Anda di halaman 1dari 7

Networking Adalah : Tujuan dan Manfaat Networking

Experience pengalaman

Strategi Untuk Memperluas Networking


Tamam 27 Maret   Bisnis

Dari sebuah penelitian diketahui bahwa 70-80% pekerjaan, umumnya bisa didapatkan dari
networking, yaitu dari rekomendasi teman, saudara, ataupun kenalan. Selain itu, 90-100%
entrepreneur berupaya mencari partner kerja dari referensi kenalannya. Jadi apa yang perlu
dilakukan untuk memperluas usaha tentunya juga bergantung dengan seluas apa network kita.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda lakukan untuk memperluas Network Anda:

1. Selalu tertarik akan orang baru. Menunjukan ketertarikan Anda pada orang yang
baru dikenal adalah langkah awal yang penting. Perlihatkan wajah yang ramah,
senyum dan sapa orang-orang tersebut. Dengan sikap tersebut, biasanya orang baru
akan merasa nyaman dan senang berkenalan dengan Anda.
2. Selalu ingat nama orang yang baru dikenal. Adalah menjadi penyakit yang umum
saat orang lupa nama orang yang baru dikenal, namun jangan menyepelekan hal ini.
Dengan mengingat nama orang baru akan membuat orang tersebut juga berupaya
lebih keras mengingat nama Anda.
3. Lakukan kontak lanjutan setelah bertemu. Setelah berkenalan apakah kemudian
tidak ada kesan lagi? Alangkah baiknya jika kita bisa melakukan kontak lanjutan.
Bahkan tidak harus dengan bertemu, dengan mengucapkan terimakasih telah
berkenalan melalui sms atau media sosial sudah cukup memberikan perhatian mereka.
4. Bagikan salam lebih dahulu. Kita tidak perlu gengsi atau berpikiran akan
menurunkan image kita jika kita menyapa orang lain terlebih dahulu. Ternyata banyak
yang membuktikan bahwa dengan selalu menyapa orang lain terlebih dahulu akan
mendatangkan keuntungan berlipat.
5. Belajar bahasa baru. Tidak lah rugi jika kita bisa menguasai beberapa bahasa
sekaligus. Dengan semakin banyaknya teman maka semakin beragam pula adat
budaya dan bahkan bahasa mereka. Sebuah keuntungan lebih bahkan jika kita bisa
masuk kebeberapa komunitas berbeda dan mulai belajar dengan bahasa mereka.
6. Ikhlas menolong orang lain. Nasihat yang sangat umum namun juga semakin
dihiraukan di jaman sekarang. Siapapun orangnya pasti senang jika mempunyai teman
yang suka menolong. Perlu diingat, menolong dengan ikhlas tanpa pamrih. Kalau
dasar itu sudah menjadi karakter Anda maka berkat dan keselamatan tentunya
menyertai Anda dunia akhirat.
7. Ikut Seminar dan Workshop. Sebagian orang salah menilai sebuah seminar atau
workshop. Mereka hanya melihat isi kegiatan tersebut, padahal masih banyak nilai
tambah yang didapat. Salah satu yang utama adalah bisa berkenalan dan bertukar
kartu nama. Bahkan secara potensial orang yang mengikuti seminar atau workshop ini
adalah orang yang sangat potensial untuk menjadi rekan bisnis Anda.
8. Mengenal teman dari teman. Cara yang kadang terlupakan adalah bertanya pada
teman apakah mereka ada referensi untuk membantu bisnis Anda. Ini adalah cara
yang efektif dalam mendapat rekan kerja. Karena kita dapat memberikan kepercayaan
lebih dibandingkan rekan yang asal ketemu tanpa ada referensi.

KNOWLEDGE, SKILL, DAN ATTITUDE


DALAM DUNIA KERJA
Knowledge, Skill, dan Attitude. Ketiga hal ini mungkin sudah tidak asing kita dengar.
Dimana knowledge berarti pengetahuan, skill artinya keterampilan, dan attitude berarti sikap.
Knowledge, skill, dan attitude, adalah tiga kompetensi yang sudah seharusnya dimiliki oleh
setiap orang. Namun apa jadinya jika ketiga hal tersebut tidak semuanya dimiliki oleh setiap
individu? Pembahasan kali ini akan membahas lebih dalam bagaimana pentingnya kombinasi
dari ketiga hal ini terutama dalam dunia kerja. Sebelumnya, mari kita ulas mengenai pendapat
para ahli terkait knowledge, skill dan attitude.

1. Knowledge

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang
sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan,
penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

2. Skill

Menurut Dunette (1976), keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan


melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas. Menurut Robbins
(2000), keterampilan dibagi menjadi 4 kategori yaitu:

 Basic Literacy Skill: Keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap orang
seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan.
 Technical Skill: Keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam
bidang teknik seperti mengoperasikan komputer dan alat digital lainnya.
 Interpersonal Skill: Keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama
lain seperti mendengarkan seseorang, memberi pendapat dan bekerja secara tim.
 Problem Solving: Keahlian seseorang dalam memecahkan masalah dengan
menggunakan loginya.

3. Attitude

Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif
maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis, seperti: simbul, prase,
slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan.

Ketiga hal diatas sangat penting perannya dalam perkembangan sebuah perusahaan. Diantara
ketiga hal tersebut, mana yang lebih penting dimiliki oleh sumber daya manusia dalam
sebuah perusahaan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan pemikiran sebagai berikut. Coba
anda bayangkan, anda memiliki karyawan dengan pengetahuan dan kemampuan yang
mumpuni, selalu mengerjakan segala pekerjaan dengan cepat dan tepat namun tidak memiliki
sopan santun, relasi dengan teman kerja buruk, atau lebih parah lagi karyawan tersebut tidak
menghormati anda. Kasus lain, anda memiliki karyawan dengan perilaku yang baik namun
tidak menguasai bidang kerjanya, selalu salah dalam melakukan pekerjaannya? Atau
karyawan yang anda miliki adalah orang yang pintar dengan prestasi akademis yang baik
namun tidak bisa melaksanakan perintah operasional?

Michael Harris (2000), mengatakan bahwa wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup bagi seseorang dalam dunia usaha atau dunia kerja.
Pengetahuan juga harus disertai dengan keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa
keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan memahami, mengerti,
berkomunikasi, dan berelasi, keterampilan merumuskan masalah dan cara bertindak,
keterampilan mengatur dan menggunakan waktu, dan keterampilan teknik lainnya secara
spesifik. Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup. Seseorang yang
berada di dunia usaha atau dunia kerja tentu juga harus memiliki kejujuran, bertanggung
jawab, menepati janji, disiplin, taat hukum. suka membantu, komitmen dan menghormati,
serta mengejar prestasi.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan dari knowledge, skill, dan
attitude yang dimiliki oleh sumber daya dapat menghambat kemajuan perusahaan anda.
Bagaimana jika karyawan yang anda miliki sekarang memiliki ketidakseimbangan dalam
ketiga hal diatas? Apa cara yang dapat dilakukan dalam membangun Sumber Daya Manusia
yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki keseimbangan knowledge, skill, dan attitude?
Apa solusi terbaik yang dapat dilakukan?

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang
memiliki knowledge, skill, dan attitude yang baik.

1. Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Cut Zurnali (2004), the goal of training is for employees to master knowledge,
skills, and behaviors emphasized in training programs and to apply them to their day-to-day
activities. Hal ini berarti bahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapat menguasai
pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan
untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai
pengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.

2. Hargai Proses

Penilaian yang hanya ditentukan dengan hasil akhir, dapat berdampak pada psikologi
karyawan yang tidak mempedulikan proses dalam suatu pekerjaan. Hasil yang paling penting.
Hal ini dapat meningkatkan persaingan yang tidak sehat serta kecurangan dalam lingkungan
pekerjaan. Penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebaiknya juga didasari karena
usaha yang telah dia lakukan selama proses dalam mencapai hasil, bukan hanya prestasi atau
hasil akhir yang dia capai.

3. Refreshing Bersama

Melakukan kegiatan bersama di luar urusan pekerjaan seperti outing, karaoke bersama,
perayaan ulang tahun untuk karyawan akan dapat meningkatkan rasa memiliki karyawan
dengan perusahaannya. Hal ini akan berdampak positif bagi perkembangan perusahaan.

4. Jadilah Panutan

Purwanto (1998) mengatakan bahwa terdapat faktor ekstern yang mempengaruhi


terbentuknya sikap seseorang. Salah satunya adalah kewibawaan orang yang mengemukakan
sikap tersebut. Sebagai pimpinan, jadilah pemimpin yang dapat dijadikan contoh yang baik
karyawan anda. Tunjukkan bahwa keseimbangan dari knowledge, skill, dan attitude sangat
penting bagi diri sendiri serta kemajuan perusahaan.

Pendidikan vs Pengalaman Kerja, Mana yang Lebih


Penting?
Qerja, 5 years ago

Pendidikan vs Pengalaman Kerja, Mana yang Lebih


Penting?
Qerja, 5 years ago
1. Cari kesempatan untuk magang. Our expert recommends this. Selain memberi Anda
material untuk mendongkrak isi CV, magang juga memungkinkan Anda untuk ‘test drive’
industri tersebut. Jika Anda menikmatinya, Anda akan semakin mantap menjadikan sektor itu
sebagai pilihan karier Anda. Jika tidak, Anda masih sempat mempertimbangkan industri atau
pekerjaan lain.

2. Coba kegiatan kerja suka rela (volunteer), baik yang relevan dengan bidang yang ingin
Anda tekuni atau yang akan memberi Anda pengalaman dan soft skill yang berguna untuk
posisi kerja yang Anda incar.

3. Giat networking. Bila Anda menguasai sebuah bidang, sebarkan ilmu dan passion Anda
di berbagai komunitas, blog atau jejaring sosial. Ingat, kesempatan bisa datang dari mana
saja.

Untuk Anda yang punya pengalaman kerja, namun ingin tidak ingin jenjang karier Anda
terbatas hanya karena Anda tidak punya gelar yang bergengsi, coba lakukan beberapa hal ini:

1. Ikuti kelas-kelas atau pelatihan yang akan memberi Anda sertifikasi, terutama untuk
bidang teknologi yang merupakan sektor yang selalu dinamis. Hal ini akan membuktikan
pada perusahaan bahwa Anda antusias untuk terus berkembang.

2. Mengintip kesempatan untuk sekolah lagi. Jika waktu Anda tidak memungkinkan untuk
kuliah full time, banyak universitas kini menawarkan kelas-kelas berbasis online.
3. Sekali lagi, jangan lupa networking agar Anda dapat bertukar ilmu dan berbagi
pengalaman dengan peminat dan pengamat industri.

Adanya pemahaman terhadap sektor pekerjaan idaman Anda sangatlah penting karena akan
memungkinkan Anda untuk melakukan perencanaan karier yang lebih baik. Jangan sampai
kekurangan satu saja kualifikasi menghalangi Anda untuk mendapatkan pekerjaan idaman
Anda.

Coba Anda kunjungi sebuah job portal, pilih satu saja lowongan pekerjaan di sektor formal
dan baca persyaratan pegawai yang dicari. Besar kemungkinan kriteria pertamanya adalah
kandidat harus memegang gelar sarjana minimal S1, lalu tidak jauh di bawahnya, pengalaman
minimal satu atau dua tahun.

Kebanyakan lowongan pekerjaan mensyaratkan kandidat untuk memiliki pengalaman kerja.


Nah, kemudian muncul satu teka-teki besar: bagaimana caranya fresh graduate yang baru
saja lulus kuliah mendapatkan pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk terlebih dulu
punya pengalaman kerja? Kebingungan inilah yang seringkali membuat para fresh graduate
luntang-lantung selepas lulus kuliah.

Jangan berpikir asal memegang gelar sarjana, Anda akan aman-aman saja. Ada alasan
mengapa rata-rata perusahaan mencantumkan syarat pengalaman kerja beberapa tahun ketika
mencari pegawai baru. Dengan mempekerjakan seseorang yang punya pengalaman bekerja di
bidang tersebut, perusahaan mendapatkan sumber daya manusia yang:

1. Paham etika dan seluk beluk industri.


2. Dapat memecahkan masalah dan menemukan solusi karena telah sering menghadapinya.
3. Mengerti cara membawa diri di lingkungan kerja.

Namun sebaliknya, ada beberapa pekerjaan dan industri yang lebih mementingkan gelar
pendidikan daripada pengalaman di bidang serupa, misalnya sains dan teknologi. Tidak
sedikit pula jenis pekerjaan yang mengharuskan kandidat untuk mempunyai sertifikasi di luar
gelar sarjana, bahkan gelar S2, seperti akuntan, insinyur, pekerja medis, dan lain-lain. Di
samping itu, jika Anda hanya bergantung pada pengalaman dan tidak mengikuti
perkembangan terbaru industri yang Anda tekuni, perjalanan karier Anda tak lama akan
mencapai titik stagnan. Anda pun mudah ‘disalip’ kolega dengan pengetahuan dan informasi
terbaru.

Jadi, mana yang lebih penting?

Dalam pencarian karier, walau sekilas pengalaman tampak jauh lebih unggul dibanding
pendidikan, semua tetap tergantung jenis pekerjaan dan industri yang Anda incar, dan tentu
saja tidak ada yang lebih baik dari pendidikan dan pengalaman yang saling mendukung.
Cermati terlebih dulu bidang yang ingin Anda tekuni dan cari tahu tuntutan perusahaan
tujuan Anda.

Jika Anda sudah memenuhi kualifikasi pendidikan tapi kekurangan pengalaman kerja, berikut
yang bisa Anda lakukan:

Anda mungkin juga menyukai