Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FITOTERAPI

HEPATOPROTEKTOR

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitoterapi

DisusunOleh :

NAMA : Agustia Ningsy


NIM : 01020148
KELAS : A (Ahli Jenjang)

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON


PROGRAM PENDIDIKAN STRATA 1 (S.1) FARMASI
CIREBON
2021
Tugas fito 7 HEPATOPROTECTOR

1. Jelaskan jenis-jenis penyakit hepatitis ?


Jawab :
1. Hepatitis a
 Lebih banyak diderita oleh anak-anak dan orang muda.
 Disebabkan oleh infeksi virus hepatitis a, pada umumnya menular melalui
makanan/minuman yang terkontaminasi oleh feses penderita, bisa juga melalui
konsumsi kerang yang terkontaminasi virus.
 Penyakit ini jarang menjadi kronis, gejala yang timbul ringan dan tidak selalu timbul
fase ikterik.
 Langkah pencegahan:
• cuci tangan setelah dari toilet, sebelum makan dan sebelum menyiapkan
makanan
• disarankan tidak makan dengan menggunakan alat-alat makan secara bergantian
atau memakai sikat gigi bersama-sama
• memperhatikan kebersihan lingkungan dan sanitasi
• imunisasi

2. Hepatitis a
 Bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.
 Penularan melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik tidak steril, alat tato,
hubungan seksual, air liur, feses, juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayi yang
baru dilahirkannya.
 Hepatitis virus akut dapat sembuh dengan sendirinya, namun sejumlah besar
penderita hepatitis b akan menjadi kronis.
 Semakin muda usia terinfeksi virus hepatitis b semakin besar kemungkinan menjadi
kronis yang akan meningkatkan risiko terjadinya sirosis dan hepatoma (kanker hati)
di kemudian hari
 Langkah pencegahan:
❖ imunisasi hepatitis b
❖ hindarkan pemakaian jarum suntik bekas&peralatan tato tidak steril
❖ hindarkan pemakaian bersama sikat gigi, pisau cukur dan alat lainnya yang
dapat menimbulkan luka.
❖ penderita hepatitis b dilarang minum alkohol untuk mencegah rangsangan
selanjutnya pada hati.
3. Hepatitis c

❖ sebagian besar penderitanya berlanjut menjadi hepatitis kronis → sirosis hati →


hepatoma.

❖ sebagian besar penderitanya tidak menunjukan gejala.

❖ penularan : transfusi darah, hubungan seksual, penggunaan sikat gigi bersamaan, dan
dari ibu penderita kepada bayinya.

4. Hepatitis d
• Virus hepatitis d hanya dapat ditemukan pada penderita hepatitis b, karena untuk
hidupnya memerlukan virus pembantu yaitu virus hepatitis b.
• Upaya pencegahan terhadap hepatitis b secara tidak langsung juga mencegah hepatitis
d.

5. Hepatitis e
 Tipe penularan = virus hepatitis a yaitu melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh feses.
 Infeksi virus hepatitis e terutama terjadi di daerah yang tingkat kesehatan dan sanitasin
buruk, dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil.

2. Jelaskan penyebab dan gejala penyakit hati ?


Jawab :

Penyebab Penyakit Liver


Penyebab penyakit liver sangat beragam. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit liver
berdasarkan penyebabnya:

1. Penyakit liver terkait alkohol


Penyakit liver dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol secara berlebihan. Kondisi ini
disebut dengan penyakit hati terkait alkohol. Alkohol bersifat toksik untuk sel-sel hati,
terutama ketika hati menyaring alkohol dari dalam darah. Pada saat disaring oleh hati,
alkohol dapat menyebabkan kematian sel-sel hati.

2. Perlemakan hati atau non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD)


Dalam kondisi normal, sel-sel hati seharusnya hanya mengandung sedikit lemak.
Penumpukan lemak di sel-sel hati dapat menyebabkan gangguan liver. Perlemakan
hati sering kali terjadi pada orang yang mengalami obesitas.
3. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit liver yang muncul akibat peradangan pada jaringan hati.
Hepatitis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Hepatitis terdiri dari beberapa jenis, di
antaranya hepatitis A, B, C, D, E, dan hepatitis autoimun.

4. Hepatitis toksik atau toxic hepatitis


Kondisi ini disebabkan oleh paparan senyawa kimia beracun. Jenis racun yang dapat
menyebabkan hepatitis toksik bisa berasal dari obat, suplemen makanan, atau zat kimia
lainnya.
Mengonsumsi atau menggunakan obat-obat tertentu secara berlebihan, terlebih tanpa
mengikuti anjuran dari dokter bisa menyebabkan penyakit hati. Beberapa jenis obat yang
dapat menyebabkan hepatitis toksik adalah paracetamol, amoxicillin, isoniazid,
diclofenac, fenofibrate, dan phenytoin.

5. Penyakit liver kolestasis atau cholestatic liver disease


Penyakit hati akibat kolestasis bisa disebabkan oleh beragam hal, seperti gangguan dari
sel hati (hepatocellular cholestasis) atau gangguan saluran empedu (cholangiocellular
cholestasis). Penyebab cholangiocellular cholestasis, antara lain primary biliary
cirrhosis, cystic fibrosis, dan primary sclerosing cholangitis.

6. Penyakit liver yang diturunkan (inherited liver disease)


Penyakit liver ini disebabkan oleh kelainan genetik yang menyebabkan gangguan fungsi
organ hati. Dua jenis penyebab penyakit liver genetik yang paling dikenal
adalah hemokromatosis dan defisiensi alfa-1 antitripsin.

7. Kanker hati
Kanker hati merupakan jenis kanker yang berawal dari organ hati. Terdapat beberapa
jenis kanker hati, yaitu hepatocellular carcinoma (HCC), hepatoblastoma,
dan cholangiocarcinoma. HCC merupakan jenis kanker hati yang paling sering terjadi.

Tahap Kerusakan Hati


Mengetahui setiap tahap kerusakan jaringan hati sangat penting guna menentukan
tindakan pengobatan dan pencegahan kerusakan jaringan lebih lanjut. Berikut adalah
penjelasan masing-masing tahapannya:

Tahap 1
Penyakit liver atau penyakit hati pada tahap ini ditandai dengan adanya inflamasi
(peradangan) pada sel-sel hati. Kondisi ini bisa menyebabkan jaringan hati menjadi lunak
dan membengkak. Jika tidak ditangani dengan baik, inflamasi dapat membuat kerusakan
permanen pada jaringan hati.

Tahap 2
Pada tahap ini, liver mulai mengalami fibrosis, yaitu suatu kondisi saat jaringan parut
mulai tumbuh untuk menggantikan jaringan hati yang rusak. Pembentukan jaringan parut
sebenarnya merupakan proses yang dilakukan oleh tubuh untuk menyembuhkan luka
yang ada di jaringan hati. Namun, pembentukan fibrosis ini justru membuat hati tidak
bisa berfungsi dengan normal.

Tahap 3
Tahap ini ditandai dengan terjadinya sirosis, yaitu kerusakan parah pada hati akibat
penumpukan jaringan parut pada hati. Sirosis disebabkan oleh penyakit hati yang
berlangsung dalam waktu lama. Sirosis hati merupakan tahap akhir dari penyakit liver.
Pada tahap ini, hati sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Kondisi ini akan ditandai
dengan munculnya keluhan dan gejala yang lebih serius.

Tahap 4
Pada tahap ini, kerusakan hati sudah terjadi secara menyeluruh. Kondisi ini
menyebabkan hilangnya fungsi hati secara keseluruhan. Tahap ini disebut juga dengan
gagal hati. Kondisi ini dapat terjadi secara akut atau kronis.
Kerusakan hati yang sudah mencapai tahap akhir tidak bisa disembuhkan. Penderita
kerusakan hati berat umumnya memerlukan penanganan dan perawatan khusus. Salah
satu pilihan penanganan yang dianjurkan pada tahap ini adalah dengan
melakukan transplantasi hati.

3. Sebutkan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk diagnosa hepatitis !


Jawab :

Setelah menanyakan soal gejala, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna
menemukan tanda atau kelainan yang muncul pada pengidap. Misalnya dengan menekan
perut untuk mendeteksi pembesaran hati dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat
apakah ada perubahan warna menjadi kuning. Kemudian, pengidap akan disarankan
untuk menjalani berbagai pemeriksaan tambahan seperti:

1. Tes Fungsi Hati 

Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, untuk mengecek kinerja atau
fungsi hati. Pada tes ini, kandungan enzim hati dalam darah, yaitu enzim aspartat
aminotransferase dan alanin aminotransferase (AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan
diukur. Normalnya, kedua enzim tersebut terdapat di dalam hati. Namun jika hati
mengalami kerusakan akibat peradangan, kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah
sehingga kadarnya meningkat. Meski demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati
tidaklah spesifik hanya untuk menentukan penyebab hepatitis saja.

2. Tes Antibodi Virus Hepatitis 

Tes ini bertujuan untuk menentukan keberadaan antibodi yang spesifik untuk virus
HAV, HBV, dan HCV. Ketika seseorang terkena hepatitis akut, tubuh biasanya akan
membentuk antibodi spesifik untuk memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Lalu,
antibodi dapat terbentuk beberapa minggu setelah seseorang terkena infeksi virus
hepatitis. 

Antibodi yang dapat terdeteksi pada pengidap hepatitis akut adalah:

 Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).


 Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
 Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
 Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
 Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).

2. Tes Protein dan Materi Genetik Virus 

Pada pengidap hepatitis kronis, antibodi dan sistem imun tubuh tidak dapat
memusnahkan virus, sehingga virus akan terus berkembang dan lepas dari sel hati ke
dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat dideteksi dengan tes antigen spesifik
dan material genetik virus, yaitu:

 Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).


 Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
 DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
 RNA virus hepatitis C (HCV RNA).

3. USG Perut 

Dengan menggunakan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi


kelainan pada hati, seperti adanya kerusakan, pembesaran, maupun tumor hati. Selain itu,
USG perut juga dapat mendeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada
kandung empedu.

4. Biopsi Hati 

Dalam prosedurnya, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian diamati
menggunakan mikroskop. Melalui pemeriksaan biopsi hati, dokter dapat menentukan
penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.
4. Tuliskan zat aktif dan tanaman asal dari tanaman yang berkhasiat anti
hepatotoksik/hepatoprotektor !
Jawab :
• Phyllanthus niruri l. (meniran)
Senyawa kimia – lignan, alkaloid dan bioflavonoid. Aktivitas antihepatoksisitas → yaitu
filantin dan hipofilantin (golongan lignan)

• Curcuma xanthorrhiza roxb. (temulawak)


Kurkumin → antioksidan → merupakan perlindungan potensial terhadap berbagai reaktif
oksigen termasuk radikal superoksida anion, radikal hidroksi, radikal nitrogen dioksida,
oksigen singlet, dll. → hepatoprotektor

• Andrographidis herba (sambiloto)


Ekstrak etanol terisolasi andrographolide dan neoandrographolide yang mengandung
diterpen dari bagian aerial andrographis paniculata memilki efek antihepatotoksik
signifikan dalam plasmodium berghei k173-induced kerusakan hati

• Jinten hitam
Thymoquinone tereduksi menjadi dihydrotymoquinone sebagai antioksidan , yang
menjelaskan efek proteksi hepatotoksik dan nefrotoksik secara in vivo dan in vitro yang
sebelumnya diinduksi oleh obat-obatan anti kanker.

• Ekstrak cardui mariae fructus


Senyawa kimia yang paling berperan sebagai hepatoprotektor adalah silybin (silibinin),
merupakan kandungan utama (60-70%) silymarin

5. Sebutkan 2 contoh sediaan yang digunakan sebagai hepatoprotektor beserta zat aktifnya !

Jawab :
• Nama Produk: Gramuno
• Pt. Graha Farma, Solo
• Tr03132665
• Komposisi:
-Ekstrak Phyllanthi Herba 250 Mg
- Ekstrak Curcuma Domestica 50 Mg
- Ekstrak Curcuma Xanthorrhiza 30 Mg
• Klaim: Membantu Memelihara Kesehatan Fungsi Hati
• Dosis: 1-2 X Sehari 1 Kapsul

• Nama Produk: Hepagard


• Pt. Phapros
• Komposisi:
- Ekstrak Cardui Mariae Fructus 100 Mg
- Ekstrak Cynarae Folium 50 Mg
- Ekstrak Curcuma Longa Rhizoma 20 Mg
• Klaim: Membantu Menjaga Kesehatan Fungsi Hati
• Dosis: Hasil Terbaik Bila Diminum Setelah Makan. Pencegahan: Dewasa; 1 Kapsul 2-
3x Sehari. Anak-Anak; Menurut Petunjuk Dokter. Pengobatan: Dewasa; 2 Kapsul 3x
Sehari, Lama Pengobatan Minimal 4-8 Minggu Atau Sampai Teramati Adanya
Perbaikan, Bila Sudah Membaik Dosis Diturunkan Mjd 1 Kapsul 3x Sehari

Anda mungkin juga menyukai