SKRIPSI
Disusun Oleh :
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Ahmad Ainullah
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Dewan Penguji
Nama Tanda Tangan
(Ketua)
2. Abdurahim Sidiq,ST.,MT 2.
(Anggota)
3. M. Firman,ST.,MT 3.
(Anggota)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
iv
ANALISA PENGARUH SISTEM SCADA TERHADAP KEANDALAN
SISTEM DISTRIBUSI 20kV PADA GARDU INDUK MARABAHAN
ABSTRAK
v
Kata kunci: SCADA, SAIDI, SAIFI,CAIDI
DAFTAR IS
COVER SKRIPSI.....................................................................................................i
PERSETUJUAN SKRIPSI.....................................................................................iii
PENGESAHAN SKRIPSI......................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.4 TUJUAN............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...............................................................................................5
2.6 SAIFI................................................................................................................47
2.7 SAIDI...............................................................................................................48
vi
2.8 CAIDI...............................................................................................................48
2. 9 PENELITIAN EKSPERIMEN.......................................................................49
BAB III..................................................................................................................50
METODE PENELITIAN.......................................................................................50
BAB IV..................................................................................................................55
HASIL PENELITIAN............................................................................................55
4.4 ANALISIS.......................................................................................................72
BAB V....................................................................................................................74
5.1 KESIMPULAN................................................................................................74
5.2 SARAN............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76
LAMPIRAN...........................................................................................................78
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
karena itu, diperlukan suatu sistem yang mampu dalam melakukan tugas
Wilayah Kalsel & Kalteng Khususnya pada Gardu Induk Marabahan, juga
Motorize dan Fault Indicator Overhead Lamp ke sistem SCADA agar dapat
listrik.
Akan tetapi pada realita dilapangan masih ada peralatan yang belum
1
gangguan dapat ditekan sehingga sistem distribusi tersebut dapat lebih
handal.
PALU.
Sistem SCADA pada Keandalan Jaringan Distribusi Area Kota Palu, maka
dapat diambil kesimpulan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Area Kota Palu
dengan sistem SCADA dengan parameter indeks SAIDI, SAIFI dan CAIDI.
Kota Palu berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, yaitu sebesar 41,49 %
untuk indeks SAIDI , dan 32,31 % untuk indeks SAIFI, sedangkan untuk
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Marabahan?
Berbasis SCADA pada Gardu Induk Marabahan yang dilihat dari nilai
Pemadaman
3
1.4 TUJUAN
Induk marabahan
SCADA pada Gardu Induk Marabahan yang dilihat dari nilai SAIDI
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan uprating
perluasan.
Gardu Induk memiliki banyak jenis, baik dari segi fungsi, segi
6
Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk
Switchgear (GIS).
7
2) Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity)
20 KV.
luar gedung.
3. Berdasarkan Tegangan
8
9
b) Gardu Induk Distribusi
4. Berdasarkan Fungsi
tegangan tinggi.
10
Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu
pusat-pusat beban.
11
Merupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara
gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung
12
Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.
(seri).
7. Menurut Pelayanannya
dan TT
13
b) Gardu Distribusi, yaitu gardu induk yang melayani untuk TM
14
c. Fungsi Gardu Induk
sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem
KV).
70 KV).
70 KV/20 KV).
tenaga listrik.
15
3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui
2. Arrester
3. Pemisah
4. Panel kontrol.
6. Baterai
8. Busbar
16
9. Transformator Arus
a. Recloser
Gambar 2. 2 Recloser.
Sumber : Manual Book Recloser Joongwon 2018 rev 1
17
Alat pengaman ini bekerja secara otomatis guna mengamankan
jenis, yaitu :
Lock Out.
18
Gambar 2. 3 Single-shot Reclosing Relay.
Sumber : Badarudin .2011.
lebih dari satu kali. Dead time antar reclosing dapat diatur sama
masih ada, maka PMT akan trip kembali dan reclosing relai
tR, maka PMT akan trip dan lock out. Penggunaan multi shot
19
reclosing harus disesuaikan dengan siklus kerja (duty cycle) dari
PMT.
Keterangan gambar :
2) Sifat-sifat PBO
Sumber : dokumen.tips_bab-iii-pengenalan-recloser
temporer.
pengaman di hilir.
20
c) Bila gangguan telah hilang pada operasi cepat maka PBO akan
3) Fungsi Recloser
Interval
1 st : 5 detik
2 nd : 10 detik
21
Lock out : 3X trip (reclose 2X)
trip ke 3.
reclosing
22
2) Waktu tunda (time delay)
beban.
mendinginkan fuse disisi beban.
23
Recloser hampir sama dengan circuit bracker, hanya
recloser membuka.
bersifat temporer.
24
d) Apabila yang terjadi adalah gangguan permanen,
6) Klasifikasi Recloser
yaitu:
1) Fasa tunggal
2) Fasa tiga
25
kerjanya untuk melakukan operasi buka tutup. Sampai
1) Recloser terkendali hidraulik
dipasang seri terhadap beban (seri trip coil). Bila arus yang
26
kumparan penjatuh akan menarik tuas yang secara
2) Recloser terkontrol elektronis
7) Pemasangan Recloser
(PLN,Recloser 1999) :
27
b) Sebagai pengaman terhadap keselamatan pekerja atau
satu arah
b. LBS Motorize
28
Sumber : Manual Book LBS AEP September 2017 rev 1
saklar atau pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada
29
manual dapat dilakukan secara independent oleh operator. Tekanan
30
Transformer-transformer arus dipasang di dalam tangki dan
31
Gambar 2. 7 Fault indicator overhead Lamp
Sumber : Manal Book FIOHL Easergy Series 3
berwarna hijau.
32
1. Membantu petugas lapangan dalam pengamatan titik gangguan
gangguan
a. Supervisory = Pengawasan
33
b. Control = Kontrol
jarak jauh. Dalam sistem tenaga listrik SCADA bertujuan untuk membantu
34
d. Pengendalian yang dilakukan secara otomatis untuk keseragaman dan
jaringan.
komputer utama (main computer). Dari tampilan pada layar komputer utama
35
KALTENG. Pada saat dispatcher melakukan suatu perintah maka komputer
agar sinyal yang dikirim dapat diterima oleh RTU dalam waktu yang singkat
sinyal dari komputer utama, maka RTU akan melakukan suatu perintah
Setelah RTU melaksanakan perintah, maka RTU akan memberi tahu kepada
sehingga terbacalah status PMT / RCL / LBS dalam keadaan terbuka atau
tertutup.
hanya pada 1 komputer utama saja. Hal ini dimungkinkan karena jika terjadi
36
2) Mengirim dan menerima data dari RTU kemudian
oleh user.
a. Media Komunikasi
1) Fiber Optik
37
2) Provider GPRS / 3G/ 4G
gardu PLN, baik Gardu Induk, Gardu Hubung, dan Gardu Distribusi
dapat dipantau dan dikontrol dari Pusat Kontrol, maka disetiap gardu
38
Status (TS), Remote Control (RC) dan Tele Metering (TM). RTU
Induk).
sebagai:
39
a) Sebagai perangkat pemproses sinyal, RTU dirancang
40
bentuk kumpulan data berdasarkan
2) Event recording
terlampaui, dsb).
berikut:
41
Disini pusat-pusat pengendalian berhubungan langsung
tersebut.
42
43
c. Konfigurasi Umum Master Station
1) Gateway
control panel.
44
2) Intelligent electronic device (IED)
3) Digital meter
5) Local HMI
45
6) terminal unit (RTU) / I/O Module
a. Telemetering
46
mengubahnya menjadi informasi dalam bentuk yang sama atau
besaran-besaran listrik.
47
b. Telesignalling
48
Contoh : CB open/close, Rack in/out, Local/Remote
49
Gambar 2. 16 Wiring diagram tipikal telecontrol.
Sumber : SPLN S5.001-2008
2.6 SAIFI
jumlah rata – rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani
(1)
50
pemeliharaan di sisi pembangkit maupun transmisi. (SE Direksi PLN
No. SE.031.E/471/PST/1993)
2.7 SAIDI
(2)
2.8 CAIDI
51
(3)
2. 9 PENELITIAN EKSPERIMEN
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat
52
BAB III
METODE PENELITIAN
coba). Tujuan yang ingin dicapai dari skripsi ini adalah membuat suatu
data SAIDI & SAIFI Gardu Induk Marabahan yaitu feeder MRB01 dan
a. Flowchart Penelitian
53
b. Studi Literatur
Studi literatur atau data primer diawali dengan melakukan studi
sumber, baik dari materi kuliah, kepustakaan maupun dari data SPLN.
c. Observasi
Melakukan pengamatan langsung ke lapangan atau data
54
Sistem Distribusi 20kV. Jakarta : Departemen Pertambangan dan
Energi.
SCADA.
55
Tabel 3. 3 Perhitungan Caidi
e. Kesimpulan
Dapat disimpulkan seberapa besar pengaruh penerapan sistem
menggunakan grafik.
56
3.3 TEMPAT PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN
a. Tempat Penelitan
b. Jadwal Penelitian
1 Penyusunan
Proposal
Pencarian data
2 Literature
Pencarian data
3 di lapangan
4 Analisa
5 Kesimpulan
6 Finishing
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada analisa pengaruh sistem SCADA
terhadap kehandalan sistem distribusi 20kV pada gardu induk marabahan maka
Pada jaringan ini juga terdapat 5 unit LBS (Load Break Switch), 4 Recloser,
2 FIOHL dan 21 unit CO (Cut Out) serta 159 trafo distribusi. Sedangkan untuk
intensitas pemadaman yang terjadi pada 2 unit penyulang pada Jaringan Distribusi
58
Bagaimana pengaruh penerapan Sistem Distribusi Berbasis SCADA terhadap
gangguan saja akan tetapi mengharuskan untuk kordinasi lebih intens lagi
SCADA :
Operator UP3
Dispatcher menghubungi
Operator GI memberitahukan memberitahukan kepada
operator UP3 untukk
Dispatcher terjadinya operator ULP untuk meminta
memberitahu gangguan &
gangguan pada penyulang petugas melakukan
indikasi gangguan
penelusuran jaringan
Petugas menghubungi
Operator ULP
Operator ULP
menginformasikan bahwa
Petugas Menelusuri Jaringan memberitahukan operator
zona 1 aman dan penyulang
UP3
bisa di normalkan secara
bertahap
59
Begitupun selanjutnya penormalan pada zona 2, petugas harus bolak balik
setelah melakukan penelusuran zona 2 harus kembali lagi ke depan zona 2 yaitu
pemadaman menjadi lebih lama Karena semua peralatan sistem sudah terintegrasi
real time dan saat ada gangguan alarm akan berbunyi di HMI Dispatcher.
SCADA
60
Begitupun selanjutnya penormalan pada zona 2, petugas hanya fokus
saat memastikan jaringan aman petugas menghubungi Operator ULP untuk order
ditekan.
Berikut alur proses SCADA agar bisa tampil pada HMI Dispatcher.
61
Penambahan Parameter apa saja yang ingin ditampilkan pada HMI dispatcher
62
Gambar 4. 6 Parameter pada Recloser
Setelah menambahkan semua parameter apa saja yang ingin ditampilkan maka
akan muncul pada HMI Dispatcher
63
Gambar 4. 8 Tampilan Feeder MRB 02 pada HMI
64
Efisiensi Penerapan sistem scada terhadap kehandalan sistem distribusi GI
65
Tabel 4. 3 Jumlah pelanggan padam sebelum terintegrasi sistem scada (Juni –
Desember 2019)
66
Tabel 4. 5 Detail Lama Pemadaman Sebelum Terintergrasi Sistem SCADA
Masing-Masing Penyulang (Menit)
67
Tabel 4. 7 Detail Lama Pemadaman Sesudah Terintergrasi Sistem SCADA
Masing-Masing Penyulang (Menit)
indeks nilai SAIFI, SAIDI dan CAIDI. Adapun perhitungan nilai SAIDI,SAIFI,
68
4.1 PERHITUNGAN SAIDI
23876,55
SAIDI =
14769
SAIDI = 1,62 jam / bulan Juni 2019
dengan sistem SCADA periode bulan Juni 2019 – bulan Desember 2019,
69
Jadi rata rata Indeks nilai SAIDI Sebelum Terintegrasi Sistem SCADA
(Periode Juni – Desember 2019) adalah 45,35 jam / 6 bulan (1 semester) ,
nilai ini masih sangat besar dibandingkan dengan target yang telah diberikan
yaitu 8,67 jam / 6 bulan (1 semester)
88767,13
SAIDI =
15295
SAIDI = 5,8 jam / bulan Januari 2020
dengan sistem SCADA periode bulan Januari 2020 – bulan Mei 2020,
70
Jadi rata rata Indeks nilai SAIDI Sesudah Terintegrasi Sistem SCADA
(Periode Januari – Mei 2020) adalah 13,00 jam / 6 bulan (1 semester) , nilai
ini sudah mendekati dengan target yang telah diberikan yaitu 8,67 jam / 6
bulan (1 semester) dan optimis pada semester 2 dapat mencapai target
14769
SAIFI =
14769
SAIFI = 1 Kali padam / bulan Juni 2019
71
dengan sistem SCADA periode bulan Juni 2019 – bulan Desember 2019,
Jadi rata rata Indeks nilai SAIFI Sebelum Terintegrasi Sistem SCADA
(Periode Juni – Desember 2019) adalah 5 kali / 6 bulan (1 semester), nilai
ini belum memenuhi target yang telah diberikan yaitu 4,94 kali / tahun,
namun angka ini masih bisa di tekan
6899
SAIFI =
15295
SAIFI = 0,4 Kali padam / bulan Januari 2020
72
Dengan cara yang sama menggunakan persamaan diatas maka didapat
dengan sistem SCADA periode bulan Januari 2020 – bulan Mei 2020,
Jadi rata rata Indeks nilai SAIFI Sesudah Terintegrasi Sistem SCADA
(Periode Januari – Mei 2020) adalah 1,8 kali / 6 bulan (1 semester), nilai ini
sudah jauh memenuhi target yang telah diberikan yaitu 4,94 kali / tahun
45,35
CAIDI Sebelum SCADA =
5,03
73
CAIDI Sebelum SCADA = 9,025 Jam / tahun
13
CAIDI Sesudah SCADA =
1,86
CAIDI Sesudah SCADA = 6,99 Jam / tahun
74
Tabel 4. 14 Perbandingan indeks nilai SAIDI, SAIFI dan CAIDI setelah
terintegrasi SCADA dengan target PT.PLN (persero) Unit Induk Kalsel –
kalteng
45,35 - 13,0
SAIDI = X 100 %
45,35
SAIDI = 71,32 %
75
Untuk indeks SAIFI
5,03 - 1,86
SAIFI = X 100 %
5,03
SAIFI = 62,97 %
9,03 - 6,99
CAIDI = X 100 %
9,03
CAIDI = 22,54 %
4.4 ANALISIS
berikut :
76
sistem SCADA dengan parameter indeks SAIDI, SAIFI dan CAIDI.
SAIFI dan CAIDI maka dapat dilihat bahwa indeks CAIDI Sistem
faktor, antara lain yaitu pada penyulang MRB 01 tidak ada pemutus
otomatis atau lbs motorize pada zona 2 sehingga saat terjadi gangguan
77
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
diambil kesimpulan:
Index SAIDI belum tercapai dari target yang telah ditentukan namun
78
5.2 SARAN
Adapun saran- saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut :
komunikasi
79
DAFTAR PUSTAKA
Arlisko Elektrika, P. 2017. Manual Book LBS AEP. Jakarta : PT Arlisko Elektrika
Perkasa
Duta Terang, R. 2018. Manual Book Recloser. Jakarta : PT Duta Terang Ruberindo
Integra Teknik. 2018. Manual book Intek UC 503 G Con Datasheet. Jakarta : PT
Integra teknik Asia
SPLN 59. 1985. Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV. Jakarta : PT
PLN (Persero)
SPLN S5.002. 2008. Teleinformasi data untuk pemeliharaan instalasi sistem tenaga
listrik. Jakarta : PT PLN (Persero)
SPLN S5.001. 2008. Teleinformasi data untuk operasi jaringan tenaga listrik.
Jakarta : PT PLN (Persero)
SPLN S3.001. 2008. Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik. Jakarta : PT PLN
(Persero)
SPLN S3. 003. 2012. Spesifikasi Motorized Pole. Jakarta : PT PLN (Persero)
80
LAMPIRAN
1. SK BIMBINGAN SKRIPSI
81
82
2. SLD GI MARABAHAN
83
3. SLD penyulang MRB 01
84
4. SLD Penyulang MRB02
85
5. Tabel Data Pelanggan
86
9. Data Gangguan bulan September 2019
87
14. Data Gangguan bulan Februari 2020
88
18. Target dari unit induk wilayah kalsel – kalteng
89
19. Surat permohonan permintaan Data ke PT. PLN (persero) UP2D KSKT
90
20. Surat balasan dari PT. PLN (persero) UP2D KSKT
91