi-petinggi administratif atau dalam
hal ini Rektor, akan tetapi lebih kepada para guru besar dan peneliti.
Madzhab penguasa secara sadar mewarnai lembaga pendidikan, dan ini
180
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
dinilai oleh para pengamat sebagai salah satu sisi kelemahan suatu lembaga
ilmiah yang seharusnya bersifat objektif dan mandiri. Bahkan Ary Mukhtar
Pedju, seorang cendekiawan Muslim Indonesia berdasarkan hasil
penelitiannya, menilai bahwa organisasi Lembaga Pendidikan Tinggi mirip
dengan organisasi militer karena dikuasai oleh Rektor.
Lebih dari itu, Quraish Shihab juga memandang ada kesenjangan antara
perkembangan pendidikan dengan perkembangan manusia dan
perkembangan ilmu. Dasar pemikiran yang mengantar pada statemen tersebut
adalah kenyataan bahwa ilmu berkembang sedemikian cepat, atau bahkan
terus-menerus berubah sehingga apa yang diangggap benar kemarin, hari ini
dapat dianggap dalah atau apa yang dikemukakan oleh pakar A berbeda
dengan yang dikemukakan pakar B.
Disamping itu, perkembangan sains dan teknologi itu sendiri pada
hakikatnya dibangun oleh ide atau penemuan yang terdahulu. Dalam bidang
ilmu-ilmu sosialpun demikian, tetapi masalahnya adalah apabila apa yang
disampaikan kepada peserta didik merupakan sesuatu yang sudah jauh
ketinggalan sehingga akhirnya kita menghasilkan anak-anak didik yang
mestinya hidup pada puluhan atau mungkin ratusan tahun yang lalu. Lebih
ringkas, Quraish Shihab membagi point-point kritik terhadap pendidikan
Islam sekarang ini.
1. Kekaburan Identitas
Lembaga Pendidikan Islam, itulah nama yang digunkan oleh lembaga
pendidikan di Indonesia. Akan tetapi identitas keislaman itu sendiri sering
kali hilang atau kabur. Ini bukan terjadi pada kegiatan keseharian civitas
akademiknya, tetapi juga karena hilangnya identitas itu dari kegiatan
ilmiahnya. Identitas seharusnya hadir dalam benak civitas akademika, dan
melahirkan sistem, kurikulum, dan silabus yang sejalan dengan identitas itu.
Untuk mengaktualkannya diperlukan pemikiran dan kreativitas yang
cemerlang dan sesuai dengan jati diri yang sedang hidup pada masa yang
diwarnai oleh sekian banyak hal yang berbeda dengan masa-masa silam.
2. Despiritualisasi Ilmu
Pandangan Islam tentang wujud, tidak hanya terbatas pada wujud
empiris. Lembaga pendidikan agama pada dasarnya mendidik manusia-
manusia untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama. Keberagamaan
bersumber dari kalbu. Ini berbeda dengan ilmu yang bertumpu kepada nalar.
Karena itu pengajaran dan pendidikan agama seharusnya lebih banyak tertuju
kepeda kalbu manusia bukan akalnya. Atau paling tidak penyucian kalbu
harus seimbang dengan pencerahan akal.
181
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
182
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
E. Penutup
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan pada 16
Februari 1944. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung
183
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
Daftar Pustaka
184
Jurnal Madaniyah, Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2018 SSN (printed) : 2086-3462
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius- ISSN (online) : 2548-6993
Rasional) Tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya
Terhadap Dunia Modern
185