Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Distribusi
Tenaga Listrik
Susut Tegangan dan Susut
Daya Pada Sistem Distribusi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Fakultas Teknik Teknik Elektro W141700040 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc

Abstract Kompetensi
Materi dalam pertemuan ke-8  Mahasiswa dapat menghitung
ini menjelaskan tentang susut susut tegangan pada sistem
tegangan dan susut daya pada distribusi
sistem distribusi  Mahasiswa dapat menghitung
susut daya pada sistem
distribusi
1. Saluran Distribusi Primer 3 Fasa Seimbang
Sistem distribusi diupayakan memiliki beban yang seimbang pada setiap fasanya 
meningkatkan pengaturan tegangan sistem

Saluran distribusi dapat berupa:

 3 fasa 3 kawat

 3 fasa 4 kawat

 1 fasa dengan tegangan L-L, tidak ditanahkan

 1 fasa dengan tegangan L-N, ditanahkan

 2 fasa dengan netral, open Y

2. Saluran Bukan Tiga Fasa


• Saluran-saluran non three phase menimbulkan susut tegangan dan susut daya lebih
besar daripada saluran three phase

• Penyebab: arus beban mengalir tidak hanya di saluran fasa tetapi juga di saluran
kembali

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 1 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.1 Saluran 1 Fasa 2 kawat, netral tdk Digroundkan

• Equivalensi saluran 1 fasa dengan 3 fasa dengan daya yang sama

S1 ϕ =S3 ϕ

( √3 ×V s ) I 1 ϕ =3 V s I 3 ϕ

Di mana V s adalah tegangan L-N, maka

I 1 ϕ= √ 3 × I 3 ϕ

• Artinya arus pada saluran 1 fasa besarnya √3 atau 1,73 kali arus saluran 3 fasa
equivalennya.

Susut tegangan

• Susut tegangan pada saluran 3 fasa:

VD 3 ϕ =I 3 ϕ ( R cos θ+ X sin θ )

• Susut tegangan pada saluran 1 fasa:

VD 1 ϕ =I 1 ϕ ( K R R cos θ+ K X X sinθ )

• Dimana K R dan K X adalah konstanta untuk menkonversi R dan X dari nilai 3 fasanya ke
nulai setara 1 fasanya.

• K R=2.0

• K X =2.0 jika memakai kabel bawah tanah

• K X ≅ 2.0 jika memakai kabel udara

• Sehingga

VD 1 ϕ =I 1 ϕ ( 2 R cos θ+2 X sin θ )

• Maka

VD 1 ϕ =2 √3 I 3 ϕ ( R cos θ+ X sin θ )

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 2 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Perbandingan

VD 1ϕ 2 √ 3 I 3 ϕ ( R cos θ+ X sin θ )
= =2 √ 3=3,46
VD3 ϕ I 3 ϕ ( R cos θ+ X sin θ )

∴ susut tegangan pada saluran 1 fasa tdk ditanahkan besarnya sekitar 3,46 kali pada
saluran 3 fasa yang setara.

• Dalam PU:

VD pu , 1 ϕ
=2,0
VD pu , 3 ϕ

Susut daya

• Susut daya akibat arus beban pada saluran:

P LS ,1 ϕ =2 × I 21 ϕ R

P LS,3 ϕ =3 × I 23 ϕ R

maka

2
P LS,1 ϕ =2 × ( √ 3 × I 3 ϕ ) R

Sehingga

PLS ,1 ϕ
=2
P LS ,3 ϕ

∴ Susut daya akibat arus beban pada saluran 2 fasa besarnya 2 kali pada saluran 3 fasa
yang setara

• Kesimpulan: dengan mengubah saluran satu fasa menjadi tiga fasa untuk
mensuplai suatu beban maka susut tegangan dan susut daya menjadi
setengahnya.

2.2 Saluran 1 Fasa 2 kawat, dengan 1 pentanahan

• Saluran tidak memiliki pembumian (uniground)

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 3 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Sudah tidak digunakan

2.3 Saluran 1 Fasa 2 kawat, dengan titik netral Bersama, multiground

• Kawat netral dihubungkan parallel (multiground) dengan kawat tanah (ground) pada
beberapa tempat melalui elektroda tanah dengan tujuan untuk menurunkan arus di
saluran netral

• I a=¿ arus penghantar fasa

• I n=¿ arus kembali di penghantar netral

• I d=¿ arus kembali di penghantar ground

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 4 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Menurut Morisson, I n=ζ l I a

• Di mana ζ l =0,25 sampai 0,33

• VD pu ,1 ϕ =4 × VD pu, 3 ϕ

• P LS,1 ϕ =3,6 × P LS ,3 ϕ

2.4 Saluran 2 Fasa dengan netral, Open Y

• Penghantar netral dapat uniground atau multiground

• Netral uniground hampir tidak pernah digunakan karena punya masalah, karena jika
dengan uniground maka semua arus netral hanya mengalir di penghantar netral

• V a =Z a I a

• V b =Z b I b

• Dengan asusmsi beban kedua fasa seimbang,

• S2 ϕ =S3 ϕ, atau

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 5 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3
• 2 V s I 2 ϕ =3 V s I 3 ϕ  I 2 ϕ= I
2 3ϕ

Susut tegangan

Jika netral uniground dan impedansi penghantar netral nol, maka

• VD 2 ϕ =I 2 ϕ ( K R R cos θ+ K X X sinθ )

• K R=1,0 dan K x =1,0

• Sehingga VD 2 ϕ =I 2 ϕ ( R cos θ+ X sin θ )

3
• VD 2 ϕ = I 3 ϕ ( R cos θ + X sin θ ). Maka
2

VD 2ϕ
• =3/2
VD3 ϕ

• Jika netral uniground dan impedansi penghantar netral > 0, maka

VD 2ϕ
• > 3/ 2
VD3 ϕ

Jika netral multiground dan impedansi neral > 0

• VD pu ,2 ϕ =2VD pu ,3 ϕ (netral kapasitas penuh)

• VD pu ,2 ϕ =2,1VD pu ,3 ϕ (netral kapasitas tidak penuh)

• netral kapasitas tidak penuh = jika penghantar netral lebih kecil dari penghantra fasa

Susut daya

• Netral uniground:

P LS,2 ϕ =I 22 ϕ ( K R R )

Dimana

• K R=¿ 3,0 (netral full kapasitas):

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 6 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
P LS ,2 ϕ
=2,25
P LS ,3 ϕ

• K R >¿ 3,0 (kapasitas netral diturunkan):

P LS ,2 ϕ
>2,25
P LS ,3 ϕ

• Untuk netral multiground:

P LS ,2 ϕ
<2,25
P LS ,3 ϕ

Nilai pendekatan yang biasa digunakan

P LS ,2 ϕ
≅ 1,64
P LS ,3 ϕ

∴ susut daya akibat arus beban pada saluran 2 fasa 3 kawat dengan netral multiground
besarnya 1,64 kali susut daya pada saluran 3 fasa yang setara.

Resume:

Jenis Saluran Grounding Susut Tegangan Susut Daya


Saluran 1 fasa 2 kawat Tidak 3,46 kali saluran 3 fasa 2 kali saluran 3 fasa
digroundkan setara setara
Saluran 1 fasa 2 kawat Multiground 4 kali saluran 3 fasa 3,6 kali saluran 3 fasa
setara setara
Uniground ≥1,5 kali saluran 3 fasa 2,25 kali saluran 3
Saluran 2 fasa 3 kawat setara fasa setara
(Open Y) Multiground 2 kali saluran 3 fasa 1,64 kali saluran 3
setara fasa setara

Contoh soal-1

• Suatu daerah dilayani secara merata oleh suatu sistem 3 fasa 4 kawat multiground
sepanjang 6 mil yang terletak di tengah daerah pelayanan.

• Terdapat 6 saluran pada tiap sisi saluran utama

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 7 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Setiap saluran panjangnya 10 mil dan menggunakan penghantar tembaga AWG #6, dan
melayani beban 500 kVA pada tegangan 7,2/12,47 kV.

• Konstanta K dari penghantar tembaga = 0,0016 per kVA mil

Petanyaan

a. Susut tegangan pada ujung setiap saluran jika menggunakan saluran tiga fasa dengan
netral multiground

b. Susut tegangan pada ujung setiap saluran jika menggunakan saluran dua fasa dengan
netral multiground kapasitas penuh (open Y)

c. Susut tegangan pada ujung setiap saluran jika menggunakan saluran satu fasa 2 kawat
dengan netral multiground

Jawaban

a. Untuk saluran 3 fasa 4 kawat dengan netral multiground

l
% VD 3 ϕ = × K × S
2

¿ ( 102mil )( 0.0016 kVA% VD


−mil )
( 500 kVA )=4

a. Untuk saluran dua fasa dengan netral multiground kapasitas penuh (open Y)

% VD 2 ϕ =2 ( % VD 3 ϕ )=2 ( 4 )=8

a. Untuk setiap saluran jika menggunakan saluran satu fasa 2 kawat dengan netral
multiground

% VD 2 ϕ =4 ( % VD 3 ϕ )=4 ( 4 )=16

Contoh soal-2

• Penyulang ekspres tiga fasa memiliki impedansi 6 + j20 ohm/fasa

• Tegangan L-L pada sisi beban 13,8 kV

• Daya 3 fasa total adalah 1200 kW dengan PF 0,8 lagging

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 8 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pertanyaan

a. Tegangan L-L pada sisi kirim saluran

b. PF pada sisi kirim saluran

c. Susut daya pada saluran

d. Daya pada sisi kirim saluran dalam kW

Jawaban

a. Pada penyulang ekspres, arus saluran sama besarnya pada kedua ujung saluran,

PR (3 ϕ) 1200
I L =I S=I R= = =62,83 A
√ 3V R (L− L) cos θ √ 3 ( 13,8 ) 0,8
V R( L− L) 13.800
V R( L−N )= = =7976,9 V
√3 √3
Tegangan sisi kirim:

V S (L−N )=V R (L− N) + I L Z L

V R( L−N )=7976,9 ∠ 0 0  V

• PF¿ cos θ=0,8  θ=36,870

• I L =I S=I R=62,83 ∠−36,870 A

• Z L =6+ j20=20,88 ∠73,3 0 Ω

• Maka

V S (L−N )=V R (L− N) + I L Z L

¿ 7976,9 ∠00 + ( 62,83 ∠−36,870 ) ( 20,88 ∠73,3 0 )

¿ 9065,95 ∠ 4,930 V

• Dan

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 9 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
V S (L−L)= √3 V S (L−N )=√ 3 ( 9065,95 ∠ { 4,930 +300 } ) =15.684,09∠ 34,93 0 V

b. θ S=|θ V |−|θ I |=4,930−(−36,87 0 )=41,80  PF ¿ cos 41,80=¿ 0,745 ¿ lagging


S( L−N ) S

2 2
c. Ploss (3 ϕ) =3 I L R=3 ×62,83 ×6=71,057 kW

d. PS (3 ϕ)=PR (3 ϕ) + Ploss(3 ϕ)=1200+71.057=1271,057 kW

atau

PS (3 ϕ)=√ 3 V S ( L− L ) I S cos θ S

¿ √ 3 (15.684,09 )( 62,83 ) ( 0,745 )=1270,073 kW

3. Sistem Distribusi 4 Kawat dengan Saluran


Netral Bersama Multiground
• Sistem ini sangat banyak dipakai karena memiliki kelebihan secara teknis dan secara
ekonomi.

• Saluran distribusi sekunder: 120/240 V 1 fasa 3 kawat, 120/240 V 3 fasa 4 kawat delta,
120/208 V 3 fasa 4 kawat, dsb

• Saluran distribusi primer dan sekunder memiliki netral bersama,

• Netral ditanahkan pada setiap trafo distribusi atau bisa juga ke instalasi pipa air

• Arus beban sebagian mengalir lewat saluran netral sebagian melalui saluran
pembumian

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 10 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh Soal-3

Rangkaian berikut ini menggambarkan sistem satu fasa.

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 11 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Impedansi saluran dan trafo R + jX

• Power factor beban = cos θ

• Hitungah power factor beban jika VD maksimum

Jawaban

• Susut tegangan saluran:

VD=I ¿

• Ambil turunan parsialnya dan samakan nol

∂(VD)
=I ¿
∂θ

X sin θ
= =tanθ
R cos θ

X
θmax =tan−1
R

PF ketika loss tegangan meksimum

R
PF=cos θmax =
√R + X2
2

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 12 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
X
(
cos θ max=cos tan−1
R )
Contoh soal-4

• Gambar berikut adalah sebuah sistem distribusi 3 fasa 4 kawat 416 V dengan beban
seimbang pada setiap fasanya.

Pertanyaan

a. Hitung total susut tegangan disebut juga Voltage Regulation satu fasa

b. Hitung daya real perfasa tiap beban

c. Hitung daya reaktif perfasa tiap beban

d. Hitung kVA 3 fasa keluaran dan PF beban dari trafo distribusi

Jawaban

a. VD=I ¿

Untuk setiap beban perfasanya:

VDA = 30(0,05 x 1,0 + 0,01 x 0) = 1,5 V

VDB = 20(0,15 x 0,5 + 0,03 x 0,866) = 2,02 V

VDC = 50(0,2 x 0,9 + 0,08 x 0,436) = 10,744 V

Maka total susut tegangan:

∑ VD =1,5+2,02+10,744=12,264 V
‘1 Distribusi Tenaga Listrik
5 13 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
12,264 V
Dalam PU ¿ =0,0594 (pu)
240V

b. Daya real perfasa

P=VI cos θ

PA = 240 x 30 x 1,0 = 7,2 kW

PB = 240 x 20 x 0,5 = 2,4 kW

PC = 240 x 50 x 0,9 = 10,8 kW

Total daya real:

P = 7,2 + 2,4 + 10,8 = 20,4 kW

c. Daya reaktif perfasa

Q=VI sinθ

QA = 240 x 30 x 0 = 0 kVAR

QB = 240 x 20 x 0,866 = 4,156 kVAR

QC = 240 x 50 x 0,436 = 5,232 kVAR

Total daya reaktif:

Q = 0 + 4,156 + 5,232 = 9,389 kVAR

d. kVA keluaran trafo

S= √ P2 +Q2

¿ √(20.04)2 +(9,389)2

¿ 22,457 kVA / fasa

• Maka total kVA keluaran tiga fasa trafo

S3 ϕ =3 × S1 ϕ =3 ×22,457=67,37 kVA

• PF beban dari trafo disribusi:

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 14 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
P 20,4 kW
cos θ= = =0,908 lagging
S 22,457 kVA

‘1 Distribusi Tenaga Listrik


5 15 Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai