DEFENISI
Pemberian cairan per oral Merupakan cara pemberian cairan melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang sangat istimewa, yang dalam kandunganya
terdiri dari senyawa hydrogen (H2), dan senyawa oksigen (O2). Ke dua senyawa yang
membentuk air ini merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan
seluruh mahkluk hidup di bumi selain matahari yang merupakan sumber energy. Seperti yang
kita ketahui air merupakan hal yang sangat penting, karena semua mahkluk hidup di dunia tidak
dapat hidup tanpa air. Bahkan di dalam tubuh kita terdiri dari 55% - 78% air (tergantung pada
ukuran badan).
Fungsi air
1. Melarutkan dan membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormone ke seluruh sel tubuh yang
membutuhkan
2. Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dalam tubuh kita
3. Katalisator dalam metabolism tubuh serta mampu meredam benturan bagi organ fital
4. Pelumas bagi sendi-sendi dan menstabilkan suhu tubuh.
1. TUJUAN
1. Mempertahankan cairan tubuh
2. Memperbaiki cairan asam basah
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat
2. INDIKASI
1. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
2. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
3. Pada pasien yang tersendat makanan
4. KONTRA INDIKASI
1. Pada pasien yang terkena luka bakar di bagian oral
2. Pasien yang koma
5. HAL-HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN\
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman di sekitar pasien
2. Sebelum di berikan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai atau tidak
3. Peralatan minuman harus bersih
4. Pehatikan keluhan pasien pada waktu minum serta reaksi setelah minum
6. PROSEDURTINDAKAN
1. Persiapan perawats
a. Memperhatikan sikap ( etika) dalam memberikan pelayanan
b. Memiliki kemampuan praktek dalam memberikan minuman kepada pasien
c. Memiliki kemampuan komunikasi aktif dengan pasien
2. Persiapan pasien
a. Pasien di beri penjelasan terhadap apa yang akan di lakukan
b. Jaga prifasi pasien dan minta persetujuan untuk memberikan tindakan
3. Persiapan lingkungan
Membersihkan atau merapikan lingkungan dan mengantisipasi bau.
e. Cuci tangan
1. Meja / baki
2. Air minum dalam gelas dan sedotan
3. Gelas ukuran kalau sirup
1. Tissue
2. Bengkok 2 buah
3. Pengalas
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Kaji kondisi pasien
4. Bantu untuk meminumkannya
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon pasien
6. Cuci tangan
Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan
penyebab terjadinya kematian pada diare. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik
asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak
tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na
dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
1. Minum biasa
1. Larutan Oralite
1. Siapkan 1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak / air teh
2. Kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam gelas
3. Aduk sampai larut benar
B. MEMBERIKAN CAIRAN IVFD
A. PENGERTIAN IVFD
Infuse adalah pemasuka suatu cairan atau obat dalami tubuh melalui rute intravena dengan
laju konstan selama periode waktu tertentu. Infuse dilakukan untuk seseorang pasien yang
membutuhkan obat sangat cepat atau membutuhkan pemberian obat secara pelan tetapi terus
menarus.
Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan menambah
tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas
apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah ditetapkan, sehingga
kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan infus dapat dikurangi, bahkan
tidak terjadi (Priharjo, 2008).
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.(Yuda, 2010)
Jadi Pemberian cairan intravena (infus) adalah Memasukkan cairan atau obat langsung
melalui pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
B.TUJUAN
D.INDIKASI
E. KONTRA INDIKASI
F. PROSEDUR TINDAKAN
1. Perawatan perawat
a. Perawat harus mencegah terjadi infeksi
b. Perawat harus perhatikan perawatan pada tempat pemasangan infuse
2. Persiapan Pasien
Jelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan (meliputi proses pungsi vena,
informasi tentang lamanya infus dan pembatasan aktivitas)
Jika pasien akan menggunakan anestesi lokal pada area insersi, tanyakan adanya alergi
terhadap anestesi yang digunakan
Jika pasien tidak menggunakan anestesi, jelaskan bahwa nanti akan muncul nyeri ketika
jarum dimasukkan, tapi akan hilang ketika kateter sudah masuk.
Jelaskan bahwa cairan yang masuk awalnya akan terasa dingin, tapi sensasi itu hanya
akan terasa pada beberapa menit saja.
Jelaskan pada pasien bahwa jika ada keluhan/ketidaknyamanan selama pemasangan,
supaya menghubungi perawat.
3. Persiapan Alat
4. Persiapan lingkungan
F. PROSEDUR KERJA
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang
ke botol infuse
4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan
buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
5. Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan
6. Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cm di atas tempat
penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular (bila sadar)
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
9. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da
posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian
dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian
infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril
14. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
G. DOKUMENTAS
waktu pemasangan
tipe cairan
Tempat insersi (melalui IV)
Kecepatan aliran (tetesan/menit)
Respon klien setelah dilakukan tindakan pemasangan infuse
3. PERAWATAN INFUS.
Kondisi kanul perlu dinilai untuk melihat potensi kanul infus, tanda peradangan pada kulit,
posisi kanul,kondisi plaster fiksasi. Penilaian ini dilakukan tiap pergantian botol infus maupun
adanya perpindahan pasien antar departemen (misalnya ke departemen radiologi untuk
pengambilan foto rotgen) Semua kondisi dan perlakuan harap dicatat dalam rekam medis pasien.
Penilaian terhadap masih perlunya infus terpasang juga harus dilakukan secara rutin. Jika
pasien sudah dapat meminum obat secara oral dan infus dipertimbangan tidak diperlukan lagi,
pelepasan infus harus secepatnya dilakukan.
2. Perawatan Infus Seterawatan INFUS SET
Penanda tambahan obat pada cairan infus yang diberikan sebaiknya ditempel di selang infus.
Kebiasaan menuliskan penambahan obat di botol infus sebaiknya ditinggalkan, selain
dikarenakan akan merusak botol atau tumpahnya cairan juga dikarenakan mudah hilangnya
dokumentasi akibat penggantian botol. Tanda ini perlu mendapat perhatian bagaimana kondisi
tertempelnya di selang infus, jangan sampai longgar ataupun menekan selang infus.
Pelepasan selang infus baik dari botol maupun dari hubungan ke kanul infus sebaiknya
dihindari. Pelepasan ini boleh dilakukan pada kondisi penggantian botol infus, mengganti baju
pasien atau pengambilan foto rontgen. Selain kondisi di atas, pelepasan selang infus dari
sambunganya, infus set harus diganti secara keseluruhan.
Penggantian infus set juga dilakukan jika letak pemasangan infus diganti dan juga setelah
pemberian darah atau komponenen darah.
Sebelum penggantian infus set, lakukan terlebih dahulu pembersihan ujung-ujung tempat
pemberian injeksi dan selang infus, dengan menggunakan alkohol 70% dan dibiarkan mengering.
Jangan menggunakan antiseptik berbahan chlorhexidine.
Infus tidak boleh terpasang lebih dari 72 jam di satu tempat pemasangan. Jika telah
mendekati waktu 72 jam, lakukan penilain dengan pertimbangan infus akan dilepas atau
dipindah berdasarkan kepentingan medis pasien. Infus harus dilepas jika ada tanda-tanda
peradangan ataupun trombosis.
Jika tidak ada tanda-tanda peradangan, infus dapat dipertahankan lebih dari 72 jam dengan
pertimbangan:
Pemasangan infus baru diperkiran akan sulit dilakukan, atau adanya resiko yang berat
pada pemasangan ulangan.
Diperkirakan infus hanya dipakai tidak lebih dari 24 jam lagi
Jika infus memang harus digunakan untuk waktu yang lama, pertimbangkan untuk pemasangan
infus vena sentral.
Plester yang berguna untuk fiksasi harus tetap terpasang selama infus terpasang, kecuali
ketika lembab, terkumpulnya darah ataupun tidak lengket lagi. Jika ada penggunaan perban,
perban itu harus diganti tiap hari ataupun jika telah kotor dan lembab.
5. Edukasi Pasien
Pengetahuan pasien mengenai pentingnya menjaga infus sangat beraagam, untuk itu pasien-
pasien perlu diingatkan untuk menjagaanya. Setelah melakukan penilaian ataupun tindakan
terhadap infus dilakukan, ingatkan pasien untuk:
6. Flushing Infus
Jika memungkinkan, pada infus tetap ada mengalir cairan. Jika tidak, maka infus harus
dilakukan flushing. Flushing dilakukan pada saat:
Interval waktu dan cairan yang digunakan saat flushing harus dicatat dalam rekam medis.
Pengambilan darah melalui infus hanya dapat dilakukan segera setelah pemasangan infus,
kecuali jika infus bertujuan hanya untuk pengambilan darah.
Cara Menghitung Tetesan Infus :
a. Dewasa
Tetesan/Menit =
Keterangan :
Comoh Soal :
1. Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi dengan 1000ml (2 botol) infus dalam waktu
2. Berapa tetes macro per menit tetesan 500 cc infus RL harus diberikan agar habis dalam 4
jam?
Jawab :
Jumlah cc Rl yang diberikan perjam : 500 cc ÷ 4 jam = 125 cc/jam
Jumlah cc RL yang diberikan per menit :
125 cc ÷ 60 = 2,083 cc/menit
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Jadi 2,083 cc = (2,083 x 20) = 41,66 tetes makro
(2,083 x 60) 124,98 tetes mikro.
b. Anak :
Tetesan/Menit =
1. Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengna 250 ml infus dalam waktu 2
jam, maka tetesan permenit ?
Prosedur :
a. Tentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh. Cairan yang masuk ke dalam
tubuh melalui air minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme) dan cairan
intrvena.
b. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, cairan yang keluar dari tubuh
terdiri atas urine, insensible water loss (IWL), feses, dan muntah.
Pengertian
Melepaskan infus adalah pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam tubuh pasien
melalui pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah membaik.
Tujuan
Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-paru pada pasien.
Indikasi :
Bagi pasien yang sudah mendapat izin dari dokter untuk pulang, sembuh dan bagi pasien yang
sudah terpenuhi oksigennya
Kontra Indikasi:
Bagi pasien yang belum sembuh dan mendapatkan izin dari dokter untuk pulang sarta belum
terpanuhi oksigennya.
Persiapan Alat
Prosedur
OLEH :
Kelompok 2
Astuti Basmar Bugis
Eka Agustiani Mujiono
Fajria Mewar
Irna Sampolawa
Junita Elake
Nur Hakiki Rumatumia
Siti Amanda Lewalaking
( TK I C )
Puji syikur kami sepenuh langit dan bumi kami panjatkan pada tuhan yang Maha ESA
yang telah memberikan kemampuan kepada kami untuk menyelesaikan masalahh KDM dengan
teman-teman memberikan minuman melalui oral dan pemberian IVFD “ tepat pada waktunya
kami juga mengucapkan terimah kasi kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makala ini.
Kami menyadari banyak kekeurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena itu kami
berharap ibu dosen dan siapa saja yang membaca makalah ini berkenan memberikan masukan
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan untuk kesempurnaan makalah ini kedepanya.
Dan kami penulis berdo’a semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
bagi siapa saja yang membaca makalah ini amin….
A. LATAR BELAKANG
Semua orang pasti kekurangan cairan yang di mana di lakuka pemberian cairan melalui
oran dan intra vena. Terumatama pada orang sakit membutuhkan lebih banyak membutuhkan
cairan di dalam tubuh sebagai pemulihan da penyembuhan
Member cairan minum melalui oral dan IVFD pada pasien-pasien yang mengalami
gangguan tertentu bisa di bantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara ke duanya.
Contoh pasien yang mengalami pembedahan membutuhkan diet yang banyak mengandung
vitamin C dan protein karena ini membantu penyembuhan.dan juga protein secara khusus untuk
melawan infeksi anti body yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Tetapi
orang sering menggunakan IVFD ketika mengalami pembedahan atau cedera ketika mengalami
cedera atau mengalami sakit beserta demam. Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving
seperti pada kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi
dan cara pemberian yang aman diperlukan pengetahuan dasar tentang keseimbangan cairan. Agar
lebih jelas sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu infus dan apa tujuan pemasangan infus
sendiri
Pemberian cairan intravena (infus) Memasukkan cairan atau obat langsung melalui
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set .seperti
ini gambar infus set.
,
B. TUJUAN
1) Dapat memahami arti penting dari pemunuhan kebutuhan caira
2) Dapat memahami dan melaksanakan cara-cara pemberian minum melalui oral dan cairan
IVFD.
3) Bisa memgetahui perawatan dan melepaskan IVFD.
C. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang di maksut dengan pemenuhan kebutuhan cairan kepada pasien.
2) Bagaimana cara memberikan minum melalui oral dan IVFD.
3) Bagaimana cara perawatan dari pemberian minum melalui oral dan IVFD menurut SOP.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Perumusan masalah
BAB II. PEMBAHASAN
1. MINUM MELALUI ORAL
A. Pengertian
B. Tjuan
C. Macam-macam
D. Indikasi
E. Kontra Indikasi
F. Pelaksanaan
G. Hal-hal yang harus di perhatikan
2. IVFD
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Hal-hal yang harus di perhatikan
D. Indikasi
E. Kpntra indikasi
F. Prosedur kerja
G. Dokumentasi
3. PERAWATAN INFUS
4. CARA MENGHITUNG TETESAN
5. CARA MELEPASKAN INFUS.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULA
Rumah sakit adalah suatu wadah atau tempat pelayanan keaehatan yang berusaha untuk
mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat mungkin, dan salah satu untuk mencapai
tujuan tersebut adalah pelayanan energi yang meliputi penyelenggaraan makanan, pembwerian
cairan per oral yang memenuhi kebutuhan energy dan termaksut oleh setiap pasien merupakan
salah satu factor untuk mempercepat proses pemulihan atau kesembuhan pasien. Pemberian
cairan per oral Merupakan cara pemberian cairan melalui mulut dengan tujuan mencegah,
mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. jadi Pemberian cairan
intravena (infus) adalah Memasukkan cairan atau obat langsung melalui pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set. Yang bertujuan untuk
mempertahankan cairan tubuh yang hilang dan menjaga keseimbangan asam basah. Biasanya
pada pasien yang mendapat terapi obat yang tidak bisa diberikan melalui oral atau intramuskuler.
B. SARAN
Untuk petugas kesehatan dan maha siswa akademik keperawatan agar lebih memperhatikan
prosedur dalam setiap melakukan tindakan keperawatan agar pasien merasa nyaman dan
mempercepat kesembuhan pasien secara pisikologis.
erawatan