Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zahra Mayla Amanda

Kelas : XI IPA 4
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Mata Pelajaran : Biologi
Model : Eksperimen
Judul : Sistem Indra
Kelas/Semester : XI./ 2
Hari/Tanggal : Kamis, 23 maret 2021
SISTEM INDRA
Petunjuk Kegiatan
1. Baca dan pelajari lebih dahulu lembar kerja ini,
2. Pada praktikum ini kalian akan melaksanakan 2 percobaan
3. Percobaan ini akan menguji alat indra kalian
4. Berhati-hatilah dalam melakukan percobaan tersebut.
5. Setelah melaksanakan percobaan tersebut buatlah laporan praktikum dan dikirimkan.
6. Buatlah laporan praktikum sesuai standar pelaporan kegiatan praktikum yang telah kalian ketahui,
antara lain setelah kalian pelajari petunjuk kerjanya bisa kalian tetapkan sbb:
- Apa tujuan praktikum ini ?
- Bagaimana dasar teorinya ?
- Apa alat bahan yang diperlukan ?
- Dst. Sampai kesimpulan.
7. Petunjuk ini dibuat demikian untuk kalian buat sebaik mungkin.
8. Buat saja semampu yang kalian bisa kerjakan
9. Selamat mencoba

LAPORAN PRAKTIKUM 1 DAN 2


I. LATAR BELAKANG
Mata manusia adalah organ sensorik utama yang memberi reaksi pada cahaya dan
mengirimkan informasi visual ke otak. Berbeda dengan pandangan umum, mata tidak
berbentuk bola yang sempurna, namun terdiri dari dua bagian utama yang menyatu. Bagian
depan mata disebut kornea. Iris terletak di bagian tengah mata dan yang paling mudah dikenali
dari mata. Iris adalah struktur sirkular yang berwarna. Oleh karena itu, warna selaput pelangi
biasanya berbeda-beda, coklat, abu-abu, biru, atau hijau.
Pada bagian tengah iris terdapat pupil yang bertanggung jawab mengatur jumlah cahaya
yang memasuki mata. Saat cahaya memasuki bagian depan mata melalui kornea, cahaya akan
melewati lensa, jatuh ke dalam retina dan berubah menjadi sinyal listrik. Sinyal dibawa oleh
saraf optik ke dalam otak untuk menafsirkan seluruh informasi listrik yang masuk.
Informasi visual baru dapat diterima jika retina berhasil menangkap cahaya yang datang
dari kornea yang diteruskan lensa mata. Jika retina tidak berhasil menangkap bayangan benda,
maka objek tersebut menjadi buram.
II. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan praktikum ini sebagai berikut :
1. Mengetahui kelainan yang terjadi pada mata.
2. Mengetahui apakah anomali yang terjadi pada mata adalah kelainan?
3. Mengetahui mekanisme terjadinya anomali
III. DASAR TEORI
Bintik buta merupakan bagian pada retina dimana tidak terdapat sel-sel fotoreseptor yang
berfungsi menerima rangsang cahaya. Sel-sel fotoreseptor (sel konus dan sel batang) akan
menerima cahaya yang datang dan menghantarkan rangsang cahaya tersebut menuju serabut
saraf untuk di interpretasikan di otak. Namun pada bagian bintik buta tidak terdapat sel-sel ini,
sehingga ketika cahaya jatuh di tempat tersebut tidak akan terjadi penghantaran rangsang
menuju otak. Apabila bayangan jatuh pada bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau
kabur.
Bintik buta manusia terdapat pada bagian belakang mata. Tepat di belakang bintik buta
merupakan saluran untuk pembuluh darah dan saraf yang masuk jaringan mata. Bagian bintik
buta dikonsentrasikan sebagai pintu gerbang bagi pembuluh darah dan saraf sehingga bagian
ini tidak memiliki sel fotoreseptor untuk menangkap cahaya. Bintik buta ditemukan oleh Edme
Moriette sekitar tahun 1660 yang awalnya menganggap bagian ini paling sensitif terhadap
cahaya.
Bintik buta merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan penurunan atau
berkurangnya beberapa bagian dari lapang pandang seseorang yang ditandai dengan adanya
gejala penglihatan kabur dan terdistorsi yang biasanya disebabkan karena adanya peningkatan
tekanan pada bola mata, tekanan darah tinggi, gangguan syaraf atau adanya paparan terhadap
zat beracun secara rutin dan berkepanjangan.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Layar laptop dimana terdapat dua visualisasi sebagai bahan pengamatan
2. Mata dan tubuh peserta
V. PELAKSANAAN PERCOBAAN
a) Percobaan I
1. Persiapkan gambar simbol X dan gambar simbol O yang ada pada lembar praktikum
ini di hadapan peserta dengan menggunakan laptop .
2. Tutuplah mata kiri.
3. Gunakanlah mata kanan dan tataplah dengan fokus simbol X dari jarak pandang normal
masing-masing.
4. Dekatkanlah pandanganmu melihat mendekati simbol X tersebut secara perlahan-
lahan.
5. Dalam posisi melihat gambar simbol X, perhatikanlah gambar simbol O yang ada di
samping gambar simbol X.
6. Lakukanlah percobaan tersebut dibalik menggunakan mata kanan ditutup.
b) Percobaan II
1. Persiapkanlah gambar percobaan 2 di hadapan peserta dengan perantara laptop.
2. Tataplah dengan fokus tanda + yang terdapat di tengah lingkaran dengan kedua mata.
3. Tetaplah fokus pandangan pada tanda + tersebut sampai beberapa saat.
4. Dalam posisi fokus melihat tanda + , perhatikan titik-titik ungu diluar tanda +!
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Percobaan I
Peserta (Penulis) mengamati dari jarak titik pandang 20 cm terhadap objek, ketika
memperhatikan simbol X dengan mata kiri tertutup, simbol O menghilang sekilas, namun
kembali terlihat ketika fokus mata penulis menuju simbol O. Sebaliknya, ketika penulis
berfokus menatap simbol O dengan mata kanan tertutup, hasilnya simbol X menghilang
sekilas, kecuali jika penulis membuka mata atau mengubah fokus ke simbol O.
Akan tetapi, ketika penulis berfokus pada symbol X dengan mata kanan tertutup, kedua
symbol (X dan O) masih terlihat, Demikian juga sebaliknya jika menutup mata kiri untuk
memperhatikan symbol X, kedua symbol tidak menghilang atau buram. Tetap terlihat jelas.
b) Percobaan II
Peserta (Penulis) mengamati dari jarak titik pandang 20 cm terhadap objek yang
merupakan tanda ‘+’ yang dikelilingi oleh lingkaran berwarna ungu kecil-kecil. Hasil
praktikum ialah ketika mata menatap fokus ke symbol ‘+’, makan perlahan-lahan lingkaran
ungu di sekeliling tanda memburam, lalu menghilang satu persatu. Namun ketika peserta
mengubah fokus (tidak lagi memfokuskan pandangan ke tanda +) maka lingkaran ungu
kecil-kecil tersebut tetap ada.
VII. KESIMPULAN
Pertanyaan dan Jawaban (sebagai kesimpulan)
a) Percobaan I
1. Dengan menggunakan literasi tentang indra, jelaskanlah apa yang terjadi pada
percobaan tersebut, mengapa demikian?
Jawab:
Peserta/penulis mengamati dari jarak titik pandang 20 cm terhadap objek, ketika
memperhatikan simbol X dengan mata kiri tertutup, simbol O menghilang sekilas,
namun kembali terlihat ketika fokus mata penulis menuju simbol O. Sebaliknya, ketika
penulis berfokus menatap simbol O dengan mata kanan tertutup, hasilnya simbol X
menghilang sekilas, kecuali jika penulis membuka mata atau mengubah fokus ke
simbol O.
Akan tetapi, ketika penulis berfokus pada symbol X dengan mata kanan tertutup,
kedua symbol (X dan O) masih terlihat, Demikian juga sebaliknya jika menutup mata
kiri untuk memperhatikan symbol X, kedua symbol tidak menghilang atau buram.
Mengapa hasilnya berbeda? Hal ini dikarenakan mata memiliki semacam blind spot
bernama bitnik buta. Ini merupakan daerah di retina di mana retina tidak memiliki sel
fotoreseptor sehingga rangsangan cahaya yang datang dari mana tidak bisa diteruskan
ke saraf optik. Alhasil tidak ada rangsangan cahaya yang diterima otak, otak tidak
mendapatkan informasi apa-apa. Hal ini yang menyebabkan manusia tidak bisa melihat
objek apapun yang berada pada bintik buta sehingga menciptakan ‘ilusi’ seolah objek
itu menghilang. Padahal tidak.
Sementara itu bagi benda yang masih terlihat pada bagian kesimpulan paragraf 2,
artinya kedua symbol itu (X dan Y) sama-sama berada di luar wilayah bintik buta,
sehingga rangsangan cahaya dapat diterima retina dan dapat disampaikan ke otak
sehingga kita dapat melihat objek-objek.
2. Apakah hal tersebut merupakan suatu kelainan mata? Jelaskan
Jawab:
Jika dilakukan sesuai prosedur dan ‘keburaman’ hanya terjadi sekilas saja, maka
tidak, ini bukan kelainan mata. Hal ini dikarenakan mata memiliki suatu ‘wilayah’ kecil
yaitu bintik buta mata. Bintik buta adalah area kecil di retina tempat saraf optik
memasuki mata; jenis blind spot ini terjadi secara normal di semua mata. Bintik-bintik
buta ini alami, dan manusia bahkan tidak menyadarinya karena otak mengisi
kekosongan dalam penglihatan kita, berdasarkan informasi apa pun yang dimilikinya
tentang apa yang dilihat matanya.
Namun terdapat pula scotoma, yaitu kondisi dimana pada bagian tertentu dari
penglihatan mengalami gangguan, hilang, atau kabur. Misalnya saja seseorang yang
melihat pada pemandangan padang rumput dan gunung, pada pandangan orang tersebut
terdapat bagian tertentu dari bagian padang rumput atau gunung yang kabur dan tidak
jelas. Scotoma merupakan keadaan yang tidak normal yang disebabkan oleh gangguan
pada otak maupun pada saraf yang menghantarkan rangsang menuju otak serta dapat
terjadi pada penderita stroke, tumor, akibat benturan di kepala, dan konsumsi alkohol
atau zat kimia lain.
Untuk praktikum 1 ini, sangat normal terjadi pada mata vertebrata dan bukan
merupakan kelainan mata.
3. Menurutmu bagaimanakah kejadian tersebut pada temanmu yang lain?
Jawab:
Saya menyempatkan diri bertanya kepada beberapa teman, dan hampir seluruhnya
mengalami hal yang sama seperti hasil praktikum yang saya lakukan; yaitu simbol O
yang menghilang ketika menutup mata kiri, begitu juga sebaliknya dengan simbol X
yang menghilang ketika menutup mata kanan. Hanya saja yang membedakan mungkin
jarak yang diambil masing-masing siswa, sebab daya lihat setiap orang berbeda-beda.
Ada yang mengambil jarak 20 cm, 30cm, 50cm, dan lainnya. Namun hasil pengamatan
tetap sama.
4. Tuliskanlah diakhir kesimpulan, pendapatmu, apakah pekerjaan ini menurutmu
sulit dilakukan di masa PJJ Covid 19?
Jawab:
Tidak, praktikum ini sangat mudah dilakukan saat PJJ Covid 19, karena jika melihat
sedikitnya alat-alat yang dibutuhkan serta langkah kerja yang sederhana, praktikum ini
sangat bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
b) Percobaan II
1. Dengan menggunakan literasi tentang indra, jelaskanlah apa yang terjadi pada
percobaan tersebut, mengapa demikian?
Jawab:
Peserta/penulis mengamati dari jarak titik pandang 20 cm terhadap objek, ketika
mata difokuskan ke tanda +, perlahan-lahan titik-titik ungu menghilang, Hal ini
dikarenakan gambar tersebut merupakan salah satu bentuk ilusi optik, yaitu ilusi yang
terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. Seperti yang diketahui, fungsi
retina pada mata adalah untuk menangkap cahaya dari luar yang kemudian dihantarkan
ke saraf optik, lalu ke otak untuk diterjemahkan. Retina selalu bergerak, bahkan tanpa
kita sadari. Gerakan itu membuat retina dan sel-sel sensitif cahaya bisa melihat seluruh
objek yang ada di suatu tempat. Namun, saat retina tidak bergerak dan fokus pada satu
titik, sel-sel sensitif cahaya retina juga akan fokus pada titik itu. Sel-sel itu jadi tidak
sensitif terhadap objek lain dan objek lain itu akan terlihat seolah-olah menghilang. Hal
ini sama yang terjadi dengan saat peserta mengamati tanda +, maka lingkaran-lingkaran
di sekitar tanda menghilang.
2. Apakah hal tersebut merupakan suatu kelainan mata? Jelaskan.
Jawab:
Tidak, seperti namanya, ‘ilusi optik’, ini adalah bentuk dari ilusi yang dilakukan
pada dan oleh mata sehingga mata seolah ‘tertipu’, padahal sebenarnya tidak. Salah
satu bentuk ilusi optik adalah dengan memfokuskan mata pada suatu objek, maka objek
di sekitarnya menghilang. Namun sebenarnya, hal-hal lain itu tidak benar-benar
menghilang. Seperti yang dijelaskan di nomor 1, yang terjadi saat mengamati tanda +
tersebut, retina menjadi diam; tidak bergerak. Ini bersifat sementara, sehingga tidak
termasuk kelainan, karena retina akan segera beradaptasi; kembali bergerak ketika
fokus mata buyar.
3. Menurutmu bagaimanakah kejadian tersebut pada temanmu yang lain?
Jawab:
Saya menyempatkan diri bertanya kepada beberapa teman, dan hampir seluruhnya
mengalami hal yang sama seperti hasil praktikum yang saya lakukan, yaitu ketika
memfokuskan pandangan pada tanda +, perlahan-lahan lingkaran ungu di sekeliling
tanda + akan menghilang. Sedikit dari beberapa teman kesulitan ‘menghilangkann’
lingkaran ungu tersebut, kemungkinan besar dikarenakan mereka kurang fokus
memperhatikan tanda ‘+’. Faktor yang membedakan adalah jarak yang diambil masing-
masing siswa, sebab daya lihat setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengambil jarak
20 cm, 30cm, 50cm, dan lainnya. Namun karena faktor ‘fokus’ sangat berpengaruh,
sehingga hasil pengamatan bisa saja berbeda.
4. Tuliskanlah diakhir kesimpulanmu, pendapatmu, apakah pekerjaan ini
menurutmu sulit dilakukan di masa PJJ Covid 19?
Jawab:
Tidak, praktikum ini sangat mudah dilakukan saat PJJ Covid 19, karena jika melihat
sedikitnya alat-alat yang dibutuhkan serta langkah kerja yang sederhana, praktikum ini
sangat bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

Anda mungkin juga menyukai