“Proses kita ini sungguh luar biasa. Pikiran kami menjadi terang. Setelah pulang
dari sini, kami akan cek kembali dan perbaiki hal-hal yang menjadi catatan kita.
Kedepan harapannya warga Sorong Selatan, pemerintahan kampung menjadi
lebih baik, tertata, dan maju. Sungguh kami berterimakasih. Bapak adalah
utusan Tuhan”
Mezak Harra, SE. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung
Sorong Selatan
Indonesia dengan lebih dari 75.000 desa dengan masing masing karakter
budaya dan latar belakang sosialnya tidak mungkin didekati dengan
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan workshop ini adalah draft
hasil pembahasan peraturan kepala daerah terkait Draft Perkada Tentang
Hari
Tanggal Aktifitas Output
kerja
1. Jadwal dan Metodologi
2. Kertas kerja
19 – 21 Maret 3. Kajian literatur
Persiapan 3
2021 4. Koordinasi dan komunikasi
dengan peserta pelatihan
5. Penyusunan draft
22 – 26 Maret Workshop on Penyusunan dan pembahasan draft
5
2021 Legal Drafting
Draft harmonisasi hasil
31 maret - 4 April pembahasan (dengan peraturan
Harmonisasi 5
2021 diatasnya, perturan turunan yang
dihasilkan selama workshop)
5 – 6 April Final Activities Report Submitted to
Laporan 2
2021 KPK and GIZ
19 Maret - 6 April
Total hari kerja 15
2021
D. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Selama hampir seminggu, fasilitator menyiapkan delapan draft kasar yang
akan dibahas secara detail baik dari sisi substansi maupun dari sisi bahasa
hukum. Delapan draft ini terdiri dari:
1. Daftar kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan local
2. Pengelolaan Keuangan Kampung
E. PROSES PELAKSANAAN
Peserta
Rabu, Pengantar:
24 Maret 2021 Pengelolaan Aset Kampung.
Kamis, Pengantar:
25 Maret 2021 Tata Cara Penyaluran Alokasi Dana Desa
Penutup
I. PEMBUKAAN
1. Pengantar
Sesi ini dimulai dengan pengantar program oleh Metta Yanti. Metta
memaparkan bahwa tahun 2017 KPK telah melakukan supervisi dan
koordinasi dengan pemerintah daerah tingkat propinsi dan kabupaten
untuk mencegah korupsi, dimana setiap tahun pemerintah daerah
menandatangani rencana aksi (renaksi) pencegahan korupsi terintegrasi.
Pada tahun 2021 ada delapan rencana aksi yang salah satu diantaranya
adalah mengatur pengelolaan keuangan desa/kampung. Sebagai
dukungan bagi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung dalam
menyusun peraturan kepala derah yang meliputi peraturan tentang
kewenangan desa berdasarkan kewenangan local dan asal-usul;
penghitungan gaji Kepala Kampung dan aparat kampung; mekanisme
distribusi Alokasi Dana Desa dan bagi hasil pajak dan retribusi daerah;
pengadaan barang dan jasa di kampung, pengelolaan keuangan kampung
dan pengelolaan aset kampung.
2. Pembukaan
Pembukaan secara resmi dilakukan oleh KPK yang menitik beratkan
dukungan pada pencegahan korupsi dan upaya mendorong kampung-
kampung di kedua kabupaten bersih dan bebas dari segala bentuk
korupsi. Pembukaan ditandai pula dengan pemukulan Tifa secara bersama
sama oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung
kabupaten Tambrauw dan kabupaten Sorong Selatan.
3. Perkenalan fasilitator
Agenda dilanjutkan dengan perkenalan fasilitator dari Yayasan Sanggar
Inovasi Desa, yaitu Ryan Sugiarto selaku ketua Yayasan Sanggar Inovasi
1. Pengantar
Undang undang No 6 tahun 2014 tentang Desa mendasarkan pada asas
rekognisi dan subsidiaritas yang menjadikan terdapatnya perubahan pola
relasi negara dan desa jika dibandingkan dengan pola relasi berdasarkan
ketentuan ketentuan yang terdapat dalam pengaturan tentang desa
sebelumnya.
Hak Asal Usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan
prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi
masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas desa,
serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.
Dan oleh karena keragaman sejarah asal usul beserta kewenangan asli
yang melekat sejak keberadaannya menjadikan pengaturan atas suatu hal
dalam satu kampoeng berbeda dengan kampong yang lainnnya, misalnya
terkait dengan pengelolaan tanah ulayat, pelestarian adat dan sistem
organisasi masyarakat maupun sistem kepercayaan setempat.
Respon
Pengaturan itu ditujukan kepada desa administrasi. Pengelolaan asset
kampung administrative harus mengikuti peraturan menteri dalam
negeri. Tetapi peraturan menteri dalam negeri tidak mengatur terkait
pengelolaan desa adat, sehingga pengelolaan asset desa adat
didasarkan pada system pengelolaan adat yang telah ada.
c. Pak Yohan
Kampung atau desa, maka rasanya kekuatan dasar yang ada
dikampung ini dengan ditetapkannya keputusan semaca aturan ini
berarti hal-hal yang masuk. Walaupun ada tetapi secara formal
belum. Ini yang dialami diSorong Selatan. Masuk secara khusus di hari
rabu.
d. Pak yahya:
Terkait dengan desa dan desa adat, yang mengikat hak-hak kearifan
local untuk desa adat secara merata di papua belum ada desa adat. Ini
bagian yang memotivasi supaya kita bisa melihat karakteristik
masyarakat kampung yang ada untuk didorong menjadi desa adat,
sehingga Ketika ditetapkan di desa adat bisa berdasarkan kearifan
local. Regulasi sudah menekan dari atas mulai dari PP melalui desa
administrasi, banyak persiapan hal yang terbengkalai dan
disepelekan. Bagaimana kita bisa memformulasikan dengan hak adat
yang ada dalam desa administrasi. Hal ulayat. Maka untuk desa adat
ini perlu ada.
Respon
Bagian hukum kabupaten tambrau memberi respon bahwa
pengusulan desa adat yang usul dari desa atau dari pemerintahan? Di
papua belum bicara desa adat, kita bicara wilayah adat dulu baru
perkembangannya hutan adat, masyarakat adat. Ada pengusulan
hutan adat, perhutsos baru kemudian, desa adat ini yang bisa
mengusulkan apakah dari kampung atau desa atau Lembaga resmi
atau pemerintah?
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang kewenangan kampung berdasarkan
hak asal-usul dan kewenangan local dilakukan dengan cara membacakan
pasal per pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa melakukan
3. Hasil draft:
Terlampir
4. Catatan:
Beberapa catatan rekomendasi untuk pembahasan lebih lanjut terkait
dengan kewenangan kampong dalam kerangka otonomi khusus seperti:
Kewenangan Bidang Otonomi Khusus baik terkait: pengelolaan sumber
daya alam; kepemimpinan kampung; struktur organisasi dan tata kerja
kampung; mekanisme dalam pengambilan keputusan kampung;
pengaturan terkait hubungan dengan pihak ketiga maupun
pendayagunaan sumber daya bersama.
1. Pengantar
Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(selanjutnya ditulis UU Desa), yang ditindaklanjuti dengan terbitnya PP
Nomor 43 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa serta PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari
APBN, dinyatakan bahwa tugas penataan desa serta pemantauan dan
pengawasan pembangunan desa diemban secara bersama-sama oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Dalam konteks keuangan desa, instansi pemerintah pusat dan daerah
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan tingkatannya.
Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri sesuai perundangan.
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang pengelolaan keuangan kampung
dilakukan dengan cara membacakan pasal-perpasal. Peserta masing-masing
kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu
ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks sosiologis
masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-perubahan yang
diusulkan oleh masing-masing kabupaten.
3. Hasil Draft:
Terlampir
1. Pengantar pembahasan
Aset Kampung adalah barang milik kampung yang berasal dari kekayaan
asli milik kampung, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) atau perolehan lainnya yang
sah. Pengelolaan Aset Kampung merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset
Kampung.
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang pengelolaan asset kampung dilakukan
dengan cara membacakan pasal per pasal. Peserta masing-masing
kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu
ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks
sosiologis masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-
perubahan yang diusulkan oleh masing-masing kabupaten.
3. Hasil Draft:
Terlampir
4. Catatan
Bagaimana jika ada dua kampung yang membangun Bersama?
Dikerangkakan dalam Kerjasama antar kampung.
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Standar Biaya Umumkampung
dilakukan dengan cara membacakan pasal per pasal. Peserta masing-
3. Hasil Draft:
Terlampir
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Tentang Tata Cara/Pedoman
Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Kampung dilakukan dengan cara
membacakan pasal per pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa
melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu ditambahkan,
3. Hasil draft:
Terlampir
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Tentang Tata Cara Penyaluran
Alokasi Dana Kampung dilakukan dengan cara membacakan pasal per
pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa melakukan “interupsi”
pada setiap pasal yang perlu ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau
disesuaikan dengan konteks sosiologis masing-masing. Sehingga, dua
3. Hasil Draft:
Terlampir
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Tata Cara Pengalokasian Dan
Besaran Bagi Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kepada
Pemerintah Kampung dilakukan dengan cara membacakan pasal per
pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa melakukan “interupsi”
pada setiap pasal yang perlu ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau
disesuaikan dengan konteks sosiologis masing-masing. Sehingga, dua
notulen mencatat perubahan-perubahan yang diusulkan oleh masing-
masing kabupaten. Dalam pembahasan ini peserta bergiliran
membacakan pasal per pasal. Hal ini untuk memberi keterlibatan
peserta untuk bisa lebih aktif selama proses pembahasan draft perkada.
3. Hasil Draft:
Terlampir
2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Penghasilan Tetap Dan Tunjangan
Lainnya Bagi Kepala Kampung Dan Perangkat Kampung dilakukan
dengan cara membacakan pasal per pasal. Peserta masing-masing
kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu
ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks
sosiologis masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-
perubahan yang diusulkan oleh masing-masing kabupaten. Dalam
pembahasan ini peserta bergiliran membacakan pasal per pasal. Hal ini
untuk memberi keterlibatan peserta untuk bisa lebih aktif selama proses
pembahasan draft perkada.
3. Hasil Draft:
Terlampir
Harmonisasi dilakukan dalam dua tahap yaitu harmonisasi atas tiga draft
perkada induk terhadap dengan peraturan-peraturan perundang- undangan
diatasnya. Tahapan selanjutnya adalah harmonisasi atas lima draft perkada
H. HASIL-HASIL WORKSHOP
Dari serangkaian proses legal drating workshop yang telah dilakukan didapat
draft yang relative matang dengan mengakomodasi masukan masukan dari
unsur pemerintah kabupaten sudah tertuang dalam draft hasil harmonisasi.
Berikut adalah gambaran umum capaian:
Kabupaten Kabupaten
Draft Perkada
Sorong Selatan Tambrauw
Jumlah 8 8
Draft Perkada Tentang Kewenangan
9 Bab, 27 Pasal 9 Bab, 27 Pasal
Kampung
Draft Perkada Tentang Pengelolaan 10 Bab, 95 Pasal, 10 Bab, 95 Pasal,
Keuangan Kampung Lampiran Lampiran
Draft Perkada Tentang Pengelolaan
12 Bab, 71 Pasal 12 Bab, 71 Pasal
Aset Kampung
Draft Perkada Tengan Standar Biaya 3 Bab, 6 Pasal, 3 Bab, 6 Pasal,
Umum Kampung Lampiran Lampiran
Draft Perkada Tentang Tata Cara 11 Bab, 34 Pasal, 11 Bab, 34 Pasal,
Pengadaan Barang/Jasa Di Kampung Lampiran Lampiran
Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengalokasian Alokasi Dana 4 Bab, 14 Pasal, 5 Bab, 14 Pasal,
Kampung Dan Besaran Alokasi Dana Lampiran Lampiran
Kampung Untuk Setiap Kampung
Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengalokasian Dan Besaran Bagi
Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi 6 Bab, 12 Pasal 6 Bab, 12 Pasal
Daerah Kepada Pemerintah
Kampung
Draft Perkada Tentang Penghasilan
Tetap Dan Tunjangan Lainnya Bagi
7 Bab, 17 Pasal 7 Bab, 16 Pasal
Kepala Kampung Dan Perangkat
Kampung
I. KONSULTANSI PUBLIK
Kegiatan konsultansi publik belum bisa dilaksanakan mengingat: Pertama,
belum ada kepastian waktu yang disediakan khusus oleh DPM Kabupaten
Tambrauw dan Kabupaten Sorong Selatan untuk konsultansi public secara
langsung. Kedua, kontrak kerja selesai pada 31 Mei 2021 yang tidak
memungkinkan dilaksanakan, oleh sebab persoalan yang disebut pada poin
pertama.
J. PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan laporan ini disusun setelah mematikan bahwa proses konsultansi
public belum bisa dilakukan hingga tanggal kontrak kerja selesai, 31 Mei
2021. Proses penyusunan dilakukan secara bersama-sama oleh tiga
konsultan: Ryan Sugiarto, Wahyudi Anggorohadi, Dan Metuzalak Awom.
REKOMENDASI
Dari serangkaian proses yang telah dilakukan dan hasil yang telah
diperoleh perlu dilakukan beberapa langkah untuk mempertajam delapan
draft perkada ini sebelum diundangkan.
1. Tahapan konsultasi publik tetap perlu dilakukan untuk menerima
masukan dari mayarakat dikedua kabupaten secara luas, terutama
kepala kampung, tokoh kampung, tokoh adat, dan stakeholder
lainnya. Hal ini penting dilakukan agar aspirasi masyarakat bisa
didengar dan dirumuskan dalam draft perkada ini. Proses konsultansi
public belum bisa dijalankan dalam rangkaian kerja ini mengingat
kesiapan pemerintah di kedua kabupaten untuk menyelenggarakan
konsultansi public di daerah masing-masing.
L. PENUTUP
Workshop penyusunan rancangan/draft peraturan kepala daerah tentang
pengelolaan keuangan kampung telah berlangsung dan menghasilkan 16
draft perkada untuk kabupaten Tambrauw dan kabupaten Sorong Selatan.
Proses harmonisasi sudah dilakukan, namun ada satu agenda kerja yang
belum terlaksana oleh sebab kesiapan pemerintah di kedua kabupaten belum
ada. Namun hal ini perlu didorong terus agar upaya pencegahan korupsi dari
sisi pembangunan system tata Kelola pemerintahan kampung bisa dilakukan
sesegera mungkin.