Anda di halaman 1dari 28

MENGELOLA PROGRAM

AUDIT/INSPEKSI/ASESMEN
KEAMANAN PANGAN
SKKNI C.10PKP00.114.03

MODUL PELATIHAN
DISTRICT FOOD INSPECTOR

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
2021

0
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

MENGELOLA PROGRAM AUDIT /


INSPEKSI / ASESMEN
KEAMANAN PANGAN
SKKNI: C.10PKP00.114.03

MODUL PELATIHAN

1
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Dibuat eksklusif untuk:


Gedung Gudang Listrik, Jl. Kramat Raya No.19, RT.1/RW.3, Paseban,
Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10450

Indonesia
Telephone: (021) 3103700
Facsimile: (021) 3103100
Email : ppsdm.pom@gmail.com

Acknowledgements
Organization partner PPSDM Badan POM
Seafast Center
CKP-CBT Center
Chief Writer Zeta Rina Pujiastuti
Co-writer Dian Herawati
Nuri Wulandari
Ratih Woro Anggraini

© Badan POM RI 2021


Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

2
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan modul ini dapat diselesaikan.
Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para trainer maupun para trainee baik dalam
pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten. Modul ini disusun secara khusus dengan
konteks profesi Keamanan Pangan dengan metode instruksi pelatihan berbasis kompetensi (Competency based
training=CBT). CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja (atau mengakui ketika
peserta sudah memiikinya) untuk mencapai persyaratan standar kompetensi.
Modul ini merupakan salah satu modul yang digunakan dalam Pelatihan District Food Inspector untuk memenuhi unit
kompetensi C.100000.017.02: mendisain Mengelola Program Audit/Inspeksi/Asesmen, berdasarkan SKKNI No. 618
Tahun 2016.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pemenuhan kompetensi yang dibuktikan melalui bukti pencapaian kompetensi
dalam bentuk mendisain Mengelola Program Audit/Inspeksi/Asesmen serta pernyataan kompeten dalam asesmen
mandiri untuk unit kompetensi ini.
Metode yang digunakan dalam pelatihan diharapkan dapat mendorong peran aktif peserta pelatihan, disertai dengan
contoh formulir sebagai salah satu bukti pencapaian kompetensi.
Akhirnya tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berperan serta sehingga modul ini dapat diselesaikan.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan
perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Harapan kami tidak lain modul ini dapat
memberikan manfaat.

Jakarta, 3 Maret 2021

Penyusun

3
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Daftar Isi
KATA PENGANTAR i
Tim Penyusun ii
Daftar Isi iii
BAB 1 Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
1. Kompetensi SKKNI dan capaian kompetensi 1
2. Latar Belakang 1
3. Prinsip audit/inspeksi dan pengelolaanya 2
BAB 2 Menetapkan program audit/inspeksi 5
1. Tujuan program inspeksi/audit 5
2. Cakupan program audit CPPB-IRT 6
3. Definisi dan Kriteria program inspeksi/audit sarana produksi pangan IRT 7
4. Peran dan tanggung jawab pengelola inspeksi/audit 7
5. Penentuan sumber daya program audit/inspeksi 8
6. Penetapan metode inspeksi 9
7. Prosedur program inspeksi/audit 10
BAB 3. Menerapkan program audit/inspeksi 14
1. Kompetensi auditor/inspektor pengawas pangan 14
2. Evaluasi kompetensi auditor/inspektor pengawas pangan 14
3. Penugasan tim 15
4. Pengarahan tim 16
5. Identifikasi kegiatan audit/inspeksi 17
6. Perekaman kegiatan audit/inspeksi 18
BAB 4: Memantau dan Meninjau program audit/inspeksi/asesmen 19
1. Pemantauan 19
2. Kaji ulang 20
Bab 5. Meningkatkan program audit/inspeksi/asesmen 21
1. Peningkatan program audit dari proses kaji ulang/review 21
2. Alternatif metode audit 22
3. Kerahasiaan informasi hasil audit 22
BAB 6. Latihan 23
BAB 7. Penutup 24
PUSTAKA 28

4
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

1
Bab

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Kompetensi SKKNI dan capaian kompetensi
Kompetensi SKKNI

Materi ini merupakan materi kompetensi Kode unit: C.10PKP00.114.3 Mengelola program
audit/inspeksi/asesmen keamanan pangan.

Deskripsi Unit

Unit ini menjelaskan penerapan prinsip pelaksanaan pengelolaan program


audit/inspeksi/asesmen keamanan pangan

Capaian Kompetensi

Setelah menyelesaikan materi ini, pengawas keamanan pangan Kabupaten/Kota


diharapkan mampu mengelola program audit/inspeksi keamanan pangan di industri
rumah tangga pangan (IRTP) meliputi menetapkan, menerapkan, memantau dan
meningkatkan/mengembangkan program audit/inspeksi keamanan pangan.

2. Latar Belakang
Audit adalah proses yang sistematis, mandiri, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti
obyektif (objective evidence) dan mengevaluasinya secara obyectif untuk menentukan
sejauhmana kriteria audit telah dipenuhi. Audit proses produksi, distribusi dan peredaran
pangan oleh pengawas pangan dalam rangka pemenuhan regulasi dinyatakan sebagai
inspeksi.
Personil atau lembaga yang akan melakukan audit/inspeksi harus menerapkan dan
mengelola program audit/inspeksi dengan efektif. Maksud dari program inspeksi adalah
untuk merencanakan (jenis dan jumlah inspeksi dan mengidentifikasi serta menyediakan

5
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

sumberdaya yang diperlukan), menerapkan, memantau, dan


meningkatkan/mengembangkan program audit/inspeksi keamanan pangan. Pengelolaan
ini harus dapat mengakomodir kebutuhan inspeksi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
yang cenderung semakin banyak namun terdapat keterbatasan sumber daya yang dimiliki
tiap kabupaten/kota.
Ispeksi pada IRTP dilakukan dengan tujuan pengawasan pangan, dengan jenis
audit/inspeksi seperti CPPB-IRT/SSOP dan HACCP. Audit CPPB-IRT/SSOP adalah audit
yang rutin dilakukan untuk IRTP karena merupakan persyaratan untuk mendapatkan SPP-
IRT dan pengawasan pangan rutin.

Relevansi dan Manfaat

Relevansi: semua industri pangan seharusnya memiliki Prosedur Kerja untuk mengelola
program audit/ inspeksi/asesmen keamanan pangan

Manfaat dari unit ini adalah memberikan percaya diri para karyawan industri pangan untuk
mengelola program audit/inspeksi/asesmen keamanan pangan

Untuk mendemonstrasikan unit ini, peserta harus dapat memberikan bukti:


Program asesmen keamanan pangan sebanyak 2 kali

Prinsip audit/inspeksi dan pengelolaanya

Inspeksi dalam rangka pengawasan pangan dapat dilakukan dengan mengadopsi prinsip-
pinsip audit. Sebagaimana tercantum dalam ISO 19011 Versi 2018 (Panduan Audit Sistem
Manajemen), audit dilakukan dengan 7 prinsip, yaitu:
a. Integritas: melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan bertanggung jawab
b. Berkeadilan: Kewajiban melaporkan secara benar dan akurat
c. Bersikap professional: tekun dan penuh pertimbangan
d. Menjaga kerahasiaan
e. Kebebasan (independen): tidak berpihak, tidak ada konflik kepentingan
f. Temuan berdasarkan bukti
g. Pendekatan berdasarkan risiko dan peluang keberhasilan Inspeksi/audit (antisipasi
kegagalan audit karena berbagai hal)

Untuk pengelolaan audit/inspeksi oleh suatu institusi perlu menerapkan prinsip yang terdiri
dari 4 prinsip yang membentuk suatu siklus (Gambar 1). Plan berupa
perencanaan/penetapan program audit/inspeksi. Do merupakan merupakan pelaksanaan
program audit/inspeksi. Check merupakan pemantauan/evaluasi program audit/inspeksi.
Action merupakan perbaikan/peningkatan hasil pemantauan program audit/inspeksi. Siklus
ini berjalan secara berkesinambungan sehingga akan didapatkan sistem pengelolaan yang
baik yang dicirikan dengan adanya evaluasi dan perbaikan terus menerus dari perencanaan
dan pelaksanaan audit/inspeksi.

6
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Gambar 1. Prinsip pengelolaan audit/inspeksi


ISO 19011 versi 2018-Panduan audit sistem manajemen menggambarkan audit sistem
secara lengkap seperti yang disajikan pada Gambar 2. Secara garis besar, audit sistem
manajemen dibagi menjadi dua kegiatan utama yaitu pengelolaan dan pelaksanaan,
dimana baik pengelolaan maupun pelaksanaan menerapkan 4 prinsip utama pengelolaan
audit yaitu Plan, Do, check, dan act (action).

Gambar 2. Pengelolaan audit sistem manajemen

7
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

2
Bab

2.Menetapkan program audit/inspeksi


TP1. MENETAPKAN PROGRAM ASESMEN KEAMANAN PANGAN

1. Tetapkan tujuan program inspeksi berdasarkan misi manajemen.


2. Tetapkan cakupan program inspeksi sesuai dengan sistem manajemen
dan program jaminan mutunya.
3. Tetapkan tanggung jawab program inspeksi sesuai dengan ISO 19011
4. Identifikasi sumber daya program inspeksi sesuai ISO 19011
5. Identifikasi prosedur program inspeksi sesuai ISO 19011

16
Tujuan program inspeksi/audit

TIU:MENGELOLA PROGRAM AUDIT/INSPEKSI/ASEMEN KEAMANAN PANGAN


Tujuan Instruksional Khusus (TIK),
peserta mampu:
1. Menetapkan program audit/inspeksi/ asesmen keamanan pangan
2. Menerapkan program audit/inspeksi/ asesmen keamanan pangan
3. Memantau dan meninjau program audit/inspeksi/ asesmen keamanan pangan
4. Meningkatkan dan mengembangkan program audit/inspeksi/ asesmen keamanan pangan

Dalam unit kompetensi ini, audit = isnpeksi= asesmen

Auditor = inspector = asesor

8
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

2. Cakupan program audit CPPB-IRT


Cakupan program audit/inspeksi untuk menilai kesesuian kondisi PIRT dengan persyaratan SPP-IRT dan pengawasan
keamanan pangan rutin dilakukan dengan mengacu kepada cakupan persyaratan CPPB-IRT. Cakupan persyaratan
CPPB-IRT tercantum dalam Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 Tentang Cara Produksi
Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT).
Audit/inspeksi dilakukan dengan memeriksa seluruh rangkaian aktivitas dan sarana produksi di IRTP. Cakupan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Lokasi dan Lingkungan Produksi;
b. Bangunan dan Fasilitas;
c. Peralatan Produksi;
d. Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air;
e. Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi;
f. Kesehatan dan Higiene Karyawan;
g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi Karyawan;
h. Penyimpanan;
i. Pengendalian Proses produksi;
j. Pelabelan Pangan;
k. Pengawasan Oleh Penanggungjawab;
l. Penarikan Produk;
m. Pencatatan dan Dokumentasi;
n. Pelatihan Karyawan

3. Definisi dan Kriteria program inspeksi/audit sarana produksi pangan IRT


Definisi :

inspeksi: proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti inspeksi dan mengevaluasinya
secara obyektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria inspeksi dipenuhi.

Kriteria inspeksi: seperangkat kebijakan, prosedur atau persyaratan.

Bukti inspeksi: rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang terkait dengan kriteria inspeksi dan dapat
diverifikasi.

Temuan inspeksi: hasil evaluasi dari bukti inspeksi yang dikumpulkan terhadap kriteria inspeksi.

Kesimpulan inspeksi: hasil dari suatu inspeksi yang disampaikan oleh tim inspeksi setelah mempertimbangkan tujuan
inspeksi dan seluruh temuan inspeksi.

Klien inspeksi: organisasi atau orang yang meminta pelaksanaan inspeksi.

UPI: organisasi yang diinspeksi

inspektor: orang yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan inspeksi

Tim inspeksi: satu inspektor atau lebih yang melaksanakan inspeksi yang bila dibutuhkan
dapat didukung oleh tenaga ahli.

9
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Program inspeksi: seperangkat inspeksi atau lebih yang direncanakan dalam jangka waktu
tertentu dan diarahkan untuk maksud tertentu.

Rencana inspeksi: uraian kegiatan dan pengaturan untuk inspeksi.

Ruang lingkup inspeksi: cakupan dan batasan-batasan suatu inspeksi.

Kompetensi: atribut dan kemampuan seseorang yang ditunjukkan dalam menerapkan


pengetahuan dan keterampilan.

Conformity: memenuhi persyaratan yang ditetapkan,

Non Conformity: tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan

Pengawas pangan melakukan audit/inspeksi persyaratan CPPB-IRT dengan menggunakan


formulir pemeriksaan sarana produksi pangan yang tercantum pada Peraturan Kepala
BPOM No. HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana
Produksi Pangan IRT. Pada peraturan tersebut terdapat persyaratan dapat, sebaiknya,
seharusnya, dan harus yang apabila terdapat ketidaksesuaian maka kriteria
ketidaksesuaian adalah masing-masing sebagai berikut: minor, mayor, serius, dan kritis
(seperti yang disajikan pada Tabel 1). Apabila terjadi ketidaksesuaian tersebut maka akan
berpengaruh terhadap mutu ataupun kemanan pangan.

Tabel 1. Kriteria ketidaksesuaian pemenuhan persyaratan CPPB-IRT

Kriteria Persyaratan Jenis pengaruh


Ketidaksesuaian CPPB-IRT

Minor “dapat” Potensi Mempengaruhi mutu

Mayor “sebaiknya” Potensi Mempengaruhi efisiensi


pengendalian keamanan

Serius “seharusnya” Potensi mempengaruhi kamanan


pangan

Kritis “harus” Akan mempengaruhi keamanan pangan


secara langsung

4. Peran dan tanggung jawab pengelola inspeksi/audit


Penanggungjawab untuk pelaksanaan program inspeksi harus diberikan kepada personil
yang mempunyai pemahaman yang benar dan tepat tentang prinsip inspeksi, kompetensi
10
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

dan aplikasi teknik inspeksi. Personil yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi, pemahaman
teknis dan bisnis yang relevan dengan kegiatan yang diinspeksi atau IRTP yang diinspeksi
serta tidak terlibat dalam perancangan sistem, pemasok, subkontrak selama jangka waktu
tertentu.
Mereka yang ditunjuk untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan program inspeksi harus:
a. Memilih tim inspeksi sesuai kompetensinya
b. Menetapkan proses yang relevan pada program audit:
• Mengkoordinasikan jadwal audit secara keseluruhan
• Menentukan tujuan, lingkup, kriteria audit, metode audit, dan memilih tim audit
• Evaluasi auditor
• Menetapkan prosedur komunikasi dalam tim dan pihak yang diaudit/diinspeksi
• Menangani konflik
• Memastikan tindak lanjut audit
c. Memastikan tercukupinya sumber daya
d. Memastikan dokumentasi informasi termasuk dokumentasi program audit

5. Penentuan sumber daya program audit/inspeksi


Faktor lainnya yang penting dalam pengelolaan program audit/inspeksi adalah sumber
daya. Sumber daya program audit harus diidentifikasi sesuai dengan ISO 19011:5.4.4,
sebagai berikut:
a. Sumberdaya keuangan yang cukup untuk mengembangkan, melaksanakan dan
meningkatkan kegiatan inspeksi
b. Ketersediaan formulir (checklist) untuk inspeksi/audit
c. Penentuan metode
d. Ketersediaan inspektor (didukung surat tugas)
e. Waktu perjalanan, biaya akomodasi, dll
f. Ketersediaan informasi
g. Ketersediaan peralatan
h. Ketersediaan fasilitas di lokasi audit

6. Penetapan metode inspeksi


Audit/inspeksi IRTP dapat dilakukan dengan berbagai metode. Secara garis besar, metode
audit dibagi sebagai berikut:

a. Wawancara dengan personil IRTP


b. Pengamatan/pemeriksaan
• Memeriksa dokumen
• Melakukan pengamatan/observasi (bangunan, lingkungan, peralatan, pekerja,
dll)
• Mengisi checklist/formulir
• Mengambil contoh produk/kemasan pangan (sampling) yang dilanjutkan
dengan analisis

11
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Teknik wawancara dengan personil IRTP akan dijelaskan lebih lanjut pada
Modul Melakukan audit/inspeksi keamanan pangan dan Modul Prinsip Komunikasi Sistem
Audit. Sementara itu, pengamatan/pemeriksaan akan dijelaskan lebih lanjut pada
Modul Melakukan audit/inspeksi keamanan pangan.

Tipe tipe inspeksi :

(a) inspeksi Pihak 1


inspeksi Internal yaitu inspeksi/asesmen yang dilakukan oleh atau atas nama
Organisasi sendiri untuk tujuan internal

(b) inspeksi Pihak 2


inspeksi yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan dengan Organisasi
contohnya pelanggan, pemerintah, pemasok, dll.
(c) inspeksi Pihak 3
inspeksi yang dilakukan oleh Organisasi mandiri eksternal, seperti Badan
Sertifikasi.

7. Prosedur program inspeksi/audit


Lembaga pengelola atau penyelenggara audit/inspeksi keamanan pangan harus
menentukan prosedur inspeksi. Secara lengkap, prosedur audit/inpeksi keamanan IRTP
akan dijelaskan pada Modul Melakukan audit/inspeksi keamanan pangan. Secara garis
besar, prosedur tersebut meliputi: perencanaan, penetapan, pelaksanaan, dan tindak
lanjut.

Beberapa hal yang perlu dilakukan pada perencanaan audit/inspeksi antara lain:
menetukan tujuan, menentukan target PIRT, menentukan lingkup, dan melengkapi
checklist. Hal yang perlu dilakukan pada penetapan audit/inspeksi antara lain:
menentukan tujuan audit/inspeksi, menentukan target PIRT, menentukan lingkup, dan
melengkapi checklist. Hal yang perlu dilakukan saat pelaksanaan audit/inspeksi antara
lain: pembukaan, inspeksi, penutupan, pelaporan, dan penyampaian hasil. Hal yang
dilakukan pada kegiatan tindak lanjut antara lain: perencanaan tindakan perbaikan,
pelaksanaan tindakan perbaikan, dan tinjauan manajemen.

12
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

3
Bab

3.Menerapkan program audit/inspeksi


TP2. MENERAPKAN PROGRAM ASESMEN KEAMANAN PANGAN

1. Kompetensi auditor/inspektor pengawas pangan


Auditor/inspektor yang berperan sebagai pengawas keamanan pangan di Kabupaten/Kota
hendaknya memiliki kompetensi spesifik sebagai auditor serta memiliki pengetahuan umum
dan keterampilan tentang keamanan pangan dan sistem manajemen keamanan pangan
khususnya pengelolaan CPPB-IRT. Seorang auditor/inspektor juga harus memiliki
kemampuan berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills), dan kemampuan
berkomunikasi (communication skills).
Seorang auditor/inspektor harus memiliki perilaku berpikiran terbuka, tanggap, mampu
bekerja mandiri ataupun berkolaborasi, gigih, menyukai perubahan, sensitif terhadap
budaya. Untuk itu, seorang auditor/inspektor perlu menyelesaikan training sebagai
auditor/inspektor, memiliki pengalaman manajerial, pendidikan/pelatihan/pengalaman pada
sistem manajemen dan pengalaman audit yang disupervisi.
Manajemen puncak memberi wewenang utk mengelola Program inspeksi
Personel diberi tanggung jawab:
Menetapkan dan menerapkan, memantau, meninjau dan meningkatkan Program inspeksi,
dan
Mengidentifikasi sumber daya yg diperlukan dan menjamin ketersediaannya

2. Evaluasi kompetensi auditor/inspektor pengawas pangan


Kompetensi auditor/inspektor perlu dievaluasi sebagai dasar untuk melakukan penugasan
inspeksi. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk evaluasi auditor/inspektor antara
lain:
a. Review portofolio (pendidikan, pelatihan, pengalaman professional, dan pengalaman
audit)
b. Feedback (survey, kuisioner, testimony, dll) Interview (personal interview untuk
menilai prilaku, kemampuan komunikasi dan pengetahuan)
c. Observasi (simulasi, audit yang dipantau)

13
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

d. Post-audit review (review laporan audit, interview dengan audit team leader, umpan
balik dari auditee)
e. Ujian kompetensi (lisan dan tulis)

Auditor/inspektor yang memenuhi syarat berdasarkan evaluasi yang dilakukan dimasukkan


ke dalam daftar auditor. Institusi pengelola program inspeksi/audit harus mempunyai daftar
auditor, lingkup pengalaman/tugas tentang jenis produk/usaha yang dikuasai dan
pengalaman melakukan inspeksi dari masing-masing inspektor. Semua dokumen di atas
harus dipelihara.
Ketua tim auditor/inspektor yang akan bertanggung jawab sebagai memimpin audit/inspeksi
perlu ditunjuk. Penunjukkan dapat berdasarkan pada tingkatan inspektor/auditor pangan,
pengalaman dan penguasaan kompetensi terhadap lingkup tugas yang akan dilakukan
(misalnya resiko pangan yang akan diinspeksi). Ketua tim harus mampu merencanakan dan
distribusi tugas, mendiskusikan strategi dengan top manajemen, mengembangkan dan
menjaga kerjasama tim, dan mengelola serta memimpin proses audit.

Prinsp prinsip Audit/inspeksi/asesmen :

• Kode Etik/Ethical Conduct > dasar profesionalisme dapat dipercaya, punya


integritas, dapat menjakerahasiaan dan berpendirian
• Penyajian yang Jujur/Fair Presentation > kewajiban untuk melaporkan kebenaran
dan akurat
• Due Professional Care > kesungguhan dan ketepatan penilaian dalam inspeksi.
o Memelihara profesionalisme
o Memiliki kompetensi yang diperlukan
• Independen
• Tidak berpihak
• Tidak terkait dengan yang diinspeksi,
• Obyektif
• Sistematik
• Pendekatan berdasar bukti,
• Metode rasional
• Konsisten (reproducible

3. Penugasan tim
Anggota tim yang diberi tugas audit/inspeksi adalah mereka yang telah lolos evaluasi.
Berdasarkan dokumen rekaman inspektor dan ketersediaan waktu inspektor dilakukan
pemilihan inspektor yang akan ditugaskan. Untuk menjaga obyektifitas inspektor dalam
melaksanakan tugasnya, para inspektor yang terdaftar dapat menandatangani pernyataan
kesanggupan menyimpan rahasia yang berkaitan dengan proses inspeksi.
Anggota tim harus mengerti bidang tanggung jawabnya dalam pengauditan tersebut untuk
menghindari penggandaan audit dan terlewatnya bagian-bagian dari.yang harus diaudit.
Konsistensi antara auditor pada saat audit di team juga penting. Rapat-rapat sebelum dan
selama audit adalah perlu untuk membuat para auditor bisa mendiskusikan hasil-hasil

14
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

observasi yang dikumpulkannya. Konsistensi dalam audit akan dijamin lebih jauh lagi
apabila checklist dan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai disiapkan dan ditinjau-ulang
sebelum audit dilakukan.
Penugasan tim diatur sesuai dengan ketersedian anggota tim dan Penugasan dibuktikan
dengan surat tugas resmi. Tim inspektor/auditor pangan yang akan ke lapang ini harus
dilengkapi dengan surat tugas dari atasannya.

4. Pengarahan tim
Sebelum melakukan audit lapangan, koordinator tim audit harus melakukan pengarahan
kepada anggotanya. Pengarahan dapat dilakukan sebelum audit dimulai di tempat unit
usaha atau di saat lain sebelum audit dengan mengambil tempat di lembaga yang
melakukan audit.
Materi pengarahan menyangkut informasi umum IRTP yang akan diaudit, persiapan
rencana audit, bagaimana audit itu akan dilaksanakan, urutan dari hal-hal yang akan ditelitl,
dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dalam pengarahan tersebut
juga bisa dilakukan refreshing tentang prinsip dasar dalam melaksanakan audit yaitu bahwa
audit-audit tersebut harus dibandingkan dengan satu rangkaian standard yang ditetapkan.
Pengarahan tersebut juga untuk meminimalkan ketidakkonsistenan antar auditor. Auditor
yang berbeda akan menghasilkan gagasan yang berbeda, begitu juga dengan hasilnya,
akan berbeda pula. Inilah alasan mengapa pelatihan auditor itu penting, seperti halnya
komunikasi biasa antara auditor dengan koordinator auditor. Komunikasi ini akan
memberikan kepada para auditor suafu forum dimana mereka bisa mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan pendekatannya mengenai proses auditnya itu. Juga ditekankan teknik-
teknik supaya auditee tidak merasa diintimidasi sehingga bisa menghasilkan informasi yang
berguna.
Tahapan perencanaan program mencakup proses penyiapan dokumen, seperti pedoman
pemeriksaan, petunjuk teknis, peraturan-peraturan yang relevan (misalnya peraturan
penggunaan bahan tambahan pangan, pelabelan, dsb), formulir pendaftaran yang telah diisi
oleh pihak auditee sesuai dengan tujuan pemeriksaan (misalnya formulir pendaftaran atau
pencantuman logo halal), surat tugas, buku catatan, formulir isian (checklist IRTP), serta kit
yang diperlukan sesuai tujuan pemeriksaan (misalnya kamera, rapid test kit, senter,
peralatan pengambilan contoh, dan kantung/wadah untuk sampel yang mungkin akan
diambil di lapang).

5. Identifikasi kegiatan audit/inspeksi


Kegiatan audit/inspeksi/asesmen harus diidentifikasi sesuai dengan program audit yang
telah dibuat. Institusi pengelola audit harus membuat atau merencanakan program audit
terhadap unit usaha yang berada di bawah wewenangnya. Program audit dibuat dan
diperbaharui tiap tahun, baik untuk inspeksi baru maupun survailen, maupun inspeksi
mendadak/tanpa pemberitahuan. Pelaksanaan inspeksi harus sesuai dengan program
tersebut.

15
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Jenis Inspeksi :
a. Berdasarkan Obyek:
• inspeksi sistem, produk, lingkungan dll
• Berdasarkan Pelaku:
• Internal (first) dan Eksternal (second and third party)
b. Berdasarkan Tujuan:
• Diagnostic
• inspeksi kecukupan/adequecy
• inspeksi kesesuaian/compliance

6. Perekaman kegiatan audit/inspeksi


Perekaman dilakukan untuk setiap kegiatan audit, hasil tinjauan program audit, dan personil
audit. Rekaman harus dipelihara untuk memperlihatkan penerapan program inspeksi dan
harus meliputi:
a. laporan inspeksi terhadap pelaku usaha mencakup rencana inspeksi, laporan
inspeksi, laporan ketidaksesuaian, laporan tindakan koreksi dan pencegahan
b. hasil kaji ulang program inspeksi;
c. rekaman laporan personal inspektor , mencakup evaluasi inspektor, rekaman
penunjukan sebagai inspektor, training.
Rekaman harus disimpan dan dikendalikan dengan pengamanan yang tepat.

16
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

4
Bab

4.MEMANTAU DAN MENINJAU


PROGRAM AUDIT/INSPEKSI

1. Pemantauan
Penerapan program inspeksi harus dipantau dan pada interval waktu tertentu dikaji ulang apakah
tujuan telah dicapai serta mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan. Pemantauan harus
dilaksanakan dengan memakai indikator kinerja yang dapat mengukur, misalnya:
a. kesesuaian dengan program dan jadual inspeksi;
b. kemampuan (kinerja) tim inspeksi melaksanakan rencana inspeksi;
c. umpan balik dari pelaku usaha inspeksi, auditee dan inspektor;
d. waktu yang diperlukan untuk menutup program inspeksi dan tindakan koreksi.

2. Kaji ulang
Hasil pemantauan program audit/inspeksi digunkan sebagai bahan kaji ulang. Pada kaji ulang
tersebut juga perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut:
a. kesesuaian dengan prosedur;
b. kebutuhan dan issue dari berbagai pihak terkait;
c. laporan inspeksi;
d. praktek inspeksi tambahan;
e. konsistensi di antara tim inspeksi.
Contoh form monitoring disajikan pada Tabel 2. Hasil dari kaji ulang program inspeksi dapat
meningkatkan tindakan koreksi dan pencegahan serta program inspeksi.
Tabel 2. Form monitoring program audit/inspeksi
Form monitoring program audit/inspeksi
Objek monitoring Jawaban
Keterangan
Ya Tidak

17
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Apakah rencana jadwal dan pelaksanaan sesuai

Apakah tujuan audit tercapai

Apakah tim memiliki kinerja yang memuaskan

Apakah tim mampu mengimplementasikan audit/inspeksi dengan


baik

Apakan dokumentasi kegiatan inspeksi/audit memadai


Apakah umpan balik dari auditee (pengelola IRTP) memuaskan
Catatan lainnya: ……………………………………………
Koordinator inpeksi IRT
Ttd

18
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

5
Bab

5.MENINGKATKAN PROGRAM
AUDIT/INSPEKSI
1. Peningkatan program audit dari proses kaji ulang/review
Lembaga pengelola inspeksi melakukan kaji ulang pelaksanaan asesmen (misalnya 1 x
dalam setahun) untuk memastikan kesinambungan, kecocokan dan efektivitasnya, dan
untuk mengetahui perubahan atau peningkatan yang diperluka sistem mutu yang
diterapkan. Pelaksanaan kaji ulang tersebut dikoordinir oleh pimpinan lembaga pengelola
inspeksi dan mengakomodasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan asesmen
dalam periode waktu yang lalu (misalnya 1/2 sampai 1 tahun), serta merencanakan
program-program perbaikan untuk pelaksanaan asesmen tahun berikutnya.
Kaji ulang harus memperhitungkan :
• Hasil audit /inspeksi yang telah dilakukan;
• Kemampuan tim inspeksi untuk menerapkan rencana inspeksi
• Kesesuaian antara program dan jadwal inspeksi
• Perubahan jumlah audit/inspeksi serta jenis pangan produksi IRTP yang diaudit;
• Umpan balik pelanggan;
• Pengaduan;
• Faktor-faktor relevan lainnya.

Semua tindakan koreksi yang harus dilakukan oleh pengelola audit/inspeksi harus
diidentifikasi dan dipantau pelaksanannya. Berikut adalah contoh review hasil audit/inspeksi
oleh pengelola audit/inpeksi keamanan pangan IRTP di Kabupaten/Kota (Tabel 3).

Tabel 3. Kaji ulang hasil audit dan strategi peningkatannya

Contoh review hasil audit Contoh peningkatan audit

Jumah IRT yang diinspeksi belum Sosialisasi pendaftaran IRT


memenuhi target

19
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Persentase IRT yang memenuhi Melakukan pembinaan IRT


persyaratan sertifikasi IRT belum memenuhi
target
Umpan balik dari auditee: Inspektor agar Pelatihan/penyegaran kembali untuk
tidak terkesan menginterogasi saat inspektor
melakukan inspeksi

Umpan balik dari auditee: Inspeksi tidak Mengefisienkan proses inspeksi dengan
dengan efisien dan tidak terlalu lama mengurangi aktivitas yang tidak perlu

2. Alternatif metode audit


Peningkatan audit/inspeksi dapat meliputi mencarian alternative metode audit. Untuk itu,
efektivitas metode audit yang digunakan (misalnya wawancara, bservasi lapang, review
dokumen, dan sampling) perlu ditinjau kembali kombinasi yang paling efektif.

Metode-metode lain dapat dikembangkan terutama untuk mengurangi metode wawancara


agar dapat menekan potensi terjadinya interaksi/perdebatan yang tidak diinginkan dengan
auditee (pengelola IRTP). Sebagai contoh, permintaan demonstrasi (misalnya cara mencuci
tangan, cara membersihkan alat, dan lain-lain) mungkin akan memberikan bukti objektif
yang lebih baik bila dibandingkan dengan wawancara.

3. Kerahasiaan informasi hasil audit


Hasil audit/inspeksi IRTP hendaknya dijaga kerahasiaannya. Menjaga kerahasiaan dengan
membatasi akses terhadap rekaman hasil audit. File-file yang berhubungan dengan
rekaman audit perlu dilindungi dengan kode password tertentu. Menjaga kerahasiaan
informasi hasil audit/inspeksi IRTP termasuk salah satu upaya dalam
peningkatan audit/inspeksi.

20
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

6
Bab

6.LATIHAN :
BUAT PROGRAM INSPEKSI KEAMANAN
PANGAN DI SUATU DAERAH DALAM TEMPO
WAKTU TERTENTU

21
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

Program
Audit
Manajemen
Keamanan
Pangan

Wilayah .......

Tim Inspektor

Tahun

22
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

1. PERENCANAAN PROGRAM INSPEKSI


1.1. Tujuan program inspeksi





1.2. Cakupan program inspeksi

NO. SASARAN/CAKUPAN ACUAN


1.
2.
3.
4.

1.3. Tanggung jawab, sumber daya dan prosedur program inspeksi


• Penanggung Jawab program inspeksi:

• Sumber daya program inspeksi:


a) sumber daya keuangan:

b) teknik inspeksi,

c) Sumberdaya inspektor

d) Prosedur program inspeksi:




23
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)




2. PENERAPAN PROGRAM INSPEKSI


2.1. Penjadwalan

NO KEGIATAN INSPEKSI JADWAL PIC


INTERNAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

2.2. Prosedur pelaksanaan program inspeksi internal

PROSES HASIL PIC

→ →


→ →


→ →


→ →

24
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)



→ →


→ →


→ →


→ →


→ →

3. PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN PROGRAM INSPEKSI


3.1. Pemantauan
• Pemantauan secara periodik:

• Pemantauan untuk tujuan khusus:

3.2. Kaji ulang program inspeksi dan identifikasi perbaikan:

4. MENINGKATKAN PROGRAM

Dari hasil monitoring dan kaji ulang dilakukan identifikasi peluang peningkatan program inspeksi yang
mencakupi:
❑ Kemampuan tim inspeksi untuk menerapkan rencana inspeksi
❑ Kesesuaian dengan program dan jadwal inspeksi, dan
❑ Umpan balik dari klien inspeksi, bagian produksi dan inspector.

25
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

7
Bab

Penutup

Inspeksi/Audit IRTP dengan tujuan penilaian kesesusaian kondisi IRT dengan persyaratan CPPB-
IRT perlu dikelola dengan baik, yang meliputi penetapan, penerapan, pemantauan dan
peningkatan dalam satu siklus yang berkesinambungan. Pengeloaan yang baik akan
menghasilkan audit/inspeksi yang efisien dan efektif dan tentunya akan sangat berdampak pada
program pengawasan keamanan pangan produksi IRTP.
Setelah menyelesaikan materi ini, pengawas keamanan pangan Kabupaten/Kota
diharapkan mampu mengelola program audit/inspeksi keamanan pangan di industri
rumah tangga pangan (IRTP) meliputi menetapkan, menerapkan, memantau dan
meningkatkan/mengembangkan program audit/inspeksi keamanan pangan.

26
MENDISAIN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB) / GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DAN
SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES (SSOP)

PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri
Rumah Tangga (CPPB-IRT). Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun
2012 , 19.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). b. Peraturan BPOM 22 tahun 2018 tentang pedoman
pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah tangga. 56.
Codex Comitte of Food Hygiene CXC-1-1969-rev5 2020. (2020). Codex Comitte of Food Hygiene
CXC-1-1969-rev5 2020.
Panduan Inspeksi Sistem Manajemen Mutu. (2005). SNI 19-19011-2005, 68.
Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan IRT.
HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012, 19.
Peraturan Pemerintah. (2019). Keamanan Pangan. 102.
Sisitim Manajemen Keamanan Pangan. (2018). ISO 22000.

27

Anda mungkin juga menyukai