Anda di halaman 1dari 9

Nama : Zahra Mayla Amanda

Absen : 37
Kelas : XI IPA 4
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan mikroplastik pada kasus tersebut diatas ?
(cantumkan cuplikan hasil telaah literatur yang kalian peroleh beserta keterangan
sumber bacaannya. kemudian buat jawaban singkat pertanyaan diatas).
2. Dari manakah bahan mikroplastik berasal ? (cantumkan cuplikan hasil telaah
literatur yang kalian peroleh beserta keterangan sumber bacaannya. kemudian buat
jawaban singkat pertanyaan diatas).
3. Dimanakah dapat kita temukan adanya mikroplastik ? (cantumkan cuplikan hasil
telaah literatur yang kalian peroleh beserta keterangan sumber bacaannya.
kemudian buat jawaban singkat pertanyaan diatas).
4. Bagaimanakah cara pengujian adanya mikroplastik? (cantumkan cuplikan hasil
telaah literatur yang kalian peroleh beserta keterangan sumber bacaannya.
kemudian buat jawaban singkat pertanyaan diatas).
5. Apakah bahaya mikroplastik bagi kesehatan tubuh, sistem organ manakah yang
akan mengalami gangguan? (cantumkan cuplikan hasil telaah literatur yang kalian
peroleh beserta keterangan sumber bacaannya. kemudian buat jawaban singkat
pertanyaan diatas).
6. Menurutmu adakah bahaya lain dari minuman bagi kesehatan? Gangguan apakah
yang dapat ditimbulkannya? (cantumkan cuplikan hasil telaah literatur yang kalian
peroleh beserta keterangan sumber bacaannya. kemudian buat jawaban singkat
pertanyaan diatas). Cukup 1 contoh jenis minuman yang dimaksud.
LAPORAN PRAKTIKUM NON EKSPERIMEN
Nama : Zahra Mayla Amanda
Nomor Absensi : 37
Kelas : XI IPA 4
Hari / Tanggal : Kamis / 4 Februari 2021

SISTEM EKSKRESI
1. Tujuan.
Mengidentifikasi bahaya sampah mikro yang terkandung dalam makanan dan minuman
terhadap organ sistem ekskresi melalui studi literasi.
2. Dasar teori :
Ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya.
Sementara sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup
seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya.
Organ yang bertanggung jawab untuk membuang zat-zat sisa disebut organ ekskresi.
Organ-organ tersebut membuang limbah melalui cara mengeliminasi limbah bernitrogen,
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, serta mempertahankan komposisi ionik cairan
ekstra seluler. Organ ekskresi pada manusia adalah ginjal, paru-paru, kulit, dan hati.
Ginjal merupakan organ ekskresi pada manusia yang terdiri atas unit-unit kecil yang
disebut nefron. Ginjal berfungsi menyerap atau menyaring sisa-sisa metabolisme yang terdapat
dalam darah, seperti air, urea, dan garam, yang akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine
serta mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebih seperti vitamin. Ginjal menyaring darah
sebanyak tujuh liter per jam. Darah bersih digunakan kembali oleh tubuh, sedangkan darah
kotor diproses sehingga menghasilkan urine yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida dan uap air. Di
dalam paru-paru, khususnya alveolus terjadi pertukaran gas CO2 yang dibawa oleh darah dari
sel tubuh dan gas O2 dari paru-paru untuk diikat oleh darah. Darah juga akan melepaskan air
yang berwujud gas (uap air). Hasil ekskresi paru-paru berupa gas karbondioksida.
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat yang
mengeluarkan keringat. Ketika suhu tubuh naik, kelenjar keringat akan menghasilkan keringat
yang akan diuapkan. Menguapnya keringat dapat menurunkan suhu tubuh, sehingga suhu
tubuh akan tetap dikisaran 37oC. Cara kerja pengaturan suhu tubuh ini berlaku sebaliknya pada
kondisi yang berlawanan.
Hati atau hepar merupakan bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Hati
berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua.
Serta tempat terjadinya proses perombakan protein. Dalam proses perombakan protein tersebut
dihasilkan urea yang membahayakan tubuh. Oleh karena itu, urea tersebut harus dikeluarkan
dari tubuh bersama urine.
3. Kasus
Beredarnya hasil penelitian mikroplastik dalam air minum dalam kemasan membuat Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkomentar. Dalam pernyataan resmi di situsnya,
BPOM menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada kajian ilmiah yang membuktikan bahaya
mikroplastik pada kesehatan manusia. Menurut BPOM, penelitian tentang tingkat toksisitas
plastik dan komponennya belum dilakukan oleh lembaga pengkaji resiko untuk keamanan
pangan, seperti The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) yang
berada di bawah FAO-WHO. Codex, sebagai badan standar pangan dunia di bawah FAO-
WHO, juga belum mengatur ketentuan resmi tentang mikroplastik pada pangan. Namun
demikian, BPOM bekerja sama dengan sejumlah ahli, akademisi serta pemerintah, dan asosiasi
nasional dan internasional, untuk memantau isu mikroplastik ini. Pengawasan menyeluruh
terus dilakukan BPOM terhadap keamanan, mutu dan gizi produk yang sudah atau belum
beredar di masyarakat, agar sesuai dengan standar yang berlaku. Dalam keterangan resmi
tertanggal 16 Maret 2018, BPOM menghimbau masyarakat untuk menghubungi Call Center
HALO BPOM apabila menemukan produk tidak layak konsumsi. Contact Center HALO
BPOM adalah 1-500-533, SMS 0-8121-9999-533, dan email halobpom@pom.go.id, atau Unit
Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
Artikel Kompas.com judul "BPOM Tanggapi Isu Mikroplastik di Air Minum dalam
Kemasan",
https://sains.kompas.com/read/2018/03/17/101013023/bpom-tanggapi-isu-mikroplastik-di-
air-minum-dalam-kemasan.
Penulis: Michael Hangga Wismabrata
Editor: Yunanto Wiji Utomo
4. Jawaban Pertanyaan.
1. Apakah yang dimaksud dengan mikroplastik pada kasus tersebut diatas?
Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil yang memiliki diameter kurang
dari 5 mm dan dapat mencemari lingkungan. Terdapat dua jenis mikroplastik: mikro primer
yang diproduksi langsung untuk produk tertentu yang dipakai manusia (seperti sabun,
deterjen, kosmetik, dan pakaian), serta mikro sekunder yang berasal dari penguraian
sampah plastik di lautan. Kedua jenis mikroplastik ini dapat bertahan di lingkungan dalam
waktu yang lama.
Mikroplastik dalam botol kemasan air mineral yang disebutkan dalam kasus di atas
termasuk jenis mikroplastik sekunder yang bukan merupakan buatan manusia dan
termasuk degradasi dari botol plastic ataupun hasil paparan pencemaran partikel
mikroplastik di udara, Mikroplastik ini berpotensi berbahaya bagi tubuh manusia.
SUMBER:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroplastik#cite_note-1
https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/Z8s0XA/mengenal-mikroplastik-dan-
bahayanya/read-all
http://www.jlppi.or.id/berita-304-mengapa-mikroplastik-berbahaya.html
2. Dari manakah bahan mikroplastik berasal?
Mikroplastik sendiri berasal dari polimer beserta zat turunannya seperti polystyrene.
Secara teoritis mikroplastik terbuat dari plastik yang memiliki ukuran mencapai kurang
dari 5 mm, sehingga dari penelitian ditemukan jenis plastik yang ditemukan di kemasan
makanan yang dikenal dengan Baphenol A (BPA) serta jenis plastik lain yang biasa
digunakan pada produk konsumen, seperti polikarbonat (PC), polietilen tereftalat (PET),
polietilen (PE), Low Density Polyethylene (LDPE), polyprophylene, polyethylene, dan
High Density Polyethylene (HDPE).
Beberapa jenis mikroplastik, contohnya adalah fiber yang berasal dari pencucian kain
baju yaitu sisa benang pakaian dan tali plastik yang terdegradasi. Selain itu adapula jenis
fragmen yang berasal dari potongan produk plastik dengan polimer sintesis yang kuat dan
berasal dari patahan plastik yang lebih besar. Berbeda dengan fragmen, mikroplastik jenis
film merupakan potongan plastik yang memiliki lapisan sangat tipis berbentuk lembaran
dengan densitas yang rendah. Mikroplastik ini banyak berasal dari potongan dan degradasi
dari kantong-kantong plastik.
SUMBER:
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/index
http://www.oseanografi.lipi.go.id/shownews/131#:~:text=Mikroplastik%20sendiri%2
0berasal%20dari%20polimer,lahan%20hancur%20tapi%20tidak%20terurai.
https://nationalgeographic.grid.id/read/132295330/mikroplastik-ditemukan-di-organ-
dan-jaringan-tubuh-manusia-untuk-pertama-kalinya?page=all
http://repository.ub.ac.id/11663/
3. Dimanakah dapat kita temukan adanya mikroplastik?
Ada dua kelas mikroplastik berdasarkan bagaimana mereka diproduksi (primer dan
sekunder) (Oladejo A, 2017):
a. Mikroplastik primer adalah virgin plastic pellets, nurdles, serta scrubber mikroplastik
yang sengaja dibuat untuk digunakan dalam kosmetik, pembersih tangan dan kulit, dll.
b. Mikroplastik sekunder adalah partikel plastik kecil yang dihasilkan dari pemakaian,
sobekkan, kerusakan dan degradasi puing-puing plastik besar.
Hal ini mengindikasikan bahwa mikroplastik berasal dari barang-barang di sekitar kita,
yaitu sabun, pembersih tangan, air mineral dalam botol plastik, dll. Mikroplastik primer
begitu massif diproduksi dengan berbagai macam variasi barang untuk memenuhi
kebutuhan manusia, namun bila tidak berhati-hati manusia rentan akan terkonsumsinya
mikroplastik ke dalam tubuh. Tak jauh berbeda dengan mikroplastik primer, mikroplastik
sekunder dapat ditemukan di sekitar dengan mudah seperti contohnya ban kendaraan yang
bergesekan dengan jalanan, dari gesekan tersebut dapat menghasilkan debu yang
mengandung mikroplastik. Selain itu, mikroplastik juga ditemukan pada botol air kemasan,
bahkan pada debu pakaian berbahan sintetis yang sering kita kenakan sehari-hari.
Mikroplastik juga ditemukan pada tinja manusia—mengindikasikan bahwa material
tersebut dapat menembus pencernaan, memasuki aliran darah, sistem limpa, dan hati
manusia.
SUMBER:
http://www.jlppi.or.id/berita-304-mengapa-mikroplastik-berbahaya.html
https://nationalgeographic.grid.id/read/132295330/mikroplastik-ditemukan-di-organ-
dan-jaringan-tubuh-manusia-untuk-pertama-kalinya?page=all
4. Bagaimanakah cara pengujian adanya mikroplastik?
Terdapat beberapa teknik/cara pengujian untuk mengetahui adanya kandungan
mikroplastik dalam suatu lingkungan. Namun pada pengujian ini hanya mencangkup
penelitian terhadap suatu cairan.
a. Botol Kemasan Air Mineral
Air ditambahkan pewarna yang disebut Nile Red ke setiap botolnya. Teknik ini
dikembangkan peneliti di Inggris untuk mendeteksi kandungan plastik dalam air secara
lebih cepat. Peneliti kemudian menyaring air tersebut dan menghitung setiap plastik
yang berukuran lebih besar dari 100 mikron, kurang lebih sama dengan diameter
rambut manusia.
b. Pesisir Pantai
Pengambilan sampel air dan garam diletakkan di wadah terpisah. Pemisahan
mikroplastik pada sampel air, yaitu menambahkan etanol lalu dilakukan pemisahan
mikroplastik secara manual sekaligus identifikasi mikroplastik, sedangkan pemisahan
mikroplastik pada sampel garam, yaitu dengan menambahkan 100 mL hidrogen
perioksida pada 250 gram sampel garam dan dihomogenkan dengan 80 rpm pada suhu
65o C selama 24 jam menggunakan shaker. Kemudian ditambahkan air sebanyak 800
mL dan di saring menggunakan kertas saring whatman. Selanjutnya dilakukan
identifikasi pada partikel yang tersaring. Partikel mikroplastik dilakukan uji
spektroskopi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infrared) untuk mengetahui jenis
polimer. Hubungan mikroplastik pada air dan garam diuji menggunakan statistik
dengan Paired T-Test.
c. Tubuh Manusia
Dalam penelitian ini peneliti mengatakan, mereka menggunakan teknik pencitraan
spektrometri μ-Raman untuk mendapatkan hasil tersebut.
SUMBER:
https://kumparan.com/kumparansains/uji-lab-air-mineral-kemasan-di-indonesia-
mengandung-partikel-plastik/full
http://repository.ub.ac.id/11663/
https://nationalgeographic.grid.id/read/132295330/mikroplastik-ditemukan-di-organ-
dan-jaringan-tubuh-manusia-untuk-pertama-kalinya?page=all
5. Apakah bahaya mikroplastik bagi kesehatan tubuh, sistem organ manakah yang
akan mengalami gangguan?
Mengutip penelitian dari Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO, beberapa bahaya
mikroplastik untuk kesehatan, yaitu:
a. Sistem Endokrin
Zat aditif dalam plastik dicurigai bisa mengganggu sistem endokrin atau hormonal
dalam tubuh. Tim peneliti menemukan jenis plastik BPA (Bishphenol-A) yang
berbahaya pada urine remaja-remaja di Inggris. Plastik BPA ini dapat mengganggu
keseimbangan hormone. Selain itu ada Ptalat yang merupakan bahan yang membuat
plastik jadi lebih lentur atau elastis. Hasil studi mendapati bahwa paparan ptalat pada
ibu hamil dapat menurunkan kadar hormon testosteron pada janin laki-laki.
b. Sistem Ekskresi
Dengan mengkonsumsi mikroplastik, partikel-partikel menumpuk di ginjal, hati dan
usus. Mikroplastik juga menyebabkan stres oksidatif di hati dan meningkatkan kadar
molekul oksidatif. Studi lain yang dilakukan pada analisis tingkat mikroplastik dalam
tubuh manusia mengungkapkan, sekitar 87 persen responden memiliki kehadiran serat
di paru-paru mereka. Itu bisa memasuki paru-paru melalui udara karena mikroplastik
ada di sekitar (yang telah terbukti secara ilmiah). Partikel mikroplastik yang ada di
udara dapat menyebabkan peradangan di paru-paru.
c. Sistem Peredaran Darah
Mikroplastik dapat berinteraksi dengan partikel di dalam darah. Senyawa tersebut
mengubah protein penting di darah, seperti albumin, globulin, dan fibrinogen menjadi
tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Serat mikroplastik yang lebih kecil dari 0,15
mm telah terbukti masuk ke aliran darah dan ada kemungkinan yang menunjukkan
partikel tersebut dapat mempengaruhi organ internal.
d. Sistem Pencernaan
Kemampuan penyerapan mikroplastik menghasilkan penyerapan bahan kimia beracun
yang akan dilepaskan ke sistem pencernaan Anda setelah makanan yang mengandung
plastik bereaksi dengan asam dalam sistem pencernaan Anda.
e. Gangguan lain
Mikro-plastik sering bertindak sebagai pembawa racun dan polutan lain yang ada di
udara seperti bakteri, menyebabkan kesulitan bernafas. Bahan kimia yang terkandung
dalam mikroplastik tersebut juga dapat meningkatkan risiko kecacatan pada janin,
penyakit metabolik, bahkan kanker.
SUMBER:
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3633303/fakta-tentang-bahaya-
mikroplastik-yang-perlu-anda-
tahu#:~:text=Berbagai%20penelitian%20telah%20menjelaskan%20efek,dengan%20p
artikel%20di%20dalam%20darah.
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3629777/kenali-bahaya-mikroplastik-
bagi-kesehatan
https://www.republika.co.id/berita/pmwx8n366/dampak-mikroplastik-terhadap-
kesehatan
6. Menurutmu adakah bahaya lain dari minuman bagi kesehatan? Gangguan apakah
yang dapat ditimbulkannya?
Minuman Beralkohol
Alkohol memengaruhi fungsi ginjal dan membuat organ tersebut kurang mampu
menyaring darah. Efek diuretik pada alkohol dapat meningkatkan jumlah urine yang
diproduksi tubuh. Akibatnya, ginjal kesulitan untuk mengatur aliran urin dan cairan tubuh
termasuk distribusi ion natrium, kalium, dan klorida ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa
mengganggu keseimbangan elektrolit di dalam tubuh yang menyebabkan Anda mengalami
dehidrasi. Ketika alkohol membuat tubuh menjadi dehidrasi, efek ini dapat memengaruhi
fungsi normal dari sel dan organ-organ dalam tubuh, termasuk ginjal. Selain itu, alkohol
juga dapat mengganggu hormon yang memengaruhi fungsi ginjal.
Terlalu banyak minum-minuman keras juga dapat memengaruhi tekanan darah. Orang
yang terlalu banyak minum cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan obat-obatan
untuk tekanan darah tinggi juga dapat dipengaruhi oleh alkohol. Tekanan darah tinggi
sendiri merupakan penyebab utama penyakit ginjal.
Mengonsumsi lebih dari dua minuman dalam sehari dapat meningkatkan peluang untuk
mengalami hipertensi. Minum alkohol dengan jumlah tersebut juga dapat berisiko
mengembangkan tanda penyakit ginjal, yaitu protein dalam urine (albuminuria).
SUMBER:
https://www.halodoc.com/artikel/mitos-atau-fakta-minuman-keras-bisa-picu-gagal-
ginjal
https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/bahaya-alkohol-pada-tubuh/#gref
KESIMPULAN
Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil berukuran kurang dari 5 mm dan
dapat mencemari lingkungan. Terdapat dua jenis mikroplastik: mikro primer yang diproduksi
langsung untuk produk tertentu yang dipakai manusia dan mikro sekunder yang berasal dari
penguraian sampah plastik di lautan. Mikroplastik sendiri berasal dari polimer beserta zat
turunannya seperti polystyrene, polyprophylene, polyethylene, dll. Mikroplastik berasal dari
barang-barang di sekitar kita dan dapat diuji dengan beberapa teknik pengujian, salah satunya
dengan ditambahkan pewarna ke dalam air yang disebut Nile Red untuk mendeteksi adanya
partikel mikroplastik pada air minum di botol kemasan. Mikroplastik memiliki efek negative bagi
kesehatan manusia. Mulai dari mengganggu sistem saraf, hormon dan kekebalan tubuh, dapat
berinteraksi dengan partikel di dalam darah, hingga dapat meningkatkan risiko kanker. Salah satu
minuman yang berbahaya khususnya bagi kesehatan ginjal adalah minuman beralkohol. Alkohol
dapat membuat tubuh menjadi dehidrasi sehingga dapat memengaruhi fungsi normal dari sel dan
organ-organ dalam tubuh, termasuk ginjal. Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu hormon
yang memengaruhi fungsi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai