Anda di halaman 1dari 2

Opini mengenai Zat mikroplastik dalam Air Kemasan

Air minum merupakan air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Permenkes No.492/2010).
Menurut BSN tahun 2015 mengenai Standar Nasional Air Mineral, air minum dalam
kemasan merupakan air yang telah diproses, tanpa bahan pangan lainnya, dan bahan
tambahan pangan, dikemas, serta aman untuk diminum. Sedangkan pengertian dari air
mineral sendiri yaitu, air minum dalam kemasan yang mengandug mineral dalam jumlah
tertentu tanpa menambahkan mineral, dengan atau tanpa penambahan oksigen atau karbon
dioksida (SNI 3553:2015)

Saat ini, kandungan mikropalsik dalam air mineral masih dalam proses penelitian
lebih lanjut oleh lembaga-lembaga Internasional seperti EFSA (European Food Safety
Authority) dan US-EPA (US- Environtmental Protecting Agency). Belum ada studi ilmiah
yang membuktikan bahaya mikroplastik bagi tubuh manusia. The Joint FAO/WHO Expert
Commitee on Food Additives (JECFA) selaku lembaga pengkaji resiko untuk keamanan
pangan di bawah FAO-WHO belum mengevaluasi toksisitas plastik dan komponennya. Oleh
karena itu, belum ditetapkan batas aman untuk mikroplastik. Codex sebagai badan standar
pangan dunia di bawah FAO-WHO belum mengatur ketentuan mengenai mikroplastik pada
pangan. (BPOM RI, 2018).

Dari beberapa penelitian belum dijelaskan secara pasti mengenai bahaya dari
mikroplastik ini. Kandungan mikroplastik pada air minum mungkin akan memiliki dampak
negatif terhadap kesehatan apabila plastik yang digunakan tidak Food Grade seperti plastik
untuk peralatan rumah tangga serta perlengkapan elektronik. Namun, apabila mikroplastik
yang digunakan adalah Food Grade maka akan lebih aman bila terkonsumsi karena sifatnya
yang inert sehingga tidak bereaksi pada tubuh. Mikroplastik yang masuk dalam tubuh
kemungkinan akan dibuang melalui ekskresi pencernaan.

Mikroplastik memiliki ukuran yang beragam mulai dari 6,5 mikrometer atau setara sel
darah merah, hingga lebih dari 100 mikrometer atau setara dengan diameter rambut manusia.
Zat ini apabila terkonsumsi secara berlebihan mungkin akan berdampak pada risiko
kesehatan. Partikel zat yang relatif kecil ini berpotensi masuk ke dalam pembuluh darah dan
terserap dalam sel tubuh manusia. Sel darah merah sendiri berdiameter sekitar 8 mikrometer
sehingga memungkinkan zat mikroplastik untuk masuk. Semakin kecil ukuran mikroplastik
pada air minum maka risiko bahaya akan semakin meingkat karena zat ini akan banyak
terserap oleh tubuh.

Akumulasi zat asing yang berlebih seperti mikroplastik ini mungkin saja akan
mengganggu kerja organ vital manusia seperti ginjal dan hati. Tetapi hal ini belum dapat
dibuktikan karena penelitian mengenai dampak mikroplastik terhadap kesehatan masih sangat
minim. Untuk mengurangi risiko bahaya bagi kesehatan, maka dapat menggunakan jenis
plastik Food Grade bagi kemasan makanan. Perusahaan air minum kemasan tentu telah
menetapkan dan mengikuti standar tertinggi dalam kebersihan serta kualitas air yang
digunakan. Untuk mengurangi tingginya kandungan mikroplastik dalam air kemasan maka
upaya yang dapat dilakukan adalah memperketat seluruh perusahaan yang tergabung dalam
Asosiasi untuk wajib memenuhi standar baku mutu sesuai aturan di dalam negeri.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). Penjelasan BPOM Ri Tentang Isu Kandungan
Mikroplastik Pada Air Minum dalam Kemasan. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. (2015). SNI3553:2015 Standar Nasional Indonesia Air Mineral.
Jakarta
Mentri Kesehatan RI. (2010). Keputusan Mentri Kesehatan RI nomor
492/MENKES/PER/IV/2010. Departemen Kesehatan Jakarta
Makitan, Gadi. 2018. Mikroplastik dalam Botol Air Mineralmu. Depok: tempo.co

Anda mungkin juga menyukai