Anda di halaman 1dari 31

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : _______________________________

Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 2

Nama Guru : _______________________________

NIP / NIK : _______________________________


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran :
Jam Pelajaran : 32 JP (@ 45 Menit)

A. KompetensiInti
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menerapkan cara perawatan sistem 3.9.1 Menjelaskan cara perawatan sistem bahan
bahan bakar diesel Common Rail bakar diesel Common Rail
3.9.2 Menentukan cara perawatan sistem bahan
4.9 Merawat berkala sistem bahan bakar bakar diesel Common Rail
diesel Common Rail
4.9.1 Melakukan perawatan berkala berkala
sistem bahan bakar diesel Common Rail
4.9.2 Mengontrol hasil perawatan berkala sistem
bahan bakar diesel Common Rail
C. Tujuan Pembelajaran
 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan
saintifik peserta didik menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar diesel
Common Rail. mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara,
mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai
kompetensi pengetahuan (memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi),

 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan


saintifik peserta didik merawat berkala sistem bahan bakar diesel Common Rail,
mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan data,
menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi
keterampilan (mengamati, mencoba, menyaji, dan menalar), dan sikap (jujur, santun,
dan tanggungjawab).

D. Materi Pembelajaran
Materi Faktual  Sistem common rail diesel
dapat diamati dengan indera  Komponen sistem common rail diesel
atau alat  Pemeliharaan/servis sistem
 Standar prosedur keselamatan kerja.

Materi Konseptual  Sistem bahan bakar diesel Common Rail


Gabungan antar fakta-fakta yang
saling berhubungan
Materi Prinsip  Prosedur dan teknik pemeriksaan gangguan sistem bahan
Generalisasi hubungan antar bakar diesel common rail
konsep-konsep yang saling  Teknik perawatan Komponen sistem bahan bakar diesel
terkait common rail
 Prosedur pengecekan hasil perbaikan sistem bahan bakar
diesel common rail
Materi Prosedural  Melakukan perawatan berkala berkala sistem bahan bakar
Sederetan langkah yang diesel Common Rail
sistematis dalam menerapkan  Mengontrol hasil perawatan berkala sistem bahan bakar
prinsip diesel Common Rail

E. Pendekatan, Strategi dan Metode


 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demontrasi, Praktek dan Penugasan
 Model : Problem Based Learning

F. Alat dan Media Pembelajaran


 Vidio Pembelajaran.
 Slide Powerpoint.
 LCD Proyektor.

G. SumberBelajar
 Hand Out
 Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Pertama
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
 Guru menampilkan
tayangan tentang 
Sejarah sistem
Common Rail
Diesel
Stimulus
 Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Sejarah sistem
Common Rail Diesel
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Sejarah sistem
Common Rail Diesel
Identifikasi masal
Inti
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Sejarah
sistem Common Rail
Diesel
 Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Sejarah
sistem Common Rail
Pengumpulan Diesel
data  Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Sejarah
sistem Common Rail
Diesel
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Sejarah
sistem Common Rail
Pembuktian Diesel
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
Menarik  Siswa menyajikan 
kesimpulan dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Sejarah
sistem Common Rail
Diesel
 Siswa lain 
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Sejarah
sistem Common Rail
Diesel
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Sejarah sistem
Common Rail Diesel
 Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

Pembelajaran Kedua
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
Inti  Guru menampilkan
tayangan tentang 
Cara Kerja Sistem
Common Rail
Diesel.
Stimulus
 Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Cara Kerja Sistem
Common Rail Diesel.
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Cara Kerja Sistem
Common Rail Diesel
Identifikasi masal
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Cara Kerja
Sistem Common Rail
Diesel.
Pengumpulan  Guru meminta siswa
data mengali informasi
tentang Cara Kerja
Sistem Common Rail
Diesel.
 Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Fungsi dan
konstruksi Cara
Kerja Sistem
Common Rail Diesel.
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Cara Kerja
Sistem Common Rail
Pembuktian Diesel.
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Cara Kerja
Sistem Common Rail
Diesel.
Menarik
kesimpulan  Siswa lain 
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Cara Kerja
Sistem Common Rail
Diesel.
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang Cara
Kerja Sistem
Common Rail Diesel.
Penutup  Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

Pembelajaran Ketiga
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
 Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
Pendahuluan
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
Inti Stimulus  Guru menampilkan
tayangan tentang 
Diagnosis Pada
Sistem Common
Rail
 Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Diagnosis Pada
Sistem Common Rail
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Diagnosis Pada
Sistem Common Rail
Identifikasi masal
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Diagnosis
Pada Sistem
Common Rail
 Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Diagnosis
Pada Sistem
Pengumpulan Common Rail
data  Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Diagnosis
Pada Sistem
Common Rail
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Diagnosis
Pada Sistem
Pembuktian Common Rail
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
Menarik  Siswa menyajikan 
kesimpulan dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Diagnosis
Pada Sistem
Common Rail
 Siswa lain 
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Diagnosis
Pada Sistem
Common Rail
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Diagnosis Pada
Sistem Common
Rail.
 Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

I. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Skala Sikap
 Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
 Bentuk penilaian : lembar pengamatan
 Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)

b. Pengetahuan
 Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan Penugasan
 Bentuk tes : uraian
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

c. Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian :
 Praktik/Performence
 Fortofolio
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya.
CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.

.............……..,.....................
Mengetahui
Kepala Sekolah …………. Guru Mata Pelajaran

…………………………… ……………………………….
NIP/NRK. NIP/NRK.

Catatan Kepala Sekolah


........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Lampiran
Materi Pembelajaran

SISTEM COMON RAIL DIESEL

A. SEJARAH SISTEM COMON RAIL DIESEL

Direct Injection Electronic Commonrail (Common Rail) adalah sistem


injeksi bahan bakar langsung pada berbagai mesin diesel modern yang setara
dengan sistem injeksi bahan bakar langsung pada mesin bensin. Teknologi ini
sebetulnya telah dikenal sejak satu abad silam, yang digunakan pada mesin
lokomotif dan kapal selam. Hanya saja common rail di masa itu masih
menggunakan sistem mekanis dalam membuka katup injektor. Common Rail
modern, yang berbasis elektronik kemudian dikembangkan pertama kali pada tahun
1960 oleh ilmuwan asal Swiss Robert Huber, yang kemudian dikembangkan lebih
jauh lagi oleh Dr. Marco Ganser. Pada tahun 1990-an, Magneti Marelli, Centro
Ricerche Fiat dan Elasis berkolaborasi membuat prototipe Common rail.
Robert Bosch Gmbh, kemudian membeli paten prototipe tersebut dari Fiat Group
untuk dirpoduksi massal. Mobil penumpang pertama yang mengadopsi Common
Rail adalah Alfa Romeo 156 pada 1997.

Gambar.1.1. Alfa Romeo 156 pada 1997.

Namun, penggunaan Common rail modern secara massal sebetulnya


dilakukan di Jepang pada tahun 1995. Hanya saja kendaraan yang memakai
teknologi tersebut adalah truk,
bukan mobil penumpang. Pengembangan di Jepang dilakukan oleh Dr. Shohei Itoh
dan Masahiko Miyaki. Dua insinyur yang bekerja untuk Denso Corporation itu
mengembangkan Common Rail untuk kendaraan berat. Pada Tahun 1995,
Common Rail buatan Denso diaplikasikan pada truk Hino.

Sebelum Common rail hadir, sistem yang digunakan adalah sistem dimana
pompa bahan bakar dengan tekanan rendah memberikan tekanan diesel ke
masing-masing injector Unit (Pump/Duse atau pompa nozel).

Menurut Macamnya, diesel common rail terhitung direct injection, di mana


bahan bakar segera disemprotkan ke piston. Pembakaran dipicu oleh angin yang
dimampat atau dikompresikan di dalam silinder. Disebabkan pemampatan itu,
desakan angin serta suhunya jadi benar-benar tinggi, serta meraih titik bakar solar,
saat solar disemprotkan ke angin yang dimampatkan itu, solar segera terbakar.
Lewat cara ini, mesin diesel tak membutuhkan busi untuk pemantik api.

Perbedaan utama common rail dengan jenis diesel yang lama yaitu system
injeksinya, system common rail ini dipadukan dengan system injeksi yang dikontrol
dengan cara elektronik, sedang jenis diesel yang lama injektor buka lantaran
desakan bahan bakar, namun pada common rail yang buka injektor yaitu arus listrik
dari ECU (computer). Jumlah bahan bakar serta putaran mesin diatur dengan cara
terpisah oleh control module (ECU).

Teknologi Common Rail Injection (Injeksi Rel Berbarengan) adalah satu


diantara teknologi injeksi pada bahan bakar yang ada pada area bakar dengan
system desakan yang dihasilkan dengan cara terpisah oleh mesin injektor.
Teknologi common rail injection membutuhkan alat penampung yang memilikei
tEkanan tinggi pada nozzel. System desakan injeksi itu bisa ditata dengan cara
terpisah dari putaran mesin serta jumlah bahan bakar yang sudah terinjeksi
menurut hitung spesifik. Tingkat desakan injeksi di dalam penampung itu meraih
1600 bar yang mengalir menuju injector.
Gambar 1.2. Sistem Supply Bahan Bakar Dari Tangki
Hingga Ke ruang Mesin

Teknologi common rail injector berperan untuk mengurangi emisi gas


buang pada mesin serta untuk melakukan penghematan bahan bakar hingga lebih
efektif. Karenanya ada teknologi common rail injeksi diinginkan system pembakaran
pada mesin jadi lebih maksimal. Dengan system kerja yang optimal pada teknologi
common rail injection dapat membuat mesin menjadi panas serta bisa
menyebabkan kebakaran dan ledakan jika berlangsung kebocoran.

Common Rail Injector pada mesin generasi baru menyemprotkan bahan


bakar solar langsung ke ruang pembakaran (bukan intake manifold) dengan
tekanan yang sangat tinggi, sehingga menghasilkan uap pengabutan bahan bakar
yang sangat halus. Akibatnya proses pembakaran menjadi jauh lebih sempurna.

Gambar 1.3. Sistem Supply Bahan Bakar Dari Tangki


Hingga Ke ruang Mesin

B. PENGERTIAN DAN FUNGSI SISTEM COMMON RAIL

Injeksi rel bersama atau dalam bahasa Inggris disebut dengan common-
rail injection adalah salah satu metode injeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar
dengan sistem penghasil tekanan yang ditempatkan terpisah dari injektor itu sendiri.
Dalam injeksi rel bersama diperlukan suatu penampung tekanan tinggi yang terdiri
dari pipa rel (Rail) dan jalur bahan bakar tekanan tinggi menuju nosel yang di
injeksikan menggunakan sistem electrik terpadu. Tekanan injeksi dapat diatur
terpisah dari putaran mesin dan kuantitas bahan bakar yang terinjeksikan dapat
diatur menurut batasan tertentu. Tekanan di dalam penampung dapat mencapai
1.600 bar dan dialirkan melalui pipa tegar menuju injektor.
Sistem injeksi rel bersama umum digunakan untuk efisiensi bahan bakar
yang lebih baik dan pengurangan emisi mesin diesel. Hasil akhir dari penggunaan
sistem ini adalah pembakaran yang optimal dalam semua rentang beban. Sistem
bahan bakar Common Rail biasa disebut dengan CRFIS. (Common Rail Fuel
Injection System) atau CRICS (Comon Rail Injection Control System).

Gambar.2.2. Skema alairan bahan bakar sistem Comon Rail

Fungsi common rail adalah :

 Menyediakan bahan bakar terhadap engine


 Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang
diperlukan serta mendistribusikannya ke masing-masing silinder
 Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi yang tepat /
presisi

C. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM COMMON RAIL


Komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah :
 Pre-supply pump
 High-pressure pump
 High-pressure accumulator (rail)
 Pressure-control valve
 Rail-pressure sensor
 Injectors
 ECU with sensors
 Pressure-limitter valve
 Flow limiter

1. Pre Supply Pump (Pompa pengalir)


Adalah pompa yang yang berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari
tangki ke pompa tekanan tinggi. Letaknya berada didalam tangki bahan bakar atau
jadi satu dengan high.
Gambar. 3.1. Pre Supply Pump (Pompa pengalir)

Pre Suply Pump ada dua jenis, yaitu :

a) Tipe mekanik
1) Menggunakan putaran engine untuk memutar drive gear
2) Pengiriman jumlah bahan bakar proporsional sesuai putaran engine
3) Terdapat shut off elektromagnetis untuk menutup saluran

Sucti
on

Gambar.3.2. Pre Suply Pump Mekanik


b) Tipe
elektrik
Terdiri
dari :
1) Roller cell pump
2) Roller cell digerakkan oleh elecrik motor
3) Electric motor
4) Non-return valve

Gambar.3.3. Pre Suply Pump eletrik


2. High Pressure Pump

Adalah pompa yang yang berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari
tangki ke pompa tekanan injektor dengan tekanan yang tinggi.

Gambar.3.3. High Pressure Pump


Cara kerja :

a) Ketika plunyer bergerak ke bawah, katup inlet terbuka sehingga


bahan bakar masuk ke ruangan pompa.
b) Pada posisi titik mati bawah dan plunyer mulai bergerak naik,
katup tertutup karena katup ini jenis katup satu arah, dan bahan
bakar terkompresi akibat plunyer yang bergerak naik, sehingga
bahan bakar terdorong keluar.
c) Terdapat electromagnetic switch off yang berfungsi untuk
menghentikan aliran bahan bakar saat engine stop

3. High-Pressure Accumulator (Pipa Rel)

Merupakan penampung bahan bakar bertekanan tinggi yang dijhasilkan oleh


pompa tekanan tingggi, yang terdapat pada saluran tekanan tinggi, yang
dihubungkan pada sisi intake manifold dengan pipa-pipa injector. Rail digunakan
sebagai penyimpanan tekanan tinggi. Selain berfungsi untuk menyimpan bahan
bakar rel juga berfungsi untuk mencegah fluktuasi bahan bakar.

Gambar.3.6. High-Pressure Accumulator (Pipa Rel)

Kontruksi :

a) Rail dibuat dari pipa baja tempa

b) Diameter dalam kira-kira 10 mm

c) Panjang rail antara 280-600 mm


d) Volume bias dibuat sekecil mungkin dan sebesar yang diperlukan

Gambar.3.7. Kontruksi High-Pressure Accumulator (Pipa Rel)

4. Pressure Control Valve

Katup pengontrol tekanan bahan bakar yang terletak dibagian belakang rail
merupakan komponen yang berperan mengontrol tekanan bahan bakar pada rail
dan mempertahankan tekanan pada rail agar selalu pada keadaan konstan

Gambar.3.8. Pressure Control Valve

Pada Pressure Control Valve dalam kerjanya dilengkapi dengan sebuah


sensor tekanan rail (Rail-Pressure Sensor) yang fungsinya adalah :
a) Memeriksa/mengukur tekanan di dalam pipa rel

b) Memberikan data input yang selanjutnya dikirimkan ke ECU (Control system)

Data dari ECU nanti yang akan menentukan kerja dari Pressure Control
Valve sebagai pengatur/penjaga tekanan didalam pipa rel.
Gambar.3.9. Cara kerja Pressure

Control Valve

5. Injector
Berfungsi sebagai pengabut bahan bakar, sehingga bahan bakar
mudah bercampur dengan udara dan sehingga memudahkan
terjadinya proses pembakaran. Besarnya jumlah injeksi bahan bakar
tergantung dari lamanya pengendalian selenoid, lamanya membuka
dan menutup jarum nozzle, aliran bahan bakar pada nozzle,
membukanya jarum nozlle dan tekanan rail.

Gambar.3.10. Injector dan komponennya

Pada generasi ketiga common rail diesel sekarang telah menggunakan fitur
injector piezoelektrik untuk meningkatkan presisi, dengan tekanan bahan bakar
diesel hingga 3.000 bar atau setara 44.000 psi. Bandingkan saja dengan pompa
bensin pada berbagai kendaraan balap yang hanya menggunakan tekanan pompa
bensin antara 25-75-psi. Pompa bahan bakar yang digunakan juga khusus, karena
tidak mudah untuk memampatkan bahan bakar cair ini menjadi puluhan ribu psi.
Pada umumnya digunakan mechanical pump (bukan electric fuel pump) untuk
mampu menghasilkan tekanan sebesar ini
Gambar.3.11. Piezo Injector (Bosch)
6. Flow Limiter (komponen tambahan)

Fungsi :
a) Untuk mencegah terjadinya injeksi yang berlanjut ketika terjadi
ganguan salah satu injector membuka terus.
b) Cara kerjanya adalah Flow limiter akan menutup saluran ke
injector segera setelah bahan bakar keluar dari pipa rel apabila
terjadi ganguan tersebut.

7. ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor

Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh ECU (Electronic
Control Unit). ECU berfungsi mengontrol dan memonitor system injeksi secara
menyeluruh. Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses
yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan secepat
mungkin

Gambar.3.12. ECU (Electronic


Control Unit)

8. Sensor – sensor

Dalam sistem common rail yang notabennya adalan sistem contol elektronik
yang diatur oleh ECU, pastilah terdapan sensor -sensor unruk mendukung ECU
tersebut. Adapun sensor – sensor adalah sebagai berikut :

Gambar.3.13. ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor


a) Rail-Pressure Sensor
Berfungsi untuk membaca dan mengetahui ekanan di dalam rel.
b) Crankshaft-speed sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa kecepatan yang dihasilkan dari poros
engkol.
c) Camshaft sensor
Berfungsi untuk mendeteksi posisi dari camshaft.
d) Accelerator-pedal traveler sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa sudut yang dihasilkan dari
penekanan pedal gas (pedal akselerasi).
e) Boost – pressure sensor
Berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara dalm intake manifold.
f) Coolant-temperature sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa suhu/temperature dari air pendingin
untuk menegetahui suhu engine.
g) Air temperature sensor
Berfungsi untuk mendeteksi suhu/temperature dari udara masuk.
h) Air – mass meter
Berfungsi untuk mendeteksi massa udara yang masuk.

Referensi
http://ludiagungwahyudi.blogspot.com/2009/11/engine-management-sistem-common-rail.html
Lampiran Instrumen Penilaian

A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial

1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama


Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Kisi Kisi Soal Uraian

Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / II

Bahan/
Kompetensi Bentuk
KD Kelas Konten/ Materi Level Kognitif Indikator Soal No Soal
Dasar Soal
Semester
3.8 Menerapkan XI / 2  Sejarah, Pengetahuan  Memahami dan Uraian 1,2
cara perawatan komponen, dan (C1) menjelaskan
sistem bahan fungsi Common sejarah,
bakar diesel Rail komponen, dan
Common Rail  Cara kerja, Pemahaman fungsi Common Uraian 3,4 dan 5
kekurangan dan (C2) Rail
kelebihan serta  Memahami dan
pengaplikasian menjelaskan cara
Common Rail kerja, kekurangan
Diesel dan kelebihan
serta
pengaplikasian
Common Rail
Diesel.

Soal Uraian :
1. Sebutkan komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor !
3. Pada Pressure Control Valve dalam kerjanya dilengkapi dengan sebuah sensor tekanan
rail (Rail-Pressure Sensor) yang fungsinya adalah :
4. Jelaskan yang dimaksud dengan High-Pressure Circuit ..?
5. Fungsi utama Electronic Control Unit pada mosin diesel Common Rail adalah?

Pedoman Penskoran Soal Uraian :


NO
KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL
1. Jawab:
Komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah :
o Pre-supply pump
o High-pressure pump
o High-pressure accumulator (rail)
o Pressure-control valve
o Rail-pressure sensor
o Injectors
o ECU with sensors
o Pressure-limitter valve
o Flow limiter
SKOR MAKSIMUM 20
2. Jawab:
ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor
Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh ECU (Electronic Control
Unit). ECU berfungsi mengontrol dan memonitor system injeksi secara
menyeluruh. Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses
yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan secepat
mungkin
SKOR MAKSIMUM 20
3. Jawab:
Rail-Pressure Sensor) yang fungsinya adalah :
o Memeriksa/mengukur tekanan di dalam pipa rel
o Memberikan data input yang selanjutnya dikirimkan ke ECU (Control system)
SKOR MAKSIMUM 20
4. Jawab:
High-Pressure Circuit
High-pressure circuit berfungsi untuk membangkitkan tekanan tinggi yang konstan
didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang
bakar melewati injector.
SKOR MAKSIMUM 20
5. Jawab :
ECM adalah kependekan dari Engine Control module. Beberapa menyebutnya
ECU (Electronic Control Unit). Fungsinya sebagai processor utama pada mesin
untuk melakukan berbagai perhitungan khususnya menghitung jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan ke dalam mesin sesuai data sensor yang masuk.
SKOR MAKSIMUM 20
TOTAL SKOR MAKSIMUM 100

Kisi Kisi Soal Pilihan Ganda

Jenjang Sekolah : SMK


Mata Pelajaran : Teknologi Dasar Otomotif
Kurikulum : 2013
Kelas : XI
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Bahan/
Kompetensi Bentuk
KD Kelas Konten/ Materi Level Kognitif Indikator Soal No Soal
Dasar Soal
Semester
3.8 Menerapkan XI / 2  Sejarah, Pengetahuan  Memahami dan PG 1,2
cara perawatan komponen, dan (C1) menjelaskan
sistem bahan fungsi Common sejarah,
bakar diesel Rail komponen, dan
Common Rail  Cara kerja, Pemahaman fungsi Common PG 3,4 dan 5
kekurangan dan (C2) Rail
kelebihan serta  Memahami dan
pengaplikasian menjelaskan cara
Common Rail kerja, kekurangan
Diesel dan kelebihan
serta
pengaplikasian
Common Rail
Diesel.

Soal Pilihan Ganda :


Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d, dan en di depan jawaban yang
paling tepat !

1. Langkah kerja dalam pemeliharaan/servis sistem dan komponen injeksi bahan bakar pada
motor diesel adalah meliputi :
a. Pembongkaran
b. pembersihan
c. pemeriksaan
d. perbaikan
e. Semua benar

2. Pemeliharaan/servis pada tangki bahan bakar berupa pemeriksaan.…


a. dari kebocoran dan perbaikan
b. dari Control unit dan actuator
c. dari Sensor , dan actuator
d. dari ECU, Sensor dan Actuator
e. dari Actuator dan Sensor ,

3. Pemeliharaan/servis pada pompa pemindah/pemberi berupa ….


a. Pengujian kapasitas dan tekanan pemompaan,
b. Pembongkaran,
c. Pemeriksaan keausan,
d. Perbaikan,
e. Semua benar

4. Untuk memisahkan air yang tercampur dengan bahan bakarnya adalah Fungsi dari.....
a. Sedimenter.
b. sensor
c. Converter
d. injector
e. Inverator

5. Memindahkan bahan bakar dari tangki ke dalam ruang pompa injeksi, dan mengeluarkan
udara yang terlanjur masuk ke dalam sistem injeksi bahan bakar adalah Fungsi dari …
a. Electric Control
b. Pompa pemindah
c. Electronic control
d. Electronic control unit
e. Electronic control system

6. Elemen pompa paling penting karena menentukan tekanan injeksi dan kapasitas
injeksi/jumlah bahan bakar ? adalah …
a. Signal alpha
b. Pompa Injeksi
c. Converter
d. Sensor
e. Inverator

7. Penyetelan tekanan injeksi pada nosel-nosel suatu unit mesin diesel bertujuan agar
tekanannya sesuai dengan spesifikasi....
a. tujuan adanya Fuel pump
b. tujuan melakukan penyetelan tekanan injeksi pada injector
c. tujuan menggunakan Fuel filter
d. tujuan dari Throttle position sensor
e. tujuan menggunakan Presure regulator

8. Urutan pemeliharaan/servis Nosel Injeksi (Injektor) yang benar adalah...


a. Melakukan semprotan bahan bakar dari nosel injeksi harus berbentuk lingkaran
(dengan kertas pada jarak 30 cm dari ujung nosel) , kemudian Nosel injeksi
sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sistem injeksi bahan bakar.
Selanjutnya nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder mesin, Pengujian
injeksi, dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan mengeluarkan udara
melalui pemegangnya, lalu, Selanjutnya bila dilakukan pengujian kekedapan solar,
pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada dudukan katup nosel dan
mur pengikatnya.
b. Pengujian injeksi dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan
mengeluarkan udara melalui pemegangnya , kemudian Nosel injeksi sebelum
diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sistem injeksi bahan bakar. Selanjutnya
nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder mesin, lalu kondisi semprotan
bahan bakar dari nosel injeksi harus berbentuk lingkaran (dengan kertas pada jarak
30 cm dari ujung nosel), Selanjutnya bila dilakukan pengujian kekedapan solar,
pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada dudukan katup nosel dan
mur pengikatnya.
c. Lakukan pengujian kekedapan solar, pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat
kebocoran pada dudukan katup nosel dan mur pengikatnya. Lalu nosel injeksi
sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sistem injeksi bahan bakar.
Selanjutnya nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder mesin, Pengujian
injeksi, dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan mengeluarkan udara
melalui pemegangnya, lalu kondisi semprotan bahan bakar dari nosel injeksi harus
berbentuk lingkaran (dengan kertas pada jarak 30 cm dari ujung nosel),
d. Nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder mesin, Pengujian injeksi,
dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan mengeluarkan udara melalui
pemegangnya lalu nosel injeksi sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit
sistem injeksi bahan bakar., lalu kondisi semprotan bahan bakar dari nosel injeksi
harus berbentuk lingkaran (dengan kertas pada jarak 30 cm dari ujung nosel),
Selanjutnya bila dilakukan pengujian kekedapan solar, pada tekanan 100 kg/cm2
tidak terdapat kebocoran pada dudukan katup nosel dan mur pengikatnya.
e. Nosel injeksi sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sistem injeksi
bahan bakar. Selanjutnya nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder
mesin, Pengujian injeksi, dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan
mengeluarkan udara melalui pemegangnya, lalu kondisi semprotan bahan
bakar dari nosel injeksi harus berbentuk lingkaran (dengan kertas pada jarak
30 cm dari ujung nosel), Selanjutnya bila dilakukan pengujian kekedapan
solar, pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada dudukan katup
nosel dan mur pengikatnya.

9. Membersihkan bodi dan jarum dengan solar, Menarik jarum nosel kira-kira sampai
setengahnya di dalam bodi dan melepaskan, Jarum akan meluncur dengan lembut
akibat beratnya, Putar sedikit posisi jarum dan lakukan test yang sama, Bila salah satu
posisi jarum peluncuran tidak lembut, nosel harus diganti dalam satu set...merupakan
urutan ...
a. Menguji converter
b. Menguji Actuator
c. Menguji Engine air temperature
d. Menguji Fuel suction filter
e. Menguji peluncuran jarum nosel

10. Elemen pompa injeksi injeksi Rotary Nomor 7 adalah …

a. Pinion pengontrol plunyer


b. Plunyer
c. Sleeve pengontrol plunyer
d. Silinder (barrel)
e. Katup penyalur

Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda :


NO SKOR
KUNCI JAWABAN
SOAL Benar Salah
1 Jawaban : E 1 0
2 Jawaban : A 1 0
3 Jawaban : E 1 0
4 Jawaban : A 1 0
5 Jawaban : B 1 0
6 Jawaban : B 1 0
7 Jawaban : B 1 0
8 Jawaban : E 1 0
9 Jawaban : E 1 0
10 Jawaban : A 1 0
TOTAL SKOR MAKSIMUM 10 0

C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Soal Praktek
Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / II

Pencapaian Kompetensi
No Komponen/Sub Komponen Ya
Tidak CK K SK
7,0-7,9 8,0-8,9 9,0-10
1 2 3 4 5 6
I Persiapan Kerja (Skor maksimal 30)
1.1 Penggunaan pakaian kerja
1.2 Persiapan tools and equipment
1.3 Persiapan buku manual
 Buatlah analisa prosedur
Pemeliharaan/servis pada elemen
pompa meliputi pemeriksaan
kebersihan, presisi dan keausan pada
plunyer dan silindernya.

Sikap kerja
a. kerapihan dalam bekerja Bekerja dengan rapih 85 - 100
Bekerja dengan cukup rapih 75 - 84
Bekerja dengan kurang rapih 65 - 74
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 85 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 75 - 84
Bekerja dengan kurang disiplin 65 - 74
c. Ketelitian dalam bekerja Bekerja dengan teliti 85 - 100
Bekerja dengan cukup teliti 75 - 84
Bekerja dengan kurang teliti 65 - 74
d.  ketekunan dalam bekerja Bekerja dengan tekun 85 - 100
Bekerja dengan cukup tekun 75 - 84
Bekerja dengan kurang tekun 65 - 74
RATA-RATA SIKAP KERJA
4 Waktu  
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu
85 - 100
berakhir
Selesai tepat waktu 75 - 84
Selesai setelah waktu berakhir 65 - 74
RATA-RATA WAKTU

Pengolahan Nilai Keterampilan :


Nilai Praktik(NP)

Proses dan Sikap


Persiapan Waktu ∑ NP
Hasil Kerja Kerja
1 2 3 5 6
Rata-rata skor
perolehan
Skor Maksimum

Bobot 10% 60% 20% 10%

NK
Keterangan:
 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
 NK = Nilai Komponenmerupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi
skor maksimum

.......……..,.....................

Mengetahui
Kepala Sekolah ………. Guru Mata Pelajaran
…………………………… ………………………….
NIP/NRK. NIP/NRK.

Anda mungkin juga menyukai