Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

antara
PT. AA
dengan
PT. BB
Tentang Operator Kapal
NO : XX

Pada hari ini Kamis tanggal Tiga Puluh November Tahun Dua Ribu Tujuh Belas (30.11.2017)
dilaksanakan perjanjian sewa menyewa kapal antara :

Nama : XX
Jabatan : General Manager
Alamat : XX

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. AA yang berkedudukan di BATAM sebagai Pemilik
Kapal yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Nama : XX
Jabatan : Direktur
Alamat : XX

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. BB yang berkedudukan di Batam sebagai Operator
Kapal yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah Pihak setuju dan sepakat untuk pengikatan diri dalam perjanjian kerjasama Operator Kapal
dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut,

1. DATA DAN SPESIFIKASI KAPAL :

Spesifikasi Kapal Tug Boat

Nama Kapal : TB. AASS


Bendera : INDONESIA
Tahun Pembuatan : 2016
Kelas : RINA
GT / NT : 197 / 60
Power : 2 X 750 HP MERK MITSUBISHI
Ukuran : 26 M x 8 M x 3,20 M
Spesifikasi Kapal Tongkang
Nama Kapal : TK. AADD
Bendera : INDONESIA
Tahun Pembuatan : 2015
Kelas : RINA
GT/NT : 3094 /929
Ukuran : 91,44 M x 25,603 M x 5,486 M

Selanjutnya disebut KAPAL

2. WAKTU SEWA MENYEWA

2.1 Perjanjian kerjasama ini dilangsungkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun lamanya terhitung
sejak tanggal 30 November 2017 (ON HIRE) dan berakhir pada tanggal 30 November
2022.

2.2 Apabila perjanjian kerjasama ini telah berakhir dan PIHAK KEDUA bermaksud ingin
melanjutkan melanjutkan kerjasama kembali, maka PIHAK KEDUA harus mengajukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA.

2.3 Apabila perjanjian sewa menyewa ini belum berakhir dan PIHAK KEDUA ingin mengakhiri /
mengembalikan kapal tersebut maka uang sewa menyewa tetap diperhitungkan sampai
dengan masa sewa berakhir ( tidak dapat dikembalikan )

3. PENYERAHAN (ON HIRE)

3.1 Kapal diserahkan dengan kondisi apa adanya kepada PIHAK KEDUA (ON HIRE) di Tanjung
Riau, Batam dan akan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan “ON–HIRE
CERTIFICATE”

3.2 Serah terima (ON HIRE) dapat dilakukan setelah PIHAK KEDUA melakukan pembayaran
kepada PIHAK PERTAMA dan dibuktikan dengan bukti pembayaran yang sah sesuai dengan
ketentuan transaksi yang disepakati oleh Kedua Belah Pihak

4. PENYERAHAN KEMBALI (OFF HIRE)


4.1 PIHAK kEDUA akan mengembalikan Kapal (OFF HIRE) dalam kondisi sebagaimana saat
serah terima kapal di Tanjung Riau, Batam dan akan dituangkan dalam Berita Acara
Penyerahan Kembali “ OFF-HIRE CERTIFICATE”
4.2 Kapal dinyatakan “OFF-HIRE” setelah tiba diTanjung Riau, Batam.

.
5. PAJAK / TAX

Pajak – Pajak yang timbul sehubungan dengan perjanjian sewa menyewa ini sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia ditanggung oleh masing – masing pihak.

6. SISTEM PEMBAYARAN

6.1 Pembayaran Pengoperatian Kapal dibayarkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA pada saat pengoperational dimulai dengan mengangkut Barng Limbah B3 dari
satu ke tempat lainnya..

6.2 Pembayaran Jaminan dan Sewa Kapal dilakukan dengan cara Cek / BG:

7. KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA menjamin dan bertanggung jawab terhadap Kapal yang disewakan dengan
melaksanakan kewajiban sebagai berikut :

7.1 Kapal yang telah disewakan kepada PIHAK KEDUA adalah benar milik PIHAK
PERTAMA.

7.2 Kapal yang telah disewakan tersebut telah mendapatkan izin sebagaimana yang telah
ditentukan dalam perundang-undangan.

7.3 Kapal dalam kondisi baik / laik laut dan apa adanya.

7.4 Kapal tersebut tidak dalam persengketaan, tidak sedang dalam perikatan sewa –
menyewa dengan pihak lain.

7.5 PIHAK KEDUA tidak mendapatkan tuntutan atau gugatan dari pihak manapun juga
sehubungan dengan kepemilikan Kapal tersebut.

7.6 Menanggung biaya surat – surat kapal.

7.7 Menanggung biaya asuransi kapal.

7.8 Menanggung biaya perbaikan mesin kapal / biaya perbaikan yang bukan disebabkan oleh
kesalahan / kelalaian operasional PIHAK KEDUA.

7.9 Menanggung biaya penggantian minyak pelumas (oli) mesin.

8. KEWAJIBAN – KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA menjamin dan bertanggung jawab terhadap Kapal yang disewanya dengan
melaksanakan kewajiban sebagai berikut :

8.1 Menjalankan operasional Kapal tersebut dalam pelayaran aman dan bertanggung jawab.
8.2 Menanggung biaya asuransi muatan terhadap resiko kerugian atau kerusakan yang
disebabkan oleh hal apapun juga. Dan tidak ada tuntutan berupa apapun dari Pihak
manapun atas barang – barang milik PIHAK KEDUA terhadap PIHAK PERTAMA.

8.3 Menanggung biaya PEMAKAIAN/KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR dan


harus dengan KUALITAS STANDARD PERTAMINA, dan pengisian (Bunker) harus
ditempat resmi.

8.4 Memberikan INSENTIF / PREMI kepada Crew Kapal atas pengoperasian kapal, kerja
lembur dan lain sebagainya.

8.5 Bila PIHAK KEDUA mengoperasikan Kapal tersebut tidak sesuai dengan izin yang
tercantum di dokumen kapal, maka biaya yang timbul sehubungan dengan izin tersebut
menjadi beban PIHAK KEDUA.

8.6 Menanggung biaya – biaya kepelabuhanan (EMKL, AGEN, IN/OUT CLEREANCE,


LABUH, TAMBAT, PANDU, AIR BERSIH/FRESH WATER dan lain – lain).

8.7 Menanggung biaya yang timbul lainnya dikemudian hari sehubungan dengan sewa
menyewa Kapal tersebut.

8.8 Menanggung biaya perbaikan / terjadi tabrakan yang disebabkan oleh kelalaian maupun
kesalahan operasional dari PIHAK KEDUA.

8.9 Tidak dipergunakan untuk membawa barang – barang yang dilarang oleh hukum maupun
hal – hal illegal lain yang merugikan PIHAK PERTAMA baik yang diketahui ataupun tidak
oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA harus membayar ganti rugi atas segala
biaya yang timbul akibat hal tersebut.

8.10 Tidak dipergunakan untuk tujuan lain selain tujuan semula tanpa persetujuan PIHAK
PERTAMA.

8.11 Tidak boleh mengalihkan atau menyewakan kembali kepada pihak lain tanpa persetujuan
PIHAK PERTAMA.

8.12 Menyerahkan kembali Kapal kepada PIHAK PERTAMA di Tanjung Riau, Batam (OFF
HIRE) dalam kondisi baik dan laik laut pada saat masa sewa berakhir.

8.13 Apabila dalam masa sewa terdapat dokumen (surat – surat) Kapal yang akan / telah
habis masa berlakunya, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA.

8.14 Apabila terjadi perompakan, penyitaan maupun kehilangan barang muatan di atas Kapal,
PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas hal – hal tersebut dan merupakan murni
tanggung jawab PIHAK KEDUA
9. SANKI

9.1 Apabila PIHAK KEDUA tidak bisa menyelesaikan kewajiban pembayaran Sewa Kapal
setelah tanggal jatuh tempo yang telah disepakati, maka PIHAK PERTAMA berhak
memberhentikan (menahan) operasional Kapal sampai dengan penyelesaian kewajiban.

9.2 Selama penghentian sementara akibat keterlambatan pembayaran, masa sewa Kapal
akan tetap dihitung sampai dengan kesepakatan berakhirnya masa sewa menyewa.

9.3 Bila PIHAK KEDUA mengoperasikan Kapal tersebut tidak sesuai dengan izin yang
tercantum di dokumen Kapal, maka biaya yang timbul sehubungan dengan izin tersebut
menjadi beban PIHAK KEDUA.

10. ASURANSI

10.1 PIHAK PERTAMA disebut pemilik Kapal bertanggung jawab atas Asuransi Kapal berikut
serta ABK selama pengoperasian Kapal tersebut.

10.2 PIHAK KEDUA disebut Penyewa bertangguang jawab atas asuransi muatan / cargo yang
ada diatas kapal.

10.3 PIHAK KEDUA dapat meng klaim assuransi jika dalam pengoperasian ada permasalahan
yang disebabkan oleh kapal maupun ABK dalam menangani cargo Limbah B3

10.4 PIHAK PERTAMA wajib membantu penyelesaian klaim assuransi PIHAK KEDUA untuk
pengurusan klaim assuransi.

11. FORCE MAJEURE

11.1 PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan
atau keterlambatan atau kegagalan dalam melaksanakan perjanjian dikarenakan kondisi
Force Majeure (seperti : Badai, Ombak Besar, Pasang Surut, Gempa Bumi, Sengatan
Petir, Pernyataan Darurat dari Pemerintah serta hal lain yang bersifat di luar kemampuan
manusia (ACT OF GOD) tetapi tidak termasuk pemogokan buruh/massal yang
disebabkan kesalahan PIHAK KEDUA dan Hujan.

11.2 Apabila terjadi General Average, maka akan mengikuti York AntweUSD 1974/Undang-
undang yang berlaku di Indonesia dan Uang Tambang serta Dead Freight tidak dapat di
collect dari General Avarege tersebut.

11.3 Masing-masing PIHAK dapat dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan dalam
melaksanakan bagian atau keseluruhan kewajiban, apabila ternyata kegagalan tersebut
disebabkan oleh FORCE MAJEURE.
12. PERBEDAAN / PERSELISIHAN

12.1 Perselisihan yang terjadi antara PARA PIHAK mengenai isi perjanjian akan diselesaikan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila penyelesaian perselisihan secara
musyawarah tidak mencapai kata sepakat, maka PARA PIHAK memilih domisili hukum
yang tetap dan pada umumnya di Kantor Pengadilan Negeri di Batam.

12.2 Kedua belah PIHAK sepakat untuk hal – hal yang belum tercantum dalam perjanjian
sewa menyewa ini akan dibuatkan addendum tersendiri dan tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

Demikianlah Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh KEDUA BELAH PIHAK sesuai hari dan
tanggal diatas dalam rangkap 2 (dua) dengan materai yang cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT. AA PT. BB

XX XX
General Manager Direktur

Anda mungkin juga menyukai