Anda di halaman 1dari 59

KELISTRIKAN ENGINE

JOBSHEET

OLEH
ERWIN KOMARA MINDARTA
NIP 199011252019031018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FEBRUARI 2020
FORMAT PENILAIAN JOBSHEET KELISTRIKAN ENGINE

Nama Anggota Kelas-


No. NIM Prodi
Kelompok Offering

No. Kompetensi Halaman Nilai JS Nilai Video


1 Pemeriksaan bagian 1
pengapian tegangan
tinggi
2 Pemeriksaan dan 4
penggantian busi
3 Pemeriksaan & 8
penggantian kontak
pemutus
4 Pemeriksaan dan 13
penyetelan saat
pengapian
5 Penyetelan platina dan 18
pemeriksaan sudut
dwell
6 Pemeriksaan tanpa 22
beban
7 Pemeriksaan dengan 24
beban
8 Pemeriksaan battery 25
overcharge
9 Melepas dan 26
memasang alternator
10 Memeriksa rotor 29
11 Memeriksa stator 31
12 Memeriksa brush dan 32
brush holder
13 Memeriksa rectifier 33
No. Kompetensi Halaman Nilai JS Nilai Video
14 Memeriksa condenser 35
15 Memeriksa starter 36
16 Hold-in test 37
17 Tes plunger dan pinion 38
18 Tes kinerja tanpa 39
beban
19 Pemeriksaan plunger 40
20 Pemeriksaan magnetic 41
switch
21 Tes sirkuit pull-in coil 42
22 Tes sirkuit hold-in coil 43
23 Pemeriksaan bracket 44
bush belakang
24 Pemeriksaan brush 45
25 Pemeriksaan spring 46
26 Pemeriksaan drive 47
lever
27 Pemeriksaan brush 48
holder
28 Pemeriksaan armature 50
29 Pemeriksaan field coil 53
30 Pemeriksaan pinion 54
dan over-running
clutch
31 Pemeriksaan front 56
housing bush

∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
Nilai Akhir = 𝑥 100
3100

Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengalaman pembelajaran ini?
(lesson learned):
BAB I
SISTEM PENGAPIAN

A. PEMERIKSAAN BAGIAN PENGAPIAN TEGANGAN TINGGI


1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja:
Keluarkan tutup distributor, rotor
dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Untuk melepaskan jangan
menarik steker busi pada
kabelnya, karena kabel tersebut
berinti arang sehingga mudah
rusak.
Periksa tahanan setiap penghantar,
dari elektroda didalam tutup
distributor sampai steker busi.
Tahanan penghantar tidak boleh
melebihi 20 k. kalau tahanan
pada satu pengantar terlalu besar,
lepas bagian-bagian pengantar
tersebut dan periksa satu per satu,
untuk mencari bagian yang rusak.

1
k.busi1: k.busi3:
______ ______
k.busi2: k.busi4:
______ ______
Penghantar tegangan tinggi dengan tahanan yang terlalu besar mengakibatkan
mesin sukar dihidupkan.
Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan steker busi. Jika
terdapat bagian yang terbakar. Harus diganti baru. Lihat pada gambar !
Hasil:
Kondisi isolator pada
koil:
__________________
Kondisi rotor:
__________________
Kondisi tutup
distributor:
__________________
Kondisi steker busi:
__________________

Tutup distributor harus diperiksa


kondisi arangnya.
Kondisi arang:
___________________________

2
Periksa kondisi isolator kabel
pengapian. Kabel yang retak atau
terbakar harus diganti.
Kondisi isolator kabel pengapian:
___________________________

Pasang rotor pada poros governor.


Rotor yang mempunyai
kelonggaran harus diganti
Pasang tutup distributor
Hubungkan kabel-kabel tegangan
tinggi ke busi
Hidupkan mesin sebagai kontrol
Hubungan kabel : dari tutup
distributor ke silinder
Tutup distributor buatan jepang
biasanya ada nomor-nomornya
Rumah distributor buatan Bosch
ada tanda garis di atas sisinya,
yang menunjukkan ke silinder 1.
Sedangkan kabel – kabel tegangan
tinggi yang lain mengikuti urutan
pengapian, sesuai dengan arah
putaran rotor. Contoh : Motor 4
silinder, urutan pengapian 1 – 3
–4–2

3
B. PEMERIKSAAN DAN PENGGANTIAN BUSI
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja:
Lepaskan stecker busi.
Jangan ditarik pada
kabelnya ! Hubungan
inti arang kabel mudah
terlepas dari stecker
kalau kabel ditarik.

Bersihkan sekeliling
dengan udara tekan
atau kuas, untuk
mencegah kotoran
masuk ke dalam
silinder sewaktu busi
dilepas

4
Lepaskan busi dengan
menggunakan kunci
busi yang tepat.
Perhatikan bahwa
kunci dapat
mengakibatkan
isolator busi pecah.

Periksa kondisi ulir


dari lubang busi. Ulir
lubang busi yang rusak
seperti pada gambar
harus diperbaiki. Lihat
petunjuk.
Kondisi ulir lubang
busi:
__________________
Periksa muka busi ! (
bila perlu pakai kaca
pembesar ). Keadaan
muka busi dapat
menunjukkan kondisi
motor.
Muka busi 1:
__________________
Muka busi 2:
__________________
Muka busi 3:
__________________
Muka busi 4:
__________________

5
4. Keadaan Muka Busi:
Muka busi biasa. Isolator berwarna kuning sampai
coklat muda, puncak isolator bersih. Permukaan
isolator kotor berwarna coklat muda sampai abu-
abu. Hal ini berarti kondisi dan penyetelan motor
baik !

Elektroda-elektroda terbakar, pada permukaan


isolator menempel partikel-partikel yang
mengkilat, isolator berwarna putih dan kuning,
penyebabnnya :
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________

Isolator dan elektroda - elektroda berjelaga karena


:
____________________________________
____________________________________

Isolator dan elektroda sangat kotor serta berwarna


coklat muda. Kotoran ini berasal dari oli motor
yang masuk keruang bakar karena :
____________________________________
____________________________________

6
Busi seperti ini harus diganti, karena bunga api
bisa meloncat melalui isolator yang pecah.

Elektroda-elektroda aus serta warna kotoran pada


isolator kuning sampai coklat muda merupakan
keausan biasa. Gantilah busi dengan yang baru
perhatikan spesifikasi pada buku manual / katalog
busi

5. Pemasangan Busi
Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika celah tidak
sesuai spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa.

Pasang busi pada motor. Mulai


menyekrupkan dengan tangan kemudian
keraskan dengan kunci momen. Jangan
terlalu keras!
Momen pengerasan
Kepala silinder aluminimum :15 – 20 Nm
Kepala silinder besi tuang : 20 – 25 Nm

Pasang kabel-kabel busi dan hidupkan


motor sebagai kontrol

7
C. PEMERIKSAAN & PENGGANTIAN KONTAK PEMUTUS
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja:
a. Pemeriksaan Awal:
Lepas tutup distributor, rotor, dan
piringan tutup
Periksa keausan kontak. Gunakan
obeng untuk membuka kontak. Lihat
gambar disamping ini:
(a) kondisi baik
(b) terbakar, perlu diganti

Hasil Pemeriksaan:
______________________________
______________________________
______________________________

8
b. Perbaikan/penggantian kontak pemutus:
Lepas kabel kontak pemutus
Lepas sekrup-sekrupnya dan
keluarkan kontak pemutus
Bersihkan plat dudukan kontak
pemutus dan kam governor dengan
lap

Kontak pemutus yang masih dapat


digunakan harus diratakan, kalau akan
distel dengan fuler. Bila kontak tidak
rata, penyetelan dengan fuler akan
menghasilkan celah yang terlalu
besar. Lihat gambar disamping!
Kontrol dudukan lepas pada kontak
tetap
(a) Baik
(b) Miring
(c) Miring
(d) Tergeser

Hasil Pemeriksaan:
______________________________
______________________________
______________________________

9
Kedudukan kontak yang salah seperti
gambar b, c, d, dapat dibetulkan
dengan membengkokkan kontak
tetap. Gunakan alat bengkok khusus
atau tang.
Periksa kekuatan pegas kontak
pemutus dengan tangan. Jika pegas
lemah atau berkarat, kontak pemutus
harus diganti.
Hasil pemeriksaan kekuatan pegas:
______________________________
Sebelum pemasangan, bersihkan
permukaan kontak yang baru dengan
kertas yang bersih.

Sebelum memasang kontak pemutus,


beri vet pada tumit ebonit, tetapi
jangan terlalu banyak. Pakai vet
khusus. Jika tidak ada, pakai vet
bantalan roda.

Jika tidak ada vet pada tumit ebonit,


bagian tsb. cepat aus, maka celah
kontak menjadi lebih kecil, akhirnya
kontak tidak dapat dibuka dan motor
berhenti.

10
c. Penyetelan celah kontak pemutus dengan fuler
Putar motor dengan tangan
sampai kam dengan tumit
ebonit dalam posisi seperti
pada gambar.

Pilih fuler yang sesuai


dengan besar celah kontak.
Periksa celah kontak
dengan fuler yang bersih.
Celah kontak: ______ mm
Kesimpulan:
_____________________
Jika celah tidak baik, stel
seperti gambar disamping :
Kendorkan sedikit sekrup-
sekrup pada kontak tetap.
Stel besar celah dengan
menggerakkan kontak
tetap.
Penyetelan dilakukan
dengan obeng pada takik
penyetel.

11
Perhatikan pada waktu
pemeriksaan celah. Jika
fuler tidak dimasukkan
lurus, penyetelan akan
salah.

Kalau penyetelan sudah


tepat, keraskan sekrup-
sekrup pada kontak tetap.
Putar mesin satu putaran,
periksa sekali lagi besarnya
celah kontak.

 Besar celah untuk kontak mobil biasanya ____________ mm.


 Kontak pemutus biasanya diganti baru setiap ____________ km.
 Kontak lama dapat diratakan dengan kikir kontak atau kertas gosok, dan
selanjutnya dibersihkan dengan kertas yang bersih. Tetapi, kalau
ketidakrataan kontak besar, sebaiknya kontak pemutus diganti baru.
 Jika kontak pemutus dalam waktu singkat aus, kondensator pengapian
harus dikontrol.
 Penyetelan baru kontak pemutus mengakibatkan perubahan saat
pengapian. Pekerjaan berikutnya adalah penyetelan saat pengapaian.
 Jangan mengganti sekrup pengikat kontak pemutus dengan sekrup baru
yang lebih panjang! Ujung sekrup yang terlalu panjang menghalangi
kerjanya mekanisme advans vakum.

12
D. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian pada kendaraan harus tepat karena saat pengapian yang
tidak tepat dapat menimbulkan masalah. Penyetelan saat pengapian perlu
dilakukan, jika saat pengapian tidak tepat. Untuk kendaraan toyota kijang seri
5k, spesifikasi atau nilai standar saat pengapiannya adalah 5 o ± 2o sebelum
TMA. Prosedur penyetelan saat pengapian dapat dilakukan pada saat mesin
mati atau pada saat mesin hidup. Sebelum melakukan penyetelan saat
pengapian, maka siapkan peralatan-peralatan kerja terlebih dahulu yaitu tool
box 1 set dan timing light.
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja pemeriksaan saat pengapian:


a. Pertama-tama periksa posisi oktan selektor, posisi oktan selektor harus
tepat pada standar. Stel posisi oktan selektor seperti pada gambar
dibawah ini :

13
b. Lepaskan selang kevakuman yang menuju ke vacum diafragma di
distributor, kemudian sumbatlah ujung dari selang vakumnya.

c. Nyalakan mesin, biarkan mesin berputar idle.


d. Pasangkan timing light dengan benar. Pada gambar A, kabel 1
dipasangkan ke kabel busi no. 1 (sebagai pendeteksi signal tegangan)
sedangkan pada gambar B, kabel 1 dipasangkan ke kabel busi no. 1
(sebagai pendeteksi signal tegangan), kabel 2 dan 3 ke sumber
tegangan, yaitu kabel 2 ke positif baterai (bisa juga ke positif koil) dan
kabel 3 ke negatif baterai (bisa juga ke massa body mesin).

e. Arahkan timing light ke arah puli poros engkol.

14
f. Periksa saat pengapian (untuk kendaraan toyota kijang seri 5k
saat pengapiannya adalah 5 o ± 2o sebelum TMA)
g. Hubungkan kembali selang vakum ke vakum diafragma di distributor.
h. Matikan mesin
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Saat pengapian
rpm

4. Langkah kerja penyetelan saat pengapian pada saat mesin hidup


a. Lakukan pemeriksaan saat pengapian seperti langkah diatas.
b. Bila saat pengapian tidak tepat maka setel saat pengapian dengan cara
kendorkan terlebih dahulu baut pengikat distributor, setelah itu putar
distributor sambil mengarahkan timing light ke arah puli poros engkol,
putar sampai saat pengapian tepat.

15
c. Setelah pengapian sudah tepat, kencangkan kembali baut
pengikat distributor.
d. Pasangkan kembali komponen-komponen yang telah dilepas seperti
pada keadaan semula.
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Saat pengapian
rpm

5. Penyetelan saat pengapian pada saat mesin mati


a. Putar puli poros engkol, dan tempatkan tanda cowakan pada posisi saat
pengapian 5o ± 2o pada Top 1 akhir langkah kompresi.

b. Buka tutup distributor, dan kemudian lepaskan rotor.


c. Kendorkan baut pengikat distributor.

16
d. Putar kunci kontak pada posisi On.
e. Putarkan secara pelan-pelan distributor sampai terlihat percikkan bunga
api pada platina.

f. Jika sudah terlihat percikkan bunga api pada platina, putar kunci
kontak ke posisi Off kemudian kencangkan kembali baut pengikat
distributor.
g. Pasang kembali rotor dan tutup distributor dengan benar.
h. Periksa kembali saat pengapian menggunakan timing light dengan cara
yang sama seperti langkah pemeriksaan saat pengapian diatas.
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Saat pengapian
rpm

17
E. PENYETELAN PLATINA DAN PEMERIKSAAN SUDUT DWELL
Platina merupakan salah satu komponen sistem pengapian pada
kendaraan. Platina terus-terusan bekerja maka akan mengalami keausan lama-
kelamaan. Jika terjadi keausan pada platina maka akan menyebabkan celah
platina yang berubah. Oleh sebab itu saat melakukan perawatan atau servis
perlu dilakukan penyetelan platina. Penyetelan platina bertujuan untuk
mengoptimalkan kinerja dari engine dari segi pengapiannya. Selain itu, untuk
mengoptimalkan kinerja engine dari segi pengapiannya bukan hanya dari
platinanya saja namun masih banyak faktor misalnya dari pengajuan
pengapiannya, condensornya dan lain-lain.
Penyetelan platina akan berhubungan dengan besar kecilnya sudut
dwell. Hal ini dikarenakan penyetelan platina berpengaruh terhadap lamanya
arus primer yang mengalir. Bila cela platina kecil atau sempit maka arus primer
yang mengalir akan lebih lama sehingga sudut dwellnya semakin besar
sedangkan celah platina yang terlalu besar maka arus primer yang mengalir
akan cepat sehingga sudut dwellnya menjadi kecil.
Sebelum melakukan penyetelan platina dan pemeriksaan sudut dwell,
maka anda harus mempersiapkan peralatan-peralatan sebagai berikut:
 Kunci ring ukuran 19
 Obeng minus ( - )
 Feeler gauge
 Dwell tester
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

18
3. Langkah kerja
Setelah peralatan siap maka lakukan penyetelan platina dan pemeriksaan
sudut dwell sesuai dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Buka tutup distributor
2. Lepas rotor pada distributor
3. Putar pulli poros engkol menggunakan kuci ring sampai ebonit pada
platina menyentuh ujung nok, sehingga platina membuka paling lebar.

4. Bersihkan ujung platina dari kemungkinan kotor ataupun terdapat oli


karena kotoran dan oli yang berada diujung platina dapat menyebabkan
terjadinya kesalahan saat penyetelan platina.
5. Ambil feeler gauge dan bersihkan permukaan bilah-bilahnya dari
kemungkinan kotor dan terkena oli, kemudian cari ketebalan bilah feeler
gauge 0,45mm karena spesifikasi celah platina pada kijang 5k yaitu
0,45mm.
6. Masukkan bilah feeler gauge yang ukurannya 0,45mm kedalam celah
platina
7. Kendorkan sedikit 2 sekrup yang mengikat platina

19
8. Setel celah platina menggunakan obeng minus, geser obeng minus
kekanan atau kekiri untuk memperbesar atau memperkecil celah platina.

9. Setelah selesai melakukan penyetelan celah platina, kemudian pasang


kembali rotor dan tutup distributor.
10. Setelah komponen-komponen sudah terpasang kembali, lakukan
pemeriksaan sudut dwell nya.
11. Ambil dwell tester, pasang probe merah ke minus coil dan probe hitam
ke ground atau massa engine.

20
12. Setelah itu hidupkan engine dan baca sudut dwellnya, spesifikasi sudut
dwell pada engine kijang 5k adalah 52 derajat kurang lebih 4 derajat.
Bila sudut dwell tidak sesuai spesifikasi maka lakukan penyetelan ulang
celah platina,

13. Bila sudut dwell melebihi spesifikasi maka celah platina terlalu sempit,
sedangkan jika sudut dwell kurang dari spesifikasi berarti celah platina
terlalu besar.
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Sudut dwell
rpm

21
BAB II
SISTEM PENGISIAN

A. PEMERIKSAAN TANPA BEBAN (ALTERNATOR MITSUBISHI)


1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja

1) Hubungkan voltmeter (V) 20 V dan ammeter (A) 100 A as seperti pada


gambar.
2) Gunakan battery yang penuh.
3) Hidupkan mesin dari putaran idle hingga 2,000 rpm dengan semua
accessories OFF dan baca meter.

22
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Voltmeter (V)
Ammeter (A)
4) Jika tegangan lebih tinggi dari standar, periksa ground brush. Jika
ground brush bagus, ganti regulator.
5) Jika tegangan di bawah standar, hidupkan mesin hingga putaran 2000 rpm
kemudian hidupkan lampu besar dan motor blower. Ukur arus dan jika
kurang dari 20 A, perbaiki generator.
6) Tegangan akan berubah sesuai suhu regulator case, seperti ditunjukkan
gambar.
7) Saat mesin hidup, jangan melepas terminal battery. hal ini dapat
merusak komponen elektronik.
8) Arus standard: 10A max.
9) Voltage standard: 14.4 - 15.0 V (at 20°C, 68°F)

23
B. PEMERIKSAAN DENGAN BEBAN (ALTERNATOR MITSUBISHI)
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
1) Lakukan putaran mesin pada 1.200 rpm dan nyalakan lampu besar dan
motor heater.
2) Ukur arus dan jika di bawah 20A, perbaiki atau ganti generator.
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Arus (A)
rpm

24
C. PEMERIKSAAN BATTERY OVERCHARGE (ALTERNATOR
MITSUBISHI)
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Untuk memeriksa generator saat battery overcharge, perhatikan petunjuk berikut.
1) Hidupkan mesin pada putaran 2.000 rpm dengan kondisi lampu besar ON
dan ukur tegangan.
2) Jika hasil pengukuran lebih tinggi dari limit, periksa ground brush atau IC
generator.
Hasil Spesifikasi Kesimpulan
Tegangan (V)
rpm

25
D. MELEPAS DAN MEMASANG ALTERNATOR
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Melepas:
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas breather hose (1) dari
air cleaner housing (2).
3) Lepas vacuum hose (3) dari
suction chamber (4).
4) Lepas adjusting arm
reinforcement (5).

26
5) Lepas mur terminal “B” (1)
dan connector terminal “IG”
& “L” (2) from generator (3)
6) Lepas clamp kabel bracket
bolt (4).
7) Kendurkan baut bawah
generator (7) dari bagian
bawah vehicle.
8) Lepas generator adjusting
bolt (5) dan adjuster bolt
(6), kemudian lepas drive
belt dari generator pulley.

9) Lepas baut oil level guide


(1).

10) Lepas generator adjusting


arm (1).
11) Lepas generator lower bolt.
12) Lepas generator (2) dari
vehicle.
13) Time: ___ menit ___ detik

27
Memasang:
Kebalikan dengan prosedur
melepas, perhatikan hal-hal berikut.
Pasang baut bagian bawah
generator sementara dengan
tangandan kencangkan setelah
tension belt disetel.
Kekencangan belt generator
Kelenturan (1) : 4.5 - 5.5 mm
(0.18 - 0.22 in.)
Tekanan (2) : 10 kg (22 lbs)
Momen pengencangan
Generator adjusting bolt (a): 25
N.m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)
Generator lower bolt (b): 48 N.m
(4.8 kg-m, 34.5 lb-ft)
Generator adjst. arm bolt (c): 25
N.m (2.5 kg-m, 18.0 lb-ft)
Baut oil level guide (d): 11 N.m
(1.1kg-m, 8.0 lb-ft)
Mur terminal “B” (e): 6.9 N.m
(0.69 kg-m, 5.0 lb-ft)
Time: ___ menit ___ detik

28
E. MEMERIKSA ROTOR
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Gunakan ohmmeter, periksa
hubungan antara slip rings rotor
(1). Jika tidak ada hubungan, lepas
rotor.
Standard resistance: 2.6 - 3.2 Ω
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Gunakan ohmmeter, periksa apakah
tidak ada hubungan antara slip rings
dan rotor (1). Jika ada hubungan,
ganti rotor.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Periksa permukaan atau goresan
pada slip rings. Jika ada ganti rotor.

29
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

30
F. MEMERIKSA STATOR
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Gunakan ohmmeter, periksa
hubungan semua kabel.
Jika tidak ada hubungan, ganti stator
(1).
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Gunakan ohmmeter, periksa apakah
tidak ada hubungan antara coil lead
(2) dan stator core (1).
Jika ada hubungan, ganti stator.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

31
G. MEMERIKSA BRUSH DAN BRUSH HOLDER
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa brush dari keausan dengan
mengukur panjangnya seperti pada
gambar.
Jika brush aus hingga garis service
limit (1), ganti brush.
Panjang Standard Garis
brush “A” Service limit
18.5 mm 5 mm (0.2
(0.73 in) in)
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

32
H. MEMERIKSA RECTIFIER
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Gunakan ohmmeter, periksa
hubungan antara upper dan lower
rectifier bodi dan tiap-tiap diode lead
(2) seperti pada gambar. Periksa
keduanya dengan membalik probe
ohmmeter dan hanya boleh hubungan
satu arah saja.
Jika tidak, ganti rectifier.
Hasil Kesimpulan
1
2
3
4

Dengan cara yang sama pada langkah


1) di atas, apakah hanya ada
hubungan one-way diantara kedua
lead diode trio (3).

33
Hasil Kesimpulan
1
2
3

34
I. MEMERIKSA CONDENSER
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa kapasitas condenser (2).
Kapasitas Condenser: 0.5 µF
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

35
BAB III
SISTEM STARTER

A. PULL-IN TEST
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Hubungkan battery ke magnetic
switch seperti ditunjukkan gambar.
Periksa apakah plunger dan pinion
keluar.
Jika plunger dan pinion tidak
bergerak, ganti magnetic switch.
CATATAN:
Sebelum pengetesan, lepas kabel
dari terminal M.
1.Terminal “B”
2.Terminal “M”
3.Lead wire (switch ke motor)
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

36
B. HOLD-IN TEST
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Ketika dihubungkan seperti di atas
dengan plunger keluar, lepas kabel
negatif dari terminal “M”.
Periksa apakah plunger dan pinion
masih di luar.
Jika plunger dan pinion kembali ke
dalam, ganti magnetic switch.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

37
C. TES PLUNGER DAN PINION
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Lepas kabel negatif dari bodi motor
starter.
Periksa that plunger dan pinion
kembali ke dalam.
Jika plunger dan pinion tidak kembali,
ganti magnetic switch.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

38
D. TES KINERJA TANPA BEBAN
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Hubungkan battery dan ammeter
dengan 10A ke starter seperti pada
gambar.
Periksa apakah starter berputar lembut
dan benar dengan pinion bergerak ke
luar. Periksa apakah penunjukkan arus
ammeter sesuai spesifikasi.
Arus sesuai spesifikasi (tes tanpa
beban):
53 A MAX. pada 11.5 V
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Hasil
Arus (A)
Tegangan (V)
Kesimpulan:
___________________________

39
E. PEMERIKSAAN PLUNGER
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa plunger (1) dari aus. Ganti
jika perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

40
F. PEMERIKSAAN MAGNETIC SWITCH
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Tekan masuk plunger (1) dan lepas.
Plunger harus kembali dengan cepat
ke posisi semula. Ganti jika perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

41
G. TES SIRKUIT PULL-IN COIL
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa hubungan antara switch
magnetic terminal ‘ S’ (1) dan ter-
minal ‘ M’ (2). Jika tidak ada
hubungan, coil putus dan harus
diganti.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

42
H. TES SIRKUIT HOLD-IN COIL
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa hubungan antara magnetic
switch ‘ S’ terminal (1) dan coil case.
Jika tidak ada hubungan, coil putus
dan harus diganti.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

43
I. PEMERIKSAAN BRACKET BUSH BELAKANG
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa bush dari aus atau rusak. Ganti
jika perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

44
J. PEMERIKSAAN BRUSH
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa brush (1) dari aus.
Ukur panjang brush dan jika di
bawah limit, ganti brush.
Panjang Brush
Standar 17.0 mm (0.67 in.)
Limit 11.5 mm (0.45 in.)
Hasil Pemeriksaan:
Hasil Kesimpulan
1
2
3
4
Pasang brush pada masing-masing Hasil Pemeriksaan:
brush holder dan periksa gerakannya. Hasil Kesimpulan
1
2
3
4

45
K. PEMERIKSAAN SPRING
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa brush springs dari aus, rusak
atau kondisi abnormal lain- nya.
Ganti jika perlu.
Ketegangan spring brush
P1 (gaya menarik) 31.4 N (3.14 kg)
±10%
P2 (gaya 14.7 N (1.47 kg)
mendorong) ±10%
Hasil Pemeriksaan:
Hasil Kesimpulan
1
2
3
4

46
L. PEMERIKSAAN DRIVE LEVER
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa drive lever (1) dari aus. Ganti
jika perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

47
M. PEMERIKSAAN BRUSH HOLDER
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa gerakan brush pada brush
holder. Jika gerakan brush pada
brush holder buruk, periksa brush
holder dan permukaan gesek dari
kerusakan.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Bersihkan atau perbaiki jika perlu.
Periksa hubungan antara insulated
brush holder (sisi positif) dan brush
holder yang digroundkan (sisi
negatif).
Jika ada hubungan, brush
holder digroundkan dengan
adanya insulation yang rusak dan
harus diganti.

48
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

49
N. PEMERIKSAAN ARMATURE
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa commutator dari kotoran atau
hangus. Perbaiki dengan amplas atau
lathe, jika perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Periksa commutator dari aus dengan
armature (1) ditahan oleh V-blocks
(2). Jika penyimpangan dial gauge
pointer (4) melebihi limit, perbaiki
atau ganti.
CATATAN:
Spesifikasi di bawah ini jika
armature tidak bengkok.
Armature yang bengkok harus
diganti.
Commutator out of round

50
Standar 0.05 mm (0.002 in.)
Limit 0.1 mm (0.004 in.)
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

Periksa commutator dari aus. Jika


diameter di bawah limit, ganti
armature.
Diameter luar commutator:
31.0 – 32.0 mm (1.22 – 1.30 in.)
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

Periksa kedalaman insulator


commutator. Perbaiki atau ganti jika
di bawah limit.
Kedalaman insulator commutator
“a”:
0.5 – 1.0 mm (0.020 – 0.039 in.)
A:Benar
B:Salah
1.Commutator segment
2.Insulator
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

51
Periksa commutator dan armature
core. Jika ada hubungan, armature
digroundkan dan harus diganti.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

Periksa hubungan antar segment. Jika


tidak ada hubungan pada titik tes, ada
sirkuit yang putus dan armature harus
diganti.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

52
O. PEMERIKSAAN FIELD COIL (TES GROUND)
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa hubungan antara brush dan
permukaan.
Jika ada hubungan, field windings
terhubung ke ground. Yoke assy. harus
diganti.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

53
P. PEMERIKSAAN PINION DAN OVER-RUNNING CLUTCH
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa pinion dari aus, rusak atau
kondisi abnormal lainnya.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Periksa apakah clutch mengunci saat
diputar dan berputar lembut saat
diputar ke arah sebaliknya. Ganti jika
perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________
Periksa gigi spline dari aus atau
rusak. Ganti jika perlu. Periksa
gerakan pinion.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________

54
Kesimpulan:
___________________________

55
Q. PEMERIKSAAN FRONT HOUSING BUSH
1. Tujuan pemeriksaan:

2. Alat dan bahan:

3. Langkah kerja
Periksa bush dari aus atau rusak. Ganti
jika perlu.
Hasil Pemeriksaan:
___________________________
Kesimpulan:
___________________________

56

Anda mungkin juga menyukai