Anda di halaman 1dari 32

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung

di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1


HALAMAN JUDUL .................................................................................................... 3
A. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
B. OUTPUT & HASIL YANG DIHARAPKAN ................................................................ 7
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ................................................................. 8
D. PERSIAPAN PELAKSANAAN ................................................................................... 8
E. PROSES PELAKSANAAN ......................................................................................... 9
PESERTA ....................................................................................................... 9
FASILITATOR .............................................................................................. 10
ALUR DAN METODE PELAKSANAAN .......................................................... 10
F. DESKRIPSI PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 12
HARI PERTAMA, 22 MARET 2021 ......................................................................... 12
PEMBUKAAN, PERKENALAN, DAN PENGANTAR .......................................... 12
PAPARAN TENTANG KEWENANGAN KAMPUNG BERDASARKAN HAK ASAL-
USUL DAN KEWENANGAN LOCAL ................................................................ 13
HARI KEDUA, 23 MARET 2021 .............................................................................. 18
DRAFTING PERKADA TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG
KABUPATEN SORONG SELATAN DAN KABUPATEN TAMBRAUW ................. 18
HARI KETIGA, 24 MARET 2021 ............................................................................. 19
DRAFTING PERKADA TENTANG PENGELOLAAN ASET KAMPUNG ................ 19
DRAFTING PERKADA TENTANG STANDAR BIAYA UMUM KAMPUNG .......... 19
DRAFTING PERKADA TENTANG TATA CARA/PEDOMAN PENGADAAN
BARANG DAN/ATAU JASA DI KAMPUNG...................................................... 20
HARI KEEMPAT, 25 MARET 2021 ......................................................................... 22
DRAFTING PERKADA TENTANG TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA
KAMPUNG .................................................................................................... 22
DRAFTING PERKADA TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN BESARAN
BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA PEMERINTAH
KAMPUNG .................................................................................................... 23
HARI KELIMA, 26 MARET 2021 ............................................................................. 24
DRAFTING PERKADA TENTANG PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN
LAINNYA BAGI KEPALA KAMPUNG DAN PERANGKAT KAMPUNG................ 24
BANCHMARKING DESA PANGGUNGHARJO ................................................. 25

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 1


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
G. HARMONISASI......................................................................................................... 26
H. HASIL-HASIL WORKSHOP ........................................................................................ 27
I. KONSULTANSI PUBLIK ............................................................................................. 28
J. PENYUSUNAN LAPORAN......................................................................................... 28
K. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................................... 28
KESIMPULAN ........................................................................................................ 28
REKOMENDASI ..................................................................................................... 29
L. PENUTUP ................................................................................................................ 30
M. DOKUMENTASI ....................................................................................................... 31

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 2


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
LAPORAN
Legal Drafting Workshop On Kampong Financial
Governance In Tambrauw And South Sorong

“Proses kita ini sungguh luar biasa. Pikiran kami menjadi terang. Setelah pulang
dari sini, kami akan cek kembali dan perbaiki hal-hal yang menjadi catatan kita.
Kedepan harapannya warga Sorong Selatan, pemerintahan kampung menjadi
lebih baik, tertata, dan maju. Sungguh kami berterimakasih. Bapak adalah
utusan Tuhan”
Mezak Harra, SE. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung
Sorong Selatan

“Semoga kami diberi kesempatan untuk berkoordinasi dalam lanjutan perbaikan


perkada di kabupaten Tambrauw. Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat bagi
kami dalam mata perbaikan pembangunan kampung”
Saur Situmorang, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung
Kabupaten Tambrauw

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 3


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
A. PENDAHULUAN
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan/atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. UUD
1945 mengamanatkan adanya hubungan keuangan, pelayanan umum serta
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan Undang- Undang. Untuk melaksanakan hal ini, ditetapkan
Undang Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Keuangan Daerah adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut. Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah disebutkan bahwa salah satu lingkup pengelolaan keuangan daerah
adalah pengelolaan barang milik daerah.

Pasca kehadiran UU No 6 tahun 2014 tentang desa, terdapat perbedaan


mendasar dalam konsep pembangunan desa, dimana bukan lagi membangun
desa melainkn desa membangun. Konsep desa membangun menempatkan
desa sebagai subjek pembangunan, posisi pemerintahan supra-desa menjadi
pihak yang memfasilitasi tumbuh kembangnya kemandirian dan
kesejahteraan desa melalui skema kebijakan yang mengutamakan rekognisi
dan subsidiaritas.

Dalam kerangka “Desa Membangun” untuk menuju kemandirian desa harus


dimulai dengan proses perencanaan desa yang baik dan diikuti oleh tata
kelola program yang baik. Pada konteks “Desa Membangun”, kewenangan
lokal berskala desa diatur melalui Peraturan Menteri Desa & PDTT No 1 tahun
2015 yang menyebutkan bahwa kriteria kewenangan lokal desa berskala desa
meliputi: Pertama, kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, kewenangan yang mempunyai
lingkup pengaturan dan kegiatan hanya di dalam wilayah dan masyarakat

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 4


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
desa yang mempunyai dampak internal desa. Ketiga, kewenangan yang
berkaiatan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari masyarakat desa.
Keempat, kewenangan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa
desa. Kelima, program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan
dikelola oleh desa. Keenam, kewenangan lokal berskala desa yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang pembagian
kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.

Dari empat kewenangan tersebut, pada dua kewenangan pertama yaitu


kewenangan asal usul dan kewenangan lokal berskala desa, terdapat
beberapa prinsip penting yang dimiliki desa. Dimana kewenangan yang
dimiliki oleh desa tersebut bukan-lah kewenangan sisa (residu) yang
dilimpahkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana pernah diatur
dalam UU No. 32 Tahun. 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 72
Tahun. 2005 tentang Pemerintahan Desa. Melainkan, sesuai dengan asas
rekognisi dan subsidiaritas. Dan kedua jenis kewenangan tersebut diakui dan
ditetapkan langsung oleh undang- undang dan dijabarkan oleh peraturan
pemerintah.

Kewenangan berdasarkan hak asal usul merupakan kewenangan warisan


yang masih hidup dan atas prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa
sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Sedangkan
kewenangan lokal berskala Desa merupakan kewenangan untuk mengurus
dan mengatur kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa
atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa. Kedua kewenangan ini
merupakan harapan menjadikan desa berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian.

Dengan kedua kewenangan ini Desa mempunyai hak “mengurus” dan


“mengatur”, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 UU Desa, Desa maupun
Desa Adat mempunyai kewenangan mengeluarkan dan menjalankan aturan
main (peraturan), tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
sehingga mengikat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dan
menjalankan aturan tersebut. Atau bertanggungjawab merencanakan,
menganggarkan dan menjalankan kegiatan pembangunan atau pelayanan,
serta menyelesaikan masalah yang muncul.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 5


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Dalam menjalankan pembangunan dan kewenangan tersebut salah satu
sumber pendanaan yang dapat digunakan adalah dana desa, dana desa
merupakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer secara langsung kedalam
rekening kas desa dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

Untuk memberi dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi oleh KPK


dan GIZ, terutama di propinsi Papua Barat, khususnya Kabupaten Tambrauw
dan Kabupaten Sorong Selatan yang ditandai dengan MoU antara KPK-GIZ
dan Kepala pemerintahan yang mendasarkan pada empat area dukungan:
Pertama, peningkatan kapasitas ASN. Kedua, peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pencegahan korupsi. Ketiga, peningkatan penggunaan
digitalisasi tata kelola pemerintahan, dan Keempat, pengembangan multi
stakeholder forum. Dalam rangka menjalankan dukungan tersebut
ditetapkan delapan rencana aksi pencegahan korupsi yang terintegrasi. Pada
tahun 2021 salah satu yang ingin dicapai adalah pelaksaan forum yang
didorong dapat menghasilkan aturan pengelolaan keuangan desa/kampung.

Sejak berdiri 2003, kabupaten Sorong Selatan belum sekalipun mengeluarkan


produk hukum terkait dengan pengelolaan keuangan desa, sehingga sampai
dengan 18 tahun berselang, pengelolaan keuangan kampung dikelola
berdasarkan apa yang dipahami oleh pemerintah daerah untuk selanjutnya
diimplementasikan di kampung. Situasi ini tidak jauh dengan kabupaten
Tambrauw yang merupakan kabupaten pemekaran.

GiZ-KPK, mendampingi dan memfasilitasi penyusunan draft awal tiga


peraturan induk dan 5 peraturan turunan sebagai upaya untuk memperkuat
pilar politik kemandirian desa. Ketiga peraturan tersebut meliputi
Kewenangan, Pengelolaan Keuangan dan Pengelolaan Aset. Ketiga peraturan
induk ini dicoba disusun dengan meletakan asas rekognisi-subsidiaritas dan
otonomi khusus sebagai landasan untuk mengkerangkai perspektif adat dan
masyarakat hukum adat dalam pengaturan pemerintahan kampung
khususnya terkait dengan kewenangan kampung dan pengelolaan aset
kampung.

Indonesia dengan lebih dari 75.000 desa dengan masing masing karakter
budaya dan latar belakang sosialnya tidak mungkin didekati dengan

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 6


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
pendekatan tunggal, sehingga penghormatan atas kekhasan adalah prasyarat
dasar untuk dapat membangun kerjasama dan kolaborasi yang lebih luas.

Bahwa rekognisi dan subsidiaritas sebagai asas pengaturan Desa membawa


implikasi pada desain demokrasi yang dikembangkan di Desa. Hak asal-usul,
pola sosio budaya Desa, karakteristik masyarakat Desa, dan kenyataan
sosiologis masyarakat Desa menuntut adaptasi dari sistem modern apapun
apabila ingin berjalan di Desa, tidak terkecuali demokrasi; Bahwa demokrasi
Desa harus memiliki titik tekan dan nuansa tersendiri yang tidak dapat
disamarupakan dengan demokrasi di tingkat daerah maupun nasional.
Demokrasi Desa haruslah meletakkan kepentingan masyarakat desa sebagai
prinsip dasar.

Dalam konteks kabupaten Tambrauw dan Sorong Selatan, peraturan kepala


daerah mengenai pengelolaan keuangan kampung belum tersedia. Oleh
karena itu GIZ APPCC mengalokasikan waktu lima hari untuk mendampingi
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung untuk bersama-sama
merancang delapan perkada yang terdiri dari: Draft Perkada Tentang
Kewenangan Kampung, Draft Perkada Tentang Pengelolaan Keuangan
Kampung, Draft Perkada Tentang Pengelolaan Aset Kampung, Draft Perkada
tentang Standar Biaya Umum Kampung, Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Kampung, Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengalokasian Alokasi Dana Kampung Dan Besaran Alokasi Dana Kampung
Untuk Setiap Kampung, Draft Perkada Tentang Tata Cara Pengalokasian Dan
Besaran Bagi Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kepada Pemerintah
Kampung, dan Draft Perkada Tentang Penghasilan Tetap Dan Tunjangan
Lainnya Bagi Kepala Kampung Dan Perangkat Kampung.

B. OUTPUT & HASIL YANG DIHARAPKAN


Output yang diharapkan terkait workshop rancangan perkada pengelolaan
keuangan kampung adalah: Pertama, persiapan: draft kasar perkada
pengelolaan kampung yang bisa dishare kepada peserta sebelum
pelaksanaan acara, alur atau jadwal kegiatan dan pendekatan workshop.
Kedua, tahapan fasilitasi yang simultan untuk kedua kabupten. Ketiga, draft
perkada yang terkonsolidasi, laporan dan rekomendasi.

Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan workshop ini adalah draft
hasil pembahasan peraturan kepala daerah terkait Draft Perkada Tentang

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 7


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Kewenangan Kampung, Draft Perkada Tentang Pengelolaan Keuangan
Kampung, Draft Perkada Tentang Pengelolaan Aset Kampung, Draft Perkada
Tengan Standar Biaya Umum Kampung, Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa Di Kampung, Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengalokasian Alokasi Dana Kampung Dan Besaran Alokasi Dana Kampung
Untuk Setiap Kampung, Draft Perkada Tentang Tata Cara Pengalokasian Dan
Besaran Bagi Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kepada Pemerintah
Kampung, dan Draft Perkada Tentang Penghasilan Tetap Dan Tunjangan
Lainnya Bagi Kepala Kampung Dan Perangkat Kampung.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Legal Drafting Workshop on Kampong Financial Governance in Tambrauw
and South Sorong dilakukan sejak tanggal 19 Maret sd. 6 April 2021. Tempat
pelaksaan Workshop di Hotel Kyriad Sorong. Adapun jadwal dan agenda
pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Hari
Tanggal Aktifitas Output
kerja
1. Jadwal dan Metodologi
2. Kertas kerja
19 – 21 Maret 3. Kajian literatur
Persiapan 3
2021 4. Koordinasi dan komunikasi
dengan peserta pelatihan
5. Penyusunan draft
22 – 26 Maret Workshop on Penyusunan dan pembahasan draft
5
2021 Legal Drafting
Draft harmonisasi hasil
31 maret - 4 April pembahasan (dengan peraturan
Harmonisasi 5
2021 diatasnya, perturan turunan yang
dihasilkan selama workshop)
5 – 6 April Final Activities Report Submitted to
Laporan 2
2021 KPK and GIZ
19 Maret - 6 April
Total hari kerja 15
2021

D. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Selama hampir seminggu, fasilitator menyiapkan delapan draft kasar yang
akan dibahas secara detail baik dari sisi substansi maupun dari sisi bahasa
hukum. Delapan draft ini terdiri dari:
1. Daftar kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan local
2. Pengelolaan Keuangan Kampung

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 8


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
3. Pengelolaan Aset Kampung
4. Standar Biaya Umum Kampung
5. Tata Cara/Pedoman Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Kampung
6. Tata cara penyaluran bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
7. Tata cara penyaluran bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
8. Penghasilan Kepala Kampung dan perangkat Kampung
Kedelapan draft tersebut diatas merupakan draft kasar yang akan dibahas
dalam forum legal drafting yang dihadiri oleh kedua kabupaten. Dalam
proses penyusunan draft kasar tersebut di atas, tim persiapan mempelajari
dokumen-dokumen yang diterima terkait dengan konteks sosiologis di kedua
kabupaten, UU Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat, serta segala
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tata kelola kampung.

E. PROSES PELAKSANAAN
Peserta

Dari sebanyak 26 peserta yang direncanakan yang berasal dari kedua


kabupaten; Tambrauw dan Sorong Selatan, workshop ini dihadiri 16 peserta
yang berasal dari pemerintah kabupaten Tambrauw dan kabupaten Sorong
Selatan. Berikut adalah nama-nama peserta workshop.

No Nama Peserta Instansi


1 Yahya Way, S.Sos DPMK Sorong Selatan
2 Mezak Harra, SE DPMK Sorong Selatan
3 Nixon D. Homer, S.H Bagian Hukum Sorong Selatan
4 Arry Dova, S.A Bagian Hukum Sorong Selatan
5 Djefri B. Webiser DPMK Sorong Selatan
6 Merlin Datu Patandianan Inspektorat/IBAN Sorong Selatan
7 Robi Tinopi DPMK Sorong Selatan
8 Saur Situmorang Kepala Dinas DPMK Tambrauw
9 Thomas Esyah Bagian Hukum Tambrauw
10 Ferry A. Pelupessy Sekretaris Diskominfo Rambrauw
11 Abdul M Kasstella BPK Tambrauw
12 Emillianus Baru DPMK Tambrauw
13 Supandi DPMK Tambrauw
14 Cormelis Syufi DPMK Tambrauw
15 Yonatan f. Widodo DPMK Tambrauw
16 Sergius Taa DPMK Tambrauw

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 9


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Fasilitator

Fasilitator workshop penyusunan rancangan perkada pengelolaan keuangan


kampung di Kabupaten Tambrauw dan Sorong Selatan terdiri dari tiga
konsultan:
1. Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Kalurahan Panggungharjo, Bantul
Yogyakarta, pendiri Yayasan Sanggar Inovasi Desa, sekjen Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD) Nasional.
2. Ryan Sugiarto, Ketua Yayasan Sanggar Inovasi Desa Yogyakarta, ketua
penyelenggara Kongres kebudayaan desa 2020, Dosen di Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
3. Metuzalak Awom, Koordinator BRC Papaua Barat

Alur dan metode pelaksanaan

Proses dimulai dengan mengidentifikasi persoalan-persoalan strategis yang


digali dari perspektif pemerintahan kabupaten di 2 kabupaten yang terlibat
dalam penyusunan perkada kampung, kabupaten Tambrauw dan kabupaten
Sorong Selatan. Hal ini didorong untuk sampai pada indicator pencapaian
monitoring corruption prevention (MCP) 2021.

Pelaksanaan diskusi penyusunan draft perkada ini dilaksanakan mulai dari


tanggal 22 s.d 25 maret 2021 dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

Hari Tanggal Materi Pembahasan


Senin, Pembukaan
22 Maret 2021 Pengantar:
Kewenangan berdasar hal asal-usul dan kewenangan local

Diskusi dan drafting:


Daftar kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan local (1)
Selasa, Pengantar:
23 Maret 2021 Pengelolaan Keuangan Kampung

Diskusi dan drafting:


Pengelolaan Keuangan Kampung (termasuk didalamnya,
jumlah uang dalam Kas Kampung) (2)

Rabu, Pengantar:
24 Maret 2021 Pengelolaan Aset Kampung.

Diskusi dan drafting:


Pengelolaan Aset Kampung (3)

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 10


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Pengantar:
Standar Biaya Umum Kampung

Diskusi dan Drafting:


Standar Biaya Umum Kampung (4)
Kamis, Pengantar:
25 Maret 2021 Tata Cara/Pedoman Pengadaan Barang dan/atau Jasa di
Kampung

Diskusi dan drafting:


Tata Cara/Pedoman Pengadaan Barang dan/atau Jasa di
Kampung (5)

Kamis, Pengantar:
25 Maret 2021 Tata Cara Penyaluran Alokasi Dana Desa

Diskusi dan Drafting:


Tata cara penyaluran Alokasi Dana Desa (6)
Pengantar:
Tata Cara Penyaluran Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah

Diskusi dan drafting: Tata Cara Penyaluran Bagi Hasil Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah (7)
Jumat, Pengantar:
26 Maret 2021 Penghasilan Kepala Kampung dan Perangkat Kampung

Diskusi dan drafting:


Penghasilan Kepala Kampung dan perangkat Kampung (8)

Banchmarking Desa Panggungharjo

Penutup

Adapun metode drafting yang dilaksanakan adalah dengan membacakan


bab per bab, pasal per pasal, dan ayat per ayat. Proses penyusunan ini
menggunakan metode partisipatif, dimana peserta workshop memiliki
kesempatan untuk memberikan usulan, baik pengurangan, penambahan,
perbaikan yang bisa disampaikan secara langsung.

Dalam proses penyusunan tetap berpedoman pada metode penyusunan


rancangan peraturan perundang-undangan yakni meliputi pembahasan atas
landasan filosofis, sosiologis dan yuridis. Teknik penyusunan suatu produk
hukum meskipun tidak cukup berpengaruh terhadap efektif tidaknya dalam
implementasi, akan tetapi sangat berpengaruh terhadap kualitas rumusan
suatu produk regulasi.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 11


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
F. DESKRIPSI PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
HARI PERTAMA, 22 MARET 2021

I. PEMBUKAAN

1. Pengantar
Sesi ini dimulai dengan pengantar program oleh Metta Yanti. Metta
memaparkan bahwa tahun 2017 KPK telah melakukan supervisi dan
koordinasi dengan pemerintah daerah tingkat propinsi dan kabupaten
untuk mencegah korupsi, dimana setiap tahun pemerintah daerah
menandatangani rencana aksi (renaksi) pencegahan korupsi terintegrasi.
Pada tahun 2021 ada delapan rencana aksi yang salah satu diantaranya
adalah mengatur pengelolaan keuangan desa/kampung. Sebagai
dukungan bagi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung dalam
menyusun peraturan kepala derah yang meliputi peraturan tentang
kewenangan desa berdasarkan kewenangan local dan asal-usul;
penghitungan gaji Kepala Kampung dan aparat kampung; mekanisme
distribusi Alokasi Dana Desa dan bagi hasil pajak dan retribusi daerah;
pengadaan barang dan jasa di kampung, pengelolaan keuangan kampung
dan pengelolaan aset kampung.

Kontrak belajar yang dipandu oleh Metuzalak Awom menyepakati


beberapa hal: pertama proses fasiltiasi forum menggunakan metode
pembelajara n orang dewasa. Kedua, kesepakatan waktu pelaksanaan
harian, dimulai dari jam 08.00 s.d. 18.00 (tentative menyesuaikan dengan
capaian harian).

2. Pembukaan
Pembukaan secara resmi dilakukan oleh KPK yang menitik beratkan
dukungan pada pencegahan korupsi dan upaya mendorong kampung-
kampung di kedua kabupaten bersih dan bebas dari segala bentuk
korupsi. Pembukaan ditandai pula dengan pemukulan Tifa secara bersama
sama oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung
kabupaten Tambrauw dan kabupaten Sorong Selatan.

3. Perkenalan fasilitator
Agenda dilanjutkan dengan perkenalan fasilitator dari Yayasan Sanggar
Inovasi Desa, yaitu Ryan Sugiarto selaku ketua Yayasan Sanggar Inovasi

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 12


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
desa, dan Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Desa Panggungharjo yang
sekaligus sebagai penggagas Yayasan Sanggar Inovasi Desa.

II. PAPARAN TENTANG KEWENANGAN KAMPUNG BERDASARKAN HAK ASAL-


USUL DAN KEWENANGAN LOCAL

1. Pengantar
Undang undang No 6 tahun 2014 tentang Desa mendasarkan pada asas
rekognisi dan subsidiaritas yang menjadikan terdapatnya perubahan pola
relasi negara dan desa jika dibandingkan dengan pola relasi berdasarkan
ketentuan ketentuan yang terdapat dalam pengaturan tentang desa
sebelumnya.

Asas rekognisi, yang merupakan pengakuan dan penghormatan kepada


kesatuan masyarakat hukum yang telah ada sejak sebelum negara ini lahir,
menjadikan kewenangan asli atau asal-usul yang telah tumbuh dan ada
didesa dapat digunakan dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat desa secara khas dan otonom. Disamping rekoginisi, asas
pengaturan lainnya adalah subsidiaritas, yaitu penetapan kewenangan
berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan
masyarakat desa. Dengan mendasarkan pada kedua asas tersebut,
pengaturan di tiap tiap desa dapat berbeda disesuaikan dengan
karakteristik dan kesejarahan masing masing desa. Asas ini yang kemudian
membuka peluang bagi kampung-kampung Sorong Selatan dan Tambrauw
untuk menjadikan hukum adat sebagai basis pengaturan.

Hak Asal Usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan
prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi
masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas desa,
serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.

Dan oleh karena keragaman sejarah asal usul beserta kewenangan asli
yang melekat sejak keberadaannya menjadikan pengaturan atas suatu hal
dalam satu kampoeng berbeda dengan kampong yang lainnnya, misalnya
terkait dengan pengelolaan tanah ulayat, pelestarian adat dan sistem
organisasi masyarakat maupun sistem kepercayaan setempat.

Asas rekognisi ini membuka ruang negosiasi antara kepentingan kampung


dengan kepentingan pemerintah daerah dalam pengaturan atas suatu hal.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 13


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Sehingga dengan demikian, untuk yang terkait dengan kewenangan asli,
pengaturannya tidak perlu menyeragamkan satu kampung dengan
kampung yang lain. Agar peraturan yang dibuat tidak mematikan
pengetahuan asli dan beragamnya pengalaman yang sudah dihidupi dalam
waktu yang panjang. Pemerintah daerah hanya perlu memberikan
pedoman bagi pemerintah kampong dalam mengidentifikasi adat tradisi
maupun system organisasi masyarakat yang sekiranya dapat digunakan
sebagai basis pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, pemberdayaan maupun pembinaan kemasyarakatan
kampung.

Kewenangan Desa meliputi: Kewenangan berdasarkan hak asal usul;


Kewenangan lokal berskala Desa; Kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; dan Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kewenangan
desa tersebut dibagi kedalam lima bidang urusan yaitu kewenangan dalam
bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa dan
bidang kedaruratan dan urusan mendesak lainnya.

Meskipun dimensi kewenangan asal usul tidak pernah didefinisikan secara


tegas, akan tetapi keberadaan Permendesa No. 1 tahun 2015 tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa dan Permendagri No. 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan
Desa dapat digunakan sebagai rujukan dalam perumusan rancangan
peraturan kepada daerah tentang kewenangan desa.

Adapun kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk


mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah
dijalankan oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau
yang muncul karena perkembangan desa dan prakasa masyarakat desa,
antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum,
saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni
dan belajar, serta perpustakaan desa, embung desa, dan jalan desa dan
lain sebagainya.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 14


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Asas rekognisi dan subsidiaritas inilah yang selama kegiatan ini akan
digunakan sebagai dasar dalam perumusan rancangan kepala daerah di
Tambrauw dan Sorong Selatan tentang kampong.

Beberapa tanggapan dari peserta.

a. Desa memiliki dua kewenangan: kewenangan local dan kewenangan


hak asal-usul. Desa adat belum ada, tetapi desa administrasi sudah
berjalan. Kampung-kampung di papua pada umumnya mereka tidak
paham tentang hak asal-usul. Dengan kearifan local yang ada harusnya
lebih kuat. Namun ada kelemahan tertentu, misalnya, permendagri
yang menyematkan kewenangan yang ada. Misalnya proses pemilihan
kepala kampung. Dalam permendagri, untuk menjadi kepala kampung
mempersyaratkan ijazah setidaknya harus SMP, dan dengan beberapa
persyaratan administratif lainnya, hal ini agak susah diterapkan di
Kampung-kampung di Papua Barat. Kewenangan diberikan kepada
desa untuk menunjuk orang yang kompeten di desa untuk menjadi
kepala desa. Ketika kewenangan jalan, tetapi aturan kemenndagri
melemahkan lagi. Pembentukan Lembaga di kampung sangat kental
dengan buadya dan adat. Apalagi terkait batas-batas. Tanah adalah
status tanah adat, untuk menjalankan ini masih sangat ribet. Sehingga
kewenangan murni dilakukan berdasarkan hak asal-usul.

Respon
Pengaturan itu ditujukan kepada desa administrasi. Pengelolaan asset
kampung administrative harus mengikuti peraturan menteri dalam
negeri. Tetapi peraturan menteri dalam negeri tidak mengatur terkait
pengelolaan desa adat, sehingga pengelolaan asset desa adat
didasarkan pada system pengelolaan adat yang telah ada.

b. Pak Saur Situmorang


Kampung ditetapkan oleh bupati, kalau kampung adat ditetapkan
dengan peraturan daerah. Pemerintahan adminsitrasi kampung.
Didalam kampung ada kampung adat. Kampung adat akan berbeda
dengan kampung administrasi. Ini bagian dari unit pemerintahan di
kampung. Apakah peraturan di kampung di kampung adat, tidak
berlaku peraturan dari kemendesa misalnya. Perlu pemahaman
terlebih dahulu, apakah kampung adat ada dalam 1 bagian kampung
administrasi.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 15


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Respon
Dalam kampung administrasi dimungkinkan ada 1 komunitas adat,
tetapi dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan administratif.
Kecuali jika memang berdiri sebagai kampung adat, maka
penyelenggaraan pemerintahannya didasarkan pada system
pemerintahan yang telah ada sebelumnya.

c. Pak Yohan
Kampung atau desa, maka rasanya kekuatan dasar yang ada
dikampung ini dengan ditetapkannya keputusan semaca aturan ini
berarti hal-hal yang masuk. Walaupun ada tetapi secara formal
belum. Ini yang dialami diSorong Selatan. Masuk secara khusus di hari
rabu.

d. Pak yahya:
Terkait dengan desa dan desa adat, yang mengikat hak-hak kearifan
local untuk desa adat secara merata di papua belum ada desa adat. Ini
bagian yang memotivasi supaya kita bisa melihat karakteristik
masyarakat kampung yang ada untuk didorong menjadi desa adat,
sehingga Ketika ditetapkan di desa adat bisa berdasarkan kearifan
local. Regulasi sudah menekan dari atas mulai dari PP melalui desa
administrasi, banyak persiapan hal yang terbengkalai dan
disepelekan. Bagaimana kita bisa memformulasikan dengan hak adat
yang ada dalam desa administrasi. Hal ulayat. Maka untuk desa adat
ini perlu ada.

Respon
Bagian hukum kabupaten tambrau memberi respon bahwa
pengusulan desa adat yang usul dari desa atau dari pemerintahan? Di
papua belum bicara desa adat, kita bicara wilayah adat dulu baru
perkembangannya hutan adat, masyarakat adat. Ada pengusulan
hutan adat, perhutsos baru kemudian, desa adat ini yang bisa
mengusulkan apakah dari kampung atau desa atau Lembaga resmi
atau pemerintah?

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang kewenangan kampung berdasarkan
hak asal-usul dan kewenangan local dilakukan dengan cara membacakan
pasal per pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa melakukan

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 16


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
“interupsi” pada setiap pasal yang perlu ditambahkan, dikurangi, dihapus,
atau disesuaikan dengan konteks sosiologis masing-masing. Sehingga, dua
notulen mencatat perubahan-perubahan yang diusulkan oleh masing-
masing kabupaten.

3. Hasil draft:
Terlampir

4. Catatan:
Beberapa catatan rekomendasi untuk pembahasan lebih lanjut terkait
dengan kewenangan kampong dalam kerangka otonomi khusus seperti:
Kewenangan Bidang Otonomi Khusus baik terkait: pengelolaan sumber
daya alam; kepemimpinan kampung; struktur organisasi dan tata kerja
kampung; mekanisme dalam pengambilan keputusan kampung;
pengaturan terkait hubungan dengan pihak ketiga maupun
pendayagunaan sumber daya bersama.

Catatan terkait dengan pendanaan atas pelaksanaan penugasan


kewenangan yang menjadi urusan otonomi khusus dibiayai dengan dana
otonomi khusus Propinsi Papua Barat.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 17


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
HARI KEDUA, 23 MARET 2021

DRAFTING PERKADA TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG


KABUPATEN SORONG SELATAN DAN KABUPATEN TAMBRAUW

1. Pengantar
Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(selanjutnya ditulis UU Desa), yang ditindaklanjuti dengan terbitnya PP
Nomor 43 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa serta PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari
APBN, dinyatakan bahwa tugas penataan desa serta pemantauan dan
pengawasan pembangunan desa diemban secara bersama-sama oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Dalam konteks keuangan desa, instansi pemerintah pusat dan daerah
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan tingkatannya.
Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri sesuai perundangan.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang pengelolaan keuangan kampung
dilakukan dengan cara membacakan pasal-perpasal. Peserta masing-masing
kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu
ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks sosiologis
masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-perubahan yang
diusulkan oleh masing-masing kabupaten.

3. Hasil Draft:
Terlampir

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 18


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
HARI KETIGA, 24 MARET 2021

I. DRAFTING PERKADA TENTANG PENGELOLAAN ASET KAMPUNG

1. Pengantar pembahasan
Aset Kampung adalah barang milik kampung yang berasal dari kekayaan
asli milik kampung, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) atau perolehan lainnya yang
sah. Pengelolaan Aset Kampung merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset
Kampung.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang pengelolaan asset kampung dilakukan
dengan cara membacakan pasal per pasal. Peserta masing-masing
kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu
ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks
sosiologis masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-
perubahan yang diusulkan oleh masing-masing kabupaten.

3. Hasil Draft:
Terlampir

4. Catatan
Bagaimana jika ada dua kampung yang membangun Bersama?
Dikerangkakan dalam Kerjasama antar kampung.

II. DRAFTING PERKADA TENTANG STANDAR BIAYA UMUM KAMPUNG


1. Pengantar pembahasan
Standar biaya umum adalah satuan biaya yang ditetapkan sebagai acuan
penghitungan kebutuhan dan batas tertinggi anggaran yang digunakan
oleh pemerintah kampung dalam pelaksanaan APBKampung.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Standar Biaya Umumkampung
dilakukan dengan cara membacakan pasal per pasal. Peserta masing-

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 19


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
masing kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang
perlu ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks
sosiologis masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-
perubahan yang diusulkan oleh masing-masing kabupaten. Dalam
pembahasan ini peserta bergiliran membacakan pasal per pasal. Hal ini
untuk memberi keterlibatan peserta untuk bisa lebih aktif selama proses
pembahasan draft perkada.

3. Hasil Draft:
Terlampir

III. DRAFTING PERKADA TENTANG TATA CARA/PEDOMAN PENGADAAN


BARANG DAN/ATAU JASA DI KAMPUNG
1. Pengantar pembahasan
Pengadaan Barang/Jasa di Kampung yang selanjutnya disebut Pengadaan
adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Pemerintah
Kampung, baik dilakukan melalui swakelola dan/atau penyedia
barang/jasa. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pedoman Penyusunan
Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di kampung telah diperbaharui dengan
Peraturan LKPP Nomor 12 tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan
Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa dan telah diundangkan pada
tanggal 13 November 2019 dalam Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1455. Patut dipahami juga bahwa tentunya
bahwa Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di
Desa (Berita Negara Tahun 2015 Nomor 1506), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku oleh dan diganti dengan Peraturan LKPP Nomor 12 tahun
2019 tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di
Desa dan Peraturan LKPP inilah yang digunakan sebagai acuan dasar
dalam penyusunan rancangan peraturan bupati tentang Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Kampung.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Tentang Tata Cara/Pedoman
Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Kampung dilakukan dengan cara
membacakan pasal per pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa
melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu ditambahkan,

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 20


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks sosiologis masing-
masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-perubahan yang
diusulkan oleh masing-masing kabupaten. Dalam pembahasan ini
peserta bergiliran membacakan pasal per pasal. Hal ini untuk memberi
keterlibatan peserta untuk bisa lebih aktif selama proses pembahasan
draft perkada.

3. Hasil draft:
Terlampir

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 21


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
HARI KEEMPAT, 25 MARET 2021

I. DRAFTING PERKADA TENTANG TATA CARA PENYALURAN ALOKASI


DANA KAMPUNG
1. Pengantar Pembahasan
Salah satu bentuk dana transfer dari pemerintah adalah Alokasi Dana
Desa (ADD) merupakan bagian dari dana perimbangan pusat daerah
dimana besarannya ditetapkan sekurang-kuranganya sebesar 10% dari
Dana Alokasi Umum dikurangi Dana Alokasi Khusus yang diterima
masing masing Pemerintah Kabupaten/Kota. Ketentuan formal yang
mengatur Alokasi Dana Desa (ADD) diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611); Dalam Permendagri
tersebut telah cukup dijelaskan mulai tujuan Alokasi Dana Desa (ADD),
tata cara perhitungan besaran anggaran per-desa, mekanisme
penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD), pengguna dana sampai dengan
pertanggungjawabannya.

Maksud pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan


stimulan atau dana perangsang untuk mendorong dalam membiayai
program Pemerintah Desa yang ditunjang dengan partisipasi swadaya
gotong royong masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan
dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan pemberian bantuan langsung
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah: (1) Meningkatkan penyelenggaraan
pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya. (2)
Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara
partisipatif sesuai dengan potensi yang dimiliki. (3) Meningkatkan
pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
bagi masyarakat desa serta dalam rangka pengembangan kegiatan sosial
ekonomi masyarakat. Dan (4) Mendorong peningkatan partisipasi
swadaya gotong royong masyarakat.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Tentang Tata Cara Penyaluran
Alokasi Dana Kampung dilakukan dengan cara membacakan pasal per
pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa melakukan “interupsi”
pada setiap pasal yang perlu ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau
disesuaikan dengan konteks sosiologis masing-masing. Sehingga, dua

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 22


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
notulen mencatat perubahan-perubahan yang diusulkan oleh masing-
masing kabupaten. Dalam pembahasan ini peserta bergiliran
membacakan pasal per pasal. Hal ini untuk memberi keterlibatan
peserta untuk bisa lebih aktif selama proses pembahasan draft perkada.

3. Hasil Draft:
Terlampir

II. DRAFTING PERKADA TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN


BESARAN BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA
PEMERINTAH KAMPUNG
1. Pengantar Pembahasan
Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah adalah bagian
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang diberikan kepada
Kampung yang besaranya paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari
yang perolehan atas pajak daerah dan retribusi daerah yang diterima
oleh Pemerintah Daerah. Penyaluran Bagi Hasil Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah ke Kampung harus mempertimbangkan estimasi
kemampuan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Tata Cara
penyaluran Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah ke Desa juga menjadi
hal yang harus mendapat perhatian khusus, tujuannya agar penyaluran
dan alokasinya tepat, kata kunci dari alokasi Bagi Hasil Pajak dan
Retribusi adalah memperhatikan realiasi dari Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dengan cermat dan terukur.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Tata Cara Pengalokasian Dan
Besaran Bagi Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kepada
Pemerintah Kampung dilakukan dengan cara membacakan pasal per
pasal. Peserta masing-masing kabupaten bisa melakukan “interupsi”
pada setiap pasal yang perlu ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau
disesuaikan dengan konteks sosiologis masing-masing. Sehingga, dua
notulen mencatat perubahan-perubahan yang diusulkan oleh masing-
masing kabupaten. Dalam pembahasan ini peserta bergiliran
membacakan pasal per pasal. Hal ini untuk memberi keterlibatan
peserta untuk bisa lebih aktif selama proses pembahasan draft perkada.

3. Hasil Draft:
Terlampir

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 23


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
HARI KELIMA, 26 MARET 2021

I. DRAFTING PERKADA TENTANG PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN


LAINNYA BAGI KEPALA KAMPUNG DAN PERANGKAT KAMPUNG
1. Pengantar Pembahasan
Dengan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas
pelayanan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pemerintah
memandang perlu memperhatikan kesejahteraan Kepala Desa (Kades),
Sekretaris Desa (Sekdes), dan Perangkat Desa lainnya melalui
penyesuaian penghasilan tetap Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan
perangkat Desa lainnya. Atas pertimbangan tersebut, pemerintah
memandang perlu mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2. Pembahasan Draft
Pembahasan draft perkada tentang Penghasilan Tetap Dan Tunjangan
Lainnya Bagi Kepala Kampung Dan Perangkat Kampung dilakukan
dengan cara membacakan pasal per pasal. Peserta masing-masing
kabupaten bisa melakukan “interupsi” pada setiap pasal yang perlu
ditambahkan, dikurangi, dihapus, atau disesuaikan dengan konteks
sosiologis masing-masing. Sehingga, dua notulen mencatat perubahan-
perubahan yang diusulkan oleh masing-masing kabupaten. Dalam
pembahasan ini peserta bergiliran membacakan pasal per pasal. Hal ini
untuk memberi keterlibatan peserta untuk bisa lebih aktif selama proses
pembahasan draft perkada.

3. Hasil Draft:
Terlampir

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 24


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
II. BANCHMARKING DESA PANGGUNGHARJO
Pada sesi ini Wahyudi Anggoro Hadi memaparkan profil desa panggungharjo
terkait dengan segala inovasi dalam tata kelola pemerintahan desa dan tata
kelola badan usaha milik desa. Beberapa hal penting yang dilakukan adalah
bagaimana desa Panggungharjo mulai bergerak untuk membangun
kemandirian desa. Banyak inovasi, dan terobosan-teobosan yang telah
dilakukan Panggungharjo sehingga menjadikan satu dari dua desa di
Indonesia yang dipercaya oleh UNOSSC menjadi Centre of Excellence Village,
pusat keunggulan inovasi desa. Peserta mencermati setiap paparan dan
memberikan kesan “wow” atas capaian-capaian yang sudah diperoleh desa
Panggungharjo, Bantul.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 25


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
G. HARMONISASI

Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan


peraturan perundang-undangan pada dasarnya dimulai dari perencanaan,
persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan. Di antara rangkaian proses di atas ada
proses yang tidak disebutkan secara tegas tetapi mempunyai peran yang
sangat penting, yaitu proses harmonisasi. Dengan demikian, harmonisasi
merupakan salah satu dari rangkaian proses pembentukan peraturan
perundang-undangan. Harmonisasi dimaksudkan agar tidak terjadi atau
mengurangi tumpang tindih peraturan perundang-undangan. Permasalahan
kajian ini adalah bagaimana pentingnya harmonisasi pembentukan peraturan
perundang-undangan yang disusun merupakan suatu keniscayaan dengan
tujuan untuk mengetahui pentingnya harmonisasi pembentukan peraturan
perundang-undangan sebagai pengayaan dan manfaat dalam penyusunan
peraturan perundang-undangan.Proses harmonisasi yang dilakukan dalam
penyusunan legal drafting perkada ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang
tindih maupun bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain,
baik yang lebih tinggi, sederajat, maupun yang lebih rendah. Harmonisasi
dilakukan atas kebijakan formulasi atau sistem pengaturan dan harmonisasi
subtansi hukumnya. Untuk hal pertama merujuk pada langkah perumusan
harmonisasi sistem hukumnya, dan hal kedua merujuk pada langkah
perumusan harmonisasi norma-norma (materi hukum).

Rancangan peraturan kepala daerah (perkada) yang dirumuskan dalam


kegiatan ini terbagi atas dua kategori yaitu rancangan perkada induk dan
perkada turunan. Rancangan perkada induk meliputi tiga rancangan perkada
tentang kewenangan Kampung, rancangan perkada tentang Pengelolaan
Keuangan Kampung dan rancangan perkada tentang Pengelolaan Aset
kampong sedangkan lima rancangan peraturan kepala daerah lainnya yaitu ;
Standar Biaya Umum Kampung; Tata Cara/Pedoman Pengadaan Barang
dan/atau Jasa di Kampung; Tata cara penyaluran bagi hasil pajak daerah dan
retribusi daerah; Tata cara penyaluran bagi hasil pajak daerah dan retribusi
daerah; dan Penghasilan Kepala Kampung dan perangkat Kampung

Harmonisasi dilakukan dalam dua tahap yaitu harmonisasi atas tiga draft
perkada induk terhadap dengan peraturan-peraturan perundang- undangan
diatasnya. Tahapan selanjutnya adalah harmonisasi atas lima draft perkada

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 26


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
turunan terhadap rancangan perkada induk yang telah diharmonisasi dengan
peraturan perundangan lainnya.

H. HASIL-HASIL WORKSHOP
Dari serangkaian proses legal drating workshop yang telah dilakukan didapat
draft yang relative matang dengan mengakomodasi masukan masukan dari
unsur pemerintah kabupaten sudah tertuang dalam draft hasil harmonisasi.
Berikut adalah gambaran umum capaian:

Kabupaten Kabupaten
Draft Perkada
Sorong Selatan Tambrauw
Jumlah 8 8
Draft Perkada Tentang Kewenangan
9 Bab, 27 Pasal 9 Bab, 27 Pasal
Kampung
Draft Perkada Tentang Pengelolaan 10 Bab, 95 Pasal, 10 Bab, 95 Pasal,
Keuangan Kampung Lampiran Lampiran
Draft Perkada Tentang Pengelolaan
12 Bab, 71 Pasal 12 Bab, 71 Pasal
Aset Kampung
Draft Perkada Tengan Standar Biaya 3 Bab, 6 Pasal, 3 Bab, 6 Pasal,
Umum Kampung Lampiran Lampiran
Draft Perkada Tentang Tata Cara 11 Bab, 34 Pasal, 11 Bab, 34 Pasal,
Pengadaan Barang/Jasa Di Kampung Lampiran Lampiran
Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengalokasian Alokasi Dana 4 Bab, 14 Pasal, 5 Bab, 14 Pasal,
Kampung Dan Besaran Alokasi Dana Lampiran Lampiran
Kampung Untuk Setiap Kampung
Draft Perkada Tentang Tata Cara
Pengalokasian Dan Besaran Bagi
Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi 6 Bab, 12 Pasal 6 Bab, 12 Pasal
Daerah Kepada Pemerintah
Kampung
Draft Perkada Tentang Penghasilan
Tetap Dan Tunjangan Lainnya Bagi
7 Bab, 17 Pasal 7 Bab, 16 Pasal
Kepala Kampung Dan Perangkat
Kampung

Secara subtansi (materiil) pengaturan di masing-masing kabupaten


disesuaikan dengan pula dengan konteks local pemerintahan masing-masing.
Termasuk didalamnya adalah pengaturan-pengaturan terkait pengalaman-
pengalaman yang sejauh ini sudah dilakukan dan dipraktikkan dituangkan
dalam pengaturan per pasal, perayat yang telah dibahas dan disepati pada
masing-masing kabupaten. Artinya meskipun dibahas dan dicermati
Bersama-sama, ada perbedaan-perbedaan pengaturan di kedua kabupaten.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 27


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
Setelah harmonisasi, drat di kirimkan Kembali ke masing-masing kabupaten
melalui DPMK untuk dicermati Kembali, dan memungkinkan untuk
penyesuaian secara internal sebelum dilakukan uji public, atau konsultansi
public pada masyarakat yang lebih luas. Proses harmonisasi draft perkada
dilakukan secara simultan selama 5 hari dengan mengecek Kembali catatan-
catatan, rekomendasi, dan hail-hasil diskusi selama pembahasan. Beberapa
catatan selama proses pembahasan dan harmonisasi juga diberikan kepada
masing-masing kabupaten.

I. KONSULTANSI PUBLIK
Kegiatan konsultansi publik belum bisa dilaksanakan mengingat: Pertama,
belum ada kepastian waktu yang disediakan khusus oleh DPM Kabupaten
Tambrauw dan Kabupaten Sorong Selatan untuk konsultansi public secara
langsung. Kedua, kontrak kerja selesai pada 31 Mei 2021 yang tidak
memungkinkan dilaksanakan, oleh sebab persoalan yang disebut pada poin
pertama.

J. PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan laporan ini disusun setelah mematikan bahwa proses konsultansi
public belum bisa dilakukan hingga tanggal kontrak kerja selesai, 31 Mei
2021. Proses penyusunan dilakukan secara bersama-sama oleh tiga
konsultan: Ryan Sugiarto, Wahyudi Anggorohadi, Dan Metuzalak Awom.

Sebagai catatan, laporan ini adalah laporan proses pelaksanaan workshop


legal drafting. Sedangkan hasil-hasil dari workshop berupa Draft Perkada
telah dikirimkan ke DPMK Kabupaten Sorong, DPMK Kabupaten Tambrawu,
GIZ, dan KPK, melalui google Drive. Namun demikian, didalam laporan ini
juga akan dilampirkan secara langsung.

K. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


KESIMPULAN
1. Pelaksanaan Workshop Perkada pengelolaan keuangan desa di dua
kabupaten di Papua Barat, Kabupaten Tambruaw dan kabupaten
Sorong Selatan secara umum telah berjalan dengan baik,
menghasilkan capaian 16 draft perkada di dua kabupaten. Namun ada
beberapa hal yang perlu dicermati selama proses workshop.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 28


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
2. Telah dihasilkan output berupa 16 drat perkada pengelolaan keuangan
kampung yang teridir dari 8 draft perkada pengelolaan keuangan
kampung Kabupaten Tambrauw dan 8 Draft perkada Kabupaten
Sorong Selatan. Masing-masing draft tersebut terdiri dari: Draft
Perkada Tentang Kewenangan Kampung, Draft Perkada Tentang
Pengelolaan Keuangan Kampung, Draft Perkada Tentang Pengelolaan
Aset Kampung, Draft Perkada Tengan Standar Biaya Umum Kampung,
Draft Perkada Tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Di Kampung,
Draft Perkada Tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Kampung
Dan Besaran Alokasi Dana Kampung Untuk Setiap Kampung, Draft
Perkada Tentang Tata Cara Pengalokasian Dan Besaran Bagi Hasil Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah Kepada Pemerintah Kampung, dan Draft
Perkada Tentang Penghasilan Tetap Dan Tunjangan Lainnya Bagi
Kepala Kampung Dan Perangkat Kampung.
3. Secara umum pengaturan ini telah mewadahi berbagai hal terkahit
konteks sosiologis dan budaya masyarakat di kedua kebupaten.
Namun dari diperlukan pendalam yang lebih, terutama terkait dengan
pengaturan terhadap masyarakat adat di kedua kabupaten. 16 draft
perkada lebih banyak penekanan pada pembacaan desa
administrative.
4. Delapan draft perkada telah diharmonisasikan dengan pengaturan-
pengaturan di atasnya dan telah diharmonisasi antar delapan draft
yang lain. Proses ini dilakukan setelah drafting secara partisipatif yang
melibatkan unsur pemerintah dari masing-masing kabupaten.

REKOMENDASI
Dari serangkaian proses yang telah dilakukan dan hasil yang telah
diperoleh perlu dilakukan beberapa langkah untuk mempertajam delapan
draft perkada ini sebelum diundangkan.
1. Tahapan konsultasi publik tetap perlu dilakukan untuk menerima
masukan dari mayarakat dikedua kabupaten secara luas, terutama
kepala kampung, tokoh kampung, tokoh adat, dan stakeholder
lainnya. Hal ini penting dilakukan agar aspirasi masyarakat bisa
didengar dan dirumuskan dalam draft perkada ini. Proses konsultansi
public belum bisa dijalankan dalam rangkaian kerja ini mengingat
kesiapan pemerintah di kedua kabupaten untuk menyelenggarakan
konsultansi public di daerah masing-masing.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 29


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
2. Perlunya segera diundangkan perkada ini untuk menjamin
terpenuhinya hak penhidupan warga kampung, dan terciptanya tata
Kelola pemerintahan kampung yang bebas dari korupsi, kompeten,
transparan sebagaimana dimaksudkan dalam tata birokrasi yang
bebas korupsi.
3. Perlunya sosialisasi yang menyeluruh kepada semua kampung di
kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw agar proses
implementasi peratura kepala daerah ini bisa segera diterampak di
setiap kampung di kedua kabupaten.
4. Perlunya piloting implementasi delapan peratauran kepala daerah
untuk memastikan pelaksanaan tata Kelola pemerintahan kampung
yang baik, transparan akuntabel, dan bebas korupsi sehingga layanan
pembangunan masyarakat kampung bisa dilakukan dengan lebih baik.
5. Perlunya rekognisi terhadap desa-masayakat adat, masyarakt hukum
adat yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya kebudayaan
dalam tata kelola pemrinahan an kehiduan warga dan masyarakat
adat di kedua kabupaten, Tambrauw dan Sorong Selatan, sehingga
jaminan atas penghidupan dan hak-hak masyarakat adat terpenuhi.
Hal ini mengingat pentingnya membangun kesepahaman, kesadaran
dan aksi bersama pengelola wilayah kelola dan ruang hidup
masyarakat adat yang mandiri, berdaulat, dan bermartabat.
6. Guna mendorong desa adat, perlu upaya-upaya khusus. Beberapa
langkah strategis perlu dilakukan; Pertama, menyusun peraturan
pemerintah tentang desa adat, Kedua, sosialisasi tentang peluang dan
tantangan nomenklatur desa adat di berbagai daerah yang relevan. -
Ketiga, mengembangkan kapasitas para pihak yang berkepentingan
dengan penerapan nomenklatur desa adat ini

L. PENUTUP
Workshop penyusunan rancangan/draft peraturan kepala daerah tentang
pengelolaan keuangan kampung telah berlangsung dan menghasilkan 16
draft perkada untuk kabupaten Tambrauw dan kabupaten Sorong Selatan.
Proses harmonisasi sudah dilakukan, namun ada satu agenda kerja yang
belum terlaksana oleh sebab kesiapan pemerintah di kedua kabupaten belum
ada. Namun hal ini perlu didorong terus agar upaya pencegahan korupsi dari
sisi pembangunan system tata Kelola pemerintahan kampung bisa dilakukan
sesegera mungkin.

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 30


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw
M. DOKUMENTASI

Workshop Penyusunan Rancangan Perkada Pengelolaan Keuangan Kampung 31


di Kabupaten Sorong Selatan dan kabupaten Tambrauw

Anda mungkin juga menyukai