Anda di halaman 1dari 11

BAB V

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR


(Specific Gravity and Absorption of Coarse Aggregate)

5.1. Pendahuluan

Pengukuran berat jenis aggregat diperlukan untuk perencanaan campuran aggregat


dengan aspal, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti
dibanding dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori
aggregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga
dengan berat yang sama akan membutuhkan aspal yang banyak. Pengukuran hasil
berat jenis agregat ini sering dipakai untuk mengekspresikan nilai kerapatan/density
agregat, di mana nilai kerapatan agregat diperoleh dengan mengalikan nilai berat
jenis agregat dengan kerapatan air pada suhu standar yang dipakai untuk pengukuran.
Nilai Penyerapan adalah perbandingan perubahan berat agregat karena penyerapan air
oleh pori-pori dengan berat agregat pada kondisi kering.
Macam – macam berat jenis agregat :
 Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) adalah berat jenis yang
diperhitungkan terhadap seluruh volume pori yang ada (volume pori yang dapat
diresapi oleh aspal, volume pori yang tidak dapat diresapi oleh aspal, atau dapat
dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan volume partikel).
 Berat Jenis Kering-Permukaan Jenuh (SSD Specific Gravity) adalah berat
jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi oleh aspal
ditambah dengan volume partikel.
 Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) adalah berat jenis yang
memperhitungkan volume partikel saja tanpa memperhitungkan volume pori
yang dapat dilewati air.
 Berat Jenis Efektif merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,
terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori/rongga udara yang dapat
menyerap aspal, yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan
campuran agregat dengan aspal.
5.2 Tujuan

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat jenis lepas (bulk), berat jenis kering
–permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan dari agregat kasar.

5.3. Alat dan Bahan Percobaan

Dalam praktikum yang dilakukan dibutuhkan berbagai macam alat dan bahan.Alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum berat jenis dan penyerapan agregat
adalah sebagai berikut.

5.3.1. Alat-alat Percobaan

1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Gambar 5.1 Timbangan


2. Keranjang kawat

Gambar 5.2 Keranjang Kawat


3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu

Gambar 5.3 Oven


4. Tempat Air

Gambar 5.4 Tempat Air


5. Kontainer

Gambar 5.5 Kontainer


5.3.2 Bahan Percobaan

1. Agregat tertahan saringan diameter 2,36 mm dan lolos saringan 12,5 mm


sebanyak 5000 gr.

Gambar 5.6 Agregat Kasar

5.4 Landasan Teori

Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk
menyerap air. Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan
dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat.
Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat
sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.Agregat dengan kadar pori
besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak karena banyak aspal yang
terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan banyak pori
ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai penyerapan
adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan agregat
pada kondisi kering.Macam-macam berat jenis yaitu:
1. Berat jenis kering(Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada
(Volume pori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume
pori yang dapat dilewati air dan volume partikel).
2. Berat jenis kering permukaan (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat
diresapi aspal ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah perbandingan antara agregat kering dan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
4. Penyerapan
Merupakan presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
Tabel 5.1 Standar Penyerapan Agregat
No Jenis Pemeriksaan Standar Uji Syarat
-
1 Analisis Saringan SNI 03-1968-1990
BJ Bulk Min 2,5
Berat Jenis dan Penyerapan Penyerapan maks 3%
2 SNI 03-1968-1990
Agregat Kasar BJ Bulk min 2,5
Sumber:Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan)
Untuk Kontrak Harga Satuan BAB VII Spesifikasi Umum Devisi 6 Perkerasan Aspal 2010

Perhitungan Berat Jenis (Bulk Specific Gravity),Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh
(Saturated Surface Dry), Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity),dan
Penyerapan, dinyatakan dalam model matematik sebagaimana ditunjukkan dalam
persamaan matematik di bawah ini :
a. Berat Jenis (Bulk Specific Gravity)
BK
(5.1)
BJ −BA
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (Saturated Surface Dry)
BJ
(5.2)
BJ −BA
c. Berat Jenis Semu( Apparent Specific Gravity)
BK
(5.3)
BK −BA

d. Penyerapan
BJ −BK
X 100 % (5.4)
BK
Keterangan :
BK : Berat Sampel kering oven (gram)
BJ : Berat Sampel Kering – permukaan Jenuh (gram)
BA : Berat Uji Kering- Permukaan Jenuh di dalam air (gram)

5.5 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan yang dilakukan yaitu :


1. Menyiapkan sampel agregat kasar yang lolos dengan saringan 12,5 mm dan
tertahan di saringan 2,36 mm,

Gambar 5.7 Menyiapkan Sampel


2. Mengambil dan menimbang sampel sebanyak 10000 gram yang terbagi
menjadi dua sampel (satu sampelnya sebanyak 5000 gram),
Gambar 5.8 Menimbang Sampel
3. Merendam benda uji selama 24 jam,

Gambar 5.9 Merendam Sampel


4. Kemudian mengangkat benda uji dari air dan mengeringkan permukaan benda
uji tersebut ( Kondisi SSD) dengan mengelap satu per satu benda uji.

Gambar 5.10 Mengeringkan Benda Uji


5. Memasukan sampel benda uji kedalam keranjang dan merendamnya kedalam
bak air. Menimbang sampel kondisi jenuh dengan ketelitian timbangan 0,01 gr.
Maka didapat berat benda uji (BA) gram pada kondisi jenuh,
Gambar 5.11 Menimbang Benda Uji

5.6 Data Hasil Percobaan

Dari percobaan didapatkan data-data sebagai berikut:


Tabel 5.2 Data Hasil Percobaan Berat Jenis Agregat Kasar
Sampel
No. Pengukuran Indeks
(1) (2)
1. Berat Benda Uji di dalam Air Ba 3152,9 gr 3436,1 gr
2. Berat Benda Uji SSD Bj 5047 gr 5025 gr
5000
3. Berat Benda Uji Kering Oven Bk 5000 gr
gr

5.7 Perhitungan

Dari data diatas maka didapat nilai :

1. Sampel A

Bk = 5000 gram
Bj = 5047 gram
Ba = 3152,9 gram

5000
Berat Jenis Bulk/Curah =
5047−3152,9
= 2,639
5047
Berat JenisKering Permukaan Jenuh =
5047−3152,9
= 2,664
5000
Berat Jenis Semu =
5000−3152,9
= 2,706
5047−5000
Penyerapan = X 100%
5000
= 0,94 %

2. Sampel B

Bk = 5000 gram
Bj = 5025 gram
Ba = 3436,1 gram
5000
Berat Jenis Bulk/Curah =
5025−3436,1
= 3,147
5025
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh =
5025−3436,1
= 3,163
5000
Berat Jenis Semu =
5000−3436,1
= 3,198
5025−5000
Penyerapan = X 100%
5000
= 0,5 %
3. Rata – Rata

2,639+3,147
Berat Jenis Bulk/Curah =
2
= 2,893
2,664+3,163
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh =
2
= 2,913
2,706+3,198
Berat Jenis Semu =
2
= 2,952
0,94 %+ 0,5 %
Penyerapan =
2
= 0,72 %

Keterangan :
Bk = Berat sampel kering oven (gram)
Bj = Berat sampel kering – permukaan jenuh (gram)
Ba = Berat uji kering – permukaan jenuh di dalam air (gram)
Tabel 5.3 Data Hasil Pehitungan Percobaan Berat Jenis Kasar
No. Perhitungan Sampel
Nilai
(1) (2) Rata-rata
½ [(1) + (2)]

Bk
1. Berat Jenis Bulk : 2,639 3,147 2,893

2. Berat Jenis SSD : 2,664 3,163 2,913

3. Berat Jenis Semu : 2,706 3,198 2,952

4. Bk −Ba
Penyerapan : 0,94 % 0,5% 0,72 %

5.8 Analisis

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai BJ Kering = 2,893 gr; BJ
Kondisi SSD = 2,913 gr; BJ Semu = 2,952 gr, dan kadar penyerapan sebesar
0,72%.Berdasarkan Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan
Konstruksi (Pemborongan) Untuk Kontrak Harga Satuan BAB VII Spesifikasi
Umum Devisi 6 Perkerasan Aspal 2010, memiliki standar minimum 2,5 untuk BJ
Kering (Bulk),sedangkan standar maksimum penyerapan adalah 3 %.Oleh karena itu
agregat kasar yang digunakan dalam percobaan ini sudah memenuhi standar yang
telah ditetapkan sebagai bahan campuran perkerasan.

5.9 Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Nilai BJ kering yang didapatkan adalah 2,893 gr
2. Nilai BJ yang didapatkan pada kondisi SSD adalah 2,913 gr
3. Nilai Bj Semu yang didapatkan adalah 2,952 gr
4. Nilai Kadar penyerapan yang di dapat adalah 0,72%

5.10 Saran

Setelah mengikuti kegiatan praktikum maka terdapat beberapa saran dari para
praktikan sebagai berikut :
1. Sebaiknya praktikan datang lebih tepat waktu agar mepercepat praktikum
2. Sebaiknya praktikan lebih tertib saat praktikum agar praktikum berjalan lebih
kondusif.
3. Sebaiknya praktikan lebih disiplin dalam melakukan proses pengelapan untuk
kondisi SSD, karena proses tersebut sangant menentukan kadar proses
penyerapan BJ kasar.

Anda mungkin juga menyukai