Indah widianingsih
Judul Mudol Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu
Kegiatan Pendidikan
Belajar (KB) Kegiatan Belajar 2 : Karakteristik Peserta Didik
KegiatanBelajar 3 : Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Kegiatan Belajar 4 : Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Butir
NO Reflectio Respon /Jawaban
n
1 Daftar I. KB 1: Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
peta a. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan
konsep Manusia memiliki kedudukan sebagai subjek pendidikan
(istilah kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang
dan berkaitan dengan kemampuan memilih berbagai tindakan
definisi) yang paling baik untuk membantu perkembangan peserta
di didik. Kompetensi pedagogik akan menghindarkan
modul seorang pendidik profesional melakukan kegiatan
ini pembelajaran yang bersifat monoton dan bersifat
demagogik, dan membuat peserta didik kehilangan minat
serta daya serap dan konsentrasi belajarnya
kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang
berkaitan dengan kemampuan memilih berbagai tindakan
yang paling baik untuk membantu perkembangan peserta
didik. Kompetensi pedagogik akan menghindarkan
seorang pendidik profesional melakukan kegiatan
pembelajaran yang bersifat monoton dan bersifat
demagogik, dan membuat peserta didik kehilangan minat
serta daya serap dan konsentrasi belajarnya.
b. Landasan Ilmu Pendidikan
1. Landasan Filosofis
Filsafat (philosophy) berasal dari kata philos dan shopia. Philos
berarti cinta dan shopia berarti kebijaksanaan, pengetahuan
dan hikmah.
Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan
yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat
manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan
dijalankan setiap lembaga pendidikan
2. Landasan yuridis
Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum
yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan
a) Pasal 31 Uud 1945 tentang Pendidikan Nasional
1. Ayat 1
2. Ayat 2
3. Ayat 3
4. Ayat 4
5. Ayat 5
b) Undang-undanf tentang pokok pendidikan
1. UU No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 ayat 1 dan 2
2. UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. UU No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c) Peraturan pemerintah
1. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang
tandar Nasional Pendidikan (SNP).
2. Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2006 tentang
standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
3. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
4. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
5. Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2007 Tentang Kepala
Sekolah.
6. Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 dan No. 32 Tahun
2008 tentang Guru.
7. Peraturan Menteri No 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan.
8. Peraturan Menteri No 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian.
9. Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 dan Permen No.
33 Tahun 008 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
10. Peraturan Menteri No 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses.
11. Peraturan Menteri No 47 Tahun 2008 tentang Standar Isi.
12. Peraturan Menteri No 24 Tahun 2008 tentang TU.
13. Peraturan Menteri No 25 Tahun 2008 tentang
Perpustakaan.
14. Peraturan Menteri No 26 Tahun 2008 tentang Laboratorium
3. Landasan Empiris
a. Landasan Psikologis
Landasan psikologi dalam pendidikan adalah asumsi-
asumsi yang bersumber dari studi ilmiah tentang
kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap
tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan
menyikapi manusia yang bertujuan untuk memudahkan
proses pendidikan. (Robandi, 2005:25)
Tiga prinsip umum perkembangan peserta didik sebagai
manusia :
(1) perkembangan setiap individu menunjukan perbedaan
dalam kecepatan dan irama;
(2) perkembangan berlangsung relatif, teratur
(3) perkembangan berlangsung secara bertahap.
Tiga teori pendekatan tentang perkembangan menurut
Syaodih (2004):
(1) Pendekatan Pentahapan.
Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-
tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri
khusus yang berbeda dengan ciri-ciri pada tahap-
tahap yang lain.
(2) Pendekatan Diferensial.
Pendekatan ini memandang individu- individu
itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-
perbedaan. Atas dasar ini lalu orang membuat
kelompok-kelompok. Anak- anak yang memiliki
kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah
kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan
intelek, bakat, ras, agama, status sosial ekonomi, dan
sebagainya.
(3) Pendekatan Ipsatif.
Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap
individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan
individual
(Piaget), empat perkembangan kognisi anak (Budingsih,
2004):
(1) Periode sensori motor pada usia 0-2 tahun, pada usia
ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks
(2) Periode praoperasonal yaitu usia 2-7 tahun,
perkembangan bahasa pada usia ini sangat pesat,
peranan intuisi dalam memutuskan sesuatu masih
besar,
(3) Periode operasi konkret usia 7-11 tahun, anak sudah
dapat berpikir logis, sistematis dan memecahkan
masalah yang bersifat konkret.
(4) Peirode operasi formal usia 11-15 tahun anak- anak
sudah dapat berpikir logis terhadap masalah baik yang
bersifat konkret maupun abstrak. Anak pada tahap ini
dapat membentuk ide- ide dan masa depannya secara
realistis
(Bruner) (Budiningsih, 2004) perkembangan kognisi anak:
(1) Tahap enaktif, anak melakukan aktivitas-aktivias dalam
upaya memahami lingkungan
(2) Tahap ikonik, anak memahami dunia melalui gambaran-
gambaran dan visualiasi verbal.
(3) Tahap simbolik, anak telah memiliki gagasan abstrak
yang banyak dipengaruhi oleh bahasa dan logika.
b. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga
tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing
anggota masyarakat
c. Landasan Historis
Landan historis pendidikan nasional di Indonesa tidak
terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu sendiri. Bangsa
Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang sejak zaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah
serta menguasai bangsa Indonesia. Dengan kata lain,
tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional
Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau
pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan studi-
studi historis tentang proses perjalanan pendidikan di
Indonesia yang terjadi pada periode tertentu di masa yang
lampau.
a. Pendidikan tradisional
b. Pendidikan kolonial barat
c. Pendidikan lolonial jepang
d. Pendidikan zaman kemerdekaan
e. Pendidikan zaman orde lama
f. Pendidikan zaman reformasi
4. Landasan Religius
Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan dan atau studi pendidikan (Hasubllah, 2008)
(1) Manusia sebagai makhluk Tuhan YME;
(2) Manusia sebagai kesatuan badan dan rohani;
(3) Manusia sebagai makhluk individu,
(4) Manusia sebagai makhluk sosial