1
Resusitasi Neonatus
Mengembangkan Kompetensi Dasar (Dalam Kelas)
Sesi yang Diarahkan Fasilitator Waktu: 2 jam 30 menit
Secara umum tujuan modul ini adalah untuk menginformasikan metodelogi penilaian
berbasis kompetensi, yang jika dilaksanakan sesuai dengan rancangannya, akan
memotivasi peserta menguasai pengetahuan, komptetensi dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan resusitasi neonatus.
Secara khusus, tujuan modul ini adalah :
1. Memperkenalkan kepada peserta langkah-langkah resusitasi neonatus, pentingnya
siklus : evaluasi → keputusan → tindakan, dan penggunaan cara penilaian yang tepat.
2. Memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk mempraktekkan pengetahuan /
kompetensi / keterampilan yang diperolehnya di dalam kelas tentang cara melakukan
resusitasi bersama fasilitator.
Latar Belakang
Sekitar seperlima dari jumlah neonatus yang meninggal pada periode neonatus disebabkan
oleh asfiksia perintal, sehingga kemampuan resusitasi neonatus harus dimiliki bagi penolong
persalian atau petugas yang mendampingi proses peralian. Tindakan resusitasi neonatus
dilakukan mengikuti alur langkah menurut suatu panduan tertentu. Bila tindakan resusitasi
neonatus dilakukan dilakukan dengan indikasi yang tepat dan dilakukan dengan tepat dan
benar, diharapkan kematian dan kecacatan yang disebabkan asfiksia dapat diturunkan.
Tugas
Keterampilan
1. Menyiapkan diri untuk menjadi tenaga terampil resusitasi dan peralatan untuk
resusitasi neonatus.
2. Memahami urutan langkah-langkah resusitasi neonatus.
3. Melakukan penilaian pada semua bayi segera setelah lahir.
4. Mengetahui indikasi dan melakukan langkah awal resusitasi paling lama 30 detik,
termasuk bayi dengan air ketuban terkontaminasi mekonium.
5. Mengevaluasi bayi dengan menilai pernapasan, laju jantung, dan oksigenasi
( saturasi oksigen ).
6. Mengetahui indikasi dan melakukan ventilasi tekanan positip.
7. Mengetahui indikasi dan melakukan kompresi dada yang terkoordinasi dengan
ventilasi tekanan positip.
8. Mengetahui indikasi pemberian epinefrin dan/atau obat-obatan lain.
9. Melakukan pemberian epinefrin dan/atau obat-obatan lain.
10. Mengetahui indikasi intubasi endotrakea.
2
11. Melakukan intubasi endotrakea.
Tujuan Pembelajaran
Diharapkan pada akhir sesi kelas peserta mampu dan memiliki keterampilan diatas (1 s/d
11) sebagai tujuan dari pembelajaran modul resusitasi neonatus.
Kegiatan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran 1
Curah Pendapat
Waktu : 5 menit
Menggunakan teknik curah pendapat, fasilitator memulai diskusi sebelum peserta
melakukan persiapan pasien dan mengidentifikasi perlengkapan dan obat-obatan
esensial yang diperlukan untuk resusitasi neonatus.
Presentasi
Waktu : 10 menit
Fasilitator menggunakan tampilan data atau transparansi untuk mempresentasikan
persiapan pasien dan daftar perlengkapan dan obat-obatan esensial yang diperlukan
untuk resusitasi neonatus.
Fasilitator membagikan daftar algoritme resusitasi neonatus.
3
NEONATAL RESUSCITATION ALGORITHM 2015
Birth
No
Apnea, gasping, or Labored breathing
HR below 100 bpm? or persistent cyanosis
Yes Yes
Position and clear airway
PPV
SpO2 monitor
SpO2 monitor
B Consider ECG monitor Supplemental O2 as needed
Consider CPAP
No Post-resuscitation care
HR below 100 bpm?
Team debriefing
Yes
1 60-65%
No
HR below 60 bpm? min
2 65-70%
Yes min
3 70-75%
Intubate if not already done
Chest compressions min
C Coordinate with PPV 4 75-80%
100% O2
ECG monitor
HR below 60 bpm?
Yes
IV epinephrine
4
LOGARITMA RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
LAHIR
apnu sianosis
atau
FJ < 100 Berikan oksigen
sianosis
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit Rujukan Tngkat
Pertama Di Kaupaten/Kota TH 2009
5
Praktik
1. Resusitasi tidak dapat dilakukan seorang diri, terutama pada persalinan resiko tinggi.
Idealnya 3 orang, yang merupakan satu tim, seorang diantaranya ditunjuk sebagai
ketua tim. Selanjutnya peserta ( anggota tim ) melakukan persiapan untuk pasien:
a. Menanyakan umur gestasi, cairan, jumlah bayi, faktor risiko lain?
b. Sapa ayah/wali pasien, sebutkan bahwa anda petugas ( tim ) yang akan
melakukan tindakan resusitasi pada bayi.
c. Jelaskan diagnosis, tatalaksana dan komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi.
d. Jelaskan bahwa tindakan yang dilakukan juga mempunyai risiko.
e. Buat persetujuan tindakan medik.
2. Peserta menyiapkan alat resusitasi dan memastikan alat dalam kondisi baik :
a. Alat pemanas yang siap dipakai.
b. Alat penghisap (bola karet atau alat penghisap mekanik)
c. Alat penghisap mekonium
d. Kateter penghisap no. 5F, 8F, 10F dan 12F
e. Stetoskop
f. Balon dan sungkup resusitasi
g. Selang oksigen
h. Oksimeter
i. Laringoskop daun lurus, no. 0 (untuk bayi kurang bulan) dan no.1 (untuk bayi
cukup bulan)
j. Lampu dan baterai laringoskop
k. Pipa endotrakeal ukuran 2,5; 3; 3,5; 4 mm
l. Stilet
m. Gunting
n. Plester
o. Sarung tangan steril
p. Baki untuk kateterisasi umbilikal
q. Kateter umbilikal atau sonde lambung no. 3,5F dan 5F
r. Pisau bisturi
s. Three-way stopcock
t. Spuit 1, 3, 5, 10, 20, 25 ml
u. Epinefrin 1:10.000 unit
v. Larutan NaCl 0,9%
w. Aquabidest steril
6
3. Peserta melakukan persiapan diri sendiri
a. Cuci tangan dengan baik dan benar
b. Pakai gaun dan masker
c. Gunakan sarung tangan
Curah Pendapat
Waktu : 5 menit
Menggunakan teknik curah pendapat, fasilitator memulai diskusi sebelum peserta
mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk resusitasi neonatus dalam waktu
30 detik pertama.
Presentasi
Waktu : 5 menit
Fasilitator menjelaskan prinsip resusitasi yang berhasil, penilaian awal, langkah awal
resusitasi, dan siklus evaluasi keputusan tindakan.
Praktik
Waktu : 5 menit
7
perlengkapan, kinerja dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing
langkah berikut:
1. Menjaga kehangatan dan mencegah kehilangan panas - menerima bayi dengan linen
hangat dan meletakkan di bawah pemancar panas.
2. Membuka jalan napas - memposisikan boneka bayi telentang dengan leher sedikit
ekstensi ( setengah tengadah )
4. Mengeringkan bayi dan mengganti kain yang basah dengan yang kering, memberikan
rangsang taktil.
5. Mereposisi bayi.
6. Mengevaluasi pernapasan, laju jantung (dengan memegang pulsasi umbilikus atau
mendengar suara denyut jantung dengan stetoskop, dihitung selama 6 detik dikalikan
10) dan warna kulit atau saturasi oksigen. Bila bayi bernafas atau menangis dan FJ >
100 x/menit dilanjutkan dengan perawatan pasca resusitasi, bila bayi tidak
bernafas/megap-megap atau FJ < 100 x/menit dilakukan VTP. Bila bayi bernafas atau
menangis dan FJ > 100 x/menit , tetapi terdapat ksulitan bernapas ( merintih, reraksi
dinding dada dan napas cuping hidung ) pertimbangakan pemakaian CPAP dan
dilanjutkan dengan perawatan pasca resusitasi.
Tujuan Pembelajaran 6
Diskusi
Waktu : 10 menit
Fasilitator dan peserta mendiskusikan prosedur melakukan ventilasi tekanan positif (VTP)
dalam waktu 30 detik menggunakan balon dan sungkup.
Fasilitator juga menjelaskan peran selang orogastrik jika ventilasi dilakukan
berkepanjangan.
9
Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi balon dan bagian-bagiannya, dan juga
beberapa ukuran serta posisi sungkup. Fasilitator mengklarifikasi langkah ventilasi
tekanan positif menggunakan balon dan sungkup.
Praktik
Waktu : 10 menit
Peserta bekerja berpasangan untuk melakukan langkah VTP. Fasilitator akan mengamati
dan memberikan masukan atas kinerja dan waktunya.
Peserta melakukan VTP :
a. Lakukan VTP 2 kali untuk pertama kali sambil melihat pergerakan dinding dada. Bila
dinding dada tidak bergerak berarti VTP tidak efektif lakukan koreksi dengan cara:
- Letak sungkup diperbaiki sambil mereposisi kepala
- Isap lendir
- Buka mulut bayi
- Tekanan pompa ditingkatkan
- Bila masih tidak efektif, alternatif lain lakukan intubasi
b. Lakukan VTP selama 30 detik dengan kecepatan 20-30 kali dimulai dengan O 2 21 %
selanjutnya konsentrasi oksigen disesuaikan dengan target saturasi seuai umur.
Kecepatan dapat dicapai dengan memompa balon sebagai berikut:
Tujuan Pembelajaran 7
Praktik
Waktu : 10 menit
10
Peserta bekerja berpasangan dengan bimbingan dari fasilitator. Pada awalnya, peserta
mempraktekkan langkah VTP kembali. Setelah 30 detik melakukan VTP, satupeserta
memeriksa denyut jantung, mengevaluasi dan memutuskan apakah kompresi dada
diperlukan. Jika perlu, satu peserta melakukan kompresi dada menggunakan teknik ibu
jari dan dua jari, sementara yang lainnya melakukan ventilasi saat jeda setelah kompresi
ketiga kali. Fasilitator memastikan bahwa peserta memeriksa denyut jantung selama
enam detik dan mengalikannya dengan sepuluh untuk mengevaluasi apakah kompresi
dada harus dilanjutkan.
Kompresi dada dilakukan dengan cara :
a. Posisi jari di letakan di antara garis khayal kedua papilla mamae dan processus
xyphoideus. Penekanan dilakukan dengan kedalaman 1/3 diameter antero-posterior
dinding dada.
11
Peserta melakukan curah pendapat untuk mengidentifikasi indikasi penggunaan obat dan
mendiskusikan penggunaannya termasuk dosis yang direkomendasikan dan
kewaspadaan jika menggunakan obat tersebut. Fasilitator mempresentasikan informasi
ini menggunakan tampilan data atau transparansi.
a. Epinefrin 1 : 10.000 unit
Indikasi : bila denyut jantung masih < 60 x/menit setelah dilakukan kompresi dada
dan VTP 45-60 detik
Dosis : vena umbilikus : 0,1 – 0,3 ml/kg bolus secepatnya
Pipa endotrakea : 0,5 – 1 ml/kg secepatnya
Dapat diulang setiap 3-5 menit
b. NaCl 0,9 %
Indikasi : bila bayi tetap bradikardi setelah pemberian epinefrin dan ada dugaan kuat
kehilangan darah akut.
Dosis : 10 ml/kg kecepatan 5-10 menit
Fasilitator dan peserta melakukan curah pendapat mengenai identifikasi indikasi intubasi
endotrakea. Fasilitator kemudian mempresentasikan indikasi untuk intubasi endotrakea
yaitu: bila ada mekonium dan bayi tidak bugar, VTP dengan balon sungkup tidak
menghasilkan pengembangan dada, untuk mempermudah koordinasi VTP dan kompresi
dada, untuk pemberian epinefrin, pada bayi sangat prematur dan hernia diafragmatika.
Menjelaskan langkah melakukan intubasi endotrakea tersebut menggunakan tampilan
data atau transparansi.
Praktik
12
h. Cari petanda anatomis glotis yang terletak diantara pita suara seperti huruf V terbalik.
i. Masukan pipa endotrakeal yang sesuai kedalam glotis dengan tangan kanan. Waktu
memasukkan pipa ET pita suara harus dalam keadaan terbuka. Bila setelah 30 detik
pita suara masih belum terbuka hentikan upaya memasukan pipa ET dan lakukanlah
ventilasi dengan balon dan sungkup.
j. Masukan pipa ET diantara pita suara sampai sebatas garis hitam tanda pita suara
pada ET.
k. Pipa ET dipegang dengan tangan kanan yang bertumpu pada muka bayi, tekan ke
bibir.
l. Laringoskop dikeluarkan dengan tangan kiri.
m. Cabut stilet pada pipa ET
n. Sambil memegang pipa ET, pasang sambungan pipa ke balon resusitasi dan lakukan
ventilasi.
o. Pastikan letak pipa ET tepat dengan mendengar suara nafas di kedua sisi paru dan
pastikan suara nafas kanan dan kiri sama.
p. Lakukan fiksasi pipa ET dengan plester.
Rangkuman
Waktu : 5 menit
Pada akhir sesi fasilitator meminta salah satu peserta untuk merangkum isi sesi
berdasarkan kriteria seperti yang tercantum pada tujuan pembelajaran. Fasilitator
kemudian melengkapi sesi dengan mengkaji tampilan data atau transparansi atau lembar
balik untuk menekankan hal penting yang disajikan selama sesi.
Penilaian Kompetensi
Untuk mengembangkan kompetensi dasar, setiap peserta akan dinilai berdasarkan
kriteria pada tujuan pembelajaran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
13
Tujuan Pembelajaran Strategi/Metode Penilaian
1. Menyiapkan diri untuk menjadi tenaga Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
terampil resusitasi dan peralatan untuk tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
resusitasi neonatus. keterampilan, dan protokol.
2. Memahami urutan langkah-langkah Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
resusitasi neonatus. tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
3. Melakukan penilaian pada semua bayi Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
segera setelah lahir. tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
4. Mengetahui indikasi dan melakukan Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
langkah awal resusitasi paling lama 30 tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
detik, termasuk bayi dengan air ketuban keterampilan, dan protokol.
terkontaminasi mekonium.
5. Mengevaluasi bayi dengan menilai Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
pernapasan, laju jantung, dan warna tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
kulit. keterampilan, dan protokol.
6. Mengetahui indikasi dan melakukan Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
ventilasi tekanan positif. tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
7. Mengetahui indikasi dan melakukan Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
kompresi dada yang terkoordinasi tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
dengan ventilasi tekanan positif. keterampilan, dan protokol.
8. Mengetahui indikasi pemberian epinefrin Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
dan/atau obat-obatan lain. tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
9. Melakukan pemberian epinefrin dan/atau Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
obat-obatan lain. tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
10.Mengetahui indikasi intubasi endotrakea. Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
11.Melakukan intubasi endotrakea. Pengamatan kinerja berdasarkan kriteria yang
tertulis pada tujuan pembelajaran, daftar tilik
keterampilan, dan protokol.
1. Peserta melakukan:
- Menanyakan umur gestasi, cairan, jumlah bayi,
faktor risiko lain?
14
- Sapa ayah/wali pasien, sebutkan bahwa anda
petugas yang akan melakukan tindakan
resusitasi pada bayi.
- Jelaskan diagnosis, tatalaksana dan
komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi.
- Jelaskan bahwa tindakan yang dilakukan juga
mempunyai risiko.
- Buat persetujuan tindakan medik.
2. Semua perlengkapan disiapkan dan dicek
sebelum persalinan (lihat daftar di bawah).
15
<100 denyut per menit
• Intubasi endotrakeal jika tidak ada respon:
• Ventilasi dengan balon resusitasi dan
sungkup
tidak efektif dan/atau memerlukan waktu lama
JOBSHEET
Alat :
Pelindung pribadi : kaca mata, masker, celemek, dan alas kaki yang tertutup
Meja resusitasi
Wadah klorin 0,5%
Oksigen
Radian heater (lampu penghangat)
Keselamatan kerja :
PROSEDUR PELAKSANAAN
NO. LANGKAH-LANGKAH GAMBAR
1. Siapkan alat dan bahan termasuk
kain, meja, lampu penghangat, dan
ruangan.
Key point :
Meja resusitasi sudah dialasi
dengan kain bersih dan kering,
letakkan kain untuk mengganjal
bahu bayi, yang digulung setinggi ±
5 cm, kemudian letakkan kain
untuk membungkus bayi.
17
2. Segera menilai kondisi bayi : warna
kulit, gerakan dan tangisan bayi.
Key point :
Putuskan resusitasi bila bayi tidak
bernafas secara spontan atau
megap-megap dan juga bila
ketuban bercampur mekonium
3. Jaga bayi agar tetap hangat
Key point :
Pastikan handuk membungkus
tubuh bayi untuk menghindari
hipotermi.
Key point :
Ikat tali pusat dengan cepat, agar
resusitasi dapat dilakukan segera.
Key point :
Jelaskan mengenai prosedur dan
mengapa resusitasi harus di
lakukan segera, secara singkat,
jelas, dan gunakan bahasa yang
mudah dimengerti.
18
6. Atur posisi bayi.
Key point :
Letakkan bayi terlentang dengan
mengganjal kain di bawah bahu,
sehingga posisi kepala bayi sedikit
ekstensio (tengadah) agar jalan
nafas terbuka.
Key point :
- Mulailah penghisapan lendir
dari mulut terlebih dahulu
sedalam < 5 cm, kemudian
hidung < 3 cm agar cairan tidak
teraspirasi.
- Menghisap lendir dilakukan
sewaktu penghisap lendir ditarik
keluar, tidak pada waktu
memasuk-kannya
Key Point :
Memberi rangsangan
taktil/pemijatan dengan cara
menggosok punggung dan bagian
ekstremitas bayi secara lembut
9. Atur kembali posisi kepala bayi dan
bungkus bayi.
Key Point :
- Membungkus bayi dengan
kain kering, untuk mencegah
terjadinya hipotermi dengan
bagian muka dan dada terbuka.
- Posisi kepala bayi sedikit
19
ekstensio.
10. Lakukan penilaian bayi
Key Point :
- Nilai apakah bayi bernafas
normal, tidak bernafas, atau
megap-megap.
- Bila bayi bernafas normal,
berikan bayi kepada ibu,
letakkan bayi ke dada ibu untuk
IMD, dan selimuti bayi bersama
ibunya.
- Bila bayi tidak bernafas,
megap-megap, nafas lemah,
mulai lakukan ventilasi.
11. Pasang sungkup pada muka bayi
dengan menutupi mulut, hidung,
dan dagu, tutup rapat antara
sungkop dan muka bayi.
Key point :
- Pertahankan posisi leher
tetap tengadah/ekstensi
- Rapatkan sungkup ke muka
dengan menekan bantalan
sungkup ke bawah secara ringan
(jangan menekan sungkup
terlalu keras).
- Pastikan dagu, mulut, dan
hidung tertutup sungkup.
12. Lakukan ventilasi 2 kali dengan
tekanan 30 cm air.
Key point :
- Lihat apakah dada bayi
mengembang setelah ditiup 2
20
kali.
- Bila dada bayi tidak
mengembang periksa kepala
dan betulkan agar sedikit
ekstensio, periksa posisi
sungkup dan pastikan tidak ada
udara bocor, periksa apakah ada
cairan/lendir dimulut dan
menghisap bila ada.
- Bila dada bayi
mengembang, lanjutkan langkah
ventilasi.
13. Lakukan ventilasi definitif 20 kali
dalam 30 detik dengan tekanan 20
cm air.
Key point :
- Bila bayi mulai bernafas
normal, tidak ada lekukan pada
dada dan tidak berbunyi,
hentikan ventilasi, letakkan bayi
pada dada ibu untuk kontak kulit
ke kulit dan pantau bayi dengan
seksama.
- Bila bayi belum bernafas
normal, ulangi ventilasi kembali
14. Hentikan ventilasi dan nilai tiap 30
detik.
Key point :
- Menilai apakah bayi
bernafas normal atau megap-
megap. Hitung pernafasan teliti.
Pernafasan bayi normal dengan
frekuensi 30-60 kali/menit, Amati
turun naiknya dada, lekukan
21
atau tarikan dada, dan bunyi
pernafasan.
- Bila bayi bernafas normal
menghentikan ventilasi dan
memantau dengan seksama.
- Bila bayi tidak bernafas atau
masih megap-megap,
meneruskan ventilasi 20 kali
dalam 30 detik, menghentikan
ventilasi dan menilai kembali
setiap 30 detik.
15. Jika setelah 2-3 menit dilakukan
ventilasi definitif belum
berhasil/bayi tidak bernafas
spontan, siapkan rujukan dengan
oksigen jika tersedia.
Key point :
- Meneruskan ventilasi
selama rujukan dengan interval
30 detik.
- Jaga bayi tetap hangat
selama rujukan.
Key point :
Jika dalam perjalanan ke tempat
rujukan bayi tidak bernafas/megap-
megap sesudah ventilasi 10 menit,
hentikan resusitasi.
22
17. Tempatkan slim
suiqer/penghisapkan lendir dalam
larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi. Lantas cuci, bilas
dan proses
Key point :
Perhatikan prinsip pencegahan
infeksi dengan memakai APD dan
sarung tangan saat memproses
alat-alat.
18. Bersihkan dan dekontaminasi katub
dan masker, lalu periksa adakah
kerusakan.
Key point :
Lakukan secara hati-hati dan teliti
untuk menilai kerusakan sekecil
apapun.
Key point :
Cuci tangan efektif 7 langkah
dengan menggunakan sabun cair
dan air yang mengalir.
Key point :
23
- Lakukan secara sistematis.
- Jangan lewatkan informasi
penting seperti laju nafas bayi
dan suhu bayi (mencegah
hipotermi).
Daftar Pustaka
2. Jaringan Nasional Klinik Kesehatan Reproduksi, Ikatan Dokter Anak Indonesia dan
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Komprehensif, Buku Asuhan Neonatal Esensial. 2008.
24