Anda di halaman 1dari 51

PERATURAN PEUNDANG-UNDANGAN

DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN PANGAN IRTP

DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUKSI PANGAN OLAHAN


DEPUTI III- BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
2021
an
Am
an
ng
Pa
MENGAPA
KEAMANAN PANGAN PENTING?

• Ratusan juta manusia menderita penyakit


menular maupun tidak menular karena
pangan yang tercemar (FAO/WHO, 1992)
• Deklarasi dunia: “memperoleh pangan
yang cukup, bergizi & aman dikonsumsi
adalah hak setiap orang”
Tantangan Pengawasan Obat dan Makanan
Geografi dan Perkembangan Internet of things
Demografi teknologi Transnational crime
Penduduk dan sistem Online trading
270,20 juta jiwa
1.916.862,2 km2 informasi Over-promotion
16.056 pulau
34 provinsi Big data mining

Rural vs Urban
416 kabupaten
Sensus penduduk 2020 life style 98 kota Artificial Intellegence

Perkembangan
Emerging disease usaha dan
& Perubahan Iklim industri obat
dan makanan
Intentional &
Emerging
Unintentional
hazards (virus,
bacteria,
Perkembangan contamination
radionuclide,
microplastic, teknologi Hulu ke Hilir
bioterrorisme)
pengolahan Pengawasan
Covid19 vaccine
Nanotechnology
Multisektor
Genetic Modified
Safety,
quality,
Lab culltured food securit
y
Dampak Revolusi
4.0 terhadap
Pemerintah
Permasalahan
Beban Penyakit akibat Pangan

Indonesia, productivity loss terbanyak ketiga


akibat penyakit karena pangan
Cemaran mikrobioogi sebagai
penyebab utama penyakit karena
pangan
Diare, penyakit terbayak yang
disebabkan oleh pangan
Pangan tercemar bakteri, virus,
parasit dan bahan kimia dilarang
menimbulkan lebih dari 200
penyakit
40% balita di dunia
terkena penyakit
bawaan pangan
dengan 125.000
Diperkirakan 600 juta orang, kematian setiap
hampir 1 dari 10 orang di tahun.
dunia – jatuh sakit setelah
mengkonsumsi pangan yang Diare adalah gejala
terkontaminasi dengan paling banyak muncul
420.000 kematian setiap setelah mengonsumsi
tahun pangan tercemar,
menyebabkan 550
juta orang jatuh sakit
dan 230.000
kematian setiap
tahun.
Permasalahan
Masalah Penolakan Produk Pangan Ekspor
Hasil Pengawasan Sarana IRTP
Temuan umum :
•Belum adanya sistem
84,09% 83,04% dokumentasi yang
80,00% 73,48% memadai
•Fasilitas dan implementasi
60,00%
higiene dan sanitasi sarana
yang masih kurang
40,00%
n=2.211 n=2.469 n=3.217 •Personal hygiene yang
20,27% kurang
20,00%
11,03% 10,97% •Konstruksi sarana yang
4,88% 5,99% 6,25%
belum sesuai dengan
0,00%
2017 2018 2019
aspek GMP
Memenuhi Ketentuan (MK) •Sistem Quality Assurance
/Quality Control yang
belum optimal

8
FARMING PASCAPANEN MANUFAKTUR DISTRIBUSI RETAILER KONSUMEN

PENGENDALIAN KEAMANAN PANGAN PADA RANTAI PANGAN


TIDAK SESEDERHANA YANG DILIHAT

ü Agrokimia ü Multi-ingredients
ü Mixed Standard
ü Industri Farmasi ü Co-mingling
ü Kontrol Pemerintah
ü Mineral ü BTP
ü Bumbu/Rempah ü Traceability
ü Vitamin ü Global Threats
ü Global Sourcing
PENDEKATAN
DAN METODE PENGAWASAN

PENDEKATAN DAN METODE PENGAWASAN

Integrated Intersectoral Approach


(Pendekatan melalui Keterpaduan Antar Sektor)
BAGI MEREKA
METODE
Yang Tidak Tahu,
DIBINA
Preventive Control
(Pengawasan dengan sedapat mungkin
mengupayakan tindakan pencegahan)
Yang Tidak Peduli,
DITINDAK
Law Enforcement
(Tindakan melalui upaya penegakan secara hukum)
Industri Pangan
Penanggung jawab utama keamanan pangan
melalui penjaminan mutu, gizi dan keamanan
produk adalah produsen bahan baku,
pengolah, penyedia, retailer, distributor dan
penyaji pangan untuk menjamin produk

Konsumen
Pemerintah
berhak mendapatkan pangan yang
Mengalokasikan sumber daya untuk aman, bermutu dan bergizi,
melindungi kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas keamanan
dan penjaminan keamanan pangan pangan antara lain mempraktekan
melalui penyusunan regulasi, hygiene yang baik dalam menangani
infrastruktur pengawasan, kegiatan makanan dan menyimpan produk
inspeksi, manajemen risiko, dan KIE dengan baik sesuai petunjuk
keamanan pangan kepada konsumen penyimpanan pada label.
dan industri pangan
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan
REGULASI terkait Pengawasan Keamanan
Pangan IRTP
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

UU No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan

Keputusan Menteri Kesehatan No.23/Menkes/SK/I/1978 tentang Pedoman


Cara Produksi yang Baik untuk Makanan

Peraturan Menteri Perindustrian RI No.75/M-IND/PER/7/2010 tentang


Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing
Practices)
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
No.HK.03.1.23.04.12.2206 tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang
Baik untuk Industri Rumah Tangga

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor. 22 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor. 23 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pengawasan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

• Sanitasi pangan
Lingkup pengaturan:
• bahan tambahan pangan
1. Perencanaan pangan • pangan produk rekayasa genetik
2. Ketersediaan pangan • iradiasi pangan
• kemasan pangan
3. Keterjangkauan pangan
• Jaminan keamanan dan mutu pangan
4. Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
5. Keamanan pangan
• Ketentuan label pangan
6. Label dan iklan pangan
• Larangan menghapus, mencabut, menutup, mengganti label,
7. Pengawasan melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun
kedaluwarsa Pangan
8. Sistem informasi pangan
• Ketentuan iklan pangan
9. Penelitian dan pengembangan
10. Kelembagaan pangan
• Pengawasan dilakukan terhadap:
11. Peran serta masyarakat, dan ü Kecukupan pangan pokok (Lembaga Pangan)
12. Penyidikan. ü Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan iklan pangan
• Tenaga Pengawas
UU 18 tahun 2012 ttg Pangan

Ayat (3) b. persyaratan


keamanan, mutu dan gizi
pangan serta iklan dan label
pangan oleh Badan
Pengawas Obat dan
Makanan
Undang-Undang 23 tahun 2014 ttg Pemerintah
Daerah (Urusan Kesehatan)

17
Pemberian Jaminan Keamanan PP 86/2019 ttg
Keamanan Pangan
Pangan dan Mutu Pangan
Izin Edar*
Pendaftaran Sarana Produksi
• Pangan Olahan : Izin Edar MD/ML (Badan POM)
• Pangan Industri Rumah Tangga: sertifikat produksi
pangan olahan IRT (Bupati/Walikota), pedoman oleh
Badan POM
• Pangan Olahan Siap Saji : sertifikat untuk menjamin
keamanan pangan dan mutu pangan
(Bupati/Walikota). Untuk di KKP : Kemkes
• Pangan segar
a. PAH : nomor registrasi (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
b. PSAT : nomor pendaftaran (Kemtan, gubernur,
Berdasarkan hasil bupati/walikota)
pengujian c. PSAI : sertifikat kelayakan pengolahan, sertiifikat
Laboratorium yang penerapan program manajeman mutu terpadu
ditunjuk pemerintah dan sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan
atau terakreditasi (KKP dan pemda)
(Kemtan, KKP, BPOM,
Kemkes
Penetapan persyaratan pengujian lab dilakukan secara bertahap
berdasarkan kajian risiko keamanan pangan
Izin Edar Pangan Olahan
SPP-IRT di Dinas Kesehatan
BPOM RI MD/ML Yang tidak wajib didaftarkan
Kabupaten/Kota
Jenis pangan PIRT 1. Pangan yang 1. Masa simpan kurang dari 7 hari
mengacu pada lampiran diproduksi di dalam 2. Diimpor dalam jumlah kecil
Peraturan Kepala negeri / yang diimpor 3. Digunakan lebih lanjut sebagai bahan
Badan Pengawas dijual dalam kemasan baku
Obat Dan Makanan eceran 4. Pangan olahan dalam jumlah besar
2. Pangan Fortifikasi dan tidak dijual secara langsung kepada
Nomor: 22 Tahun
3. Pangan Wajib SNI konsumen akhir
2018 Tentang 4. Pangan Program 5. Diolah dan dikemas di hadapan
Pedoman Pemberian Pemerintah pembeli
Sertifikat Produksi 5. Pangan yang ditujukan 6. Pangan siap saji
Pangan Industri untuk uji pasar 7. Mengalami pengolahan minimal
Rumah Tangga 6. Bahan Tambahan (pasca panen) meliputi pencucian,
Pangan (BTP)
SNI Wajib pengupasan, pengeringan,
penggilingan, pemotongan,
Air mineral alami Kopi Instan
penggaraman,pembekuan,
Air embun Tuna Dalam kaleng
pencampuran, dan/atau blansir serta
Air Minum Dalam Kemasan Sarden dan makarel dalam kaleng
tanpa penambahan BTP, kecuali BTP
Garam konsumsi beryodium Tepung Terigu
untuk pelilinan
Gula Kristal Putih Biskuit (ditunda) Pendaftaran PSAT diilakukan di
Otoritas Kompeten Keamanan
Kakao bubuk Minyak Goreng Sawit (ditunda)
Pangan KEMENTAN
PERATURAN KEPALA BADAN POM
NOMOR: 22/2018
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA

Yang diperbolehkan mendapatkan SPP-IRT

Tidak
termasuk
Lampiran II
ALUR PRE dan POST MARKET P-IRT
PEMOHON Tahapan:

1
1. Penerimaan
PTSP CPPB Pengajuan
-IRT Permohonan
2 2. Evaluasi
3 4 dokumen
DINKES PEMERIKSAAN
PENYULUHAN
KAB/KOTA
permohonan
KEAMANAN PANGAN SARANA
3. Penyelenggaraa
5 4.1 n Penyuluhan
3.1 SERTIFIKAT
PENYULUHAN Keamanan
KEAMANAN PANGAN PTSP REKOMENDASI
Pangan
4. Pemeriksaan
POST Sarana Produksi
SERTIFIKAT
Pangan IRT
P-IRT (SPP-IRT) 7 MARKET
5. Pemberian
DINKES KAB/KOTA
DINKES 6 Nomor P-IRT
PROV. REKOMENDASI 6. Penyerahan SPP-
PEMOHON
BADAN POM/ IRT
BBPOM
Langsung Tembusan 7. Post Market
Pembagian Kewenangan Pengawasan Keamanan Pangan
Lembaga Pengawas
No Keterangan
Pangan Segar Pangan Olahan PIRT Pangan Siap Saji
1 Pemenuhan Menteri Kepala BPOM Bupati/Walikota • Bupati/Walikota
persyaratan Pertanian/ dan Menteri dan/atau • Menteri
Keamanan Menteri KKP/ Perindustrian Kepala BPOM Kesehatan
Pangan, Guberbur/ Pengawasan (baik sendiri (Kantor
Mutu Bupati/ oleh Menperind atau Bersama- Kesehatan
Pangan, dan Walikota dalam rangka sama) Pelabuhan)
Gizi Pangan pembinaan dan khusus di
terbatas pada pelabuhan,
penerapan SNI bandara dan pos
lintas batas
• Kepala BPOM

2 Kemasan
Kepala BPOM/ Menteri Perindustrian/ Menteri Perdagangan
Pangan

ü diselenggarakan secara berkala, intensif dalam waktu tertentu, dan dalam hal adanya dugaan
pelanggaran.
ü dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
23
Pengangkutan, dan/atau Perdagangan Pangan.
KEWENANGAN PENGAWAS (Pasal 51)

memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam


kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan Perdagangan Pangan untuk
memeriksa, meneliti, dan mengambil contoh Pangan
dan segala sesuatu yang diduga digunakan dalam
membuka dan meneliti kegiatan Produksi, Penyimpanan, Pengangkutan,
setiap Kemasan Pangan dan/atau Perdagangan Pangan;

menghentikan, memeriksa, dan mencegah


memeriksa setiap buku, dokumen, atau catatan setiap sarana angkutan yang diduga atau
lain yang diduga memuat keterangan mengenai patut diduga digunakan dalam
kegiatan Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan/atau Perdagangan Pangan,
Pengangkutan Pangan serta mengambil
termasuk menggandakan atau mengutip dan memeriksa contoh Pangan
keterangan tersebut; dan/atau

memerintahkan untuk memperlihatkan


izin usaha dan/atau dokumen lain yang melakukan pengujian
sejenis; dan/atau

Pelaksanaan pengawasan dilakukan melalui pemeriksaan


terhadap kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan atau Perdagangan Pangan.
KEWENANGAN KHUSUS (Pasal 52)

Berdasarkan perintah pejabat yang berwenang, dalam hal adanya dugaan


pelanggaran persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan di
setiap Rantai Pangan, Pengawas Pangan dapat melakukan:

menghentikan kegiatan 2 1 menghentikan kegiatan atau


proses Produksi;
distribusi; dan/atau

3
melakukan pengamanan Pangan
DUGAAN PELANGGARAN (PASAL 52)

• tidak memenuhi • membuka • tidak memenuhi


• tidak memenuhi • penggunaan bahan persyaratan Iradiasi kemasan akhir
Persyaratan Sanitasi yang dilarang persyaratan
Pangan; Pangan untuk keamanan, mutu,
• tidak menjamin digunakan sebagai • penggunaan bahan dikemas
Keamanan Pangan Bahan Tambahan Gizi, dan
Kemasan Pangan kembali dan bertentangan
dan/atau Pangan; dan bahan diperdagangkan
• memproduksi, dengan agama,
keselamatan Kemasan Pangan , kecuali
manusia; menggunakan, keyakinan, dan
yang mengandung terhadap budaya
• penggunaan dan/atau Zat Kontak Pangan Pangan yang
peralatan yang tidak mengedarkan masyarakat untuk
yang pengadaannya Pangan impor;
memenuhi Pangan Produk membahayakan dalam jumlah
Rekayasa Genetik • tidak memiliki izin
persyaratan mutu kesehatan besar dan lazim
dan keamanan; yang belum edar; dan/atau
manusia; dikemas • tidak memiliki
• penggunaan Bahan mendapatkan • penggunaan Zat kembali dalam
Tambahan Pangan persetujuan sertifikat
Kontak Pangan jumlah kecil kelayakan
yang melampaui Keamanan Pangan yang belum untuk
• melakukan pengolahan,
ambang batas ditetapkan dan diperdagangkan
maksimal yang kegiatan Iradiasi sertifikat
tidak memenuhi lebih lanjut; penerapan
ditetapkan dan/atau Pangan di fasilitas persyaratan batas
yang tidak sesuai iradiasi yang belum program
migrasi untuk • penggunaan manajemen mutu
dengan memiliki izin bahan Kemasan bahan lainnya
pemanfaatan terpadu atau
peruntukannya; Pangan yang yang tidak
sumber radiasi sertifikat
bersentuhan diizinkan; kesehatan produk
pengion dan bahan langsung dengan • pengedaran
nuklir; pengolahan ikan
Pangan; Pangan untuk Pangan
tercemar; Segar asal ikan.
PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN
OLAHAN
Pangan Olahan IRT -> Pengawas Pangan
01

Pangan Olahan Siap Saji ->Pengawas Pangan


02 dan/atau sanitarian

Kompetensi Pengawas Pangan :


materi di Bidang Keamanan Pangan.
03 • Persyaratan kompetensi ditetapkan oleh Kepala Badan
• Kompetensi Sanitarian : sesuai ketentuan peraturan
per-UU-an.

Pada saat melakukan pengawasan, wajib dilengkapi


surat perintah pengawasan dan/atau
pemeriksaan serta tanda pengenal.
Jika tidak dilengkapi surat-surat tersebut, pelaku
usaha dapat menolak.
27
Sanksi Administratif

denda

penghentian sementara dari kegiatan, Produksi Pangan,


dan/atau Peredaran Pangan;

penarikan Pangan dari Peredaran Pangan oleh produsen;

ganti rugi; dan/atau

pencabutan izin.

28
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pengenaan sanksi • dikenakan secara bertahap, tidak bertahap dan/atau


kumulatif
administratif • dimulai dari pelanggaran pertama, kedua dan/atau
(Pasal 60 – Pasal 67) ketiga

Pengenaan besar denda Pelaksanaannya menggunakan kriteria:


administrative • Pelanggaran (ringan, sedang, atau berat)
(pasal 68) • Skala usaha (Besar, Menengah, Kecil, dan Mikro)

Ketentuan lebih lanjut


mengenai jangka waktu, ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan Menteri
Pertanian, peraturan Menteri KKP, peraturan Kepala
kriteria, pedoman Badan POM, atau peraturan Bupati/Walikota
pengenaan denda, dst.

29
Peran Serta Masyarakat
• Masyarakat dapat berperan serta
dalam:
• mengampanyekan Keamanan Pangan.
• menyampaikan permasalahan, masukan,
dan/atau cara penyelesaian masalah
Keamanan Pangan.

• Masyarakat berhak memperoleh


pelayanan dan jawaban dari Kepala
Badan dan/atau Bupati/Wali Kota atas
masalah dan/atau masukan yang
disampaikan.

30
KEBIJAKAN
PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
NATIONAL FOOD CONTROL SYSTEM FRAMEWORK

ISSN 0254 4725

Assuring food safety FAO


and quality FOOD AND
NUTRITION
PAPER
Guidelines for strengthening
national food control systems
76

FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE


Risk Analysis
UNITED NATIONS
Rome, 2003
Pelaksanaan Program Pengawasan Berbasis Risiko
Penekanan pada pengawasan mandiri/internal oleh
industri pangan
Risk
Assessmen
t

1. Hazard identification
2. Hazard characterization
3. Exposure assessment
4. Risk characterization

Science Based
Risk
Management

Policy Based Risk Communication


Exchange of Information

Risk Analysis (Codex)


REFERENSI FAO/WHO DALAM PENGAWASAN

Sudahkah
kita
memaha
minya?
DUA SISI
PENGAWASAN
Perlindungan Keadilan
Kesehatan Meningkatkan
Kualitas Manusia Perdagangan
(health protection) (fair trade)
KESEHATAN
v Sistem pengawasan v Regulasi yang mendukung
risk-based, knowledge- dan tidak tumpang tindih
based, evidence-based v Transparansi dan asistensi
v Law enforcement regulasi
v Empowerment v Pelayanan publik yang cepat
v Sinergi Pengawasan mudah, adil, aman dan
. handal
Jaminan EKONOMI Kemudahan
Keamanan Meningkatkan
dan Kepastian
daya saing
dan Mutu ekonomi Berusaha
RUANG LINGKUP SISTEM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Pre- Post- Empower


Market Market ment
- Standarisasi Komunikasi, Informasi,
- Sampling dan Edukasi untuk
- Registrasi Produk Pengujian meningkatkan
- Lisensi dan - Pemeriksaan Sarana kepatuhan dan
sertifikasi sarana kemandirian pelaku
Integrasi -–Penyidikan
Sinergi danhulu ke hilir
dari uasha serta
- Konsultasi dan Penindakan meningkatkan
Pembinaan DIGITALISASI pemberdayaan
masyarakat
Pengawasan Berbasis Digital :
SIPT
SmartPOM
Online Single BPOM Mobile
Submission (OSS) : Patroli Siber Dashboard Tracking
e-Registration BPOM Command Center Identifikasi
e-Certification/e-GMP
e-BPOM (Export-
• Ease of Doing Business
Import)
• Digital Signature
• Pencegahan Produk ilegal
UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN MELALUI
SINERGISME PENGAWASAN DI TINGKAT PUSAT DAN DAERAH

UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah


(Pasal 292)
Butir 6, Inpres 3/2017
Menteri Teknis/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian dapat
Inpres 3 Tahun 2017 tentang mengusulkan Kegiatan Khusus kepada Bappenas dan Kemenkeu
Peningkatan Efektivitas Pengawasan yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus bersumber dari APBN
untuk dialokasikan pada Daerah
Obat dan Makanan
Badan POM mengoordinasikan pelaksanaan
pengawasan OM dengan instansi terkait Perpres 80 Tahun 2017 tentang BPOM (Pasal 3)
Kepala BPOM diinstruksikan untuk mengoordinasikan
pelaksanaan Pengawasan OM dengan Instansi Terkait
Langkah Konkrit termasuk Pemda

Dukungan Instansi Vertikal


Koordinasi lintas sektor dan inisisasi upaya Peran aktif Unit Pelaksana Teknis BPOM di
penganggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) daerah termasuk koordinasi lintas sektor di
Non Fisik untuk pengawasan OM daerah
di Pemerintah Kab/Kota Permendagri Nomor 41 Tahun 2018
Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan
Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah
Bantuan Operasional Kesehatan PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN
Pengawasan Obat dan Makanan OBAT DAN MAKANAN
Pembagian Kewenangan Pengawasan oleh Pusat-Daerah
berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

a. Penyediaan obat vaksin, alat Kesehatan a. Penerbitan pengakuan a. Penerbitan izin apotek, toko
dan suplemen Kesehatan program pedagang besar farmasi obat, toko alat Kesehatan dan
nasional (PBF) cabang dan cabang optikal
b. Pengawasan ketersediaan pemerataan penyalur alat Kesehatan b. Penerbitan izin usaha mikro
dan keterjangkauan obat dan alat (PAK) obat tradisional (UMOT)
Kesehatan b. Penerbitan izin usaha kecil c. Penerbitan ssertifikat produksi alat
c. Pembinaan dan pengawasan industri, obat tradisional (UKOT) Kesehatan kelas 1 tertentu dan
sarana produksi dan sarana distribusi PKRT kelas 1 tertentu perusahaan
sediaan farmasi, obat tradisional, alat rumah tangga
Kesehatan dan perbekalan rumah d. Penerbitan izin produksi
tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku makanan dan minuman pada
Pemerintah
alamyang terkait dengan Kesehatan industri rumah tangga
d. Pengawasan pre-market obat, obat Provinsi e. Pengawasan post-market
tradisional, kosmetika, alat Kesehatan, produk makanan minuman
PKRT dan makanan minman industri rumah tangga
e. Pengawasan post-market obat, obat
tradisional, kosmetika, alat Kesehatan,
PKRT dan makanan minuman
Pemerintah
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pusat
PENGAWASAN PANGAN (PP 86/2019)
Pertanian/
Kementan, KKP (Pasal 4, budidaya
47), Pemda (Gubernur,
Bupati/Walikota) (Pasal 47) Kemenkes, KKP,
Penanganan pasca panen Kemenperin, BPOM (Pasal
(minimally-processed) 4, 52)

PANGAN SEGAR Proses produksi PANGAN OLAHAN


Sebagai Dikonsumsi
bahan baku langsung
PRE- Kemasan pangan
Kemenperin, Kemendag,
BPOM (Pasal 49)
MARKET

POST- KKP, Gubernur, Bupati/


PANGAN SEGAR
walikota (Pasal 47)
MARKET
Kementan, KKP, Kemenkes, BPOM, Distribusi/
BPOM, Kemenperin (Pasal 47) PANGAN OLAHAN
bupati/ walikota (Pasal 52) Peredaran BPOM, Bupati/ walikota
(Pasal 47) PIRT
Kemenkes(*), BPOM, Bupati/ PANGAN OLAHAN
walikota (Pasal 47) SIAP SAJI

Kementan, KKP, Kemenkes, BPOM Konsumen


Peran serta masyarakat (*) khusus di pelabuhan,
(Pasal 76 – 81) bandara dan pos lintas batas

Koordinasi kegiatan untuk penguatan pengawasan keamanan pangan,


BPOM (Pasal 50)
mutu pangan, dan gizi pangan
Penguatan Pengawasan Pangan

Jejaring Keamanan Pangan Nasional


(JKPN)
Pengawasan Pangan Olahan di Daerah
Pengawasan sarana IRTP

• Pemeriksaan sarana dilakukan oleh DFI


(District Food Inspector) dan Penyuluh
Keamanan Pangan (PKP). Apabila belum
tersedia DFI atau PKP dapat dilakukan oleh
PNS yang tugas pokok dan fungsinya sebagai
pengawas pangan dan atau sanitarian dengan
dilengkapi surat tugas yang diterbitkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
• Petugas yang melakukan pengawasan paling
sedikit 2 (dua) orang tiap tim
42
Pengawasan sarana IRTP
• Pemeriksaan sarana produksi IRTP dilakukan sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan POM tentang Cara Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
HK.03.1.23.04.12.2207 tahun 2012.
• Pengawasan dilakukan dengan pemeriksaan sarana IRTP.
Jumlah sarana yang diperiksa minimal ditentukan berdasarkan
perhitungan statistic dari jumlah sarana IRTP di wilayah
Kabupaten/Kota setempat.
• Jumlah IRTP yang akan diperiksa tiap Kabupaten/Kota minimal
jumlah berdasarkan hasil perhitungan sesuai kriteria yang
telah ditetapkan pada Anak Lampiran Jukop I.2 Target Output
sesuai hasil pembahasan (desk) DAK Pengawasan Obat dan
Makanan.
• Target sarana IRTP yang dilakukan pengawasan berdasarkan
analisa risiko seperti track record IRTP, kasus, dan status IRTP
(aktif/ tidak aktif).
43
PENGAWASAN PADA SAAT PANDEMI COVID-19

Juknis Pemeriksaan Pedoman Produksi Tips Keamanan


Sarana Produksi dan dan Distribusi Pangan Edisi
Distribusi Pangan Pangan Olahan Pada Ramadhan
Olahan Dalam Upaya Masa Status Darurat (Sebagai acuan
Kewaspadaan dan Kesehatan pelaku usaha dan
Pencegahan (Sebagai acuan konsumen)
Penyebaran Novel pelaku usaha)
COVID-19
(Sebagai acuan
pengawas pangan)
44
44
PELAKSANAAN
PENGAWASAN IRTP
Elemen-elemen CPPB- IRT

Lokasi dan Bangunan dan Fasilitas dan


Lingkungan Fasilitas Kegiatan Higene
Produksi dan Sanitasi

Kesehatan dan Pemeliharaan &


Peralatan Higene Program Higene
Produksi Karyawan dan Sanitasi

Pemeliharaan &
Program Higene- Label Pengawasan oleh
Sanitasi Penanggungjawab
Pengendalian Pelabela
Penyimpanan n
Proses Pangan
Pencatatan
Penarikan dan Pelatihan
Produk dokumentasi Karyawan
Pengisian Form Pemeriksaan Sarana

34
Ketidaksesuaian
• IRTP melakukan tindakan koreksi terhadap
ketidaksesuaian
• Didokumentasikan dengan menggunakan Formulir Laporan
Tindakan Koreksi dan Status (CAPA).
• Petugas pengawas melakukan verifikasi terhadap tindakan
koreksi dan didokumentasikan (Form ketidaksesuaian)
• Jika hasil verifikasi tindakan koreksi sudah tepat, petugas
mengisi “sesuai”pd kolom status

36
Level IRTP
Jumlah Penyimpangan
Level IRTP
MN (Minor) MJ (Major) SR (serius) KT (Kritis)
Level I 1 1 0 0
Level II
1 2-3 0 0
Level III NA ≥4 ≥ 1-4 0
Level IV NA NA ≥5 ≥1
PENUTUP
1. Pengawasan Badan POM di rantai pangan (from farm to
table) baik pre market maupun post market.
2. Kebijakan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan
diperlukan untuk pembinaan dan law enforcement
3. Pengawas Pangan diharapkan selalu ‘update’ terhadap
regulasi keamanan pangan
4. Peningkatan kompetensi (Pengetahuan, Skill, Attitude)
dalam inspeksi pangan harus terus senantiasa diasah dan
dilatih terus menerus seiring dengan perkembangan
IPTEK maupun Lingstra, terutama di situasi Pandemi yang
menuntut penyesuaian cara inspeksi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai