Konsep Dasar Perencanaan Tambang
Konsep Dasar Perencanaan Tambang
Ketiga sistem penambangan yang telah disebutkan sebelumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing serta sesuai dengan karakteristik dari endapan yang akan ditambang. Khusus dalam penelitian ini akan
dibahas sistem penambangan secara tambang terbuka. Metode penambangan yang biasanya digunakan untuk
tambang bijih adalah metode open pit, open mine, open cut, dan open cast. Perbedaan dari keempat metode ini
dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada kegiatan penambangan menggunakan empat metode diatas, bijih berasal dari penggalian excavator baik
dilakukan sendiri atau dengan kombinasi alat lain cara penggalian bijih nikel yang digunakan pada metode
penambangan open pit,open cut, open cast dan open mine adalah:
1. Sistem jenjang tunggal (Single Bench)
Sistem jenjang tunggal biasanya dipakai untuk menambang bahan galian yang relatif dangkal dan
memungkinkan unutk beroperasi dengan jenjang tunggal.
Tinggi jenjang maksimum yang stabil, kemiringannya tergantung pada jenis batuan yang ditambang.
Ketinggian jenjang yang aman ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan pekerja dan peralatan.
Ketinggian jenjang berhubungan erat dengan kesetabilan permukaan yang aman adalah apabila alat-alat yang
berioperasi dan pekerja dalam kondisi tidak aman, dimana tempat yang enjadi landasan terdapat
kemungkinan akan runtuh/longsor. Besarnya hasil produksi yang dihasilkan dengan jenjang tunggal sangat
terbatas dan ditentukan oleh kapasitas alat. Selain itu juga ditentukan oleh luas permukaan kerja (front).
2. Sistem jenjang bertingkat (Multiple bench)
Penambangan dengan jenjang bertingkat umumnya digunakan untuk menambang bahan galian yang kompak
(massive) dan endapan bijih tebal yang sanggup ditambang jika menggunakan cara penambangan dengan
jenjang tunggal. Jenis batuannya harus kuat dan keras agar dapat mendukung beban yang ada diatasnya.
Kemiringan lereng dapat dibuat lebih vertikal jika daya dukung batuan besar. Pit slope bervariasi antara 20º -
70º. Dari horizontal. Hal ini diaksud agar mendapatkan perolehan bijih yang lebih banyak lagi. Kestabilan
jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk menghindari kecelakaan,
beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan pembersihan bongkah-bongkah batu yang menempel pada
dinding jenjang, mengetahui daerah kritis,pengeringan, dan memonitor pergerakan dan pergeseran.
Pada pemilihan sistem penambangan secara tambang terbuka ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
pemilihan sistem penambangan, yaitu :
- Jumlah Tanah Penutup
Tanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih. Sebelum pengambilan bijih,
terlebih dahulu tanah penutupnya harus dikupas. Jumlah dari tanah penutup harus diketahui dengan jelas
untuk menentukan nilai “Stripping Ratio”.
- Jumlah Cadangan Bijih
Dari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat diketahui jumlah cadangan bijih yang dapat ditambang
(mineable). Dari jumlah bijih nikel hasil perhitungan cadangan tersebut terdapat standar pengurangan yang
digunakan oleh perusahaan sehinggga diperoleh mining recovery. Standar pengurangan tersebut dapat berupa:
Geologi faktor
Mining loss
Dilution
- Batas Penambangan (Pit Limit) dan Stripping ratio
Batas penambangan ditentukan dengan cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi. Cara
penentuannya adalah dengan memisahkan daerah yang layak dalam masalah kadar,diman kelayakan kadar
adalah cut off grade (COG). COG adalah kadar rata-rata terendah yang asih menguntungkan. Kemudian langkah
selanjutnya adalah menghitung stripping ratio (SR). SR adalah perbandingan antara volume tanah penutup yang
dipindahkan per satuan berat bijih (satuan m3/ton). Sehingga dengan mengetahui nilai SR, maka dari daerah
yang sudah memenuhi syarat COG dilihat lagi SRnya. Jika SRnya lebih besar dari SR yang ditentukan
perusahaan, maka daerah tersebut tidak layak untuk diproduksi.
Wmin = 2R +JP + C + JA
Dimana:
W min = Lebar jenjang minimum
R = Radius putar alat muat excavator back hoe
JP = Jangkauan penumpahan BH
C = Lebar alat angkut
JA = Jarak aman
3. Tinggi jenjang
Tinggi jenjang adalah jarak vertikal yang diukur dari kaki jenjang ke puncak jenjang tersebut. Tinggi jenjang
dibuat tergantung dari faktor keamanan suatu lereng dan tinggi maksimum penggalian dari alat gali yang
digunakan.
Analisis kemantapan lereng (slope stability) diperlukan sebagai pendekatan untuk memecahkan masalah
kemungkinan longsor yang akan terjadi pada suatu lereng. Lereng pada daerah penambangan dapat
mengalami kelongsoran apabila terjadi perubahan gaya yang bekerja pada lereng tersebut. Perubahan gaya
ini dapat terjadi karena pengaruh alam atau karena aktivitas penambangan. Kemantapan lereng tergantung
pada gaya penggerak (driving force) yaitu gaya yang menyebabkan kelongsoran dan gaya penahan (resisting
force) yaitu gaya penahan yang melawan kelongsoran yang ada pada bidang gelincir tersebut serta
tergantung pada besar atau kecilnya sudut bidang gelincir atau sudut lereng. Menurut prof. Hoek (1981)
kemantapan lereng biasanya dinyatakan dalam bentuk faktor keamanan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Dimana:
Fk > 1 berarti lereng aman
Fk = 1 berarti lereng dalam keadaan seimbang
Fk < 1 berarti lereng dianggap tidak stabilAda beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan dari lereng
diantaranya adalah:
1. Geometri lereng
2. Sifat fisik dan mekanik tanah/batuan
3. Struktur geologi
4. Pengaruh air tanah
5. Pengaruh gaya-gaya luar
6. Kedudukan lereng terhadap bidang perlapisan batuan
7. Faktor waktu.
Longsoran pada suatu lereng dapat terjadi dengan beberapa bentuk atau cara. Hal ini yang membuat
analisa dari kemantapan lereng sangat penting menurut Hoek & Bray (1981), klasifikasi longsoran
dapat dibagi atas :
1. Longsoran busur
Bidang gelincir dari longsoran ini mempunyai bentuk busur lingkaran. Longsoran ini biasanya
terjadi pada lereng dengan batuan yang sudah mengalai pelapukan, tanah atau batuan yang
ikatan anatarbutirnya relatif lemah. Analisis kemantapan lereng dengan bentuk longsoran busur
adalah yang paling banyak dipakai terutama pada pekerjaan sipil dan pertambangan atau
tambang terbuka di daerah tropis.
2. Longsoran bidang (Plane failure)
Pergerakan material pada jenis longsoran ini akan melalui satu bidang luncur. Bidang luncur
adalah bidang lemah pada lereng perlapisan, sesar, dan kekar. Longsoran ini dapat terjadi jika
terdapat bidang luncur dan arah bidang luncur relatif sejajar dengan kemiringan lereng.
Kemiringan lereng lebih besar dari sudut geser dalam dan terdapat bidang bebas pada kedua sisi
lereng.
3. Longsoran baji (wedge failure)
Bidang luncur dari longsoran jenis ini merupakan dua bidang lemah yang saling berpotongan.
Arah pergerakan akan searah dengan garis perpotongan bidang lemah tersebut.
4. Longsoran guling ( topling failure)
Longsoran guling terjadi pada jenis batuan yang keras dan pada batuan tersebut banyak terdapat
bidang lemah yang relatif sejajar satu sama lain. Kondisi yang memungkinkan terjadinya
longsoran ini adalah jika kemiringan lereng berlawanan arah dengan kemiringan bidang-bidang
lemahnya. Longsoran tanah pada daerah penambangan diasumsikan bahwa:
1. Material yang membentuk lereng dianggap homogen dngan sifat mekanik akibat beban sama
ke segala arah
2. Longsoran yang terjadi menghasilkan bidang luncur berupa busur
3. Tinggi permukaan air pada lereng adalah jenuh sampai kering sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Untuk menganalisa keungkinan longsoran, ada beberapa macam cara yang
digunakan. Salah satu diantara cara yang digunakan adalah dengan menggunakan diagaram
Hoek & Bray dimana tanah dengan lima macam kondisi permukaan air tanahnya dibagi ke
dalam lima diagram. Pemilihan metode ini selain dan cepat hasilnya juga cukup teliti dan
sering dipergunakan untuk tahap perancangan.
Cara Kerja/Power Shovel Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
1. maju untuk menggerakkaa dipper menusuk tebing
2. mengangkat dipper/bucket untuk mengisi
3. mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing
4. swing (memutar) untuk membuang (dump)
5. berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan
Power shovel
Dragline.
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat
penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd
dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline. Untuk beberapa
proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai
keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya tidak
perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan
pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus
dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang
menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang
tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian. Satu kerugian dalam
menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power
shovel untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck mounted. Crawler mounted
digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan
geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.
Dragline
CLAMSHELL
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti bucketnya saja. Clamshell
terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu
pecah dan batubara dapat juga diangkut secara massa oleh clamshell. Clamshell bekerja dengan mengisi bucket,
mengangkat secara vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di
sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun saja.
Karena cara mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada
hopper yang lebih tinggi letaknya.
Bucket Clamshell
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai dua macam bucket yakni :
1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan untuk penggalian
2. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.
Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:
1. Water level capasity adalah kapasitas bucket dimana bucket terendam air (digantungkan setinggi permukaan
air)
2. Plate line capacity, adaleh kepasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti! garis sepanjang puncak clamshell
Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung.
CLAMSHELL
EXCAVATOR
Alat-alat gali sering disebut sebagai excavator, yang mempunvai bagian-bagian utama antara lain:
1. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit)
2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan
3. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Bagian bawah
excavator ini ada yang digunakan roda rantai (track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted).
Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya,
sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan
sumbu memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar pusat berat
dari sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan terguling
ini diberikan alat yang disebut out-triggers.
Excavator
2. Alat angkut
Articulated Dump Truck
disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan
berlumpur.
Ponton.
Adalah alat angkut sungai seperti terlihat di gambar dibawah ini
Ponton.
Belt conveyor
Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut.
Belt conveyor
Dump truck scania
Termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan
kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material
lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat
berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
Scania
Backhoe Loader
Crawler Mounted
wheel loader
Air asam penirisan: Air bersifat asam yang ditiriskan dari tambang batubara dalam atau tambang batubara terbuka
yang dihasilkan oleh reaksi organik atau inorganik bahan-bahan mengandung pirit (besi sulfida) dengan air dan
oksigen sehingga air ini mengandung asam belerang dan besi.
Air-dried basis: disingkat ADB atau adb, berarti analisis conto batubara dalam keadaan kadar kelembaban yang
hampir sama dengan kelembaban udara sekitarnya.
Air dried : disingkat AD atau ad, berarti conto batubara dikeringkan secara alami atau dalam alat pengering
pada suhu ruang sebelum dianalisis.
Analisis batubara : analisis senyawa-senyawa pembentuk batubara dan jumlah yang terkandung dalam batubara
dengan metoda kimia.
Analisis proksimat: penentuan pesentase dari kadar kelembaban, zat terbang , karbon tertambat (karbon tetap) dan
abu dengan cara tertentu di laboratorium umumnya untuk batubara dan kokas. Walaupun tidak tepat analisa
proksimat lebih sering mencantumkan nilai kalor batubara, analisa dilakukan pada basis conto sebagai diterima(as-
reveived), bebas kelembaban (moistur free) dan bebas-abu-(ash-free).
Analisis ultimat : analisa laboratorium untuk menentukan kandungan abu, karbon, hidrogen, ogsigen dan
belerangdalam batubara dengan metoda tertentu. Kandungan itu dinyatakan dalam persen pada basis contoh
dikeringkan pada suhu 105ºC dalam keadan bebas kelembaban dan abu.
Antiklin : lapisan yang membentuk dua sisi kemiringan berlawanan arah(seakan-akan mempunyai kemiringan yang
berlawanan) sama seperti atap rumah.
Tutorial Autocad Land Devlopment
Tutorial Autocad Land Devlopment
1. Membuat Project baru
Untuk membuat file gambar pada Autocad Land Development Desktop terlebih dahulu membuat file "project "
terlebih dahulu , yaitu menyimpan basis data untuk semua modul berdasarkan proyek tersebut
atau
Untuk membuat file gambar yang berbasis Project , pada Autocad Land Development , terlebih dahulu
membuka perintah : File → New, selanjutnya pada layar akan ditampilkan sebagai berikut:
diatas hanyalah sedikit previewnya aja sob... ntuk downlod tutorialx "KLIK DISINI"
Tutorial MineScape
Tutorial MineScape
REVIEWS!!!
MEMBUAT PROJECT BARU
* pilih create project
ubah nama project aja - setting satuan2 yg digunakan – klik create project
Pilih project name yg dibuat, klik ok
kalu mau tutorial lengkap beserta video silahkan hubungi saya.... ;) DOWNLOAD
Tutorial Surpac Lengkap
Tutorial Surpac
Disini saya akan post bagaimana menggunakan surpac walaupun software ini udah termasuk bahari dari minescape
tapi juga masih digemari banyak orang2 tambang,,, hehhee :D
untuk pembuatan ;
1. Cara bikin croop line
2. Cara bikin DTM
3. Cara bikin section
4. Cara Design jalan hauling
5. Cara download alat NIKON
6. Cara membikin topo udara dengan global mapper
7. Cara Membuat data base survey
8. Modul4 Block Model3D
9. banyyak lagi......... :D
1. Cara bikin croop line
Syaratnya DTM Topograpi dan Dtm Floor yang sudah di extrac melebihi topgrapy.
Seperti gambar di bawah
Contoh di atas adalah gambar di mana hasil floor yang sudah di zone thiknes.
Selanjutnya klik seperti gambar di bawah.
Teknik Pemboran Dan Peledakan
Peledakan ?
Batuan
Secara geologis :
batu beku
batu sedimen
batu metamorf
Sifat batuan yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan :
1.Kekuatan (strength)
kuat tekan (compressive strength)
kuat tarik (tensile strength)
klasifikasi berdasar kuat tekan :
a. sangat kuat > 25000 psi
b. kuat 10.000 – 25.000 psi
c. lemah 5.000 – 10.000 psi
d. sangat lemah < 5.000 psi
Kekuatan batuan juga dipengaruhi oleh struktur geologi.
Banyak kekar → batuan lemah → belum tentu mudah diledakkan.
2. Bobot isi (density)
3. Kecepatan propagasi energi → kemampuan meneruskan gelombang kejut (detonasi). makin rapat batuan → makin
tinggi densitas → kecepatan meneruskan propagasi makin besar
4. Daya lenting (resilience) → sifat deformasi batuan (elas s, plas s)
5. Struktur batuan, kekar : - masif, spasi kekar > 6’
bongkah, spasi kekar 1’ – 6’
pecah, spasi kekar 3” – 1’
hancur, fragmen ukuran < 3”
1.Black Powder
pertama muncul di cina abad 12
tidak tahan panas
mudah meledak
digunakan sebagai mesiu. Pabrik BP pertama didirikan di Milton Massacusset (AS) tahun 1675. Tambang yang
pertama kali gunakan BP adalah tambg timah (1689) di Cornwall England, tambg tembaga (1705) di Simsbury
connecticut. BP dipakai di Switzerland untuk jalan raya albula (1696)
2. Dynamite
Berbentuk gelatin. Ditemukan pertama kali tahun 1846 oleh Ascanio Sobrero. Pabrik nitroglycerin dibangun (1861)
Alfred Nobel dekat stockholm, Heleneborg – swedwen. Dilakukan penelitian untuk penggunaan dynamite pada
tambang batubara → permissibilitas. Penggunaan ethylene glycol dynitrate + NG → mengatasi masalah membekunya
dynamit
4. Initiating Devices
Tahun 1745 Dr. Watson dari Royal Society of England meledakkan BP dengan “electrick spark”. Ben Franklin
memampatkan BP dalam tabung Moses Show → gun powder (pengapian listrik) William Bickford → Sumbu api Alfred
Nobel mengembangkan detonator komersial berupa mercury fulminate. H. Julius Smith → detonator listrik, bls ng
machine, delay cap. 1973 dikembangkan sumbu ledak dengan bahan PETN, pembungkus dari cotton diganti
plastik. Tahun 1946 munculnya delay dengan interval pendek dalam milidetik sampai detik. 1950 an muncul delay
connector untuk memperoleh efek perlambatan dalam sumbu ledak 1976 diperkenalkan non-electric delay cap &
delay blasting seperti nonel dan hercudet.
Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur
geologi, misalnya perlipatan (fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih
besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai
samudera, dan sebagainya.
Kekar (Fracture)
Adalah struktur rekahan/retakan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan
belum mengalami pergeseran. Secara umum, struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:
Shear Joint
Shear Joint/kekar Gerus adalah retakan atau rekahan yang berbentuk pola saling berpotongan membentuk sudut
lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear pada umumnya bersifat tertutup
Tention Joint
Tention Joint / retakan atau rekahan yang berpola sejajardengan arah gaya utama, umumnya bentuk rekahan
bersifat tebuka
Extention Joint
Extention Joint adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk tekahan
umumnya terbuka
Lipatan (Fold)
Deformasi batuan yang berbentuk gelombang sinusiodal dimana gaya yang bekerja pada batuan tidak
melampaui batas elastisnya, sehingga batuan tidak mengalami persesaran. Lipatan sinklin adalah bentuk
lipatan yang cekung ke arah bawah, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
Berdasarkan kemiringan sayap-sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis
Lipatan Simetri
Lipatan simetri, lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya memiliki sudut yang sama besarnya
Lipatan Asimetri
Lipatan asimetri, lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada keda sayapnya tidak sama besar
Lipatan Rebah
Lipatan Rebah/Overtune fold, lipatan yg kedua sayapnya telah mengalami pembalikan arah kemiringan lapisan
batuannya
Lipatan Sesar
Lipatan Sersar, lipatan yang berbentuk seperti segitiga Patahan (Sesar) Pergesaren sebagian massa/tubuh batuan
dari kedudukan semula yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Sesar geologi ada 3 jenis;
Sesar Mendatar
Sesar mendatar, sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri realtif bergerak ke arah yang berlawanan dengan
blok bagian kanannya
Sesar Naik
2. Sesar Naik, sesar di mana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah
bawah di sepanjang bidang sesarnya
Sesar Turun
3. Sesar Turun, sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi.