0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan10 halaman
Pakaian adat di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing yang mencerminkan budaya lokal. Di Kepulauan Riau, pakaian adat perempuan untuk upacara berupa leher tulang belut, kebaya panjang dan pendek, sedangkan laki-laki mengenakan baju kurung dan sampin. Di Bengkulu, pakaian adat berbeda untuk setiap suku sesuai kepercayaan masing-masing. Di Lampung, pakaian adat l
Pakaian adat di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing yang mencerminkan budaya lokal. Di Kepulauan Riau, pakaian adat perempuan untuk upacara berupa leher tulang belut, kebaya panjang dan pendek, sedangkan laki-laki mengenakan baju kurung dan sampin. Di Bengkulu, pakaian adat berbeda untuk setiap suku sesuai kepercayaan masing-masing. Di Lampung, pakaian adat l
Pakaian adat di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing yang mencerminkan budaya lokal. Di Kepulauan Riau, pakaian adat perempuan untuk upacara berupa leher tulang belut, kebaya panjang dan pendek, sedangkan laki-laki mengenakan baju kurung dan sampin. Di Bengkulu, pakaian adat berbeda untuk setiap suku sesuai kepercayaan masing-masing. Di Lampung, pakaian adat l
1. PAKAIAN ADAT KEPULAUAN RIAU Pakaian Perempuan saat Upacara Pada saat mengikuti upacara keagamaan, seperti Maulud Nabi Muhammad SAW, Isra'Mi'raj, dan Nuzulul Qur'an, baju yang masyarakat Kepulauan Riau kenakan antara lain leher tulang belut, kebaya panjang dan kebaya pendek. Bagi perempuan yang telah naik Haji, baju yang mereka kenakan adalah jubah atau gamis. Pakaian Laki-Laki saat Upacara Pada saat upacara pernikahan pakaian yang dikenakan oleh pengantin lelaki bangsawan adalah baju kurung cekak musang beserta celana panjangnya dan sampin yang serba songket. Pakaian yang didominasi warna kuning itu dilengkapi dengan tanjak sebagai penutup kepala, capal atau sepatu sandal, dan beberapa aksesories seperti dokoh, pending,selempang, dan keris.
2. PAKAIAN ADAT BENGKULU
Provinsi Bengkulu dihuni oleh
beberapa suku bungsa. Suku bangsa tersebut terbagi atas suku bangsa asli dan suku bangsa pendatang. Penduduk asli bengkulu terdiri atas empat suku besar, yaitu suku bangsa Melayu, suku bangsa Rejang, suku bangsa Serawai, dan suku bangsa Enggano. Selain itu, masih terdapat beberapa suku bangsa asli yang lainnya meskipun dalam jumlah yang tidak begitu besar. Suku-suku bangsa tersebut, antara lain suku bangsa Mukomuko, Ketahun, Lembak, Pasemah, dan Krui. Pakaian adat untuk suku bangsa di Bengkulu berbeda-beda. Hal ini disebabkan tiap suku bangsa memiliki kepercayaan dan ritual yang berbeda-beda. 3. PAKAIAN ADAT LAMPUNG
Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki
Lampung mengenakan pakaian, meliputi kikat, kopiah (penutup kepala), kawai (baju), senjang, celanou, bebet, dan selikap. Sedangkan kaum perempuan dalam kehidupan sehari-hari mengenakan kanduk/ kudung, lawai kurung, senjang/cawo setagen, selambok, alali, serta kalai kukut. Pakaian untuk upacara adat sedikit berbeda. Dalam upacara adat laki-laki Lampung mengenakan kekat akkin, kawai kemija, peci, serta selikap. Sedangkan kaum perempuan mengenakan pakaian yang terdiri atas kebayou, senjang dan belatung buwok.
4. PAKAIAN ADAT JAWA BARAT
Pakaian adat daerah Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi dua. Ada pakaian adat gaya Priangan dan ada juga pakaian adat gaya Cirebon. Pakaian adat Priangan dan Cirebon memiliki beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya seperti pakaian adat perempuan Priangan mengenakan kebaya surawe, sedangkan kaum perempuan Cirebon mengenakan baju sorong atau baju kurung. Kaum laki-laki biasa Priangan dan Cirebon mengenakan kain sarung poleng atau polekat yang dikerudungkan dan diikatkan atau dililitkan pada pinggang. 5. PAKAIAN ADAT JAWA TENGAH Pakaian adat tradisional Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain kebaya dengan motif batik, dimana batik yang digunakan merupakan batik tulis yang masih tergolong asli.
6. PAKAIAN ADAT JOGYAKARTA
Pakaian adat tradisional masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian adat tradisional yang memiliki unsur- unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kelengkapan berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi pemakainya yang meliputi fungsi dan peranannya. Oleh karena itu, cara berpakaian biasanya sudah dibakukan secara adat, kapan dikenakan, di man dikenakan, dan siapa yang mengenakannya. 7. PAKAIAN ADAT KALIMANTAN BARAT Pakaian ini adalah pakaian yang digunakan sudah sejak dulu oleh masyarakat Kalimantan Barat. Pakaian adat trasional Kalimantan Barat berbahan kulit kayu yang diproses menjadi kain. Untuk bahan utama yang digunakan sebagai bahan pakaian adat tradisional Kalimantan Barat adalah kulit kayu kapuo atau ampuro. Kulit kayu tersebut dipukul termasuk di pukul di dalam air menggunakan pemukul yang berbentuk bulat. Kemampuan mengolah kulit kayu menjadi kain oleh masyarakat merupakan kemampuan yang secara turun temurun diturunkan oleh nenek moyang.
8. PAKAIAN ADAT KALIMANTAN TIMUR
Orang Kalimantan Timur biasanya mengenakan pakaian adat tradisional khas mereka bergantung fungsi dan penggunaan. Pakaian yang dikenakan untuk bepergian berbeda dengan pakaian sehari- hari. Apalagi pakaian untuk acara dan upacara- upacara tertentu. Begitu pula pakaian yang dikenakan untuk menari pun berbeda dengan pakaian lainnya. Pakaian adat yang dimiliki masyarakat Kalimantan Timur biasa dikenakan pada saat upacara, perkawinan, tarian, dan sebagainya. 9. PAKAIAN ADAT SULAWESI SELATAN Setiap suku yang tinggal di Sulawesi Selatan sebenarnya memiliki kekhasan dan karakteristik baju daerah yang beraneka ragam. Akan tetapi, Bbodo menjadi pakaian adat resmi yang digunakan sebagai ciri khas provinsi Sulawesi Selatan terutama bagi para wanitanya. Baju Bodo dianggap sebagai pakaian adat Sulawesi Selatan paling pertama dikenal oleh masyarakatnya. Dalam kitab Patuntung, baju ini bahkan disebutkan dengan jelas, mulai dari bentuk, jenis hingga cara pemakaiannya
10. PAKAIAN ADAT SULAWESI BARAT
Lipa Saqbe Mandar (Sarung Sutra Mandar) adalah pakaian adat Sulawesi Barat yang sepintas memiliki persamaan dengan kain sutra daerah lain, tapi di setiap jenis dan nama Lipa Saqbe Mandar memiliki ciri khas khusus yakni dari segi corak (sure’ ataupun bunga) dan cara pembuatannya, yang membuatnya terkenal ke daerah sekitarnya (bugis dan makassar). 11. PAKAIAN ADAT MALUKU UTARA Pakaian Manteren Lamo (Sultan) adalah pakaian adat tradisional Maluku Utara yang terdiri atas celana panjang hitam dengan bis merah memanjang dari atas ke bawah, baju berbentuk jas tertutup dengan kancing besar terbuat dari perak berjumlah sembilan . Sementara itu, leher jas, ujung tangan, dan saku jas yang terletak di bagian luar berwarna merah.
12. PAKAIAN ADAT PAPUA BARAT
Pakaian adat Papua Barat bernama
pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang dikeringkan.
13. PAKAIAN ADAT NUSA TENGGARA
TIMUR
Pakaian adat Suku Rote adalah simbol
pakaian adat NTT di kancah nasional. Pakaian ini dipilih karena memiliki desain yang sangat unik dan sarat makna.Keunikannya terletak pada desain Ti’i langga. Ti’i langga adalah sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering.
14. PAKAIAN ADAT NUSA
TENGGARA BARAT
Bukti budayasuku Sasak yang saat
ini masih dapat ditemukan adalah pakaian adatnya yang bernama Lambung dan Pegon. Pakaian adat lambung dipakai khusus untuk wanita saat menyambut tamu dan dalam upacara adat mendakin atau nyongkol.Pakaian baju hitam dengan kerah bentuk huruf “V”, tidak berlengan, dan berhias manik-manik di tepi jahitan. Baju pegon dikenakan oleh para pria. Bentuknya adalah jas hitam sama seperti jas biasa. Sedangkan untuk celananya, dipakai wiron atau cute yakni bati bermotif nangka dari bahan kain pelung hitam.
15. PAKAIAN ADAT BALI
Pakaian adat Bali memang
dikenakan dipakai untuk acara sembahyang bagi masyarakat beragama Hindu. Meskipun demikian, dalam kegiatan sehari-hari banyak juga yang memakainya. Baju atau juga atasan yang dikenakan pada perlengkapan pakaian adat Bali merupakan sebuah baju tertutup yang modelnya nyaris mirip dengan baju safari. Pria bali tidak menggunakan celana sebagai bawahan. Fungsi celana diganti dengan kamen atau juga kain sepanjang 2 meter dan lebar 1 meter. Kamen diikatkan di pinggang melingkar dari kiri ke kanan. Ikatan tersebut melambangkan darma, Kain penutup lain bernama saput atau juga kampuh. Saput diikatkan di pinggang secara melingkar berlawanan arah jarum jam.Saput merupakain kain bergaya klasik yang lebih sering dipakai saat ibadah atau juga acara keagamaan. Tujuan penggunaannya merupakan untuk menutupi lekuk tubuh dan aurat. Untuk menguatkan kamen dan saput, dipakai selendang kecil berwarna kuning yang bernama umpal. Cara mengikat ini mengandung arti bahwa pria bali harus dapat mengendalikan semua hal buruk dari segala kegiatannya. Perempuan adat Bali merupakan kebaya dengan motif sederhana dan warna cerah. Pemilihan kebaya dinilai dapat menonjolkan sisi kecantikan dan keanggunan wanita BaliUntuk menguatkan ikan kamen, dipakai sebuah selendang kuning bernama bulang pasang yang diikatkan di pinggang. Pemakaian selendang bulang pasang dalam pakaian adat Bali wanita.