Anda di halaman 1dari 4

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM


1. HUBUNGAN KURIKULUM DAN FILSAFAT
Pada dasarnya kurikulum merupakann alat untuk mencapai tujuan. Terdapat
hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan dengan filsafat yang dianut
oleh negara tersebut. Menurut Sukirman (2009:21) tujuan pendidikan sangat
dipengaruhi oleh filsafat suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga
harus mencerminkan falsafah yang dianut oleh bangsa tersebut.
2. FILSAFAT PENDIDIKAN INDONESIA
Alasan seorang pendidik perlu memiliki landasan filosofis pendidikan karena
pendidikan bersifat normatif, maka dalam rangka pendidikan diperlukan suatu acuan
atau titik tolak yang bersifat preskriptif atau normatif pula. Hal tersebut antara lain
bersumber dari agama, hukum dan filsafat. Landasan filsafat pendidikan akan
memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan atau apa yang dicita-
citakan dalam pendidikan. Landasan filsafat pendidikan indonesia adalah pancasila.

FILSAFAT PANCASILA
METAFISIKA Ciptaan tuhan
HUMANOLOGI Dualistik (Badan – rohani) dan Mono-pluralis bersifat integral
EPISTIMOLOGI Tuhan
(keimanan, berfikir, penghayatan &pengamalan)
AKSIOLOGI Tuhan, individu & masyarakat
IMPLIKASI TERHADAP PENDIDIKAN
PENDIDIKAN Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengemdalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (pasal 1 UU RI No 20 tahun 2003)
TUJUAN Mengembangan potensi Peserta Didik
(pasal 3 UU RI No 20 tahun 2003)
KURIKULU Jenjang pendidikan
M/ ISI (pasal 36, 37 dan 38 UU RI No 20 tahun 2003)
METODE Prinsip CBSA
PERAN GURU 3 semboyan
B. LANDASAN PSIKOLOGIS PENEMBANGAN KURIKULUM
1. TAHAP PERKEMBANGAN
Secara umum perkembangan kehidupan anak dapat dibagi kedalam periodisasi
sebagai berikut:
1) Anak bayi (0-1 tahun)
Disebut juga dengan periode vital. Periode ini mempunyai makna
mempertahankan hidup, yaitu dengan dilengkapi beberapa kemampuan, terutama
dengan insting atau naluri. Selain itu, rasa aman adalah sangat vital bagi
keberlangsungan hidup bayi karena merupakan kebutuhan primer
2) Kanak-kanak (2- 5 tahun)
Pada Usia pra sekolah ini, kohnstamm menyebut periode ini dengan periode
estetis, yang berarti keindahan. Periode ini mempunyai tiga ciri khas yaitu
perkembangan emosi kegembiraan hidup, kebebasan dan fantasi. Selain itu daya
pengindraan juga berkembang, seperti membedakan warna, pendengaran,
penciuman. Perkembangan lain yang sangat adalah bahasa.
3) Anak sekolah (6-12 tahun)
Kohnstamm menyebut pesriode ini dengan periode intelektual, karena sebagian
waktunya digunakan untuk pengembangan kemampuan intelektualnya.
4) Remaja atau adolesensi (12-18 tahun)
Kohnstamm menyebut pesriode ini dengan periodesosial, karena dalam masa ini
anak mempunyai minat terhadap hal-hal kemasyarakatan dan senang hidup dalam
ikatan organisasi atau klub olahraga atau lainnya.
2. PSIKOLOGI BELAJAR
a. Teori Psikologi Kognitif
Jean Piaget membagi tahapan-tahapan perkembangan kognisi sebagai berikut:
1) Sensori-motorik (0-2 tahun)
2) Pra operasional (2-6 tahun)
3) Operasional konkrit (7-11 tahun)
4) Operasional formal (12- keatas
b. Teori Psikologi Humanistik
Teori humanistik meyakini bahwa prilaku manusia dipengaruhi oleh dirinya
sendiri, bukan dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, Implikasi tehadap
pembelajaran adalah kegiatan yang tidak mekanistikkarena motivasi belajar harus
berasal dari diri sendiri. Pendekatan pembelajaran bersifat student centered.
c. Teori Psikologi Behavioristik
Teori behavioristik memandang bahwa lingkungan adalah faktor yang sangat
mempengaruhi prilaku manusia. Menurut teori ini, ada tiga hal yang
mempengaruhi yaitu, stimulus, respon dan akibat. Sedangkan akibat yang
memberikan kepuasan bersifat positif disebut prinsip reinforcement.

4 LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN


Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yangmenjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

1. UUD 1945
2. Pancasila sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan Indonesia.
3. Ketetapan MPR
4. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Keputusan Menteri
7. Instruksi Menteri

Contoh landasan yuridis pendidikan:


1. Cita-cita pendidikan “mencerdaskan kehidupan bangsa”
Pembukaan UUD 1945, alinea ke-empat
2. Sistem Pendidikan Nasional UU No.20 Tahun 2003
3. Standar Nasional Pendidikan PP RI No. 19 Tahun 2005 dan PP RI No. 32
tahun 2013
4. Guru sebagai pendidik UU RI No. 14 tahun 2005
profesiona tentang guru dan dosen

REFERENCES
Syaodih, Nana. (2012). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:
Rosdakarya.
Ruhimat, Toto. Dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan.
Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung:
MKDP Landasan Pendidikan.
Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai