Anda di halaman 1dari 6

Selamat pagi Bapak/Ibu

Berikut adalah berita-berita pilihan 15.03.21 Komunitas PanenSAHAM untuk nasabah Carmel Sekuritas
Nusantara (bekerja sama dengan Mandiri Sekuritas) :

Anak Usaha Sarana Menara Nusantara Tingkatkan Modal Dasar Menjadi Rp 120 Miliar

Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Quattro International, meningkatkan modal dasar
dan modal ditempatkan serta disetor masing-masing menjadi Rp 120 miliar dan Rp 108,5 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Jumat (12/3), Quattro melakukan peningkatan modal dasar dari Rp 100
miliar menjadi Rp 120 miliar. Selain itu, Quattro juga melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor
dari Rp 92,5 miliar menjadi Rp 108,5 miliar.
Aksi korporasi tersebut merupakan transaksi afiliasi, karena Quattro merupakan anak perusahaan yang telah
dimiliki oleh Iforte, sehingga peningkatan dan penyetoran modal tersebut sekaligus menjaga kepemilikan
Quattro oleh Iforte tetap di atas 99%. Peningkatan modal Quattro diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja
Iforte ke depan, sehingga memberikan dampak positif terhadap PT Profesional Telekomunikasi Indonesia
(Protelindo).
Sumber: Investor Daily

Acset Setujui Proposal Damai PKPU Proyek Indonesia I

PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bersama dengan China Construction Eighth Engineering Division (CCEED) yang
tergabung dalam Kerja Sama Operasi (KSO) pada pengerjaan proyek Indonesia 1 memberikan persetujuan
atas proposal perdamaian yang diajukan oleh PT China Sonangol Media Investment (CSMI) sebagai keputusan
dari proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan KSO sejak 12 November 2020
lalu.
Selain KSO, anak usaha ACST yang terlibat dalam proyek yang sama, yakni PT Bintai Kindenko Engineering
Indonesia (BINKEI) turut terdaftar sebagai pemohon dalam PKPU ini. Dalam keterangan resmi perseroan
disebutkan bahwa, KSO dan BINKEI memutuskan secara bersama-sama untuk mengajukan PKPU sebagai
upaya untuk memperoleh kepastian pembayaran dari CSMI atas tagihan progres pekerjaan proyek Indonesia
1 yang sudah dikerjakan oleh KSO dan BINKEI, namun belum dibayarkan oleh pihak CSMI.
Dikatakan, proposal perdamaian yang diajukan oleh CSMI tersebut telah disetujui melalui keputusan hasil
Rapat Pemusyawaratan Majelis Hakim CSMI pada tanggal 12 Maret 2021 (Putusan Perdamaian). Sehingga,
CSMI sudah dapat melaksanakan restrukturisasi pembayaran utang kepada KSO dan BINKEI yang dijadwalkan
akan selesai pada tahun 2021 ini. Selanjutnya, CSMI akan melanjutkan pembangunan proyek Indonesia 1
dengan syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Putusan Perdamaian tersebut. ACST dikatakan
Maria berkomitmen untuk selalu menghormati dan menjalankan proses hukum yang berlaku.
Sumber: Investor Daily

Surya Citra Media Tuntaskan Program Buyback


PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menuntaskan aksi program pembelian kembali (buyback) saham sebanyak
2.132.177.090 saham atau 14,43% dari modal disetor perseroan. Berdasarkan keterbukaan informasi, baru-
baru ini, Corporate Secretary Surya Citra Media Gilang Iskandar menyampaikan bahwa aksi korporasi
tersebut telah dituntaskan pada 10 Maret 2021.
Adapun saham yang dibeli tersebut untuk dikuasai sebagai saham treasuri dengan mengacu kepada
ketentuan peraturan yang berlaku. Diketahui, aksi korporasi tersebut dilakukan karena kondisi pasar saham
terkini yang telah kembali pulih dengan indikasi menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
sudah mencapai posisi lebih baik dari 6.200 selama beberapa hari terakhir.
Di sisi lain, Surya Citra Media pada Rabu (25/11/2020) meraih fasilitas pinjaman sebesar Rp 1,5 triliun dari PT
Bank HSBC Indonesia. Dana ini akan dimanfaatkan untuk membiyaia modal kerja perusahaan. Fasiltas
pinjaman tersebut didapatkan perseroan pada 20 November 2020 dengan tenor 36 bulan.
Sumber: Investor Daily
Laba Prodia (PRDA) Melonjak 27,8 Persen pada 2020

PT Prodia Widyahusada Tbk menorehkan pertumbuhan kinerja pada tahun 2020. Berdasarkan rilis resmi
perseroan, emiten berkode saham PRDA tersebut mencatatkan laba bersih sebesar Rp268,75 miliar, naik
27,8 persen dari Rp210,26 pada tahun 2019. Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan
pendapatan perseroan yang naik 7,4 persen menjadi Rp1.873,38 miliar dari tahun sebelumnya Rp1.744,27
miliar.
Adapun Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 61,2 persen kepada
pendapatan PRDA. Sementara sisanya ditopang oleh kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien
korporasi.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan, tak
terkecuali bagi PRDA yang berada di sektor keshatan. Namun pada masa pandemi Covid-19 ini, perseroan
masih mencatat kinerja positif dan masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, menjaga
arus kas dan mempertahankan profitabilitas.

Sumber: Bisnis

PTBA Optimistis Harga Batu Bara Naik, Incar Penjualan 30 Juta Ton

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan penjualan batu bara dapat menembus level 30 juta ton pada 2021.
Dalam publikasi laporan tahunan 2020, manajemen PTBA menuliskan perusahaan optimis untuk menghadapi
tahun 2021 diantaranya dengan menetapkan target produksi dan penjualan masing-masing sebesar 29,52
juta ton dan 30,72 juta ton.
Selain itu, PTBA masih terus fokus menggarap proyek hilirisasi, penyelesaian sejumlah proyek PLTU dan
proyek angkutan batu bara dengan total alokasi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun
2021 sebesar Rp3,84 Trilun. Alokasi capex tersebut lebih tinggi dibandingkan 2020 sebesar Rp2,77 triliun.
Menurut manajemen PTBA, estimasi Konsumsi Batu bara Domestik (DMO) tahun 2021 sesuai data Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) adalah sebesar 137,50 juta ton atau naik 4,17 persen dibandingkan
estimasi DMO tahun 2020 (revisi Pandemi COVID-19). Adapun, indeks harga batu bara yang telah mengalami
kenaikan sejak kuartal/lV 2020, dan diproyeksikan oleh beberapa pihak akan terus mengalami penguatan.
Oleh karena itu, PTBA berani mengambil target yang lebih tinggi pada 2021.

Sumber: Bisnis

PT Timah (TINS) Bukukan Rugi Bersih Rp 340,59 Miliar pada 2020

PT Timah Tbk masih membukukan rugi bersih pada 2020. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, TINS
mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp340,59 miliar
pada 2020. Namun, jumlah itu menyusut 44,28 persen dibandingkan dengan rugi tahun berjalan yang
diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2019 sebesar Rp611,28 miliar.
Hal itu tampak didukung oleh sejumlah beban yang ditekan perseroan, seperti beban umum dan administrasi
yang turun ke posisi Rp832,9 miliar, beban penjualan yang turun menjadi Rp69,4 miliar, dan beban keuangan
menurun menjadi Rp607,3 miliar. Sementara itu, TINS mencatatkan pendapatan sebesar Rp15,21 triliun,
turun 21,33 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp19.34 triliun.
Hampir seluruh segmen pendapatan mengalami penurunan kinerja, antara lain logam timah turun 21,49
persen menjadi Rp13,9 triliun, timah solder turun 47,6 persen menjadi Rp199,9 miliar, aluminium menurun
54,18 persen ke Rp144,8 miliar, dan segmen rumah sakit yang turun 36 persen ke Rp142,1 miliar. Adapun,
segmen pendapatan timah chemical naik 23,77 persen menjadi Rp414,6 miliar, pendapatan batu bara naik
213 persen menjadi Rp122,06 miliar, dan pendapatan nikel naik 47 persen menjadi Rp108,82 miliar.

Sumber: Bisnis
Kurangi Kerugian, Mahaka Media (ABBA) Fokus Efisiensi Pembiayaan Tahun Ini

PT Mahaka Media Tbk (ABBA) akan fokus mengefisiensikan pembiayaan di sektor tertentu untuk
meringankan beban kerugian tahun ini. Adrian Syarkawi, Direktur Utama Mahaka Media mengatakan
pihaknya juga tetap mengejar potensi pendapatan.
ABBA juga melancarkan strategi menyelenggarakan konsep acara dari offline menjadi online. Hal ini masih
terus dilakukan sebab penyelenggaraan acara secara offline masih tidak mungkin dilakukan di masa pandemi.
Lebih lanjut, Adrian mengemukakan tahun ini tidak menyiapkan anggaran belanja modal atau capital
expenditure (capex).

Sumber: Kontan

Naiknya Harga Minyak Mentah Tak Berdampak Signifikan ke Bisnis Trisula International

PT Trisula International Tbk (TRIS) mengaku bahwa tren kenaikan harga minyak dunia tidak terlalu
mempengaruhi kelangsungan usahanya sejauh ini.
Asal tahu saja, harga minyak dunia baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent sama-sama
mengalami tren kenaikan ke level kisaran US$ 60 per barel, sehingga di atas kertas mempengaruhi sektor
industri yang penyediaan bahan bakunya bergantung terhadap komoditas tersebut.
Direktur Utama Trisula International Santoso Widjojo mengatakan, lonjakan harga minyak yang berlangsung
beberapa waktu terakhir tidak berpengaruh signifikan terhadap operasional produksi TRIS. Sekadar catatan,
TRIS memperoleh bahan baku garmen dari anak usahanya PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL).
Manajemen TRIS sendiri sudah mengantisipasi dampak kenaikan harga komoditas tersebut. Perusahaan ini
telah memiliki stok-stok bahan baku berdasarkan pesanan sebelumnya, sehingga untuk saat ini bahan baku
yang dibutuhkan emiten tersebut masih tergolong aman.

Sumber: Kontan

AKR Corporindo (AKRA) Bakal Amankan Penjualan 14 Ha Sebelum Kuartal Pertama Berakhir

Penjualan lahan PT AKR Corpindo Tbk (AKRA) tahun ini sepertinya bakal moncer. Belum genap kuartal
pertama berakhir, perusahaan dipastikan bakal mengantongi penjualan sebidang lahan di Java Integrated
Industrial & Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
"Ada satu pembeli besar, kami yakin membukukan penjualan kuartal pertama ini. Luasnya 14 hektare (ha),"
ujar Suresh Vembu, Direktur Keuangan AKRA kepada Kontan, Jumat (12/3). AKRA tahun ini menargetkan
penjualan lahan 30 ha-35 ha di kawasan industri tersebut. Artiya, AKRA telah mengamankan sekitar 46% dari
target penjualan lahan hingga akhir tahun. Suresh belum merinci nilai realisasi penjualan tersebut karena
harga tergantung dengan negosiasi.
Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) belum lama ini menyetujui pembentukan dua KEK baru,
salah satunya JIIPE. KEK akan meningkatkan permintaan lahan industri seiring dengan banyaknya insentif
dalam kawasan tersebut. Melihat potensi ini, tak menutup kemungkinan penjualan lahan di JIIPE akan
melampaui target.

Sumber: Kontan
Wijaya Karya (WIKA) Masih Mengkaji Aset yang Akan Ditawarkan ke LPI

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih mengkaji aset yang akan ditawarkan ke Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Sebagai informasi, pemerintah mendirikan LPI atau Sovereign Wealth Fund (SWF) guna memudahkan BUMN
karya mendapatkan pendanaan yang bersifat ekuitas dan meringankan likuiditas keuangan. BUMN bidang
infrastruktur tengah menginventarisasi daftar proyek-proyek strategis yang bisa ditawarkan kepada LPI.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menuturkan, lantaran proyek yang akan ditawarkan
masih dijaki, WIKA juga belum menentukan secara pasti berapa target pendanaan dari SWF. Namun,
Mahendra bilang, pembentukan SWF menjadi peluang bagi WIKA untuk bisa lebih banyak mengerjakan
proyek-proyek lagi.
WIKA berharap, dengan adanya SWF, WIKA akan banyak terlibat dalam pendanaan proyek-proyek besar di
masa mendatang.

Sumber: Kontan

Dapat Pinjaman Rp 280 Miliar, Graha Layar Prima (BLTZ) Akan Menambah Bioskop Baru

PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) perlahan bangkit dari tekanan pandemi Covid-19. Emiten ini kembali
melanjutkan target untuk menambah layar CGV Cinemas di beberapa wilayah Indonesia. Manael Sudarman,
Head of Sales and Marketing BLTZ mengatakan, Graha Layar Prima sementara ini menargetkan mampu untuk
menambah tiga bioskop baru pada 2021.
Guna menambah bioskop tersebut rata-rata dana yang harus disiapkan oleh CGV sekitar Rp 4 miliar hingga
Rp 6 miliar per layar. Hanya saja, Manael belum dapat menyebutkan kapan pastinya bioskop anyar tersebut
beroperasi.
Pihaknya mengaku akan selalu memantau kondisi pasar lebih dulu terkait dengan regulasi pemerintah pusat
atau daerah untuk membuka bioskop tersebut. Sedangkan untuk kebutuhan dananya BLTZ baru-baru ini juga
telah memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Shinhan Indonesia dengan nilai sebesar Rp 280 miliar. Pada
Januari 2021 yang lalu, emiten ini memperoleh pinjaman dari bank yang sama sebesar Rp 41 miliar.

Sumber: Kontan

Planet Properindo Jaya (PLAN) Fokus Promosi Online dan Rebranding Hotel

PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN) berharap kinerja di 2021 ini menyamai capaian kinerja di 2020 dengan
target okupansi rata-rata 70%-80% per bulan dan pendapatan Rp 750 juta-Rp 850 juta per bulan.
Direktur Planet Properindo Jaya Jerry Misa Egeten mengatakan, dengan peraturan daerah yang membatasi
okupansi, menurutnya target yang realistis adalah menyamai tahun lalu yaitu rata-rata pendapatan Rp 850
juta per bulan. Pendapatan rata-rata ini kurang-lebih dalam satu tahun mencapai Rp 10 miliar.
PLAN fokus pada penjualan kamar melalui channel online. PLAN akan fokus pada promosi digital kepada
semua jaringan online travel agent yang ada. Selain itu, PLAN sedang mempersiapkan rebranding hotel yang
diharapkan dapat memperkuat identitas dan harapannya dapat merebut pangsa pasar yang lebih besar.
Maka di tahun ini, PLAN menggunakan anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) yang
berasal dari sisa penawaran perdana di September 2020 lalu untuk merenovasi hotel di Bandung. Dana yang
diraup oleh PLAN pada penawaran perdana tersebut sebesar Rp 30 miliar.

Sumber: Kontan
Laba Bersih Gajah Tunggal (GJTL) Tumbuh 18.58 Persen di Tahun 2020

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 13,43 triliun sepanjang tahun lalu,
atau turun 15,7% secara tahunan. Kendati demikian, produsen ban ini mencatatkan kenaikan laba bersih
sebesar 18,58% yoy menjadi Rp 319 miliar.
Melansir laporan keuangan GJTL di 2020, penjualan di pasar domestik menurun sebesar 16,7% yoy.
Sementara di pasar ekspor menurun lebih sedikit sekitar 12% yoy.
Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penjualan dan keuntungan Gajah Tunggal di kuartal dua tahun 2020
karena permintaan atas produk ban berkurang serta menurunnya angka produksi. Di sisi lain, menurunnya
angka utilisasi menyebabkan dampak negatif terhadap margin laba Gajah Tunggal.
Manajemen Gajah Tunggal mengakui utilisasi berangsur normal sehingga dapat mengembalikan
profitabilitas. Kendati penjualan menurun secara tahunan, GJTL justru mencatatkan laba operasi dan margin
EBITDA yang membaik di tahun 2020.

Sumber: Kontan

Golden Energy Mines (GEMS) Annggarkan Capex US$ 9,4 Juta Tahun Ini

PT Golden Energy Mines Tbk optimistis dalam melihat prospek bisnis di tahun 2021. Dengan pandangan ini,
GEMS telah menyiapkan sejumlah rencana.
Sekretaris Perusahaan GEMS, Sudin Sudirman mengatakan, perusahaan berencana menganggarkan belanja
modal atawa capital expenditure sebesar US$ 9,4 juta dari kas internal perusahaan, lebih besar dari realisasi
serapan capex tahun 2020 yang sebesar US$ 7,66 juta. Dana tersebut rencananya disiapkan untuk sejumlah
agenda.
Sudin bilang, rencana capex perusahaan ditujukan untuk mendukung rencana dan target-target perusahaan
ke depan. Untuk tahun 2021 sendiri, GEMS membidik target top line dan bottom line yang lebih besar
dibanding tahun lalu. Hanya saja, Sudin belum buka-bukaan soal angka pertumbuhan kinerja yang dibidik.

Sumber: Kontan

Krakatau Steel (KRAS) dan Anak Usaha Gencar Ekspor Baja dan Pipa ke Berbagai Negara

Selain PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang melakukan ekspor ke berbagai negara di awal tahun ini, anak
perusahaan Krakatau Steel yang bergerak di bidang manufaktur pipa baja dan jasa aplikasi pelapisan anti
korosi, PT KHI Pipe Industries (PT KHI) di tahun 2020 pun telah mengekspor produk pipa baja ke Australia
dengan total pengiriman sebanyak 4.370 ton.
Produksi pipa baja untuk proyek ekspor ini menjadi keberhasilan tersendiri karena spesifikasi yang
disyaratkan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi baik dari segi pengujian, dimensi, dan ketebalan yang
berada pada batas maksimum kapasitas mesin yang dimiliki oleh PT KHI dan Krakatau Steel. Selain itu adanya
serangkaian tahapan pengujian yang dilakukan oleh pihak ketiga juga menjadi tantangan tersendiri dan
berhasil dilakukan dengan baik.
Silmy mengatakan pengiriman ekspor ke beberapa negara membuktikan bahwa produk KRAS dapat diterima
dengan baik di pasar global maupun domestik dengan harga yang kompetitif.

Sumber: Kontan
Fauci Mengatakan Keraguan akan Vaksinasi di Antara Partai Republik Menimbulkan Risiko
Keraguan penerimaan vaksin oleh sebagian populasi adalah salah satu risiko terbesar dalam upaya
pengendalian virus corona, kata Anthony Fauci, kepala penasihat medis Presiden Joe Biden.
Jajak pendapat PBS News Hour / NPR / Marist yang dirilis Kamis menunjukkan bahwa 41% orang yang
diidentifikasi sebagai Republikan, mengatakan mereka tidak mau mendapatkan suntikan dari ketiga vaksin
yang telah disetujui oleh pemerintah federal. Di antara para Demokrat, hanya 6% yang mengatakan hal yang
sama.
Fauci mengatakan dia berharap mantan Presiden Donald Trump akan keluar dan secara terbuka mendesak
para pendukungnya untuk mendapatkan vaksin. "Saya berharap dia melakukannya," kata Fauci pada "Fox
News Sunday." “Ini akan benar-benar mengubah permainan jika dia melakukannya” tambahnya.
Sumber: Bloomberg

Dubai Melakukan Uji Coba untuk Menilai Tes Nafas untuk Mendeteksi Virus Corona
Dubai sedang melakukan uji klinis untuk menilai keakuratan tes nafas untuk mendeteksi virus corona dalam
satu menit. Tes cepat, yang dikembangkan oleh Breathonix Pte Ltd. Universitas Nasional Singapura, sedang
diujicobakan pada 2.500 pasien, menurut sebuah pernyataan. Breathonix melakukan uji coba dengan
Otoritas Kesehatan Dubai dan Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Mohammed Bin Rashid.
Software machine learning akan menganalisis sampel napas dan memberikan hasilnya dalam waktu kurang
dari satu menit, menurut pernyataan itu. Breathonix sebelumnya telah melakukan studi percontohan
berbasis di Singapura yang melibatkan 180 pasien dan mencapai sensitivitas 93% dan spesifisitas 95% dengan
algoritma pembelajaran mesin, katanya.
Sumber: Bloomberg

Perusahaan Nikel Besar China Bertaruh Besar untuk Masa Depan Hijau Baterai Listrik
Tsingshan Holding Group Co. membuat banyak langkah berani dalam perjalanannya untuk menjadi produsen
nikel terbesar di dunia, tetapi rencana barunya untuk memasok para pembuat mobil dengan nikel yang
murah dan bersih bisa menjadi terobosan terbesarnya.
Perusahaan China tersebut mengejutkan pasar nikel dua kali bulan ini dengan menargetkan dua tantangan
signifikan bagi pembuat kendaraan listrik dan baterai mereka: pertama, mendapatkan cukup nikel, dan
kedua, memastikan pengirimannya dengan cara yang ramah lingkungan.
Bekerja sama dengan Tsingshan tampaknya merupakan pilihan yang jelas bagi Tesla dan saingannya, tetapi
mereka tidak hanya mencari nikel yang murah dan melimpah - mereka juga menginginkan nikel yang ramah
lingkungan. Nikel adalah industri kotor, dan kebangkitan Tsingshan sebagian besar didorong oleh
pengembangan proses produksi berbiaya rendah yang juga sangat intensif karbon. Sumpahnya untuk
menjadi lebih hijau secara dramatis menunjukkan bagaimana perang melawan perubahan iklim memaksa
produsen dengan catatan lingkungan yang buruk untuk menemukan solusi baru untuk semakin ramah
lingkungan.
Sumber: Bloomberg

Permasalahan Vaksin AstraZeneca di Uni Eropa Memburuk


Mimpi buruk vaksin AstraZeneca Plc di Eropa memburuk, dengan sejumlah negara menghentikan vaksinasi
karena kekhawatiran akan keamanan saat penundaan pengiriman lebih lanjut mendorong pemerintah di
seluruh dunia untuk menimbun dosis yang sudah mereka dapatkan. Irlandia pada hari Minggu bergabung
dengan sekitar selusin negara lainnya untuk menangguhkan vaksin tersebut karena kekhawatiran tentang
kemungkinan efek samping. Walaupun regulator obat-obatan Eropa mengatakan tidak ada indikasi masalah
apa pun, laporan pembekuan darah yang serius setelah vaksinasi memicu serentetan penangguhan oleh
berbagai negara hingga Thailand.
Sumber: Bloomberg

Anda mungkin juga menyukai