Anda di halaman 1dari 5

MODUL 3

DERAJAT KEASAMAN
I. TUJUAN:

1. Menentukan pH beberapa larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah
berkosentrasi sama dengan menggunakan indikator universal.
2. Mempraktekkan trayek perubahan warna indikator.

II. DASAR TEORI


pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Kekuatan asam-basa dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang dikenal dengan istilah pH
(power of hidrogen). Perbedaan tingkat keasaman dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi. Selain
itu, tingkat keasaman juga bergantung pada jenis asamnya.
Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala pH. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14 dengan
ketentuan sebagai berikut.
 Larutan asam mempunyai pH < 7
 Larutan basa mempunyai pH > 7
pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen
pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa
rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p (pangkat), yang lainnya
merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada
kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen
bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".

III. ALAT DAN BAHAN:


ALAT
 Tabung reaksi (5 buah)
 Rak tabung reaksi (1 buah)
 Pipet tetes (2 buah)
 Plat tetes 12 lubang (2 buah)
 Pipet volume 1 ml (1 buah)
 Pipet volume 10 ml (1 buah)

BAHAN
 Aquades
 HCL 0,1 M
 CH3COOH 0,1 M
 NaOH 0,1 M
 Indikator Universal
 Larutan pH 1-12
 Metil orange
 Metil merah
 Fenoptalein
 Bromtimol biru
 Macam-macam warna bunga

IV. TATA KERJA :

Isi 4 tabung reaksi dengan larutan HCL, CH3COOH, NaOH, DAN


NH3.

Tentukan pH masing-masing dengan mencelupkan kertas


indikator universal. DAN NH3.

Buat tabel pengamatan

Siapkan 12 lubang reaksi berturut-turut dengan larutan pH 1-12.

Dengan menggunakan plat tetes, tiap lubang diisi dengan larutan pH


1-12. Kemudian tiap lubang tambahkan 2 tetes indikator metil orange
pada masingmasing lubang kemudian amati dan catat warna larutan
(dapat pula menggunakan tabung reaksi kecil).

Dengan cara yang sama tentukan trayek perubahan pada fenolptalein,


metil merah dan bromtimol biru.

Buat tabel pengamatan


MODUL 4
PENETRALAN ASAM – BASA
I. TUJUAN
Mempraktekkan reaksi asam dengan basa.
II. DASAR TEORI
Arrhenius mendefinisikan asam sebagai zat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Sedangkan Brønsted-Lowry menyatakan asam adalah zat yang dapat
yang memberikan proton H+ pada zat lain (donor proton). Suatu zat baik yang bermuatan
positif, negatif, maupun netral yang memiliki minimal satu atom H. Misalnya senyawa HCl,
H2SO4, HSO4. H3O+, dan NH4+
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang
memberi warna berbeda dalam lingkungan basa. Contoh indikator yang biasa dilakukan di
laboratorium yaitu kertas lakmus. Kertas lakmus berwarna merah dalam keadaan asam dan
berwarna biru dalam keadaan basa.
Reaksi penetralan termasuk reaksi pada larutan elektrolit yaitu reaksi antara asam dengan
basa sampai terjadi suasana netral. Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dan basa.
Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam, yang merupakan
senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH-.
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
 Gelas kimia 100 mL (2 buah)
 Gelas kimia 50 mL (1 buah)
 Batang pengaduk (1 buah)
 Pipet tetes (1buah)
 Pembakar spirtus (1 buah)
 Kaki tiga (1 buah)
 Kasa (1 buah)
 Cawan penguapan ( 1buah)
BAHAN
 HCl 2 M
 NaOH 2 M
 Kertas lakmus merah
 Kertas lakmus biru
IV. TATA KERJA :

Ambil 25 mL larutan HCI 2 M dengan menggunakan gelas ukur dan


dimasukkan kedalam gelas kimia. Uji dengan kertas lakmus biru.

Dengan cara yang sama, lakukan untuk lareutan NaOH 2 M. Uji


dengan kertas lakmus merah.

Campurkan dua larutan dan aduk. Uji dengan kertas lakmus merah.
Jika warna lakus merah menjadi biru, tambahkan tetes demi tetes
larutan HCI 2 M sampai tepat saat warna biru berubah menjadi merah.

Larutan uji kembali dengan lakmus merah, warna lakmus tidak


berubah.

Ambil kira-kira 10 ml larutan, masukkan kedalam cawan penguapan


dan uapkan sampai kering.

Dari hasil penggunaan amati zat yang dihasilkan.

Buat tabel pengamatan

Anda mungkin juga menyukai