DFI - Modul Mengelola Program Audit
DFI - Modul Mengelola Program Audit
AUDIT/INSPEKSI/ASESMEN
KEAMANAN PANGAN
SKKNI C.10PKP00.114.03
MODUL PELATIHAN
DISTRICT FOOD INSPECTOR
0
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
MODUL PELATIHAN
1
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Indonesia
Telephone: (021) 3103700
Facsimile: (021) 3103100
Email : ppsdm.pom@gmail.com
Acknowledgements
Organization partner PPSDM Badan POM
Seafast Center
CKP-CBT Center
Chief Writer Zeta Rina Pujiastuti
Co-writer Dian Herawati
Nuri Wulandari
Ratih Woro Anggraini
2
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan modul ini dapat diselesaikan.
Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para trainer maupun para trainee baik dalam
pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten. Modul ini disusun secara khusus dengan
konteks profesi Keamanan Pangan dengan metode instruksi pelatihan berbasis kompetensi (Competency based
training=CBT). CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja (atau mengakui ketika
peserta sudah memiikinya) untuk mencapai persyaratan standar kompetensi.
Modul ini merupakan salah satu modul yang digunakan dalam Pelatihan District Food Inspector untuk memenuhi unit
kompetensi C.100000.017.02: mendisain Mengelola Program Audit/Inspeksi/Asesmen, berdasarkan SKKNI No. 618
Tahun 2016.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pemenuhan kompetensi yang dibuktikan melalui bukti pencapaian kompetensi
dalam bentuk mendisain Mengelola Program Audit/Inspeksi/Asesmen serta pernyataan kompeten dalam asesmen
mandiri untuk unit kompetensi ini.
Metode yang digunakan dalam pelatihan diharapkan dapat mendorong peran aktif peserta pelatihan, disertai dengan
contoh formulir sebagai salah satu bukti pencapaian kompetensi.
Akhirnya tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berperan serta sehingga modul ini dapat diselesaikan.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan
perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Harapan kami tidak lain modul ini dapat
memberikan manfaat.
Penyusun
3
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Daftar Isi
KATA PENGANTAR i
Tim Penyusun ii
Daftar Isi iii
BAB 1 Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
1. Kompetensi SKKNI dan capaian kompetensi 1
2. Latar Belakang 1
3. Prinsip audit/inspeksi dan pengelolaanya 2
BAB 2 Menetapkan program audit/inspeksi 5
1. Tujuan program inspeksi/audit 5
2. Cakupan program audit CPPB-IRT 6
3. Definisi dan Kriteria program inspeksi/audit sarana produksi pangan IRT 7
4. Peran dan tanggung jawab pengelola inspeksi/audit 7
5. Penentuan sumber daya program audit/inspeksi 8
6. Penetapan metode inspeksi 9
7. Prosedur program inspeksi/audit 10
BAB 3. Menerapkan program audit/inspeksi 14
1. Kompetensi auditor/inspektor pengawas pangan 14
2. Evaluasi kompetensi auditor/inspektor pengawas pangan 14
3. Penugasan tim 15
4. Pengarahan tim 16
5. Identifikasi kegiatan audit/inspeksi 17
6. Perekaman kegiatan audit/inspeksi 18
BAB 4: Memantau dan Meninjau program audit/inspeksi/asesmen 19
1. Pemantauan 19
2. Kaji ulang 20
Bab 5. Meningkatkan program audit/inspeksi/asesmen 21
1. Peningkatan program audit dari proses kaji ulang/review 21
2. Alternatif metode audit 22
3. Kerahasiaan informasi hasil audit 22
BAB 6. Latihan 23
BAB 7. Penutup 24
PUSTAKA 28
4
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
1
Bab
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Kompetensi SKKNI dan capaian kompetensi
Kompetensi SKKNI
Materi ini merupakan materi kompetensi Kode unit: C.10PKP00.114.3 Mengelola program
audit/inspeksi/asesmen keamanan pangan.
Deskripsi Unit
Capaian Kompetensi
2. Latar Belakang
Audit adalah proses yang sistematis, mandiri, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti
obyektif (objective evidence) dan mengevaluasinya secara obyectif untuk menentukan
sejauhmana kriteria audit telah dipenuhi. Audit proses produksi, distribusi dan peredaran
pangan oleh pengawas pangan dalam rangka pemenuhan regulasi dinyatakan sebagai
inspeksi.
Personil atau lembaga yang akan melakukan audit/inspeksi harus menerapkan dan
mengelola program audit/inspeksi dengan efektif. Maksud dari program inspeksi adalah
untuk merencanakan (jenis dan jumlah inspeksi dan mengidentifikasi serta menyediakan
5
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Relevansi: semua industri pangan seharusnya memiliki Prosedur Kerja untuk mengelola
program audit/ inspeksi/asesmen keamanan pangan
Manfaat dari unit ini adalah memberikan percaya diri para karyawan industri pangan untuk
mengelola program audit/inspeksi/asesmen keamanan pangan
Inspeksi dalam rangka pengawasan pangan dapat dilakukan dengan mengadopsi prinsip-
pinsip audit. Sebagaimana tercantum dalam ISO 19011 Versi 2018 (Panduan Audit Sistem
Manajemen), audit dilakukan dengan 7 prinsip, yaitu:
a. Integritas: melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan bertanggung jawab
b. Berkeadilan: Kewajiban melaporkan secara benar dan akurat
c. Bersikap professional: tekun dan penuh pertimbangan
d. Menjaga kerahasiaan
e. Kebebasan (independen): tidak berpihak, tidak ada konflik kepentingan
f. Temuan berdasarkan bukti
g. Pendekatan berdasarkan risiko dan peluang keberhasilan Inspeksi/audit (antisipasi
kegagalan audit karena berbagai hal)
Untuk pengelolaan audit/inspeksi oleh suatu institusi perlu menerapkan prinsip yang terdiri
dari 4 prinsip yang membentuk suatu siklus (Gambar 1). Plan berupa
perencanaan/penetapan program audit/inspeksi. Do merupakan merupakan pelaksanaan
program audit/inspeksi. Check merupakan pemantauan/evaluasi program audit/inspeksi.
Action merupakan perbaikan/peningkatan hasil pemantauan program audit/inspeksi. Siklus
ini berjalan secara berkesinambungan sehingga akan didapatkan sistem pengelolaan yang
baik yang dicirikan dengan adanya evaluasi dan perbaikan terus menerus dari perencanaan
dan pelaksanaan audit/inspeksi.
6
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
7
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
2
Bab
16
Tujuan program inspeksi/audit
8
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
inspeksi: proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti inspeksi dan mengevaluasinya
secara obyektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria inspeksi dipenuhi.
Bukti inspeksi: rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang terkait dengan kriteria inspeksi dan dapat
diverifikasi.
Temuan inspeksi: hasil evaluasi dari bukti inspeksi yang dikumpulkan terhadap kriteria inspeksi.
Kesimpulan inspeksi: hasil dari suatu inspeksi yang disampaikan oleh tim inspeksi setelah mempertimbangkan tujuan
inspeksi dan seluruh temuan inspeksi.
Tim inspeksi: satu inspektor atau lebih yang melaksanakan inspeksi yang bila dibutuhkan
dapat didukung oleh tenaga ahli.
9
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Program inspeksi: seperangkat inspeksi atau lebih yang direncanakan dalam jangka waktu
tertentu dan diarahkan untuk maksud tertentu.
dan aplikasi teknik inspeksi. Personil yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi, pemahaman
teknis dan bisnis yang relevan dengan kegiatan yang diinspeksi atau IRTP yang diinspeksi
serta tidak terlibat dalam perancangan sistem, pemasok, subkontrak selama jangka waktu
tertentu.
Mereka yang ditunjuk untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan program inspeksi harus:
a. Memilih tim inspeksi sesuai kompetensinya
b. Menetapkan proses yang relevan pada program audit:
• Mengkoordinasikan jadwal audit secara keseluruhan
• Menentukan tujuan, lingkup, kriteria audit, metode audit, dan memilih tim audit
• Evaluasi auditor
• Menetapkan prosedur komunikasi dalam tim dan pihak yang diaudit/diinspeksi
• Menangani konflik
• Memastikan tindak lanjut audit
c. Memastikan tercukupinya sumber daya
d. Memastikan dokumentasi informasi termasuk dokumentasi program audit
11
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Teknik wawancara dengan personil IRTP akan dijelaskan lebih lanjut pada
Modul Melakukan audit/inspeksi keamanan pangan dan Modul Prinsip Komunikasi Sistem
Audit. Sementara itu, pengamatan/pemeriksaan akan dijelaskan lebih lanjut pada
Modul Melakukan audit/inspeksi keamanan pangan.
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada perencanaan audit/inspeksi antara lain:
menetukan tujuan, menentukan target PIRT, menentukan lingkup, dan melengkapi
checklist. Hal yang perlu dilakukan pada penetapan audit/inspeksi antara lain:
menentukan tujuan audit/inspeksi, menentukan target PIRT, menentukan lingkup, dan
melengkapi checklist. Hal yang perlu dilakukan saat pelaksanaan audit/inspeksi antara
lain: pembukaan, inspeksi, penutupan, pelaporan, dan penyampaian hasil. Hal yang
dilakukan pada kegiatan tindak lanjut antara lain: perencanaan tindakan perbaikan,
pelaksanaan tindakan perbaikan, dan tinjauan manajemen.
12
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
3
Bab
13
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
d. Post-audit review (review laporan audit, interview dengan audit team leader, umpan
balik dari auditee)
e. Ujian kompetensi (lisan dan tulis)
3. Penugasan tim
Anggota tim yang diberi tugas audit/inspeksi adalah mereka yang telah lolos evaluasi.
Berdasarkan dokumen rekaman inspektor dan ketersediaan waktu inspektor dilakukan
pemilihan inspektor yang akan ditugaskan. Untuk menjaga obyektifitas inspektor dalam
melaksanakan tugasnya, para inspektor yang terdaftar dapat menandatangani pernyataan
kesanggupan menyimpan rahasia yang berkaitan dengan proses inspeksi.
Anggota tim harus mengerti bidang tanggung jawabnya dalam pengauditan tersebut untuk
menghindari penggandaan audit dan terlewatnya bagian-bagian dari.yang harus diaudit.
Konsistensi antara auditor pada saat audit di team juga penting. Rapat-rapat sebelum dan
selama audit adalah perlu untuk membuat para auditor bisa mendiskusikan hasil-hasil
14
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
observasi yang dikumpulkannya. Konsistensi dalam audit akan dijamin lebih jauh lagi
apabila checklist dan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai disiapkan dan ditinjau-ulang
sebelum audit dilakukan.
Penugasan tim diatur sesuai dengan ketersedian anggota tim dan Penugasan dibuktikan
dengan surat tugas resmi. Tim inspektor/auditor pangan yang akan ke lapang ini harus
dilengkapi dengan surat tugas dari atasannya.
4. Pengarahan tim
Sebelum melakukan audit lapangan, koordinator tim audit harus melakukan pengarahan
kepada anggotanya. Pengarahan dapat dilakukan sebelum audit dimulai di tempat unit
usaha atau di saat lain sebelum audit dengan mengambil tempat di lembaga yang
melakukan audit.
Materi pengarahan menyangkut informasi umum IRTP yang akan diaudit, persiapan
rencana audit, bagaimana audit itu akan dilaksanakan, urutan dari hal-hal yang akan ditelitl,
dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dalam pengarahan tersebut
juga bisa dilakukan refreshing tentang prinsip dasar dalam melaksanakan audit yaitu bahwa
audit-audit tersebut harus dibandingkan dengan satu rangkaian standard yang ditetapkan.
Pengarahan tersebut juga untuk meminimalkan ketidakkonsistenan antar auditor. Auditor
yang berbeda akan menghasilkan gagasan yang berbeda, begitu juga dengan hasilnya,
akan berbeda pula. Inilah alasan mengapa pelatihan auditor itu penting, seperti halnya
komunikasi biasa antara auditor dengan koordinator auditor. Komunikasi ini akan
memberikan kepada para auditor suafu forum dimana mereka bisa mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan pendekatannya mengenai proses auditnya itu. Juga ditekankan teknik-
teknik supaya auditee tidak merasa diintimidasi sehingga bisa menghasilkan informasi yang
berguna.
Tahapan perencanaan program mencakup proses penyiapan dokumen, seperti pedoman
pemeriksaan, petunjuk teknis, peraturan-peraturan yang relevan (misalnya peraturan
penggunaan bahan tambahan pangan, pelabelan, dsb), formulir pendaftaran yang telah diisi
oleh pihak auditee sesuai dengan tujuan pemeriksaan (misalnya formulir pendaftaran atau
pencantuman logo halal), surat tugas, buku catatan, formulir isian (checklist IRTP), serta kit
yang diperlukan sesuai tujuan pemeriksaan (misalnya kamera, rapid test kit, senter,
peralatan pengambilan contoh, dan kantung/wadah untuk sampel yang mungkin akan
diambil di lapang).
15
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Jenis Inspeksi :
a. Berdasarkan Obyek:
• inspeksi sistem, produk, lingkungan dll
• Berdasarkan Pelaku:
• Internal (first) dan Eksternal (second and third party)
b. Berdasarkan Tujuan:
• Diagnostic
• inspeksi kecukupan/adequecy
• inspeksi kesesuaian/compliance
16
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
4
Bab
1. Pemantauan
Penerapan program inspeksi harus dipantau dan pada interval waktu tertentu dikaji ulang apakah
tujuan telah dicapai serta mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan. Pemantauan harus
dilaksanakan dengan memakai indikator kinerja yang dapat mengukur, misalnya:
a. kesesuaian dengan program dan jadual inspeksi;
b. kemampuan (kinerja) tim inspeksi melaksanakan rencana inspeksi;
c. umpan balik dari pelaku usaha inspeksi, auditee dan inspektor;
d. waktu yang diperlukan untuk menutup program inspeksi dan tindakan koreksi.
2. Kaji ulang
Hasil pemantauan program audit/inspeksi digunkan sebagai bahan kaji ulang. Pada kaji ulang
tersebut juga perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut:
a. kesesuaian dengan prosedur;
b. kebutuhan dan issue dari berbagai pihak terkait;
c. laporan inspeksi;
d. praktek inspeksi tambahan;
e. konsistensi di antara tim inspeksi.
Contoh form monitoring disajikan pada Tabel 2. Hasil dari kaji ulang program inspeksi dapat
meningkatkan tindakan koreksi dan pencegahan serta program inspeksi.
Tabel 2. Form monitoring program audit/inspeksi
Form monitoring program audit/inspeksi
Objek monitoring Jawaban
Keterangan
Ya Tidak
17
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
18
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
5
Bab
5.MENINGKATKAN PROGRAM
AUDIT/INSPEKSI
1. Peningkatan program audit dari proses kaji ulang/review
Lembaga pengelola inspeksi melakukan kaji ulang pelaksanaan asesmen (misalnya 1 x
dalam setahun) untuk memastikan kesinambungan, kecocokan dan efektivitasnya, dan
untuk mengetahui perubahan atau peningkatan yang diperluka sistem mutu yang
diterapkan. Pelaksanaan kaji ulang tersebut dikoordinir oleh pimpinan lembaga pengelola
inspeksi dan mengakomodasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan asesmen
dalam periode waktu yang lalu (misalnya 1/2 sampai 1 tahun), serta merencanakan
program-program perbaikan untuk pelaksanaan asesmen tahun berikutnya.
Kaji ulang harus memperhitungkan :
• Hasil audit /inspeksi yang telah dilakukan;
• Kemampuan tim inspeksi untuk menerapkan rencana inspeksi
• Kesesuaian antara program dan jadwal inspeksi
• Perubahan jumlah audit/inspeksi serta jenis pangan produksi IRTP yang diaudit;
• Umpan balik pelanggan;
• Pengaduan;
• Faktor-faktor relevan lainnya.
Semua tindakan koreksi yang harus dilakukan oleh pengelola audit/inspeksi harus
diidentifikasi dan dipantau pelaksanannya. Berikut adalah contoh review hasil audit/inspeksi
oleh pengelola audit/inpeksi keamanan pangan IRTP di Kabupaten/Kota (Tabel 3).
19
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Umpan balik dari auditee: Inspeksi tidak Mengefisienkan proses inspeksi dengan
dengan efisien dan tidak terlalu lama mengurangi aktivitas yang tidak perlu
20
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
6
Bab
6.LATIHAN :
BUAT PROGRAM INSPEKSI KEAMANAN
PANGAN DI SUATU DAERAH DALAM TEMPO
WAKTU TERTENTU
21
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
Program
Audit
Manajemen
Keamanan
Pangan
Wilayah .......
Tim Inspektor
•
Tahun
22
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
•
•
•
•
•
b) teknik inspeksi,
c) Sumberdaya inspektor
•
•
•
•
23
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
•
•
•
•
→ →
→ →
→ →
→ →
24
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
→
→ →
→ →
→ →
→ →
→ →
4. MENINGKATKAN PROGRAM
Dari hasil monitoring dan kaji ulang dilakukan identifikasi peluang peningkatan program inspeksi yang
mencakupi:
❑ Kemampuan tim inspeksi untuk menerapkan rencana inspeksi
❑ Kesesuaian dengan program dan jadwal inspeksi, dan
❑ Umpan balik dari klien inspeksi, bagian produksi dan inspector.
25
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
7
Bab
Penutup
Inspeksi/Audit IRTP dengan tujuan penilaian kesesusaian kondisi IRT dengan persyaratan CPPB-
IRT perlu dikelola dengan baik, yang meliputi penetapan, penerapan, pemantauan dan
peningkatan dalam satu siklus yang berkesinambungan. Pengeloaan yang baik akan
menghasilkan audit/inspeksi yang efisien dan efektif dan tentunya akan sangat berdampak pada
program pengawasan keamanan pangan produksi IRTP.
Setelah menyelesaikan materi ini, pengawas keamanan pangan Kabupaten/Kota
diharapkan mampu mengelola program audit/inspeksi keamanan pangan di industri
rumah tangga pangan (IRTP) meliputi menetapkan, menerapkan, memantau dan
meningkatkan/mengembangkan program audit/inspeksi keamanan pangan.
26
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)
PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri
Rumah Tangga (CPPB-IRT). Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun
2012 , 19.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). b. Peraturan BPOM 22 tahun 2018 tentang pedoman
pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah tangga. 56.
Codex Comitte of Food Hygiene CXC-1-1969-rev5 2020. (2020). Codex Comitte of Food Hygiene
CXC-1-1969-rev5 2020.
Panduan Inspeksi Sistem Manajemen Mutu. (2005). SNI 19-19011-2005, 68.
Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan IRT.
HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012, 19.
Peraturan Pemerintah. (2019). Keamanan Pangan. 102.
Sisitim Manajemen Keamanan Pangan. (2018). ISO 22000.
27