PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi dengan pesat khususnya dunia transportasi.
Peningkatan yang terus dilakukan untuk mendapatkan unjuk kerja mesin yang optimal
dengan konsumsi bahan bakar yang minim dan kadar emisi yang rendah sehingga tetap
ramah bagi lingkungan. Pada dasarnya kemajuan teknologi tersebut berdasar pada sifat
alamiah manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang telah didapat, sehingga terus
menerus melahirkan inovasi-inovasi yang dianggap mendapat hasil lebih baik dari
sebelumnya, contohnya adalah penggunaan sistem injeksi pada semua tipe dan merek
kendaraan bermotor agar lolos regulasi emisi yang sudah ditentukan pemerintah namun
tetap menghasilkan tenaga yang optimal dan komsumsi bahan bakar yang minim, juga
didukung dengan kebutuhan manusia yang berbeda satu sama lain, bahkan terkadang
demi mewujudkan kebutuhan yang satu harus rela sedikit mengorbankan kebutuhan
yang lain yang dirasa kurang dibutuhkan. Injeksi merupakan suatu metode
pencampuran bahan bakar dengan udara pada kendaraan bermotor untuk menghasilkan
pembakaran yang sempurna. Injeksi membutuhkan perangkat bernama injektor, yang
bertugas menyuplai campuran bahan bakar dengan udara. Sistem injeksi merupakan
teknologi penerus sistem karburator pada kendaraan bermotor.
Kendaraan sepeda motor Yamaha NMAX 155 sebenarnya dibuat untuk
konsumen dengan mengedepankan kenyamanan dalam berkendara. Bobotnya yang
besar sangat nyaman saat dikendarai dijalan raya. Pengendara cenderung
menginginkan tenaga mesin yang optimal dibandingkan konsumsi bahan bakar dan
kadar emisi yang rendah dari sebuah mesin, karena memang pengendara dapat
langsung merasakan efeknya sendiri meskipun hanya dengan asumsi si pengendara.
Menurut buku petunjuk pemilik NMAX (2016: 9), daya maksimum yang dihasilkan
sebesar 11.1 Kw / 8000 rpm sedangkan torsi maksimum sebesar 14.4 Nm / 6000 rpm.
Hal ini dapat dibuktikan dengan lebih banyaknya produk untuk mengoptimalkan
1
2
tenaga mesin di pasaran dibandingkan dengan produk penghemat bahan bakar dan
produk penurun kadar emisi. Saat ini hampir semua sepeda motor baru yang dijual oleh
produsen sepeda motor telah menggunakan sistem injeksi dengan tipe kontrol close
loop (ada umpan balik dari hasil/keluaran untuk menyesuaikan kembali suatu sistem
pengontrolan) dalam hal ini umpan balik yang dimaksud adalah kadar O2 dari proses
pembakaran yang dikoreksi oleh O2 sensor. O2 sensor akan mendeteksi kadar oksigen
dalam gas buang agar dapat mengetahui apakah campuran terlalu gemuk atau terlalu
kurus. O2 sensor ini akan membangkitkan tegangan yang besarnya bergantung pada
konsentrasi oksigen pada gas buang, Jika konsentrasi oksigen adalah rendah (campuran
terlalu gemuk) tegangan yang dibangkitkan akan menjadi lebih tinggi. Demikian
sebaliknya, jika campuran bahan bakar dan udara terlalu kurus maka tegangan yang
akan dihasilkan juga semakin rendah (Toyota Step 2, 1994:63).
Pada motor matic injeksi, saat ini hampir semuanya dilengkapi dengan O2 sensor,
yang sangat diperlukan untuk mengendalikan emisi gas buang atau debit bahan bakar.
Agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan maupun pemerintah,
yang saat ini mengacu pada standar Euro 3. Pada RPM rendah atau saat bukaan gas
kurang dari setengah (part throttle), bahan bakar dibuat seirit mungkin dengan
perbandingan udara dan bahan bakar di sekitar 14.7:1, agar tingkat emisi gas buang
rendah dan pemakaian bahan bakar irit atau ekonomis. Menurut Solihin & Muhaji
(2017 : 75) konsumsi bahan bakar mesin dengan menggunakan manipulator O2 sensor
cenderung sedikit lebih tinggi yang menandakan komposisi udara dan bahan bakar (afr)
turun atau campuran menjadi lebih kaya. Rata-rata peningkatan terbesar 5,03 % pada
seting rpm rendah/rpm tinggi step 15/8. Tentu saja ini akan berimbas ke keluaran
tenaga mesin yang tidak maksimum karena campuran bahan bakar dengan udara yang
menghasilkan tenaga mesin maksimum ada di sekitar 12.5:1. Pemakaian piggyback
semacam fuel controller atau fuel adjuster misalnya di rentang RPM rendah ini pada
mode Close Loop menjadi kurang efektif karena ECU akan berusaha mengatur debit
bahan bakar berdasarkan masukan dari O2 sensor meski piggyback juga berusaha untuk
mengkoreksinya.
3
Untuk membuat kinerja mesin yang lebih stabil tanpa terpengaruh masukan dari
O2 sensor maka perlu untuk dibuat sebuah alat yang bisa mengeliminasi O2 sensor
sehingga ECU bisa bekerja pada mode Open Loop. Alat ini dinamakan sebagai
Speedspark Open Looper, karena berfungsi membuat ECU bekerja dalam mode Open
Loop. Menurut Solihin (2017 :75) daya yang dihasilkan mesin dengan menggunakan
manipulator O2 sensor dengan setting rpm rendah dan rpm tinggi step 15/8 mengalami
peningkatan sebesar 3,12 PS dengan persentase perubahan sebesar 71,30% di putaran
3000 rpm dibandingkan dengan kondisi standar sebesar 4,38 PS pada putaran 3000
rpm. Secara keseluruhan, rata-rata persentase perubahan torsi tertinggi dicapai pada
setingan step 15/8 yaitu sebesar 9,36%. Pengaturan melalui sebuah potensio cukup
mudah dengan bantuan obeng min, perbandingan bahan bakar dan udara bisa diatur irit
atau boros. Hal ini akan membuat tenaga mesin terkoreksi serta mendukung kerja
piggyback fuel controller atau fuel adjuster lebih stabil khususnya di RPM rendah
hingga menengah. Dan tentunya berefek positif hingga RPM tinggi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengajukan judul
Pengaruh Penggunaan Speedspark Open Looper Terhadap Daya Dan Konsumsi Bahan
Bakar pada Sepeda Motor Yamaha NMAX 155.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan pada latar
belakang masalah diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah ada perbedaan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper ?
2. Apakah ada perbedaan konsumsi bahan bakar Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditarik kesimpulan tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menguji signifikasi perbedaan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX 155
antara yang menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak
menggunakan speedspark open looper.
2. Menguji signifikasi perbedaan konsumsi bahan bakar Yamaha NMAX 155 antara
yang menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan
speedspark open looper.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut.
a. Bagi Akademik
Bagi dunia akademik dapat memberikan acuan tentang pengaruh
penggunaan speedspark open looper terhadap daya yang dihasilkan pada sepeda
motor Yamaha Nmax 155.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang meningkatkan daya
motor tanpa melakukan bore up dengan memanipulasi O2 sensor yang dapat
meningkatkan daya mesin dan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor NMAX
155.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan bacaan mengenahi bidang
otomotif khususnya informasi tentang pengaruh penggunaan speedspark open
looper terhadap daya dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada sepeda
motor Yamaha Nmax 155.
d. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam kegiatan belajar mengenahi
pengaruh penggunaan speedspark open looper terhadap daya dan konsumsi bahan
bakar yang dihasilkan pada sepeda motor Yamaha Nmax 155.
5
E. Batasan Masalah
a. Sepeda motor yang digunakan adalah Yamaha NMAX 155cc.
b. Alat yang digunakan adalah speedspark open looper
c. Bahan bakar yang digunakan saat uji coba adalah pertamax RON 92
d. Parameter yang diteliti adalah daya mesin dan konsumsi bahan bakar
e. Pengambilan data pada putaran mesin 4000 - 8500 rpm dengan kelipatan tiap
putaran mesin 500 rpm.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian
yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Daya Mesin
H0 = Tidak ada perbedaan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper.
H1 = Ada perbedaan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper.
2. Konsumsi Bahan Bakar
H0 = Tidak ada perbedaan konsumsi bahan bakar Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper.
H1 = Ada perbedaan konsumsi bahan bakar Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper.
G. Definisi Operasional
Untuk membatasi dan memberikan fokus penelitian, maka dapat dirumuskan
definisi operasional dari beberapa variabel penelitian diatas sebagai berikut.
6
1. Speedspark Open Loop adalah suatu alat yang prinsip kerjanya memanipulasi O2
sensor di mana ECU bekerja tidak mengacu pada masukan dari Oxygen (O2)
sensor.
2. Daya mesin adalah daya yang dihasilkan oleh mesin setelah melakukan proses
pembakaran. Daya mesin diukur menggunakan dynamometer dalam satuan horse
power (hp). Rumus Daya mesin (HP) = torque (lbs. ft) x rotational speed (RPM) /
5252.
3. Konsumsi bahan bakar pertamax adalah banyaknya bahan bakar pertamax yang
dihisap oleh mesin setiap jarak tempuh atau setiap waktu tertentu. Konsumsi bahan
bakar pertamax diukur menggunakan gelas ukur dan stopwatch dalam satuan
milliliter per second (ml/s).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sensor Oksigen
Exhaust Gas Oxygen sensor (EGO sensor) adalah sensor yang berfungsi
mengukur kadar gas oksigen yang terdapat pada gas buang. Sensor ini bertujuan untuk
menjaga nilai Air Fuel Ratio (AFR) mendekati nilai ideal yakni 15:1. Sensor ini akan
mengirim informasi jumlah oksigen pada gas buang pada ECU (Electronic Control
Unit) untuk mengukur tingkat kesempurnaan pembakaran. Jika pembakaran belum
sempurna, maka ECU akan mengkoreksi dan mengubah data perintah pada aktuator
agar pembakaran menjadi lebih sempurna. Dalam rangka untuk menjaga katalis emisi
gas buang beroperasi dengan benar, air-fuel ratio harus dijaga mendekati nilai 15:1
(perbandingan massa), dan sensor EGO inilah yang membantu ECU untuk menjaga
air-fuel ratio pada batas yang ditentukan. Sensor EGO memonitor kadar oksigen secara
konstan dan begitu pula air-fuel ratio di intake mesin, karena persentase oksigen dalam
gas buang merupakan ukuran akurat dari air-fuel ratio yang masuk silinder mesin.
Informasi berupa tegangan listrik dari EGO sensor diberikan pada ECU sehingga
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada mesin dapat berubah untuk mendapatkan
nilai air-fuel ratio yang stabil dan mendekati ideal. Pada umumnya, airfuel ratio yang
menghasilkan pembakaran sempurna secara kimiawi dinyatakan sebagai Lambda = 1.
Jika campuran kaya, maka lamda kurang dari 1 (sekitar lambda=0.97), dan jika
campuran miskin maka lambda lebih besar dari 1 (sekitar lambda=1,03). Oleh karena
itu, EGO sensor juga sering disebut dengan lambda sensor. Terdapat dua macam EGO
sensor yang sering digunakan yakni prinsip voltaic cell (contohnya chemo-voltaic) dan
lainnya yakni prinsip resistansi listrik pada material yang peka terhadap oksigen
(contohnya chemo-resistive).
7
8
Gambar 2.2 Diagram blok sistem kendali open looper (sumber: google image)
Dari gambar diatas dapat dihasilkan persamaan untuk open loop system sebagai
berikut.
C(s) = R(s).Gc(s).G(s)
𝐶(𝑠)
= 𝐺𝑐(𝑠). 𝐺(𝑠)
𝑅(𝑠)
Keterangan:
C(s) = Output atau keluaran
R(s) = Input atau masukan
Gc(s) = sistem kontrol
G(s) = plant atau objek yang dikontrol
Sistem kontrol loop terbuka termasuk dalam sistem kontrol manual dimana
proses pengaturannya dilakukan secara manual oleh operator dengan mengamati
keluaran secara visual, kemudian dilakukan koreksi variabel-variabel kontrolnya untuk
mempertahankan hasil keluarannya. Sistem kontrol itu sendiri bekerjanya secara open
loop, artinya sistem kontrol tidak dapat melakukan koreksi variable untuk
mempertahankan hasil keluarannya. Perubahan ini dilakukan secara manual oleh
operator setelah mengamati hasil keluarannya melalui alat ukur atau indikator. Sistem
kontrol loop terbuka mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
Konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah
Lebih murah
Tidak ada masalah kestabilan berkaitan dengan menyimpangnya nilai output yang
menjauh dari set poin.
Cocok untuk diterapkan pada proses yang keluarannya sukar diukur.
11
Pada sistem injeksi dengan open loop, saat proses kerja mesin yang dikontrol
oleh ECU, tidak ada feedback respon terhadap hasil pembakaran yang dihasilkan.
Sistem open loop tidak menjaga AFR dalam semua kondisi mesin. Dengan
menggunakan modul open loop, hasil kinerja ECU dapat dikontrol secara manual oleh
pengguna dengan melihat dan mengatur kadar CO. Dengan open loop hasil akhir yang
keluar melalui knalpot tidak akan mempengaruhi proses pembakaran selanjutnya.
Pada motor injeksi saat ini hampir semuanya dilengkapi dengan O2 sensor, yang
diperlukan untuk mengendalikan emisi gas buang atau debit bahan bakar. Agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan maupun pemerintah, yang saat ini
mengacu pada standar Euro 3. Pada RPM rendah atau saat bukaan gas kurang dari
setengah, bahan bakar dibuat seirit mungkin dengan perbandingan udara dan bahan
bakar di sekitar 14.7:1, agar tingkat emisi gas buang rendah dan pemakaian bahan bakar
irit atau ekonomis. Tentu saja ini akan berimbas ke keluaran tenaga mesin yang tidak
maksimum karena campuran bahan bakar dengan udara yang menghasilkan tenaga
mesin maksimum ada di sekitar 12.5 :1.
Pemakaian piggyback semacam fuel controller atau fuel adjuster misalnya di
rentang RPM rendah ini pada mode Close Loop menjadi kurang efektif karena ECU
akan berusaha mengatur debit bahan bakar berdasarkan masukan dari O2 sensor meski
piggyback juga berusaha untuk mengkoreksinya. Untuk menghindari hal ini dan untuk
membuat kinerja mesin yang lebih stabil tanpa terpengaruh masukan dari O2 sensor
diperlukan sebuah alat yang bisa mengeliminasi O2 sensor sehingga ECU bisa bekerja
pada mode Open Loop. Alat ini dinamakan sebagai Speedsparks Open Looper, karena
berfungsi membuat ECU bekerja dalam mode Open Loop. Pada alat ini, terdapat
potensiometer atau tahanan geser sebagai manipulator.
12
Gambar 2.4 Skema Sistem Kontrol Open Loop (sumber: google image)
kirimkan ke ECU sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi pada ruang
bakar yg dideteksi melalui gas buang.
2. Modul open looper terhubung dengan tiga terminal, pertama dari kunci kontak
12 V, kedua ground O2 ke ECU, dan ketiga sinyal O2 ke ECU. Tegangan dari
baterai akan dirubah oleh modul open looper dengan mengubah resistansi dari
potensiometer sehingga output yang akan dikirimkan dari modul open looper
sebesar 0,1 V sampai 0,9 V sesuai dengan kebutuhan pengguna. Output
tegangan tersebut akan dikirimkan ke ECU untuk diolah dan diproses informasi
hasil pembakaran yang terjadi pada ruang bakar yg dideteksi melalui gas buang.
Gambar 2.7 Wiring kelistrikan modul speedspark open looper ( Sumber: google image)
15
Pemasangan modul speedspark open looper pada motor dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.8 Wiring Diagram Modul Open Looper (Sumber :google image)
E. Dynamometer
Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur daya dan
gaya puntir yang dihasilkan mesin pada kecepatan tertentu dengan tujuan mendapatkan
nilai torsi dan horse power yang dihasilkan oleh mesin pada RPM (Revolutions Per
Minute) tertentu. Menurut metode pengukurannya, dinamometer dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu Engine Dinamometer (ED) dan Chassis Dinamometer (CD).
Dinamometer yang digunakan pada penelitian ini adalah chassis dynamometer.
Chassis dynamometer adalah dinamometer yang mengukur daya yang dialirkan
melalui permukaan drive roller yang digerakkan oleh roda kendaraan yang sedang
diukur. Kendaraan yang akan diukur pada umumnya diletakkan diatas roller, lalu
kendaraan dijalankan menurut metode pengukuran yang ingin digunakan untuk
mengetahui daya kendaraan yang terukur (Sinaga, 2012: 8).
Dynamometer mengapsorsi tenaga yang dikeluarkan oleh mesin dengan cara
pengereman bertahap sejak mesin dalam keadaan idle hingga RPM maksimum. Sebuah
16
chassis dynamometer terdiri dari chassis itu sendiri dan sebuah dinamometer yang
sebenarnya dapat menggunakan dynamometer tipe apa saja. Dinamometer yang
digunakan disambung pada rolling road yang terdapat pada chassis sehingga dapat ikut
berputar saat kendaraan diuji di atas roll. Penggunaan chassis dynamometer dibantu
oleh beberapa peralatan atau sensor tambahan untuk mempermudah pengambilan data,
maupun menjaga keamanan kendaraan saat diuji (Sinaga, 2012: 8).
F. Daya Motor
Daya motor adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh mesin setelah
melakukan proses pembakaran dalam satuan waktu. Daya dapat diukur dengan alat
yang dinamakan dynotest. Satuan daya yang ditetapkan adalah horsepower (HP).
Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui dulu torsinya.
Pengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan alat yang dinamakan
Dynamometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memberi beban yang
berlawanan terhadap arah putaran sampai putaran mendekati 0 rpm, Beban ini nilainya
adalah sama dengan torsi poros. Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk
melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan
yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang
berputar pada porosnya.
Dapat dilihat dari gambar diatas adalah prinsip dasar dari dinamometer. Dari
gambar diatas dapat dilihat pengukuran torsi pada poros ( rotor) dengan prinsip
pengereman dengan stator yang dikenai beban sebesar w. Mesin dinyalakan kemudian
17
pada poros disambungkan dengan dinamometer. Untuk megukur torsi mesin pada
poros mesin diberi rem yang disambungkan dengan w pengereman atau pembebanan.
Pembebanan diteruskan sampai poros mesin hampir berhenti berputar. Beban
maksimum yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya
putar poros mesin F. Banyak sekali daya yang dihasilkan dalam mesin, namun di
penelitian ini dibatasi pada perhitungan daya efektif untuk mengetahui kinerja dari
mesin sepeda motor Yamaha NMAX 155.
Dimana :
Fc = konsumsi bahan bakar (ml/s)
b = volume bahan bakar selama t detik (ml)
t = waktu untuk menghabiskan bahan bakar (s)
H. Putaran Mesin
Menurut VEDC Malang (1986:6), gerakan torak kebawah mengakibatkan
poros engkol memutar dan pada ujung poros engol terpasang fly wheel. Putaran poros
engkol akan diteruskan ke pemindah tenaga untuk menggerakkan kendaraan. Putaran
poros engkol disinilah yang dinamakan putaran mesin. Semakin cepat poros engkol
berputar maka semakin cepat laju kendaraan, begitu juga sebaliknya. Putaran mesin
juga mempengaruhi konsumsi bahan bakar dan kadar gas buang yang dihasilkan.
18
K. Kerangka berfikir
Untuk memperoleh daya yang maksimal pada RPM rendah maupun tinggi, serta
konsumsi bahan bakar yang irit, maka salah satu alternatifnya adalah dengan
menggunakan alat yang dinamakan speedspark open looper untuk mengubah tegangan
output yang keluar dari sensor O2. Cara tersebut sudah pernah dilakukan namun dengan
menggunakan alat yang berbeda dan diterapkan pada motor yang berbeda.
Berdasarkan pada penelitian tersebut peneliti mempunyai inovasi untuk
mengembangkan penelitian dahulu untuk mencari peningkatan daya yang dihasilkan
dan konsumsi bahan bakar yang irit dengan menggunakan alat speedspark open looper
pada motor injeksi Yamaha NMAX 155.
Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Solusi Penarikan
Latar Belakang
Kesimpulan
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah paparan tentang rancangan penelitian yang dipilih
sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan. (Mukhadis, 2015:151).
Berdasarkan topik yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini menggunakan
metode penelitian True Eksperimental. True experimental adalah metode penelitian
yang didesain dengan adanya kelompok kontrol dan cara mengukur perubahan yang
terjadi pada kedua kelompok. Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam
pengolahan data adalah rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok control
(the randomized posttest only control group design).
Pada rancangan ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dikenai perlakuan X1 dan pada
kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan. Pada penelitian ini, peneliti tidak
melakukan tes awal (pra test). Pada akhir penelitian, kedua kelompok dikenai tes akhir
(post test). The randomized posttest only control group design digunakan pada
penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya dan konsumsi bahan bakar
Yamaha NMAX 155 cc yang tidak menggunakan speedspark open looper dengan yang
menggunakan speedspark open looper pada putaran mesin 1500 – 6000 rpm dengan
kenaikan putaran tiap 500 rpm.
Keterangan :
23
24
Daya
2 1a 1b 2b 3b
3 1a 1b 2b 3b
Rata-rata X5 X5 X5 X5
1 1a 1b 2b 3b
2 1a 1b 2b 3b
6500
3 1a 1b 2b 3b
Rata-rata X6 X6 X6 X6
1 1a 1b 2b 3b
2 1a 1b 2b 3b
7000
3 1a 1b 2b 3b
Rata-rata X7 X7 X7 X7
1 1a 1b 2b 3b
2 1a 1b 2b 3b
7500
3 1a 1b 2b 3b
Rata-rata X8 X8 X8 X8
1 1a 1b 2b 3b
2 1a 1b 2b 3b
8000
3 1a 1b 2b 3b
Rata-rata X9 X9 X9 X9
1 1a 1b 2b 3b
2 1a 1b 2b 3b
8500
3 1a 1b 2b 3b
Rata-rata X10 X10 X10 X10
Tabel 3.3 Desain Penelitian Konsumsi Bahan Bakar Yamaha NMAX 155 cc
26
1 2a 2b
2 2a 2b
7000
3 2a 2b
Rata-rata Y7 Y7
1 2a 2b
2 2a 2b
7500
3 2a 2b
Rata-rata Y8 Y8
1 2a 2b
2 2a 2b
8000
3 2a 2b
Rata-rata Y9 Y9
1 2a 2b
2 2a 2b
8500
3 2a 2b
Rata-rata Y10 Y10
Keterangan tabel :
1a : Daya mesin tanpa menggunakan speedspark open looper pada putaran 4000
– 8500 rpm dengan kelipatan tiap putaran 500 rpm.
1b : Daya mesin dengan menggunakan speedspark open looper pada putaran 4000
– 8500 rpm dengan kelipatan tiap putaran 500 rpm pada otput tegangan 0,1 V
2b : Daya mesin dengan menggunakan speedspark open looper pada putaran 4000
– 8500 rpm dengan kelipatan tiap putaran 500 rpm pada otput tegangan 0,45 V
3b : Daya mesin dengan menggunakan speedspark open looper pada putaran 4000
– 8500 rpm dengan kelipatan tiap putaran 500 rpm pada otput tegangan 0,9 V
X1 : Hasil rata-rata daya mesin pada putaran 4000 rpm
X2 : Hasil rata-rata daya mesin pada putaran 4500 rpm
X3 : Hasil rata-rata daya mesin pada putaran 5000 rpm
28
C. Variabel Penelitian
Adapun variabel – variabel dalam penelitian ini yang meliputi :
29
D. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah yakni langkah pertama studi
literatur, langkah kedua pengujian, dan langkah terakhir evaluasi perbandingan atau
analisis data. Adapun langkah-lagkah atau taha pan dalam melakukan penelitian ini
akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Studi literatur
Studi literatur sangat penting agar penelitian dapat berjalan dengan
baik. Studi literatur diperlukan agar peneliti mendapatkan informasi serta
data dari objek yang akan diteliti. Studi literature yang berkaitan dengan
speedspark open looper dimulai dari latar belakang, rumusan masalah,
hipotesis penelitian, kajian-kajian pustaka sesuai dengan objek penelitian
yang akan mendukung terwujudnya penelitian ini.
2. Pengujian
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian yang berupa daya dan konsumsi bahan bakar
Yamaha NMAX 155 dengan berbagai macam variasi putaran mesin. Data-
data hasil pengujian nantinya akan diolah dalam analisis data.
3. Evaluasi perbandingan
Pada tahap ini, hasil dari pengujian yang telah dianalisis data akan
dilakukan pembahasan dan evaluasi perbandingan terhadap hasil yang
diperoleh. Hasil berupa daya dan konsumsi bahan bakar yang menggunakan
30
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alur penelitian seperti pada
diagram 3.1 berikut ini :
Mulai
tidak
Valid
ya
Pengolahan dan Analisis data
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
31
Mesin
Tipe Mesin Liquid cooled 4-stroke, SOHC
Jumlah/Posisi Silinder Single Cylinder
Kapasitas Mesin 155cc
Diameter x Langkah 58,0 mm x 58.7 mm
Perbandingan 10,5 : 1
Kompresi
Daya Maksimum 11.1 kW / 8000 rpm
Torsi Maksimum 14.4 Nm / 6000 rpm
Sistem Starter Electric Starter
Sistem Pelumasan Basah
Kapasitas Oli Mesin Total – 1,00 L ; Berkala 0,90 L
Sistem Bahan Bakar FI (Fuel Injection)
Tipe Kopling Kering, Centrifugal Automatic
Tipe Transmisi V-belt Automatic
Dimensi
PxLxT 1.955mm x 740mm x 1.115mm
Jarak sumbu roda 1.350mm
Jarak terendah ke tanah 135mm
Tinggi tempat duduk 765 mm
Berat isi 127 kg
Kapasitas tangki bensin 6,6 L
34
Rangka
Tipe Rangka Underbone
Suspensi Depan Teleskopik
Suspensi Belakang Unit Swing
Ban Depan 110/70 - 13 M/C 48P
Ban Belakang 130/70 - 13 M/C 63P
Rem Depan Single Disc Brake
Rem Belakang Single Disc Brake
Kelistrikan
Sistem pengapian TCI
Battery YTZ7V
Tipe Busi NGK/CPR8EA-9
(Sumber :Buku petunjuk pemilik NMAX, 2016: 9)
b. Alat Pengujian
Alat pengujian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Dynamometer
Dynotest adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur daya mesin
pada kendaraan dalam satuan Hp (horse power). Dynamometer yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah tipe chassis dynamometer.
Spesifikasi :
Nama : Rextor Pro-dyno
Tegangan : 220V 50/60 Hz
Range operasi : max 12000 rpm dengan 150 gigi
Kemampuan : 15 KHz
Tipe sensor : digital pick-up
Tipe input : logical level ( aktif pada tingkat tinggi)
Produksi : PT. Rextor Technology Indonesia
35
5) Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu saat pengujian konsumsi
bahan bakar. Stopwatch ini menggunakan smartphone peneliti.
2. Prosedur Pengujian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum pengujian
untuk pengambilan data. Pada tahap ini terlebih dahulu mempersiapkan objek
penelitian berupa sepeda motor Yamaha NMAX 155. Sepeda motor Yamaha
NMAX 155 harus di tune-up terlebih dahulu agar saat pengujian kendaraan dalam
kondisi yang prima sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal. Tune-up yang
dilakukan meliputi pembersihan throttle dan injector, pembersihan CVT,
pengecekan air radiator, pengecekan busi, pergantian oli mesin, pembersihan filter
udara, pengecekan kelistrikan dan sebagainya. Setelah tune-up sepeda motor
selanjutnya memasang tachometer untuk melihat putaran mesin dan
mempersiapkan dynotest untuk pengambilan data daya sepeda motor. Kemudian
menyiapkan tabung bahan bakar dan gelas ukur yang berisi pertalite untuk
pengambilan data konsumsi bahan bakar.
38
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan pengujian yang dilakukan untuk
pengambilan data daya dan konsumsi bahan bakar sepeda motor Yamaha NMAX
155. Tahapan-tahapan pengujian dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Pengujian tanpa menggunakan speedspark open looper
a) Menghidupkan kendaraan kurang lebih 10 menit agar mencapai suhu kerja
mesin.
b) Meletakkan sepeda motor pada dynamometer dan roda kendaraan yang
memutar dihubungkan dengan mesin dynamometer.
c) Memasang tabung bahan bakar pada pompa bahan bakar untuk mengukur
konsumsi bahan bakar.
d) Menghidupkan dynotest dan input data yang akan diujikan.
e) Menguji daya dan konsumsi bahan bakar tiap variasi putaran mesin mulai
dari 1500 – 6000 rpm dengan kelipatan 500 rpm. Pengujian daya dan
konsumsi bahan bakar dilakukan selama 1 menit tiap variasi putaran mesin.
Untuk menghitung lamanya waktu yang dihabiskan bahan bakar dapat
menggunakan stopwatch.
f) Pengujian daya dan konsumsi bahan bakar dilakukan sebanyak tiga kali
untuk memperoleh rata-rata hasil pengujian.
g) Setelah selesai pengujian, hasil berupa print out.
h) Mencatat data-data daya dan konsumsi bahan bakar yang diperoleh selama
melakukan pengujian.
2) Pengujian menggunakan speedspark open looper
a) Memasang speedpark open looper pada sepeda motor Yamaha NMAX 155.
b) Menghidupkan kendaraan kurang lebih 10 menit agar mencapai suhu kerja
mesin.
c) Meletakkan sepeda motor pada dynamometer dan roda kendaraan yang
memutar dihubungkan dengan mesin dynamometer.
d) Memasang tabung bahan bakar pada pompa bahan bakar untuk mengukur
konsumsi bahan bakar.
39
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari, menghitung dan mengolah seluruh data
yang telah dikumpulkan selama penelitian dan dilakukan secara sistematis melalui
prosedur atau rencana yang telah ditentukan oleh peneliti. (Lingga, Ferdi,
2017:53). Dilihat dari permasalahan yang ada pada hipotesis, penelitian ini
menggunakan teknik analisis data inferensial yakni uji T atau paired sample t test.
Pengujian ini menerapkan paired sample t test dengan taraf signifikan 0,05 dengan
menggunakan program SPSS 20 for Windows.
Dengan teknik analisis data menggunakan uji T, penelitian ini membandingkan
antara sepeda motor Yamaha NMAX 155 yang standar (tidak menggunakan
speedspark open looper) dengan Yamaha NMAX 155 yang menggunakan
speedspark open looper.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini akan diperoleh data berupa daya dan konsumsi bahan bakar
pada sepeda motor Yamaha NMAX antara sepeda motor yang standar dengan yang
menggunakan speedspark open looper (manipulasi O2 sensor). Dari langkah pengujian
menggunakan speedspark open looper tersebut dilakukan pengambilan data yang
dibatasi dengan 4 macam yaitu 3 macam daya dan 1 konsumsi bahan bakar. Daya
sepeda motor yang menggunakan speedspark open looper pada penelitian ini diambil
3 tahap yaitu pada output 0,1 V, 0,45 V, dan 0,9 V. Data hasil penelitian akan dianalisis
untuk mendapatkan parameter yang diharapkan. Data-data tersebut ditampilkan dalam
bentuk grafik untuk membandingkan antara sepeda motor standar dengan yang
menggunakan speedspark open looper.
Daya (HP)
40
41
Dari uraian tabel 4.1 maka akan terbentuk sebuah diagram dari hasil penelitian
daya yang dihasilkan oleh sepeda motor Yamaha NMAX yang tidak menggunakan
speedspark open looper dan yang menggunakan speedspark open looper. Ada tiga
tahap untuk yang menggunakan speedspark open looper yakni output 0,1 V, 0,45V,
dan 0,9 V. Hasil penelitian daya mesin dapat dilihat pada gambar diagram rata-rata
sebagai berikut.
42
DAYA MESIN
13 12.02
12
11.08
11 12.01
10 8.64 10.53
8
DAYA (HP)
7 6.05
7.63
4.13
5
5.44
4 3.29
2.81
3 2.48 4.12
2.06 3.39
1.56 2.82
2 2.51
1.79
1
1.24
0
RPM
4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500
Tanpa Speedspark Open
1.24 1.79 2.51 2.82 3.39 4.12 5.44 7.63 10.53 12.01
Looper
Menggunakan Speedspark
1.56 2.06 2.48 2.81 3.29 4.13 6.05 8.64 11.08 12.02
Open Looper 0,1 V
Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan daya motor yang tidak
menggunakan speedspark open looper dengan yang menggunakan speedspark open
looper pada output 0,1V. Pada putaran 4000 rpm, daya yang dihasilkan tanpa
menggunakan speedspark open looper sebesar 1,24 HP, sedangkan daya yang
43
dihasilkan pada putaran 8500 rpm sebesar 12,01 HP. Hasil pengujian daya motor yang
menggunakan speedspark open looper pada output 0,1V sebesar 1,56 HP untuk putaran
4000 rpm dan pada putaran 8500, daya yang dihasilkan sebesar 12,02 HP. Peningkatan
daya yang signifikan terjadi pada putaran mesin 6500 rpm sampai dengan 8000 rpm.
Untuk peniingkatan daya terbesar terjadi pada putaran 7500 rpm sebesar 1,01 HP.
13
DAYA MESIN
12
12
11.01
11 12.01
10
10.53
9
8.4
8
7.63
DAYA(HP)
7
6.16
6
5.44
5
4.22
3.43
4
4.12
2.88
3 2.49 3.39
2.13
1.7 2.82
2
2.51
1.79
1
1.24
RPM
0
4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500
Tanpa Speedspark Open
1.24 1.79 2.51 2.82 3.39 4.12 5.44 7.63 10.53 12.01
Looper
Menggunakan Speedspark
1.7 2.13 2.49 2.88 3.43 4.22 6.16 8.4 11.01 12
Open Looper 0,45 V
Dari grafik 4.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan daya motor yang tidak
menggunakan speedspark open looper dengan yang menggunakan speedspark open
looper pada output 0,45V. Pada putaran 4000 rpm, daya yang dihasilkan tanpa
menggunakan speedspark open looper sebesar 1,24 HP, sedangkan daya yang
dihasilkan pada putaran 8500 rpm sebesar 12,01 HP. Hasil pengujian daya motor yang
menggunakan speedspark open looper pada output 0,45V sebesar 1,70 HP untuk
putaran 4000 rpm dan pada putaran 8500, daya yang dihasilkan sebesar 12,00 HP.
Peningkatan daya yang signifikan terjadi pada putaran mesin 4000 sampai 4500 rpm
dan 6500 rpm sampai dengan 8000 rpm. Untuk peningkatan daya terbesar terjadi pada
putaran 7500 rpm sebesar 0,77 HP
45
DAYA MESIN
13
12.14
12
11.03 12.01
11
10.53
10
9
8.39
8
DAYA(HP)
7.63
7
6.09
6
5.44
5
4.31
4 3.4
4.12
2.8
3 2.38 3.39
2
1.64 2.82
2
2.51
1.79
1 1.24
RPM
0
4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500
Tanpa Speedspark Open
1.24 1.79 2.51 2.82 3.39 4.12 5.44 7.63 10.53 12.01
Looper
Menggunakan Speedspark
1.64 2 2.38 2.8 3.4 4.31 6.09 8.39 11.03 12.14
Open Looper 0,9 V
Dari grafik 4.3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan daya motor yang tidak
menggunakan speedspark open looper dengan yang menggunakan speedspark open
looper pada output 0,9V. Pada putaran 4000 rpm, daya yang dihasilkan tanpa
menggunakan speedspark open looper sebesar 1,24 HP, sedangkan daya yang
46
dihasilkan pada putaran 8500 rpm sebesar 12,01 HP. Hasil pengujian daya motor yang
menggunakan speedspark open looper pada output 0,9V sebesar 1,64 HP untuk putaran
4000 rpm dan pada putaran 8500, daya yang dihasilkan sebesar 12,14 HP. Peningkatan
daya yang signifikan terjadi pada putaran mesin 6500 rpm sampai dengan 8000 rpm.
Untuk peningkatan daya terbesar terjadi pada putaran 7500 rpm sebesar 0,76 HP.
Dari uraian tabel 4.1 diatas maka akan terbentuk sebuah grafik dengan volume
bahan bakar 30 ml membutuhkan waktu berapa detik untuk menghabiskan bahan bakar
antara sepeda motor yang standar dengan yang menggunakan modulator O2 speedspark
open looper terhadap waktu pemakaian bahan bakar. Hasil penelitian konsumsi bahan
bakar dapat dilihat pada grafik rata-rata sebagai berikut.
47
55
51.66
50
50.66 45.66
45 42.33
45
40 41
36
(30 ml/detik)
35 35.33 32
27.66
30 31.33
25.66
26.66 22.33
25
24.66 20.33
18.33
20 21.33
19.33
15 17.66
10
0
RPM
4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500
Tanpa Speedspark Open
51.66 45.66 42.33 36 32 27.66 25.66 22.33 20.33 18.33
Looper
Menggunakan Speedspark
50.66 45 41 35.33 31.33 26.66 24.66 21.33 19.33 17.66
Open Looper 0,45 V
Dari grafik diatas dapat dilihat terdapat perbedaan waktu konsumsi bahan bakar
yang tidak menggunakan speedspark open looper dengan yang menggunakan
speedspark open looper pada output 0,45 V. Hasil data menunjukkan bahwa waktu
pemakaian bahan bakar motor yang tidak menggunakan speedspark open looper pada
48
putaran 4000 rpm, waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 30 ml bahan bakar
sebesar 51,66 detik sedangkan pada putaran 8500 rpm waktu yang dibutuhkan untuk
menghabiskan 30 ml bahan bakar sebesar 18,33 detik. Motor yang menggunakan
speedspark open looper pada putaran 4000 rpm, menghabiskan bahan bakar 30 ml
selama 50,66 detik, sedangkan untuk putaran 8500 rpm lama waktu untuk
menghabiskan bahan bakar sebesar 17,66 detik. Terjadi perbedaan yang paling besar
pada putaran 5000 rpm antara yang tidak menggunakan speedspark open looper
sebesar 42,33 detik dengan yang menggunakan speedspark open looper sebesar 41
detik.
Tabel 4.3 Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Daya Mesin Yamaha NMAX tanpa
menggunakan speedpark open looper dan yang menggunakan speedspark open looper output 0,1
V, 0,45V, dan 0,9V pada putaran mesin 4000 sampai dengan 8500 rpm dengan kelipatan kenaikan
tiap 500 rpm.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 10 10 10 10
Mean 5.1480 5.4120 5.4420 5.4180
Normal Parametersa,b Std.
3.73234 3.86158 3.78692 3.84857
Deviation
Absolute .209 .230 .227 .213
Most Extreme
Positive .209 .230 .227 .213
Differences
Negative -.148 -.159 -.162 -.163
Kolmogorov-Smirnov Z .659 .727 .716 .674
Asymp. Sig. (2-tailed) .777 .665 .684 .753
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada tabel 4.3 adalah hasil uji normalitas daya mesin Yamaha NMAX yang tidak
menggunakan Speedspark Open Looper dan yang menggunakan Speedspark Open
Looper. Daya mesin Yamaha NMAX yang tidak menggunakan Speedspark Open
Looper menunjukkan nilai signifikasinya adalah sebesar 0,777. Nilai signifikasi daya
mesin Yamaha NMAX yang menggunakan Speedpark Open Looper dengan output
0,1V sebesar 0,665, menggunakan output 0,45V sebesar 0,684, dan menggunakan
output 0,9V sebesar 0,753. Hasil tersebut menunjukkan nilai signifikasinya lebih besar
50
dari nilai yang ditentukan sebesar 0,05 sehingga dapat dikatakan data daya mesin
terdistribusi normal.
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Konsumsi Bahan Bakar Yamaha NMAX
tanpa menggunakan speedpark open looper dan yang menggunakan speedspark open looper output
0,1 V, 0,45V, dan 0,9V pada putaran mesin 4000 sampai dengan 8500 rpm dengan kelipatan
kenaikan tiap 500 rpm.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Menggunakan
Tanpa Speedspark
Speedspark Open
Open Looper
Looper 0,45V
N 10 10
Mean 32.1960 31.2960
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 11.40679 11.38801
Absolute .155 .158
Most Extreme Differences Positive .155 .158
Negative -.113 -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .489 .500
Asymp. Sig. (2-tailed) .971 .964
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada tabel 4.4 adalah hasil uji normalitas data lama waktu konsumsi bahan bakar
Yamaha NMAX tanpa menggunakan speedspark open looper dan yang menggunakan
speedspark open looper. Penggunaan speedspak open looper dalam pengujian
konsumsi bahan bakar diambil pada output 0.45 V. Nilai signifikansi konsumsi bahan
bakar Yamaha NMAX tanpa menggunakan speedspark open looper sebesar 0,971
sedangkan yang menggunakan speedspark open looper dengan output 0,45 V nilai
signifikansinya sebesar 0,964. Nilai signifikasi yang telah ditentukan yaitu 0,05, maka
51
hasil pengujian waktu konsumsi bahan bakar diatas menunjukkan nilai signifikansinya
lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditentukan sehingga konsumsi bahan bakar
tersebut berdistribusi normal.
1. Tabel 4.5 Uji Hipotesis Daya Paired Sample T Test pada output 0,1V
Paired Samples Test
Paired Differences
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX
155 antara yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,1V dengan yang
tidak menggunakan speedspark open looper
Dasar pengambilan keputusan merujuk pada nilai signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
52
Berdasarkan tabel 4.5 nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,047. Nilai
signifikansi yang didapatkan < 0,05 sehingga H0 ditolak. Ada pengaruh yang signifikan
antara daya Yamaha NMAX yang tidak menggunakan speedspark open looper dengan
yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,1V
2. Tabel 4.6 Uji Hipotesis Daya Paired Sample T Test pada output 0,45V
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Sig. (2-
Interval of the T df
Std. Error tailed)
Mean Deviati Difference
Mean
on
Lower Upper
Tanpa
Speedspark
Open Looper -
Pair
Menggunakan -.29400 .30189 .09547 -.50996 -.07804 -3.080 9 .013
1
Speedspark
Open Looper
0.45V
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX 155 antara
yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,45V dengan yang tidak
menggunakan speedspark open looper
Dasar pengambilan keputusan merujuk pada nilai signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan tabel 4.6 nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,013. Nilai
signifikansi yang didapatkan < 0,05 sehingga H0 ditolak. Ada pengaruh yang signifikan
antara daya Yamaha NMAX yang tidak menggunakan speedspark open looper dengan
yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,45 V.
53
3. Tabel 4.7 Uji Hipotesis Daya Paired Sample T Test pada output 0,9V
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Sig. (2-
Interval of the t df
Mean Deviati Error tailed)
Difference
on Mean
Lower Upper
Tanpa
Speedspark
Open Looper -
Pair
Menggunakan -.27000 .29732 .09402 -.48269 -.05731 -2.872 9 .018
1
Speedspark
Open Looper
0.9V
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan daya mesin yang dihasilkan Yamaha NMAX 155 antara
yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,9V dengan yang tidak
menggunakan speedspark open looper.
Dasar pengambilan keputusan merujuk pada nilai signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan tabel 4.7 nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,018. Nilai
signifikansi yang didapatkan < 0,05 sehingga H0 ditolak. Ada pengaruh yang signifikan
antara daya Yamaha NMAX yang tidak menggunakan speedspark open looper dengan
yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,9 V.
54
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Konsumsi Bahan Bakar Paired Sample T Test
Paired Samples Test
Sig. (2-
Paired Differences
tailed)
95% Confidence
Std. T df
Std. Error Interval of the
Mean Deviati
Mean Difference
on
Lower Upper
Tanpa
Speedspark
Open Looper
Pair -
.90000 .22390 .07080 .73983 1.06017 12.711 9 .000
1 Menggunaka
n
Speedspark
Open Looper
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan konsumsi bahan bakar Yamaha NMAX 155 antara yang
menggunakan speedspark open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark
open looper
Dasar pengambilan keputusan merujuk pada nilai signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan tabel 4.8 nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0.00. Nilai
signifikansi yang didapatkan < 0,05 sehingga H0 ditolak. Ada pengaruh yang signifikan
antara konsumsi bahan bakar Yamaha NMAX yang tidak menggunakan speedspark
open looper dengan yang menggunakan speedspark open looper.
BAB V
PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV sebelumya.
Pada bab ini pembahasan yang akan dipaparkan meliputi pengaruh penggunaan
speedspark open looper terhadap daya dan konsumsi bahan bakar pada putaran mesin
4000 rpm sampai dengan 8500 rpm dengan kelipatan naiknya tiap 500 rpm.
55
56
sebesar 12,02. Ada perbedaan yang sangat kecil dibandingkan dengan yang standar
yakni sebesar 0,2 HP diputaran mesin yang sama. Peningkatan rata-rata daya yang
signifikan terjadi pada putaran mesin 7000 rpm sampai dengan 8000 rpm.
Grafik 4.2 juga membuktikan bahwa terjadi peningkatan daya motor yang
menggunakan speedspark open looper pada output 0,45V dibandingkan dengan yang
tidak menggunakan speedspark open looper. Pada putaran 4000 rpm rata-rata daya
yang dihasilkan oleh motor yang tidak menggunakan speedspark open looper sebesar
1,24 HP, lebih kecil dari daya motor yang menggunakan speedspark open looper pada
output 0,45V sebesar 1,70. Terjadi perbedaan yang signifikan pada rentang rpm yang
sama. Pada rpm 8500 rpm hampir menghasilkan rata-rata daya yang sama yakni motor
yang standart sebesar 12,01 HP dan motor yang menggunakan speedspark open looper
di output 0,45V sebesar 12,00 HP. Peningkatan rata-rata daya yang signifikan terjadi
pada putaran mesin 6500 rpm sampai dengan 8000 rpm. Untuk peningkatan rata-rata
daya terbesar terjadi pada putaran 7500 rpm sebesar 0,77 HP dari yang standart.
Grafik 4.3 juga menunjukkan peningkatan rata-rata daya yang dihasilkan pada
4000 rpm. Motor yang standart menghasilkan rata-rata daya sebesar 1,24 HP,
sedangkan motor yang menggunakan speedspark open looper pada output 0,9V
menghasilkan rata-rata daya sebesar 1,64 HP. Di fasa ketiga ini juga mengalami
peningkatan daya di rpm yang sama. Daya terbesar dihasilkan oleh motor yang
menggunakan speedspark open looper output 0,9V sebesar 12,14 HP, lebih besar jika
dibandingkan dengan motor yang standart yang hanya menghasilkan rata-rata daya
sebesar 12,0 HP. Peningkatan rata-rata daya yang signifikan juga terjadi pada putaran
mesin 6500 rpm sampai dengan 8000 rpm.
Dari ketiga grafik 4.1, 4.2, dan 4.3 dapat dikatakan bahwa pada putaran mesin
4000 – 4500 rpm terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan yang
standar. Hal ini dikarenakan pada putaran ini terjadi penyesuaian bahan bakar yang
disemprotkan ke ruang bakar akibat dari tegangan yang dikirimkan ke ECM telah
dimanipulasi pada setingan 0,1V secara konstan yang menyebabkan afr jadi turun.
Dengan adanya penambahan debit bahan bakar menyebabkan ledakan pembakaran
yang diterima oleh piston semakin besar pula sehingga daya yang dihasilkan juga
57
meningkat. Pada putaran 5000 – 6500 rpm pada grafik 4.1, grafik 4,.2, dan grafik 4.3
cenderung berhimpitan. Dapat dikatakan bahwa pada putaran ini daya yang dihasilkan
terjadi peningkatan namun tidak begitu signifikan. Hal ini dikarenakan pada putaran
ini terjadi gesekan antara dinding silinder dan piston yang besar sehingga
menyebabkan volume udara yang masuk keruang bakar jadi berkurang, akibatnya
volume udara dan bahan bakar jadi sedikit terkompresi, daya yang keluar jadi lebih
kecil. Pada putaran 7000 – 8000 rpm terjadi kenaikan daya yang signifikan. Hal ini
dikarenakan tegangan output dari speedspark open looper yang dikirimkan ke ECM
stabil, maka debit bahan bakar yang diinjeksikan juga tetap sehingga dengan adanya
penambahan debit bahan bakar menyebabkan ledakan pembakaran yang diterima oleh
piston semakin besar pula sehingga daya yang dihasilkan juga meningkat.
Dari ketiga fasa tersebut yang paling stabil peningkatan dayanya pada motor yang
menggunakan speedspark open looper output 0,45V. Pada putaran mesin 4000 rpm
fasa kedua yang paling besar peningkatannya yakni sebesar 0,46 HP. Hal ini
dikarenakan output tegangan dari speedspark open looper yang dikirimkan ke ECU
sebesar 0,45V yang mengakibatkan komposisi campuran bahan bakar dengan udara
lebih ideal. Solihin (2017) tegangan output sensor O2 yang telah distabilkan dan
dimanipulasi sehinggga komposisi campuran bahan bakar dengan udara pada ruang
bakar lebih ideal atau campuran lebih kaya (afr turun), dengan menurunkan nilai afr
hingga batas tertentu maka ledakan yang dihasilkan akan lebih besar pula, sehingga
dorongan pada piston akibat ledakan pembakaran menjadi lebih besar, dan
menyebabkan dayanya meningkat.
Hasil uji hipotesis pengaruh penggunaan speedspark open looper terhadap daya
mesin dengan metode Paired Sample T Test yang dijelaskan pada bab IV, diperoleh
nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,047 untuk output speedspark open looper 0,1V.
Penggunaan speedspark open looper pada output 0,45 V, diperoleh nilai probabilitas
(sig.) sebesar 0,013 dan pada output 0,9 V diperoleh nilai probabilitas (sig.) sebesar
0,018. Hal ini dapat disimpulkan terdapat interaksi antara penggunaan speedspark
open looper dengan yang tidak menggunakan speedspark open looper menyebabkan
perbedaan pada daya mesin yang dihasilkan secara signifikan.
58
sebesar 50,66 detik dengan putaran yang sama yakni 4000 rpm. Pada putaran mesin
8500 rpm, waktu konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan pada motor yang tidak
menggunakan speedspark open looper dengan volume 30 ml sebesar 18,33 detik,
sedangkan dengan putaran mesin 8500 rpm dan volume 30 ml, pada motor yang
menggunakan speedspark open looper waktu yang diperlukan sebesar 17,66 detik.
Pada rentang 4000 – 8500 rpm terjadi perbedaaan lama waktu konsumsi bahan bakar
sebesar 0,66 – 1,33 detik antara kelompok eksperimen dengan kelompok standar. Hal
ini dikarenakan pada kelompok eksperimen telah terjadi penyetabilan penyemprotan
debit bahan bakar pada ruang bakar yang diakibatkan dari tegangan output oksigen
sensor yang dikirimkan ke ECM secara tetap sesuai dengan pengaturan yang telah
dilakukan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan pada bab IV, pengaruh
penggunaan speedspark open looper terhadap konsumsi bahan bakar dengan
menggunakan metode paired sample t test (tabel 4.8) menunjukkan bahwa nilai
probabilitasnya (sig.) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan waktu konsumsi bahan bakar antara penggunaan speedspark open
looper dengan yang tidak menggunakan speedspark open looper (standart).
Speedspark open looper dipasang dengan tujuan untuk memanipulasi tegangan
output O2 sensor disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. Tegangan output yang
akan dikirimkan ke ECU dibuat konstan, sehingga afr cenderung lebih turun, yang
berakibat pada penambahan pada debit bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.
Menurut Solihin (2017) menyatakan konsumsi bahan bakar mesin dengan
menggunakan manipulator O2 sensor cenderung sedikit meningkat jika dibandingkan
dengan yang standart yang menandakan komposisi udara dan bahan bakar (afr) turun
atau campuran menjadi lebih kaya. Meningkatnya konsumsi dari bahan bakar juga
merupakan akibat dari daya yang meningkat pada tiap putaran mesin.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penggunaan speedspark open looper
mengakibatkan konsumsi bahan bakar lebih boros daripada yang tidak menggunakan
speedspark open looper pada Yamaha NMAX dengan putaran mesin 4000 – 8500 rpm.
Penggunaan speedspark open looper baik jika digunakan untuk perjalanan jauh dengan
61
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan yang telah dilakukan
pada bab IV dan V, penggunaan speedspark open looper pada Yamaha NMAX dapat
meningkatkan daya dan konsumsi bahan bakar. Beberapa kesimpulan tentang pengaruh
speedspark open looper terhadap daya dan konsumsi bahan bakar pada Yamaha
NMAX yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
62
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka saran yang dapat diberikan agar penelitian selanjutnya lebih sempurna sebagai
berikut.
1. Bagi Akademik
Bagi dunia akademik diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan referensi bacaan tentang peningkatan daya yang dihasilkan
dengan menggunakan speedspark open looper.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan dapat digunakan acuan untuk
meningkatkan daya pada Yamaha NMAX, sehingga baik data digunakan
untuk perjalanan jauh.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti menyarankan untuk pengembangan lebih lanjut, sebaiknya
menggunakan kendaraan lain yang terbaru untuk menghindari keausan
komponen mesin sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian emisi gas buang
untuk mengetahui kadar CO dan HC setelah menggunakan speedspark
open looper.
c. Pada peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan alat afr meter untuk
melihat perubahan yang terjadi secara langsung akibat dari memanipulasi
tegangan output O2 sensor menggunakan speedspark open looper.
64
4. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam kegiatan
belajar mengenai pengaruh penggunaan speedspark open looper terhadap
daya dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada sepeda motor Yamaha
Nmax 155.