Anda di halaman 1dari 7

CYLINDER, VOL 4, NO.

1, OKTOBER 2018 14

Kaji Eksperimental Pengaruh Fuel Injection


Pulse Terhadap Kinerja Motor Otto
Singgih Hidayat dan Arka Soewono †
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Tangerang, Banten 15345, Indonesia

Abstrak— Perkembangan teknologi yang modern pada kendaraan lebar pulsa pada fuel injection pulse tentunya akan
bermotor membantu meningkatkan daya dan torsi serta memperbaiki menghasilkan emisi gas buang dan performa motor bakar yang
emisi gas buang pada motor tersebut. Salah satu penerapan bervariatif. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini
perkembangan teknologi pada kendaraan bermotor adalah mengubah adalah mempelajari pengaruh perubahan fuel injection pulse
sistem karburator menjadi sistem injeksi. Electronic Control Unit
terhadap performa dari motor komersial melalui kajian
(ECU) akan mengirimkan perintah berupa sinyal yang berbentuk
pulsa untuk dapat mengatur injeksi bahan bakar. Semakin lebar pulsa
eksperimental.
yang dikirimkan, semakin lama juga katup bahan bakar pada injektor
akan terbuka. Dalam penelitian ini, ECU dikontrol sehingga lebar II. METODE DAN P ENGATURAN EKSPERIMEN
pulsa injeksi berubah menjadi lebih pendek 5% dan 10%, serta lebih Metode utama yang digunakan adalah dengan metode
panjang 5% dan 10% dibandingkan dengan kondisi normal. Bahan
kajian eksperimental untuk meneliti dan menganalisa lebih
bakar yang digunakan sebanyak tiga jenis yaitu bahan bakar dengan
nilai oktan 88, 92 dan 98. Hasil percobaan menunjukkan bahwa lebar
lanjut mengenai dampak yang dihasilkan akibat perubahan
pulsa lebih pendek 5% dapat meningkatkan daya dan torsi motor dari lebar pulsa injeksi pada motor Otto empat langkah.
bakar yang menggunakan bahan bakar dengan oktan 88 dan 92. Perubahan lebar pulsa injeksi yang digunakan dalam
Sedangkan variasi lebar pulsa akan menurunkan perolehan daya dan penelitian adalah lebih panjang 5% dan 10% serta lebih
torsi pada bahan bakar dengan oktan 98. Sedangkan pada hasil uji pendek 5% dan 10%. Selain itu, terdapat tiga jenis bahan
emisi dan distribusi partikel paling buruk diperoleh pada bahan bakar bakar yang digunakan selama penelitian berlangsung, yaitu
dengan oktan 92. bahan bakar ber-oktan 88, 92 dan 98. Motor sebagai spesimen
memiliki spesifikasi yang diperlihatkan pada Tabel 1.
Kata Kunci— ECU, fuel injection pulse, daya, torsi, emisi gas
buang TABEL 1.
SPESIFIKASI MOTOR UJI
I. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, Diameter x langkah 52,4 x 57,9 mm
perkembangan teknologi juga ikut disematkan pada kendaraan
bermotor. Perkembangan teknologi berguna untuk Volume langkah 124,8 cc
meningkatkan performa berupa daya dan torsi serta
memperbaiki emisi gas buang pada kendaraan bermotor. Salah
satu contoh nyata perkembangan teknologi tersebut adalah Perbandingan kompresi 11:1
menggunakan teknologi Electronic Control Unit (ECU). ECU
merupakan suatu sistem yang dapat mengontrol berbagai
aktivitas elektronik pada kendaraan bermotor sehingga Daya maksimum 8,3 kW / 8.500 rpm
memiliki peranan yang sangat penting dalam kendaraan [1].
Salah satu peranan ECU dalam kendaraan bermotor adalah Torsi maksimum 10,8 N.m / 5.000 rpm
mengatur sistem injeksi. Apabila dibandingkan dengan sistem
karburator, sistem injeksi dapat mengoptimalkan performa
dari motor bakar serta memperbaiki emisi gas buang dari Kopling Otomatis, sentrifugal, tipe
motor bakar dengan sistem injeksi [2]. Teknologi ini pertama kering
kali diaplikasikan pada kendaraan bermotor roda empat, lalu
kemudian pada kendaraan bermotor roda dua [1].
Dalam sistem injeksi, penyaluran bahan bakar dibantu Sistem Bahan Bakar Injeksi
dengan fuel injection pulse. Fuel injection pulse merupakan
sinyal berupa pulsa yang dikirimkan oleh ECU ke injektor.
Sinyal tersebut mengakibatkan arus listrik terhubung ke Adapun peralatan yang penulis gunakan adalah ECU
injektor sehingga lubang injektor menjadi terbuka, dimana
programmable, program perangkat lunak untuk ECU
bahan bakar kemudian melewati lubang injektor tersebut.
Lamanya bukaan pada lubang injektor tergantung pada programmable, dynamometer, exhaust gas analyzer dan
panjang lebar pulsa yang dikirimkan [1]. Sinyal yang optical paricle sizer. Lebar pulsa injeksi akan diatur dan
dikirimkan oleh ECU ke injektor dapat diubah. Perubahan diubah dengan menggunakan ECU programmable yang

Corresponding author: Arka Soewono
(e-mail: arka.soewono@atmajaya.ac.id)
CYLINDER, VOL 4, NO. 1, OKTOBER 2018 15

mana selama pengoperasiannya dibantu dengan program digunakan dimana dalam bagian tersebut dapat
perangkat lunak dari alat tersebut. Dynamometer mengubah fuel injection pulse dari keseluruhan data.
Dynojet-250i digunakan untuk mengukur daya kuda dan Pada tampilan perangkat lunak, terdapat suatu diagram
torsi pada motor uji. Pengukuran emisi gas buang yang yang menunjukkan lebar pulsa dengan kondisi Throttle
dihasilkan selama pengujian dilaksanakan dengan Position Sensor (TPS) tertentu dan dengan putaran rpm
menggunakan exhaust gas analyzer Sukyoung model tertentu. Standard setting menunjukkan bahwa pada
SY-GA 401. Emisi gas buang yang diukur adalah HC, ketika mesin berjalan pada 2000 rpm dan dengan TPS
CO, CO2, NOx. Sedangkan untuk mengetahui distribusi 5% maka injektor akan membuka selama 4,5 milidetik.
ukuran partikel selama pengujian, menggunakan alat Pada saat melakukan pengujian, pengaturan lebar pulsa
optical particle sizer. Peralatan yang digunakan pada injeksi diubah menjadi 2 jenis yaitu lebih panjang
penelitian ini telah sesuai dengan standar yang ada dan dibandingkan lebar pulsa standar dan lebih pendek
dikalibrasi terlebih dahulu sebelum melakukan dibandingkan pulsa standar. Apabila dilihat pada
penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. pengaturan lebih lanjut dalam penelitian ini, lebar pulsa
Selama penelitian berlangsung, uji coba dilakukan secara tersebut diubah menjadi lebih pendek 10%, lebih pendek
bertahap dan data-data yang diperoleh selama uji coba 5%, lebih panjang 5% dan lebih panjang 10%. Sebagai
berlangsung kemudian dianalisa. Tahapan penelitian contohnya, apabila lebar pulsa standar sebesar 4.5
dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 1 dibawah milidetik maka lebar pulsa tersebut diubah menjadi 4.05
ini. milidetik, 4.275 milidetik, 4.725 milidetik dan 4.95
milidetik. Perubahan lebar pulsa injeksi akan merubah
rasio udara-bahan bakar pada pembakaran. Perubahan
rasio udara-bahan bakar akibat perubahan pengaturan
lebar pulsa injeksi dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah
ini.

Gambar 2. Ilustrasi Fuel Injection Pulse pada Sistem Injeksi

III. HASIL DAN D ISKUSI


Hasil pengujian daya motor untuk lebar pulsai njeksi
yang berbeda dapat dilihat di Gambar 3. Dari grafik tersebut
dapat diketahui bahwa daya terbesar dari bahan bakar ber-
oktan 88 dapat diperoleh dengan menggunakan pengaturan
lebar pulsa injeksi lebih pendek 5% yaitu sebesar 9.3 daya
kuda. Hasil tersebut meningkat sebesar 1.5% apabila
Gambar 1. Diagram Alir Eksperimen dibandingkan ketika menggunakan pengaturan lebar pulsa
injeksi standar yaitu sebesar 9.16 daya kuda. Pada pengaturan
Programmable ECU adalah sebuah perangkat lunak lebar pulsa injeksi lebih pendek 5%, bahan bakar yang masuk
digunakan saat melakukan penelitian. Perangkat lunak ke dalam ruang bakar menjadi lebih sedikit apabila
tersebut digunakan untuk mengubah lebar pulsa injeksi dibandingkan dengan pengaturan lebar pulsa injeksi standar.
yang ada di dalam ECU sehingga penelitian dapat Menurunnya jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang
berlangsung. Dalam perangkat lunak yang digunakan, bakar akan dapat meningkatkan temperatur pada ruang bakar
bagian base map merupakan bagian yang akan sehingga dapat membantu menciptakan daya yang baik.
CYLINDER, VOL 4, NO. 1, OKTOBER 2018 16

Perubahan temperatur akibat perubahan pengaturan lebar


pulsa injeksi dapat dilihat dari hasil uji emisi gas buang -10 -5 STD 5 10
senyawa NOx yang mana meningkat apabila dibandingkan 9,5
dengan pengaturan lebar pulsa injeksi standar.
9

8,5

Daya (HP)
-10 -5 STD 5 10

9,5 8

7,5
9
7

8,5 6,5
6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500
Daya (HP)

Putaran Mesin (rpm)


8
Gambar 4. Hasil Test Dyno Menggunakan Bahan Bakar Dengan Nomor
Oktan 92
7,5
Hasil dynotest menggunakan bahan bakar dengan nomor
oktan 98 dapat dilihat pada Gambar 5. Dari grafik diatas
7 diketahui bahwa daya terbesar dihasilkan ketika menggunakan
pengaturan lebar pulsa injeksi standar yaitu sebesar 9,3 daya
6,5 kuda. Ketika pengaturan lebar pulsa injeksi diubah menjadi
6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 lebih panjang ataupun lebih pendek, maka daya yang
Putaran Mesin (rpm) dihasilkan akan menurun. Menggunakan pulsa injeksi yang
semakin lebih lebar tentunya akan menyulitkan bahan bakar
ber-oktan 98 untuk dapat melakukan pembakaran yang baik,
Gambar 3. Hasil Test Dyno Menggunakan Bahan Bakar Dengan Nomor sehingga daya yang dihasilkan pun akan menurun jika
Oktan 88 dibandingkan dengan pengaturan lebar pulsa injeksi standar.

Hasil test dyno menggunakan bahan bakar dengan nomor Sedangkan ketika pengaturan lebar pulsa injeksi diubah
oktan 92 dapat dilihat pada Gambar 4. Dari grafik tersebut menjadi lebih pendek, maka daya yang dihasilkan pun turun.
diketahui bahwa daya terbesar dihasilkan ketika menggunakan Pada pengaturan tersebut temperatur ruang bakar akan
pengaturan lebar pulsa injeksi lebih pendek 5% dan 10%. mengalami peningkatan dikarenakan berkurangnya jumlah
Perubahan daya pada pengaturan lebar pulsa injeksi tersebut bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar. Namun
adalah sebesar 0.07 daya kuda atau sekitar 0.7% menjadi 9.06 pencapaian temperatur tersebut belum dapat mencapai
daya kuda apabila dibandingkan dengan pengaturan lebar temperatur yang optimal untuk dapat membakar bahan bakar
pulsa injeksi standar yaitu sebesar 8.99 daya kuda. Dengan ber-oktan 98. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil emisi NO x
menggunakan lebar pulsa injeksi lebih pendek maka akan yang memiliki nilai yang rendah.
menurunkan jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang
bakar. Dampak selanjutnya yang terjadi adalah meningkatnya
temperatur pada ruang bakar. Bahan bakar ber-oktan 92 -10 -5 STD 5 10
9,5
memiliki nilai oktan yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan bahan bakar ber-oktan 88. Apabila bahan bakar 9
memiliki nomor oktan yang lebih tinggi, maka bahan bakar
tersebut memiliki flash point yang lebih tinggi [2]. Flash point 8,5
Daya (HP)

merupakan titik dimana bahan bakar terbakar dengan dibantu


dengan bantuan sumber panas [3]. Meningkatnya temperatur 8
ruang bakar maka akan memudahkan bahan bakar ber-oktan 7,5
92 yang memiliki flash point yang lebih tinggi untuk dapat
melakukan pembakaran yang lebih baik sehingga dapat 7
menghasilkan daya yang maksimum.
6,5
6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500
Putaran Mesin (rpm)
Gambar 5. Hasil Dynotest Menggunakan Bahan Bakar Dengan Nomor Oktan
98
CYLINDER, VOL 4, NO. 1, OKTOBER 2018 17

Bahan bakar ber-oktan 92 memiliki daya maksimum terkecil. Faktor yang paling memungkinkan nilai daya pada
yang paling rendah dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. bahan bakar ber-oktan 92 kurang baik diduga akibat pengaruh
Sedangkan daya maksimum tebesar dapat diperoleh dengan dari kualitas bahan bakar tersebut. Hal ini juga terjadi pada
bahan bakar ber-oktan 98 dengan menggunakan pengaturan penelitian yang dilakukan oleh Ronaldo Irzon pada tahun
lebar pulsa injeksi standar atau juga dapat diperoleh dengan 2012. Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa ada beberapa
menggunakan bahan bakar ber-oktan 88 yang memiliki nilai kalor pada bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang
pengaturan lebar pulsa injeksi lebih pendek 5%. tinggi sama dengan bahan bakar yang memiliki nilai oktan
Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Cenk Sayin pada yang rendah [4].
tahun 2005 menyebutkan bahwa bahan bakar dengan oktan
yang lebih tinggi memiliki karakteristik tersendiri dimana
mempunyai kecepatan rambat api yang lebih singkat [2].
Untuk dapat menciptakan tekanan pembakaran yang
88;5% 92;-5% 98;STD
maksimum, dibutuhkan kecepatan rambat api yang lebih 7,5
panjang. Tekanan pembakaran yang maksimum akan dapat
7,3
memberikan daya yang lebih besar dibandingkan tekanan
pembakaran yang lebih rendah. Oleh karena itu, perolehan 7,1

Torsi (Nm)
daya pada bahan bakar ber-oktan 88 pada sebagian besar 6,9
pengaturan lebar pulsa injeksi lebih baik jika dibandingkan 6,7
dengan menggunakan bahan bakar ber-oktan lainnya, seperti 6,5
ditunjukan pada Gambar 6. 6,3
6,1
5,9
88;-5 92;-5 98;STD 5,7
9,5 5,5
6000

6250

6500

6750

7000

7250

7500
9,3
9,1
Daya (HP)

8,9
8,7 Putaran Mesin (RPM)
8,5
8,3 Gambar 7. Torsi Terbesar pada Setiap Jenis Bahan Bakar
8,1
7,9 Pengaturan lebar pulsa injeksi untuk dapat menghasilkan
7,7 torsi terbesar pada setiap jenis bahan bakar sama ketika
menghasilkan daya terbesar, yaitu pengaturan lebar pulsa
7,5
injeksi lebih pendek 5% pada bahan bakar ber-oktan 88 dan
6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500
92, serta pengaturan lebar pulsa injeksi standar pada bahan
Putaran Mesin (RPM) bakar ber-oktan 98. Torsi terbesar diperoleh untuk bahan
bakar ber-oktan 98.
Gambar 6. Grafik Daya Terbesar Setiap Bahan Bakar yang Digunakan Dari Gambar 8 grafik tersebut dapat diketahui bahwa
apabila pengaturan lebar pulsa injeksi semakin lebar atau air-
Selain kedua faktor di atas, faktor lainnya yang diduga fuel ratio semakin kaya (rich), maka senyawa karbon
menjadikan bahan bakar ber-oktan 88 menghasilkan daya monoksida akan cenderung meningkat. Air-fuel ratio yang
yang sama besarnya dengan bahan bakar ber-oktan 98 adalah bersifat rich akan memperbanyak jumlah bahan bakar yang
berbagai parameter lain yang harus disesuaikan untuk masuk ke dalam ruang bakar [1]. Dengan jumlah oksigen yang
menghasilkan daya yang optimum ketika menggunakan bahan masuk ke dalam ruang bakar tetap, maka karbon monoksida
bakar ber-oktan 98 pada motor bakar tersebut. Adapun yang dihasilkan akan meningkat. Senyawa karbon monoksida
parameter yang dapat mempengaruhi hasil pembakaran pada juga merupakan salah satu faktor yang menunjukkan ketidak-
bahan bakar ber-oktan tinggi adalah waktu penyemprotan sempurnaan pembakaran yang terjadi pada ruang bakar.
bahan bakar (injection timing), waktu pengapian (ignition Semakin sedikit nilai karbon monoksida yang dihasilkan,
timing), jumlah udara yang masuk ke dalam ruang bakar. maka ruang bakar akan cenderung untuk menghasilkan
Seperti diilustrasikan di Gambar 7, pengujian daya dari pembakaran yang lebih baik. Dapat dilihat pada data yang
motor uji dengan menggunakan variasi lebar pulsa injeksi dihasilkan oleh bahan bakar ber-oktan 88, dengan pengaturan
yang berbeda-beda serta menggunakan bahan bakar yang lebar pulsa injeksi lebih pendek 5% dimana nilai karbon
berbeda-beda juga menyimpulkan bahwa penggunaan bahan monoksida yang dihasilkan pada parameter tersebut lebih
bakar ber-oktan 92 memiliki performa yang kurang baik jika rendah jika dibandingkan bahan bakar lainnya pada
dibandingkan bahan bakar lainnya. Jika dilihat dari daya pengaturan lebar pulsa injeksi yang sama. Hal tersebut pula
maksimum terbesar yang diperoleh tiap pengaturan lebar pulsa yang menjadikan salah satu faktor mengapa penggunaan
injeksi, bahan bakar ber-oktan 92 memiliki daya maksimum bahan bakar ber-oktan 88 dengan pengaturan lebar pulsa
injeksi tersebut dapat menghasilkan daya yang lebih baik.
CYLINDER, VOL 4, NO. 1, OKTOBER 2018 18

88 92 98
Selain itu, dari grafik tersebut juga dapat diketahui
5,00% bahwa semakin panjang pulsa injeksi, maka semakin tinggi
4,00% nilai hidrokarbon yang dihasilkan. Penggunaan lebar pulsa
3,00% injeksi yang semakin lebar, akan mengubah rasio udara-bahan
2,00%
CO (%)

1,00% bakar menjadi semakin kaya (rich). Dengan demikian jumlah


0,00% bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar akan semakin
-10 -5 0 5 10 banyak. Kondisi air fuel ratio yang bersifat “rich” merupakan
88 0,47%1,21%2,09%3,20%3,98% salah satu faktor utama penyebab meningkatnya emisi
92 0,75%1,96%2,92%3,65%4,46% hidrokarbon [1]. Selain tidak terbakar sempurna, jumlah bahan
98 0,40%1,65%2,30%3,69%4,67%
bakar yang lebih banyak diinjeksikan ke dalam ruang bakar,
akan meningkatkan kemungkinan untuk terjadi proses valve
overlap. Proses valve overlap merupakan suatu kondisi
Lebar Pulsa Injeksi dimana bahan bakar tersebut melewati katup buang langsung
Gambar 8. Pengujian Emisi Gas Buang Senyawa CO tanpa melalui tahap pembakaran yang mana tentunya akan
meningkatkan emisi hidrokarbon [6].
Emisi hidrokarbon menunjukkan bahwa pembakaran Senyawa karbon dioksida merupakan salah satu faktor yang
pada ruang bakar tidak mengalami pembakaran yang baik. dapat mengetahui apakah pembakaran berlangsung dengan
Hidrokarbon yang dihasilkan oleh pembakaran menandakan baik ataupun buruk. Emisi karbon dioksida cenderung
bahwa campuran bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna berkebalikan dengan emisi karbon monoksida, dimana
[5]. Data pengukuran emisi Hidrokarbon pada Gambar 9 semakin sempurna pembakaran, jumlah karbon dioksida yang
menunjukkan bahwa menggunakan bahan bakar ber-oktan dihasilkan cenderung menaik. Hal tersebut dapat diketahui
yang tinggi dapat menghasilkan emisi hidrokarbon yang lebih dari persamaan reaksi kimia pembakaran yang sempurna
tinggi. Perolehan data tersebut sesuai dengan jurnal ilmiah adalah menghasilkan emisi karbon dioksida [7]. Dari hasil
karya Cenk Sayin pada tahun 2005, dimana bahan bakar ber- pengukuran emisi CO 2 pada Gambar 10 dapat diketahui
oktan lebih tinggi memiliki emisi hidrokarbon yang lebih bahwa karbon dioksida akan cenderung menaik pada
tinggi dibandingkan dengan bahan bakar ber-oktan yang lebih pengaturan lebar pulsa injeksi yang semakin pendek. Dengan
rendah [2]. Bahan bakar beroktan tinggi memiliki karakteristik menggunakan pengaturan lebar pulsa injeksi yang lebih
yaitu memiliki flash point yang lebih tinggi dibandingkan pendek, maka kondisi rasio udara-bahan bakar menjadi lebih
dengan bahan bakar ber-oktan yang lebih rendah, sehingga miskin. Dengan jumlah bahan bakar yang berkurang dan
selama pembakaran berlangsung, kemungkinan bahan bakar jumlah oksigen yang tetap, maka kemungkinan bahan bakar
ber-oktan tinggi tidak terbakar sempurna semakin tinggi. Hal untuk bereaksi menjadi karbon dioksida semakin tinggi.
tersebut memicu meningkatnya emisi hidrokarbon. Namun
dari grafik yang telah dilampirkan diatas diketahui bahwa
88 92 98
bahan bakar ber-oktan 92 memiliki emisi hidrokarbon yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar ber-oktan 98 di 11,00%
sebagian besar variasi lebar pulsa injeksi, meskipun nilai oktan 10,50%
pada bahan bakar ber-oktan 92 lebih rendah dibandingkan
10,00%
dengan bahan bakar ber-oktan 98. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pada saat percobaan berlangsung, bahan bakar ber- 9,50%
CO2 (%)

oktan 92 tidak dapat menghasilkan pembakaran yang baik. 9,00%


8,50%
8,00%
88 92 98 7,50%
-10 -5 0 5 10
800 88 8,70%
700 9,20% 8,70% 9,30% 8,00%
600 92 10,60% 10,40% 10,00% 8,40% 8,70%
500
98 10,00% 8,40% 9,70% 9,40% 8,40%
HC (PPM)

400
300
200 Lebar Pulsa Injeksi
100
-10 -5 0 5 10
Gambar 10. Pengujian emisi gas buang senyawa CO2
88 172 227 312 388 388
92 203 326 290 662 702 Pengujian emisi gas buang senyawa NOx dapat dilihat pada
98 189 254 241 289 606 Gambar 11. Dari hasil yang telah didapat, diketahui bahwa
semakin pendek penggunaaan lebar pulsa injeksi, maka
semakin tinggi NOx yang dihasilkan. Menurut buku manual
Lebar Pulsa Injeksi yang dikeluarkan oleh Toyota Motor Sales pada tahun 2003
Gambar 9. Pengujian emisi gas buang senyawa HC menjelaskan bahwa NOx sangat dipengaruhi oleh temperatur
CYLINDER, VOL 4, NO. 1, OKTOBER 2018 19

pada ruang bakar [5]. Apabila temperatur pada ruang bakar TABEL 2.
RINGKASAN DISTRIBUSI EMISI PARTIKEL
meningkat, maka hal tersebut akan mengakibatkan nitrogen
untuk bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan NOx. Hal
tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menemukan bahwa nitrogen akan bereaksi pada temperatur
yang lebih tinggi [8, 9]. Pada grafik yang telah dicantumkan
diatas, penggunaan lebar pulsa injeksi yang pendek akan
mengurangi jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang
bakar. Dengan kondisi tersebut, maka temperatur pada ruang
bakar akan meningkat. Peningkatan temperatur pada ruang
bakar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perolehan daya pada motor tersebut.

88 92 98

1815
1615
1415
1215
NOx (PPM)

1015
815
615
415
215
15
-10 -5 0 5 10
88 1278 1001 817 635 352
92 1608 1169 734 537 373
98 1478 805 719 514 363 IV. CONCLUSION
Dari percobaan yang telah dilakukan, pengaturan lebar
Lebar Pulsa Injeksi
pulsa injeksi lebih pendek 5% dapat meningkatkan daya pada
Gambar 11. Pengujian emisi gas buang senyawa NO x bahan bakar ber-oktan 88 dan 92. Sedangkan memvariasikan
pengaturan lebar pulsa injeksi pada bahan bakar ber-oktan 98
Hasil pengujian distribusi partikel dari ketiga jenis bahan akan menurunkan daya yang diperoleh. Pengaturan lebar pulsa
bakar disertai dengan perubahan pengaturan lebar pulsa injeksi injeksi yang semakin lebar akan menghasilkan senyawa emisi
dapat dilihat pada Tabel 2. Pengaturan lebar pulsa injeksi lebih gas buang karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC)
pendek 10% pada saat menggunakan bahan bakar ber-oktan semakin tinggi. Pengaturan lebar pulsa injeksi yang semakin
88 menghasilkan jumlah partikel yang paling sedikit dan lebar akan menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dan
paling ringan dari keseluruhan parameter pengujian. nitrogen oksida (NOx) yang semakin sedikit. Jumlah partikel
Sedangkan pengaturan lebar pulsa injeksi lebih pendek 10% terbanyak dihasilkan oleh bahan bakar ber-oktan 92,
dengan menggunakan bahan bakar ber-oktan 92 memiliki sedangkan jumlah partikel yang paling sedikit dihasilkan oleh
jumlah partikel yang paling banyak dibandingkan parameter bahan bakar ber-oktan 88.
lainnya. Massa partikel yang paling berat diketahui saat Untuk penelitian yang akan dilakukan berikutnya,
menggunakan lebar pulsa injeksi lebih pendek 5% ketika beberapa parameter mungkin dapat diubah untuk dapat
menggunakan bahan bakar ber-oktan 98. Apabila dilihat dari menghasilkan perbedaan yang cukup signifikan. Parameter
keseluruhan pengaturan lebar pulsa injeksi, bahan bakar ber- yang mungkin dapat diubah adalah injection timing dan
oktan 92 cenderung menghasilkan partikel yang lebih banyak ignition timing. Selain itu, diharapkan dapat memperhatikan
serta memiliki massa yang lebih berat. aspek-aspek yang mempengaruhi selama pengujian
berlangsung, seperti: temperatur ban, temperatur mesin,
Hal tersebut menandakan bahwa menggunakan bahan bakar temperatur udara sekitar dan pergantian bahan bakar yang
ber-oktan 92 memiliki hasil gas buang yang dapat dikatakan harus tepat.
buruk. Emisi gas buang yang memiliki jumlah partikel dan
konsentrasi massa terkecil dapat diperoleh ketika
menggunakan bahan bakar ber-oktan 88. REFERENCES

[1] Ganesan, V., Internal Combustion Engine, 2nd Ed., Tata


India: McGraw-Hill Education, 2004.
[2] Sayin, C., et al., “An Experimental Study of the Effect of
Octane Number Higher Than Engine Requirement on the
CYLINDER, VOL 4, NO. 1, OKTOBER 2018 20

Engine Performance and Emissions”, Applied Thermal


Engineering., 2005.
[3] Dhuchakallaya, I., and Watkins, A, P., “Auto-ignition of
diesel spray using the PDF-Eddy Break-Up model”,
Applied Mathematical Modelling, 2009.
[4] Irzon, R., “Perbandingan Calorific Value Beragam Bahan
Bakar Minyak yang Dipasarkan di Indonesia
Menggunakan Bomb Calorimeter”, Jurnal Sumber Daya
Geologi, Vol. 22, 2012.
[5] Toyota., “Toyota Technical Training: Advanced Emissions
and Driveability”, United States of America: Toyota
Motor Sales, 2003.
[6] Roth, A.C., “Small Gas Engines”, United States of
America: Goodheart-Willcox Company, 1992.
[7] Myers, R., “The Basics of Chemistry”, United States of
America: Greenwood Publishing Group, Inc., 2003.

Anda mungkin juga menyukai