Anda di halaman 1dari 4

RESUME

KEPERAWATAN DASAR II
PENGKAJIAN : PEMERIKSAAN FISIK

Oleh :

INDAH NOVIA HENDRA


NIM : 203310698

DOSEN : Ns. Zolla Amely Ilda, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS TINGKAT 1


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PADANG
2021
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis penyakit.
Hasilnya dicatat dalam rekam medis yang digunakan untuk menegakkan diagnosis dan
merencanakan perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan secara sistematis, mulai
dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara (inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi).
Ruang lingkup pemeriksaan fisik ini akan terdiri dari pemeriksaan tanda vital (suhu,
denyut nadi, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah), pemeriksaan fisik head to toe, dan
pemeriksaan fisik per sistem tubuh (seperti sistem kardiovaskuler, pencernaan, muskuloskeletal,
pernapasan, endokrin, integumen, neurologi, reproduksi, dan perkemihan).

Tujuan Pemeriksaan Fisik :


1. Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
2. Menambah dan atau mengkonfirmasi data yang diperoleh dalam riwayat kesehatan
3. Penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan
4. Evaluasi asuhan keperawatan

Waktu dilaksanakan pemeriksaan fisik :


1. Klien baru datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Secara rutin pada pasien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan kondisi pasien

Prinsip Pemeriksaan Fisik :


1. Kontrol infeksi
 Mencuci tangan
 Memasang APD (sarung tangan, masker, skort)
 Ganti baju pasien dengan baju periksa jika ada
2. Kontrol lingkungan
 Memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat
 Penerangan memadai
 Jaga privacy klien
3. Komunikasi (pen jelasan prosedur) : Gunakan tahapan komunikasi terapeutik
4. Sistematis dan konsisten (head to toe, dari eksternal ke internal, dari normal ke abnormal)
5. Berada di sisi kanan klien
6. Efisiensi
7. Dokumentasi

Pemeriksaan ini memiliki tujuan untuk pengecekan kondisi tubuh dan diagnosis
penyakit. Berikut empat cara yang akan dijalankan pada tiap pemeriksaan fisik yang dilakukan:
1. Inspeksi
Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang mengalami
kondisi tubuh normal atau abnormal. Itu sebabnya pemeriksa perlu mengetahui
karakteristik normal dan abnormal tiap usia. Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa
muda adalah kulit keriput dan tidak elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang
lanjut usia.
Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan
penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan
diperiksa secara mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi
potensi kelainan. Ikuti instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.
2. Palpasi
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan
dengan inspeksi. Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak tangan, jari, dan ujung
jari. Tujuannya untuk mengecek kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran,
kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah
ketegangan otot. Dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan, alasan, dan apa yang
dirasakan. Kamu juga diminta menghela napas agar lebih rileks dan berhenti jika
merasakan nyeri saat pemeriksaan berlangsung.
3. Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara
normal dan abnormal menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal
dari sistem kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.
4. Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan jari
tangan langsung pada permukaan tubuh.
Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah
tangan non-dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh yang akan diperkusi, kemudian
jaringan tengah tangan dominan (biasanya tangan kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah tangan
non-dominan untuk menghasilkan suara.
Terdapat lima jenis suara yang dihasilkan (pekak, redup, sonor, hipersonor, dan
timpani) dan keseluruhannya menggambarkan kondisi organ tubuh bagian dalam.

Prosedur pelaksanaan pemeriksaan fisik :


Pemeriksaan fisik perlu disiapkan dengan baik untuk meminimalisir potensi kesalahan
dan temuan yang kurang lengkap. Hal ini bisa berdampak pada kesalahan diagnosis dan
perencanaan perawatan. Pemeriksaan fisik dilakukan secara privat, sehingga saat melakukannya
di ruang perawatan, akan dipasangkan tirai pembatas agar tidak ada orang lain yang melihat.
Pastikan untuk mengikuti tiap instruksi dokter dan berbicara jujur tentang apa yang
dirasakan untuk memaksimalkan hasil pemeriksaan. Hal pertama yang diperiksa adalah tanda
vital atau pemeriksaan suhu, denyut jantung, dan tekanan darah.
Pemeriksaan fisik dilakukan di klinik, puskesmas, maupun rumah sakit. Segera lakukan
pemeriksaan fisik jika mengalami keluhan kesehatan.

Link sumber : https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-fisik

Anda mungkin juga menyukai