Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PROJEK AKHIR

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR

SISTEM PREDIKSI GEJALA VIRUS CORONA DENGAN


METODE FORWARD CHAINING

OLEH :
Kelompok 3
Eka Triani (09021181823019)
Nur Annisa Permata (09021181823025)
Aprina Damayanti (09021181823028)
Ditya Salsabila (09021281823034)
R.M Farhan Albimanzura (09021281823052)
Pretty Fujianti Febrivia (09021281823058)
Delfin Handico (09021381823077)
M. Wahyu Pratama (09021381823116)

IF 6 REG PIL

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
GENAP 2020/2021
A. PENDAHULUAN

Covid-19 merupakan sebuah penyakit yang dapat menular melalui sistem


pernapasan yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.
Penyakit ini diketahui diduga berasal dari salah satu kota di China. Setelah
penyakit ini pertama kali muncul, penyakit ini telah menginfeksi sekitar 1.400
orang di Kota Wuhan, China. Penyakit ini pun dapat memberikan gejala yang
bermacam-macam kepada seseorang yang terjangkit. Namun, sayangnya seorang
petugas medis tidak bisa setiap saat dalam menangani seseorang dalam
memprediksi dini gejala penyakit ini. Coronavirus atau disebut juga dengan virus
corona merupakan keluarga besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi
saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang
terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang
lebih serius, seperti:
 Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
 Pneumonia.
SARS yang muncul pada November 2002 silam di Tiongkok menyebar ke
beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia,
Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi
SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu telah menjangkiti sebanyak
8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya sekitar 774 orang mesti kehilangan
nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut. Sampai saat ini,
terdapat tujuh jenis coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
 HCoV-229E.
 HCoV-OC43.
 HCoV-NL63.
 HCoV-HKU1.
 SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
 MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menjadi
penyebab wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 dan
menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan
adanya kasus covid 19 dari Maret 2020 lalu).
Perkembangan teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Keberadaan teknologi yang semakin berkembang membuat
pemanfaatan teknologi di berbagai bidang mulai diterapkan, salah satunya bidang
kesehatan. Salah satunya dalam memprediksi dini gejala penyakit corona dengan
menggunakan konsep sistem pakar. Tujuan dari implementasi sistem pakar ini
untuk mengembangkan sistem prediksi gejala dini penyakit corona dan dapat
berkontribusi untuk meminimalisir penularan penyebaran virus corona dengan
harapan dapat membantu masyarakat dalam memprediksi gejala-gejala akibat
virus corona. Proses prediksi pada sistem ini dilakukan menggunakan metode
Forward Chaining. Proses prediksi pada sistem ini diperoleh dari fakta-fakta yang
diperoleh dari gejala yang dialami pasien dan sudah melalui hasil studi literatur.

B. KONSEP
Sistem dapat memprediksi atau mengadopsi pengetahuan untuk
menyelesaikan masalah layaknya seperti seorang pakar dalam memprediksi suatu
penyakit. Sama halnya dengan sistem yang dibuat dalam penelitian ini dimana
sistem memprediksi gejala corona, yang kita ketahui corona atau Covid 19
merupakan sebuah penyakit yang dapat menular melalui sistem pernapasan yang
disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Penyakit ini diketahui
diduga berasal dari salah satu kota di China. Setelah penyakit ini pertama kali
muncul, penyakit ini telah menginfeksi sekitar 1.400 orang di Kota Wuhan,
China.
Tujuan dari pengembangan sistem prediksi ini adalah untuk
mengembangkan sistem prediksi penyakit Korona dengan menggunakan konsep
sistem pakar. Perkembangan teknologi informasi telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Keberadaan teknologi yang semakin berkembang membuat
pemanfaatan teknologi di berbagai bidang mulai diterapkan, salah satunya bidang
kesehatan. Salah satunya dalam memprediksi dini gejala penyakit corona dengan
menggunakan konsep sistem pakar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Forward
Chaining. Metode ini merupakan strategi yang digunakan dalam sistem pakar
untuk mendapatkan kesimpulan/keputusan yang dimulai dengan menelusuri fakta-
fakta yang terjadi. Proses dilakukan dengan menambahkan data ke memori kerja.
Proses kemudian diulang sampai ditemukan suatu hasil [8].
Metode Forward Chaining yang beracuan pada Dataset Kagle yang
merepresentasikan gejala-gejala yang dialami masyarakat di China dikarenakan
keterbatasan data yang ada.

C. TEKNIK
Gejala-gejala yang dialami oleh pengguna akan diprediksi melalui rule
berdasarkan studi literatur dalam jaringan yakni Novel Corona Virus 2019
Dataset. Adapun data-data gejala yang di proses menjadi rule merupakan gejala-
gejala awal yang muncul secara spontan (tidak berdasarkan hasil prediksi pusat
kesehatan) yang dialami masyarakat China [9
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk pengembangan perangkat
lunaknya yaitu menggunakan model air terjun (waterfall). Model ini merupakan
pendekatan perangkat lunak secara terurut yang dimulai dari studi literatur,
pengembangan sistem, implementasi, dan pengujian sistem, seperti ditunjukkan
pada gambar berikut
Penentuan gejala didasarkan pada studi literatur gejala-gejala yang terdapat
pada dataset Gambar
Data-data gejala virus Korona berdasarkan hasil studi literatur. Dari beberapa
gejala yang didapat pada hasil studi literatur akan menghasilkan suatu hasil
keputusan berupa suatu prediksi. Pada penelitian ini terdapat tiga hasil keputusan
yakni berpotensi besar positif Korona, berpotensi kecil positif Korona, dan
beresiko.

Kode Keterangan
H1 Berpotensi besar positif Korona
H2 Berpotensi kecil positif Korona
H3 Beresiko

Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan data kuantitatif.


Data yang diperoleh merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak atau sumber lain yang telah ada serta jenis pengumpulan data
menurut waktu pengumpulannya menggunakan cross section/insidentil ialah
pengumpulan data yang berpacu pada suatu waktu tertentu bukan dari waktu ke
waktu dengan mengikuti perkembangan kejadian.

D. ATRIBUT
a. Pengumpulan Data
Data gejala gejala korona terdapat beberapa gejala yaitu yang umum,
kurang umum dan gejala yang parah. Gejala korona yang paling umum
adalah :
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk kering
 Kelelahan
Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan Kelelahan. Jika ada
orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan
perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita
COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Gejala lain yang kurang umum dan dapat mempengaruhi beberapa pasien
termasuk: Kehilangan rasa atau bau, Hidung tersumbat, Konjungtivitis (juga
dikenal sebagai mata merah) Sakit tenggorokan, Sakit kepala, Nyeri otot atau
sendi, Berbagai jenis ruam kulit, Mual atau muntah, Diare, Menggigil atau pusing.
Gejala lain yang kurang umum adalah: Sifat lekas marah, Kebingungan,
Kesadaran berkurang (terkadang berhubungan dengan kejang), Kegelisahan,
Depresi, Gangguan tidur, Komplikasi neurologis yang lebih parah dan jarang
terjadi seperti stroke, radang otak, delirium dan kerusakan saraf.
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai
2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi
virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun.
Kondisi ini disebut happy hypoxia.
Gejala penyakit korona yang parah meliputi:
 Sesak napas,
 Kehilangan selera makan,
 Kebingungan,Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada,
 Temperatur tinggi (di atas 38 ° C).

b. Atribut yang di gunakan untuk aplikasi atau paper


 Demam
Menurut studi, sekitar 55,4 persen pasien COVID-19
mengalami demam. Suhu tubuhnya berkisar di atas 37 derajat
celcius. Seseorang yang demam akan merasa panas jika disentuh di
punggung atau dadanya.
 Pusing
Rasa pusing, sensasi berputar di kepala, hingga tubuh
kehilangan keseimbangan merupakan gejala bahwa kita mengalami
vertigo.Kondisi vertigo tidak dapat diabaikan karena sejumlah
studi menemukan kondisi ini juga terkait dengan gejala Covid-19.
Untuk saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) tidak menyertakan
pusing atau vertigo sebagai gejala virus corona.
 Bersin bersin
Bersin bersin salah satu dari Alergi musiman terkadang
dapat menyebabkan batuk dan pilek - keduanya sering dikaitkan
dengan beberapa kasus virus corona. Tetapi mata gatal, berair, dan
bersin merupakan gejala yang sangat jarang terjadi pada pasien
virus corona. Bersin, hidung meler, postnasal drip (lendir
menumpuk di bagian belakang tenggorokan), dan mata gatal
adalah gejala umum alergi atau flu biasa. Gejala Covid-19 yang
paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare. Satu hal yang perlu
diingat, walaupun bersin bukan gejala Covid-19, penularan virus
corona bisa melalui droplet saat seseorang bersin, batuk, atau
berbicara.
 Batuk
Batuk bisa jadi curiga gejala corona jika gejala batuk
adalah kering, terus-menerus, dan disertai sesak napas karena virus
corona menyerang jaringan paru-paru. Selain itu, gejala menonjol
yang kerap menyertai batuk corona adalah demam dan kelelahan.
Batuk kering tidak menghasilkan dahak.Menurut Layanan
Kesehatan Nasional (NHS) Inggris Raya, jika seseorang menyadari
bahwa mereka batuk selama lebih dari satu jam, atau mereka
mengalami tiga atau lebih batuk dalam sehari, mereka mungkin
terkena virus corona.
 Sakit tenggorokan
Biasa nya sakiti tergorokan mengalami Nyeri atau perasaan
kering, gatal, atau serak di tenggorokan,Kesulitan berbicara dan
menelan,Kelenjar sakit dan bengkak di leher.tetapi hal tersebut
belem membuktikan bahwa sakit tenggorokan merupakan gejala
corona.
 Kelelahan
Jika seseorang mengidap kelelahan dan salah satu gejala
khas lain terkait COVID-19 tersebut, perlu untuk mulai
mewaspadai kemungkinan terpapar. Seseorang yang mengidap
kelelahan karena COVID-19 juga bisa mengalami gejala ini secara
berkepanjangan. Mereka mungkin juga memiliki kombinasi dari
setidaknya dua gejala berikut, demam, menggigil, nyeri otot, sakit
kepala, sakit tenggorokan, kelelahan.
 Nyeri dada
WHO memiliki daftar gejala Covid-19 yang didapatkan
dari penelitian panjang sejak wabah merebak. Menurut WHO,
nyeri dada adalah gejala serius Covid-19. WHO menyarankan
orang-orang segera mencari pertolongan medis bila mengalami
rasa nyeri di dadanya disertai sesak napas, napas pendek, dada
seperti tertekan, dan sulit berbicara.Meski demikian, pasien Covid-
19 tidak selalu mengeluhkan rasa nyeri pada dada. Menurut Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC),
dalam laporan pada Juli 2020, sebanyak 35 persen dari 164 pasien
positif Covid merasakan dadanya sakit atau terasa tidak nyaman.
E. RULE
Dalam Sistem Pakar Prediksi Gejala Virus Korona, ada 12 rule yang akan
digunakan berdasarkan data/atribut yang telah dikumpulkan yaitu :
a. Rule 1 (R1):
IF Demam AND Pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Sakit
tenggorokan AND Kelelahan AND Nyeri Dada THEN Berpotensi Besar
Positif Korona
b. Rule 2 (R2) :
IF Demam AND Tidak pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Sakit
tenggorokan AND Kelelahan AND Nyeri dada THEN Berpotensi Besar Positif
Korona
c. Rule 3 (R3):
IF Demam AND Tidak pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Tidak sakit
tenggorokan AND Kelelahan AND Nyeri dada THEN Berpotensi Besar Positif
Korona.
d. Rule 4 ( R4):
IF Demam AND Tidak pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Tidak sakit
tenggorokan AND Kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Berpotensi Besar
Positif Korona
e. Rule 5(R5):
IF Demam AND Tidak pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND
Sakit tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN
Berpotensi Kecil Positif Korona
f. Rule 6(R6):
IF Demam AND Pusing AND Bersin-bersin AND Tidak batuk AND Sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Berpotensi
Kecil Positif Korona
g. Rule 7(R7):
IF Tidak demam AND Pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Berpotensi
Kecil Positif Korona
h. Rule 8(R8):
IF Demam AND Pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Tidak sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Berpotensi
Kecil Positif Korona.
i. Rule 9(R9):
IF Tidak demam AND Tidak pusing AND Bersin-bersin AND Batuk AND Sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Beresiko
j. Rule 10 (R10):
IF Tidak demam AND Pusing AND Bersin-bersin AND Tidak batuk AND Sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Beresiko
k. Rule 11 (R11):
IF Demam AND Tidak pusing AND Bersin-bersin AND Tidak batuk AND Sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Beresiko
l. Rule 12 (R12):
IF Demam AND Pusing AND Tidak bersin AND Tidak batuk AND Sakit
tenggorokan AND Tidak kelelahan AND Tidak nyeri dada THEN Beresiko

F. RUP
● RUP (Rational Unified Process) adalah kerangka proses yang menyediakan
simulasi sistem pada industri untuk sistem, software, implementasi, dan
manajemen proyek yang efektif. RUP adalah salah satu dari sekian banyak
proses yang terdapat di dalam Rational Process Library, yang memberikan
simulasi terbaik untuk pengembangan atau kebutuhan proyek.
● Fase dalam RUP :
1) Inception/insepsi
Inception merupakan tahap untuk mengidentifikasi sistem yang akan
dikembangkan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain
mencakup analisis sistem existing, perumusan sistem target, penentuan
arsitektur global target, identifikasi kebutuhan, perumusan persyaratan
(fungsional, performansi, keamanan, GUI, dll), perumusan kebutuhan
pengujian (level unit, integrasi, sistem, performansi, fungsionalitas,
keamanan, dll), UML diagram, dan pembuatan dokumentasi.
Pada sistem ini terdapat kebutuhan fungsional dan non fungsional,
yaitu :
Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja layanan
apa saja yang nantinya harus disediakan oleh sistem, menbackup bagaimana sistem harus
bereaksi pada input tertentu dan bagaimana perilaku sistem pada situasi tertentu.
NO Proses Kebutuhan Fungsional

1 Input gejala Sistem dapat melakukan input gejala-gejala covid-19 oleh user

2 Melihat Pilihan gejala Sistem dapat melihat pilihan gejala-gejala covid-19 oleh user

3 Melihat Hasil Prediksi Sistem dapat melihat hasil prediksi yang di input user

4 Mencetak Hasil Prediksi Sistem dapat melakukan pencetakan hasil prediksi yang diinput oleh user

Kebutuhan non-fungsional merupakan kebutuhan yang menitikberatkan pada properti


prilaku yang dimiliki oleh sistem. kebutuhan fungsional juga sering disebut sebagai
batasan layanan atau fungsi yang ditawarkan sistem seperti batasan waktu, batasan
pengembangan proses, standarisasi dan lain lain.

NO Parameter Kebutuhan Non Fungsional


Sistem dapat dijalankan oleh beberapa software web browser
1 Compatibility diantaranya Internet Explore, Google Chrome dan Mozilla Firefox

2 Usability Sistem memiliki tampilan (antar mukan) yang mudah dipahami

3 Portability Sistem dapat diakses 1 x 24 jam

2) Elaboration/elaborasi
Elaboration merupakan tahap untuk melakukan desain secara lengkap
berdasarkan hasil analisis pada tahap inception. Aktivitas yang dilakukan
pada tahap ini antara lain mencakup pembuatan desain arsitektur subsistem
(architecture pattern), desain komponen sistem, desain format data (protokol
komunikasi), desain database, desain user interface, pemodelan diagram
UML(diagram sequence, class, component, deployment, dll.), dan pembuatan
dokumentasi.
Pemodelan UML sistem ini terdiri dari use case diagram dan diagram
activity.

Gambar. Use Case Diagram

Melihat pilihan gejala


User System

Membuka halaman cek gejala Menampilkan halaman cek gejala

Melihat tabel keseluruhan pilihan gejala


Input gejala
User System

Membuka halaman cek gejala Menampilkan halaman cek gejala

Memilih gejala-gejala yang dirasakan

Validasi pilihan gejala sesuai kode gejala

Tidak valid

valid

Menampilkan
halaman hasil
error

Menampilkan Halaman Hasil


Melihat hasil prediksi
User System

Membuka halaman hasil prediksi Menampilkan halaman hasil prediksi

Melihat tabel hasil prediksi berupa kode


hasil, informasi, dan solusi

Mencetak hasil prediksi


Admin System

Membuka halaman hasil prediksi Menampilkan halaman hasil prediksi

Menekan tombol cetak pada halaman


hasil prediksi

Menampilkan halaman preview dokumen

Menekan tombol unduh dokumen

Melakukan proses unduh dokumen


3) Construction/konstruksi
Construction merupakan tahap untuk mengimplementasikan hasil
desain dan melakukan pengujian hasil implementasi. Pada tahap awal
construction, ada baiknya dilakukan pemeriksaan ulang hasil analisis dan
desain, terutama desain pada sequence diagram, class diagram,
component dan deployment
4) Transition/transisi
Transition merupakan tahap untuk menyerahkan sistem aplikasi
kepada user (roll-out), yang umumnya mencakup pelatihan dan beta
testing aplikasi.

G. PENERAPAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR


 Desain Kasar


Halaman ini merupakan halaman awal atau default yang diset ketia kita membuka
website. Dengan judul halaman “SISTEM PAKAR PREDIKSI COVID-19” yang
ditulis menggunakan ukuran font besar, ini menandakan tulisan tersebut menjadi
highlight ketika user melihatnya pada halaman ini. Selain itu, terdapat gambar
animasi sebelah kanan dari judul halaman yang dapat membuat website menjadi
lebih menarik. Untuk melanjutkan pengecekan menggunakan data gejala user
harus menekan tombol merah dengan tulisan “YUK CEK!” dan secara otomatis
akan beralih ke halaman inputan data gejala.
Halaman ini dibuat bertujuan untuk memperkenalkan orang-orang yang ada
dibelakang layar dalam pembuatan website “SISTEM PAKAR PREDIKSI
COVID-19”.
Dari halaman dashboard, user diarahkan ke halaman inputan data gejala. Untuk
menginputkan data, user dapat memilih checkbox dengan gejala tertera. User
dapat memilih lebih dari satu gejala yang dialaminya. Terdapat (berapa gejala?)
gejala yang bisa dipilih oleh user, yang dapat dilihat secara lengkap saat user
menggulir kebawah. Setelah user menginputkan data gejala yang dialaminya, user
harus menekan tombol “CEK HASIL” untuk melihat hasil prediksinya dan akan
diarahkan ke halaman hasil prediksi gejala Covid-19.

Halaman “HASIL PREDIKSI GEJALA COVID-19” merupakan halaman yang


menampilkan hasil dari tes gejala covid-19 yang telah user lakukan. Terdapat 3
baris informasi diantaranya kode hasil, hasil prediksi serta solusi penangannya.
Jika user kurang yakin dengan hasil yang keluar maka user bisa menekan tombol
“CEK LAGI” untuk kembali ke halaman tes gejala COVID-19 dan sebaliknya
jika user telah yakin dengan hasil yang telah dikeluarkan maka user dapat
mendownload file dengan menekan tombol “CETAK”.

Pada halaman “HASIL PREDIKSI GEJALA COVID-19” terdapat dua aksi


dimana, jika user mengisi gejala maka hasil prediksi akan keluar (berhasil) dan
jika user melewati tes gejala maka halaman yang akan tampil adalah halaman
“HASIL PREDIKSI GEJALA COVID-19” dengan pesan error.
ini merupakan tampilan ketika user menekan tombol tombol “CETAK”. User
langsung dapat menghubungkan printer yang digunakan untuk mencetak hasil,
berapa lembar hasil yang akan dicetak, serta warna hasil cetakan. Ketika user
menekan tombol “Print” maka secara otomatis laporan hasil prediksi gejala
COVID-19 akan tercetak.

Link Gdrive Project Sistem Pakar


https://drive.google.com/drive/folders/10CUfR2ZPQU5IjElp7R2630fLZKI-EpAy

H. EVALUASI
Menurut Saya Penelitian ini masih banyak lagi yang perlu dikembangkan
seperti menggabungkan dengan sistem diagnosis mengenai gejala virus Korona
atau sejenisnya karena memang ini hanya prediksi belum bisa mendiagnosa info
yang valid.

I. PENUGASAN MASING-MASING
Penugasan masing-masing kelompok :

Tabel Pembagian Tugas


No Tugas yang Dikerjakan Nama Anggota
1. Mengumpulkan data yang akan digunakan dalam Sistem Semua Anggota
Pakar
2. Membuat Kebutuhan Fungsional dan NonFungsional Aprina Damayanti
dari Sistem Pakar Prediksi
3. Mengumpulkan data dan Menjelaskan atribut yang M.Wahyu Pratama
digunakan dalam Sistem Pakar Prediksi
4. Membuat Use Case dan Diagram activity dari Sistem Ditya Salsabila
Pakar Prediksi
5. Membuat Rule yang akan digunakan dalam Sistem Pretty Fujianti Febrivia
Pakar Prediksi
6. Membuat Desain Sistem Pakar Prediksi Delfin Handico
7. Menjelaskan UI/UX pada sistem yang dibuat Eka Triani
8. Membuat Program Sistem Pakar Prediksi R.M. Farhan Rizky
Albimanzura
9. Membuat Kerangka Laporan Nur Annisa Permata

Anda mungkin juga menyukai