Anda di halaman 1dari 24

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kuliah kerja lapangan (KKL) adalah suatu kajian ilmiah yanh berupa kajian
materi perkuliahan dengan menggunakan pendekatan keilmuan terhadap objek
yang berorientasi pada pokok kesesuaian mata kulaih dengan harapan dapat
mengerti bagian dari masing-masing tempat / lembaga / instansi beserta
fungsinya.
Mahasiswa merupakan tonggak perubahan yang siap menjadi konsuktor
pembangun di Indonesia. Karena itu mahasiswa harus senantiasa berpikir kritis
dan kreatif dalam segala hal, termasuk didalamnya berbagai problematika
perekonomian yang dihadapi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, dengan adanya KKL (Akuntansi Perpajakan), mahasiswa
diharapkan mampu mengaplikasikan serta mengimplementasikan teori-teori yang
didapatkan di bangku kuliah kedalam dunia kerja yang sesungguhnya.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara merupakan salah satu
instansi non-profit yang mampu memberikan banyak ilmu serta pengalaman di
bidang pembangunan kawasan strategis. Satker Paralel BPJN Sulawesi Tenggara
merupakan lembaga yang sumber pendanaannya berasal dari APBN. Sehingga hal
tersebut merupakan salah satu karakter atau ciri yang sudah ditentukan oleh
Jurusan Akuntansi dalam memilih tempat KKL yang didominan untuk tidak
mencari laba melainkan memberikan pelayanan kepada masyarakat banyak.

1.2. Tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)


Kuliah Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi Mahasiswa Jurusan
Akuntansi. Kegiatan KKL ini berguna untuk menunjang mata kuliah yang selama
ini hanya ditempuh diperkuliahan. Dengan adanya KKL ini diharapkan
mahasiswa mendapatkan bekal pengetahuan, keterampilan dan praktik khususnya
yang berkenan dengan penerapan konsep dan teori yang diperoleh diperkuliahan
hingga penerapannya dilapangan sehingga akan menumbuhkan profesionalisme
kerja bagi mahasiswa.

1
2

Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan KKL antara lain sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat memadukan dan mencocokkan antara teori yang diperoleh
diperkuliahan, sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih mudah serta
mendapat penjelasan langsung dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Sulawesi Tenggara.
b. Mahasiswa dapat melihat penerapan konsep yang diperoleh diperkuliahan
dengan penerapan dilapangan mengenai perpajakan.
c. Mahasiswa dapat memperoleh ilmu baru dalam penjelasan langsung
mengenai perkembangan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi
Tenggara.

Tujuan Utama Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada Balai


Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara
1. Melakukan proses pembuatan dokumen pembayaran sewa rumah kantor
PPK-2.3 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2021 pada Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara
2. Membuat laporan realisasi pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Sulawesi Tenggara
3. Membuat lembar disposisi satuan kerja P2JN Sulawesi Tenggara
4. Membuat surat pernyataan tanggung jawab belanja satuan kerja BPJN
5. Membuat lembar disposisi pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Sulawesi Tenggara
6. Membuat surat permohonan perbantuan ASN pada Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Sulawesi Tenggara
7. Membuat dokumen belanja modal pegawai dan barang pada Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara
8. Menyusun surat masuk pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi
Tenggara
1.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pembuatan laporan ini digunakan tiga metode yaitu :
a. Metode Observasi
3

Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung ke Balai


Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara
b. Metode wawancara atau interview
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara peserta KKL
Akuntansi Perpajakan dengan pihak BPJN Sulawesi Tenggara pada saat
pemberian materi baik pada kunjungan di BPJN Sulawesi Tenggara. Dan
juga tanya jawab antara peserta KKL dengan pegawai BPJN Sulawesi
Tenggara.
c. Metode Kepustakan
Metode ini dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber data sebagau
pelengkap dalam laporan ini yang berasal dari buku-buku dan artikel-artikel
serta dari internet.
1.4 Indikator Capaian.

1. Pembuatan dokumen pembayaran sewa rumah kantor PPK-2.3 Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2021.
Indikator capaian dalam pembuatan dokumen pembayaran sewa
rumah kantor PPK-2.3 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran
2021 tercapai 90% dari keseluruhan kegiatan yang telah terselesaikan
dan selebihnya sebesar 10% masih terdapat kesalahan dalam kuitansi
bukti pembayaran terkait nomor kontrak
2. Menginput data secara online terkait detail surat masuk kemudian
mencetak lembar disposisi mengenai persetujuan izin pengadaan pra
DIPA paket penanganan kerusakan jalan
Indikator capaian mencetak lembar disposisi mengenai
persetujuan izin pengadaan pra DIPA paket penanganan kerusakan jalan
tercapai 80% dari keseluruhan kegiatan sedangkan 20% masih
terkendala dikarenakan jaringan yang sering mengalami gangguan
(error)
3. Membuat lembar disposisi perihal laporan penyusunan drat PKS, RPP,
RKL, RKT penyelenggaraan jalan nasional
4

Indikator capaian Membuat lembar disposisi perihal laporan


penyusunan drat PKS, RPP, RKL, RKT penyelenggaraan jalan nasional
tercapai 90% dari keseluruhan kegiatan sedangkan 10% masih
terkendala dikarenakan tidak adanya format permanent terkait dengan
lembar disposisi.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara


Sejarah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bina Marga Sulawesi Tenggara
Awal berdirinya bernama Kanwil PU kemudian berubah nama menjadi DINAS,
kemudian berubah nama lagi menjadi BALAI MAKASSAR.
Pada Tahun : 2009-2016 berubah nama menjadi BPJN VI Makassar
2016-2017 berubah nama menjadi BPJN XIV Palu
2018-2019 berubah nama menjadi BPJN XXI Kendari
2020 - sekarang bernama BPJN Sulawesi Tenggara
Mulai tahun 2020 Satker SKPD masuk ke BPJN Sulawesi Tenggara dari
Dinas PU Provinsi. Dalam BPJN Sulawesi Tenggara ada 4 Satker (Satuan Kerja)
antara lain :
1. Satker Wilayah I (Barat)
2. Satker Wilayah II (Timur)
3. Satker Wilayah III (Kepualauan)
4. Satker Wilayah IV (BPJN Sulawesi Tenggara)

2.2 Profil Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara


2.2.1 Visi, Misi dan Strategi
Visi Proyek Pembangunan dan Penanganan Sulawesi Tenggara adalah
'terwujudnya jaringan jalan (prasarana wilayah) di Sulawesi Tenggara yang
efektif, efisien dan mantap baik pada musim hujan maupun kemarau.
Misi Proyek Pembangunan dan Penanganan Sulawesi Tenggara adalah:
1. Melakukan kajian dan usulan sistem jaringan jalan tol dan non tol serta
keterkaitan dengan modatransportasi lainnya di Sulawesi Tenggara untuk
menunjang kelancaran distribusi dan mobilitas orang, barang, dan jasa yang
efisien dan efektif;
2. Mempersiapkan terbentuknya lembaga pelaksana pembangunan dan
pemeliharaan jalan Nasional di daerah ada wilayah Sulawesi Tenggara melalui
tugas dekonsentrasidan tugas  perbantuan;

2
6

3. Melakukan koordinasi, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi


pelaksanaanpembangunan dan pemeliharaan jalan di Sulawesi Tenggara,
mulai dari perencanaan,pengadaan, sampai   pelaksanaan fisik;
4. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas pelaku pembangunan dan
pemeliharaan jalan di Sulawesi Tenggara;
5. Mengembangkan rencana mutu dengan menulis rencana mutu pelaksanaan
danpelayanan total terhadap pengguna jalan, implementasi rencana mutu,
meninjauulang rencana mutu tersebut pada interval tertentu, dan
meningkatkan proses perencanaan mutu pada interval tertentu;
6. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat untuk
berperan aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan prasarana wilayah di
Sulawesi Tenggara;
Seiring dengan perubahan Nomenklatur dari Departemen Kimpraswil
kembali menjadi Departemen Pekerjaan umum, dan untuk memenuhi kebutuhan
dan penanganan insfrastruktur Jalan dan Jembatan maka Departemen Pekerjaaan
Umum membentuk UPT Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasioal demi
mewujudkan penanganan Jalan di Indonesia. Pada akhir tahun 2006 Menteri
Pekerjaan Umum melantik eselon II.b untuk menjadi Kepala Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional.
2.2.2 Budaya Perusahaan
Keberhasilan dan kemajuan sebuah perusahaan tidak terlepas dari budaya
yang dimiliki perusahaan tersebut. Budaya yang dikembangkan di dalam tubuh
BPJN Sulawesi Tenggara didasari oleh nilai-nilai berikut :
 Etika
 Kerjasama
 Dinamis
 Komitmen
7

2.3 Struktur Organisasi Cabang


8

2.4 Tugas dan Fungsi


2.4.1 TUGAS
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pengadaan, pembangunan dan preservasi jalan
dan jembatan, penerapan sistem manajemen mutu dan pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan, penyediaan dan pengujian bahan dan peralatan serta
keselamatan dan laik fungsi jalan dan jembatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2.4.2 FUNGSI
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan rencana, program, dan anggaran pembangunan dan
preservasi jalan dan jembatan;
2. penyiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data dan informasi jalan dan
jembatan, serta verifikasi data jaringan jalan daerah, dan verifikasi usulan
pemrograman jalan daerah;
3. pelaksanaan studi kelayakan, survei, investigasi, dan evaluasi
perencanaan teknis bidang jalan dan jembatan termasuk keselamatan
jalan, daerah rawan bencana, dan lingkungan;
4. penyiapan program, pengendalian, dan pengawasan pengadaan lahan
jalan nasional, jalan bebas hambatan, dan jalan tol;
5. penyusunan rencana, program, dan anggaran penanganan jalan dan
jembatan termasuk sistem manajemen keselamatan konstruksi dan
lingkungan serta perubahannya;
6. penyiapan rencana dan dokumen pengadaan bidang jalan dan jembatan
termasuk penyusunan dan pengawasan penerapan analisis harga satuan
pekerjaan bidang jalan dan jembatan;
7. pengendalian dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kegiatan
penanganan jalan dan jembatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
8. sertifikasi laik operasi mesin pencampur aspal (asphalt mixing plant);
9

9. pengendalian pelaksanaan pekerjaan dan perubahan kontrak pekerjaan


bidang jalan dan jembatan termasuk evaluasi kinerja penyedia jasa;
10. penerapan hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jalan dan
jembatan;
11. pengendalian penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi dan
lingkungan di bidang jalan dan jembatan;
12. pelaksanaan pengujian, pemantauan, dan pengendalian bahan dan hasil
pekerjaan konstruksi serta evaluasi terhadap hasil pengujian;
13. pelaksanaan analisis dampak lingkungan dan lalu lintas;
14. penyiapan rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta
pemanfaatan sumber daya konstruksi penanganan jalan termasuk jalan
bebas hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan konstruksinya oleh
pemerintah;
15. pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap
pembangunan jalan tol yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol;
16. koordinasi dan pemantauan kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan
bebas hambatan dan jalan tol serta koordinasi pelaksanaan uji teknis dan
operasi jalan tol dalam rangka laik fungsi jalan tol yang berada di
wilayah kerjanya;
17. pelaksanaan program kelaikan jalan dan jembatan nasional termasuk uji
laik fungsi;
18. pengadaan atau penyediaan, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan,
dan pemantauan bahan dan peralatan untuk jalan dan jembatan termasuk
suku cadang sesuai dengan kewenangan
19. evaluasi dan penerapan standar pelayanan minimal jalan dan jembatan;
20. penyusunan rencana, program dan anggaran, serta evaluasi perencanaan
teknis perbaikan kerusakan jalan dan jembatan akibat bencana alam;
21. pencegahan atau mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan dan jembatan;
22. pelaksanaan audit keselamatan jalan dan jembatan;
10

23. penyediaan konsultasi teknik penanganan jalan dan jembatan pada jalan
daerah termasuk konektivitas jaringan jalan;
24. penyusunan laporan akuntabilitas kinerja balai besar;
25. penyiapan bahan dan pendampingan dalam periode audit internal dan
eksternal dalam rangka penuntasan temuan terkait penanganan jalan dan
jembatan; dan
26. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi
barang milik negara selaku unit akuntansi wilayah serta laporan kinerja
pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, umum, barang
milik negara, hukum, komunikasi publik dan rumah tangga, serta
koordinasi dengan instansi terkait.
11

BAB III

LAPORAN KEGIATAN

3.1. Rencana Program Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Perumusan rencana kerja ini dipergunakan sebagai penulis agar dapat


menjalani kegiata megang dengan baik dan terstruktur, sehingga output
yang dihasilkan sesuai dengan harapan penulis. Kegiatan magang yang
dilakukan oleh penulis akan dilaksanakan dari akhir bulan April sampai
bulan Mei 2021.

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

No. Rencana Kerja April Mei

I II III IV I II III IV

1 membuat surat undangan show cause

meeting (SCMI)

2 mempeajari pembuatan dokumen

pembayaran sewa rumah kantor PPK-2.3

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

Anggaran 2021

3 membuat laporan realisasi

4 membuat lembar disposisi satuan kerja

P2JN Sulawesi Tenggara

5 membuat surat pernyataan tanggung

jawab belanja satuan kerja BPJN

6 membuat lembar disposisi

7 membuat surat permohonan perbantuan

ASN

8 membuat dokumen belanja modal

pegawai dan barang

9 menyusun surat masuk

10 membuat kwitansi pembayaran harga alat

tulis

11 membuat rekapitulasi vaksinasi covid


8
12

3.2. Pelaksanaan Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Dari beberapa rencana program kerja di tabel 3.1 maka berikut rincian
aktifitas yang dilakukan selama periode Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tenggara :

4. Surat undangan show cause meeting (SCMI).


- Mengetik surat undangan Show Cause Meeting Presevasi Jl. Asera-
Taipa Tahun Anggaran 2021.
5. Pembuatan dokumen pembayaran sewa rumah kantor PPK-2.3 Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2021.
- Mengetik dokumen mengenai kwitansi/bukti pembayaran sewa
rumah kantor PPK-2.3 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
Anggaran 2021
6. Menceklis dokumen realisasi dan keuangan satker perencanaan dan
pengawasan jalan nasional Provinsi Sulawesi Tenggara.
7. Memprint surat masuk perihal tanggapan permohonan penanganan plat
deuker.
8. Mengetik surat pernyataan tanggung jawab belanja satuan kerja
pelaksanaan jalan nasional.
9. Menginput data secara online terkait detail surat masuk kemudian
mencetak lembar disposisi mengenai persetujuan izin pengadaan pra
DIPA paket penanganan kerusakan jalan.
10. Memprint lembar disposisi perihal laporan penyusunan drat PKS, RPP,
RKL, RKT penyelenggaraan jalan nasional
11. Memprintout lembar disoposisi perihal mobilisasi personil konsultan
pengawas lapangan
12. Mengetik surat permohonan perbantuan ASN yang berhubungan
dengan adanya tambahan paket penanganan longsor dan penanganan
banjir.
13. Mengetik dokumen terkait belanja pegawai dan barang
13

14. Mengetik kuitansi bukti pembayaran biaya foto copy dan penjilidan
kebutuhan PKK Prov. Sulawesi Tenggara
15. Menyusun surat masuk sesuai urutan tanggal

3.3. Permasalahan yang dihadapi

Pelaksanaan Rencana Program Kerja tersebut tentu tidak lepas dari


permasalahan yang mungkin timbul. Berikut adalah permasalahan yang
timbul saat pelaksanaan Program Kerja :

1. Terdapat ketidaksesuaian format pada nomor kontrak dan tanggal


pelaksanaan kegiatan
2. Terdapat kesalahan dalam kuitansi bukti pembayaran terkait nomor
kontrak
3. Pajak yang dipungut PPH belum diketahui
4. Nomor agenda lokal belum diinput secara online dalam sistem surat
masuk
5. User error karena jaringan
6. Terdapat ketidaksesuaian nama dan NIP Kepala SATKER Pelaksanaan
Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Sulawesi Tenggara.
7. Draft dokumen yang diberikan tidak disertai dengan format
8. Dalam kuitansi pembayaran terdapat kesalahan nama dan NIP pada
SATKER
9. Surat yang masuk tidak terurut
10. Pada surat perjanjian pemborongan terdapat perbedaan nama
perusahaan, kontraktor, alamat dan NPWP

3.4. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka


pemecahan masalah yang dapat kami usulkan adalah sebagai berikut :

1. Mengubah dan menyesuaikan format pada nomor kontrak dan tanggal


pelaksanaan yang sesuai
14

2. Mengubah dan memperbaiki kesalahan terkait nomor kontrak didalam


kuitansi bukti pembayaran
3. Pajak yang dipungut PPH dihitung setelah diketahui hasilnya kemudian
diinput kedalam tabel
4. Pemberian nomor pada agenda online secara otomatis
5. Permasalahan terkait jaringan yang error hanya dapat dilakukan dengan
menunggu sampai user kembali terbuka
6. Pada format yang tidak sesuai perlu mengubah nama dan NIP SATKER
sehingga sesuai
7. Membuat drat dokumen yang diketik terlebih dahulu sesuai dengan draft
dokumen yang diberikan
8. Pada surat masuk yang tidak tersusun perlu menyusun kembali surat
masuk mulai dari yang pertama sampai dengan yang terbaru.
9. Jika terdapat kesalahan dalam penginputan format perlu di kertik ulang
kemudian diperbaiki kesalahan yang ada.
10. Pada surat perjanjian y pemborongan yang tidak sesuai perlu mengetik
ulang surat perjanjian pemborongan untuk disesuaikan kembali

3.5. Usulan Pengembangan

Dari Kegiatan Kerja Lapangan ini kami memiliki beberapa usulan


pengembangan sebagai berikut :

1. Pada surat sebaiknya perlu kelengkapan contoh format agar lebih mudah
dalam penulisan.
2. Dalam pembuatan dokumen seharusnya dilakukan pengecekkan sebelum
memprintout dokumen terkait
3. Menyesuaikan monitoring laporan.
4. Pajak yang dipungut PPH sebaiknya dilakukan perhitungan menyeluruh
terkait pajak-pajak tersebut.
5. Untuk kedepannya dapat diperbaharui pemberian nomor agenda secara
otomatis di aplikasi TINDE.
15

6. Dalam pengembangan jaringan perlu ditambah kapasitas jaringan di tiap


ruangan.
7. Diharapkan kedepannya agar dicantumkan daftar nama dan NIP Satker
di Majalah dinding kantor
8. Sebaiknya didalam box file surat masuk dan surat keluar dibuatkan
pembatas halaman sesuai urutan tanggal
9. Diharapkan agar lebih memeriksa dokumen sebelum di printout untuk
mencegah terjadinya kesalahan.
10. Pada dokumen sebaiknya diberikan kolom keterangan dan data
rekapitulasi

3.6. Kajian Teoritis

Dalam Proses Kuliah Kerja Lapangan (KKL) STIE-66 Kendari


selama kurang lebih 1 (Dua) Bulan lamanya banyak hal-hal yang telah kami
dapatkan dalam bangku perkuliahan yang kemudian dapat aplikasikan ke
dalam dunia Pekerjaan khususnya dalam proses KKL ini.

Teori merupakan seperangkat konsep, definisi dan preposisi yang


saling berhubungan yang disusun secara sistematis sebagai hasil dari
penulisan ilmiah terdahulu dengan menggunakan seperangkat metodologi
penulisan tertentu untuk menjelaskan gejala tertentu atau hubungan-
hubungan dalam fenomena yang sedang diteliti. Adapun kajian teori untuk
mendukung kegiatan ini diantaranya:

3.6.1 Kebijakan Publik

Kebijakan Publik widodo (2010:10) mengkategorikan definisi


kebijakan publik menjadi dua macam yaitu definisi yang lebih menekankan
pada maksud dan tujuan utama kebijakan dan definisi yang lebih
menekankan pada dampak dari tindakan pemerintah.

Sementara katergori pengertian kebijakan yang lebih menekankan


pada dampak dari tindakan pemerintah, menurut Widodo (2010:11)
16

diantaranya yaitu “What government actually do and why (Richard


Semeon), Action taken by government (Ira Sharkansky)” Diantara
pengertian yang telah disebutkan di atas hanya ada sedikit perbedaan, oleh
karena itu Widodo (2010:12) menyatakan bahwa kebijakan publik adalah
“as a course of action or inaction chosen by public authorities to address a
given problem or interrelated set of problems ”. Thomas R. Dye dalam
Subarsono (2009:2) mengatakan bahwa “kebijakan publik adalah apapun
pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (publik policy is
what ever government choose to do or not to do)”. Subarsono (2009:2)
mengartikan kebijakan menurut Thomas R. Dye tersebut bahwa (1)
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah bukan organisasi swasta dan (2)
kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak
dilakukan oleh badan pemerintah Atas dasar pengertian kebijakan publik
yang telah disebutkan di atas, dapat ditemukan elemen yang terkandung
dalam kebijakan publik sebagaimana yang dikemukankan oleh Anderson
dalam Widodo (2010:14) yaitu :

a. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan


tertentu.

b. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.

c. kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah dan


bukan apa yang bermaksud akan dilakukan pemerintah.

d. kebijakan publik bersifat positif (mengenai tindakan pemerintah


mengenai suatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).

e. kebijakan publik (positif) selalu bersdasarkan pada peraturan


perundangan tertentu yang bersifat memaksa.

Sebagaimana dikutip Subarsono (2009:13) menyatakan proses


kebijakan publik terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
17

a. Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu


masalah bisa mendapat perhatian dari pemerintah.

b. Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan


pilihan-pilihan oleh pemerintah.

c. Pembuatan kebijakan (decision making), yakni proses ketika


pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu tindakan.

d. Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk


melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil.

e. Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yakni proses untuk memonitor


dan menilai hasil kinerja kebijakan.

Sedangkan menurut pakar kebijakan publik, Subarsono, (2009:12)


menetapkan proses kebijakan publik sebagai berikut:

a. Formulasi masalah (problem formulation): apa masalahnya? Apa yang


membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah
tersebut dapat masuk ke dalam agenda pemerintah?

b. Formulasi kebijakan (formulation): bagaimana menggembangkan


pilihan-pilihan atau alternatif –alternatif untuk memecahkan masalah
tersebut? Siapa saja yang berpartisipasi dalam formulasi kebijakan?

c. Penentuan kebijakan (adoption): bagaimana alternatif ditetapkan?


Persyaratan atau criteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang
akan melaksanakan kebijakan? Bagaimana proses atau strategi untuk
melaksanakan kebijakan? Apa isi kebijakan yang telah ditetapkan?

d. Implementasi (implementation): siapa yang terlibat dalam implementasi


kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?
18

e. Evaluasi (evaluation): bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak


kebijakan diukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa
konsekuensi dari adanya evaluasi kebijakan? Adakah tuntutan untuk
melakukan perubahan atau pembatalan?

Menurut pandangan Subarsono (2009:11), bahwa tahapan kebijakan


publik terdiri dari

1) Penyusunan agenda kebijakan,

2) Formulasi dan legitimasi kebijakan,

3) Implementasi kebijakan dan

4) Evaluasi terhadap implementasi, kinerja, & dampak kebijakan.

Dalam tahap penyusunan agenda kebijakan, menurut (Subarsono,


2009:11) menyatakan bahwa terdapat tiga kegiatan yang perlu dilakukan
yaitu :

a. Membangun persepsi di kalangan stake holder bahwa sebuah


fenomena benar-benar dianggap masalah

b. Membuat batasan masalah, dan

c. Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut bisa masuk dalam


agenda pemerintah. Pada tahap formulasi dan legitimasi kebijakan,
Subarsono (2009:12) mengatakan bahwa analisis kebijakan perlu
mengumpulkan dan menganalisa informasi yang berhubungan dengan
masalah yang bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan
alternatif-alternatif kebijakan, membangun dukungan dan melakukan
negosiasi, sehingga sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.

3.6.2 Disposisi

Pengertian disposisi menurut Widodo (2010:104) dikatakan sebagai


“kemauan, keinginan dan kecenderungan para perlaku kebijakan untuk
19

melaksanakan kebijakan tadi secara sungguh sungguh sehingga apa yang


menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan”. Widodo (2010:104-105)
mengatakan bahwa : jika implementasi kebijakan ingin berhasil secara
efektif dan efisien, para pelaksana (implementors) tidak hanya mengetahui
apa yang harus dilakukan dan mempunyai kemampuan untuk melakukan
kebijakan tersebut, tetapi mereka juga harus mempunyai kamauan untuk
melaksanakan kebijakan tersebut Faktor-faktor yang menjadi perhatian
Agustinus (2015:159-160) mengenai disposisi dalam implementasi
kebijakan terdiri dari:

1. Pengangkatan birokrasi. Disposisi atau sikap pelaksana akan


menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi
kebijakan bila personel yang ada tidak melaksanakan kebijakan yang
diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih atas. Karena itu,
pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana kebijakan haruslah
orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah
ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentingan warga masyarakat.

2. Insentif merupakan salah-satu teknik yang disarankan untuk mengatasi


masalah sikap para pelaksana kebijakan dengan memanipulasi insentif.
Pada dasarnya orang bergerak berdasarkan kepentingan dirinya sendiri,
maka memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan
mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan cara
menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi
faktor pendorong yang membuat para pelaksana menjalankan perintah
dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan
pribadi atau organisasi.

3.6.3 Implementasi Kebijakan Publik

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster


yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab (2014:64) adalah “to provide the
means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu);
20

dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap


sesuatu)”. Sementara Widodo (2010:86) memberikan pengertian
implementasi dengan mengatakan:

Policy implementation encompasesses those action by public and


private individual (or group) that are directed at the achievement of
objectives set forth in prior policy decision. This include both one time
efforts to transfrom decisions into operational terms, as well as continuing
efforts to achieve the large and small changes mandated by policyyy
decision

Widodo (2010:87) menjelaskan makna implementasi dengan


mengatakan :

To understand what actually happens after a program is enacted or


formulated is the subject of policy implementation. Those event and
activities that occur after the isuing of outhoritative public policy directives,
wich included both the effort to administer and the subtantives, which
impacts on the people and event

Sehingga Joko Widodo (2010:88) memberikan kesimpulan pengertian


bahwa : Implementasi merupakan suatu proses yang melibatkan sejumlah
sumber yang termasuk manusia, dana, dan kemampuan organisasional yang
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta (individu atau kelompok). Proses
tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh pembuat kebijakan. Sebuah implementasi kebijakan yang melibatkan
banyak organisasi dan tingkatan birokrasi dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang.

Menurut Wahab (2014:63) “implementasi kebijakan dapat dilihat dari


sudut pandang (1) pembuat kebijakan, (2) pejabat-pejabat pelaksana di
lapangan, dan (3) sasaran kebijakan (target group)”. Perhatian utama
pembuat kebijakan menurut Wahab (2014:63) memfokuskan diri pada
“sejauh mana kebijakan tersebut telah tercapai dan apa alasan yang
21

menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kebijakan tersebut”. Dari sudut


pandang implementor, menurut Wahab (2014:64) implementasi akan
terfokus pada “tidakan pejabat dan instansi di lapangan untuk mencapai
keberhasilan program”
22

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari berbagai rencana program kerja, disertai berbagai permasalahan
dan pemecahan masalah yang telah dibahas pada Laporan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) ini dapat kita simpulkan bahwa:
1. Pembuatan dokumen pembayaran sewa rumah kantor PPK-2.3 Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2021. Sudah terlaksana dengan baik,
hal ini terlihat dari indikator capaian sebesar 90% dari keseluruhan
kegiatan yang telah terselesaikan dan selebihnya sebesar 10% masih
terdapat kesalahan dalam kuitansi bukti pembayaran terkait nomor kontrak
2. Menginput data secara online terkait detail surat masuk kemudian
mencetak lembar disposisi mengenai persetujuan izin pengadaan pra DIPA
paket penanganan kerusakan jalan sudah terlaksana dengan baik, hal ini
terlihat dari indikator capaian yang terlaksana mencapai 80% dari
keseluruhan kegiatan sedangkan 20% masih terkendala dikarenakan
jaringan yang sering mengalami gangguan (error)
3. Membuat lembar disposisi perihal laporan penyusunan drat PKS, RPP,
RKL, RKT penyelenggaraan jalan nasional, sudah terlaksana dengan baik,
hal ini terlihat dari indikator capaian yang terlaksana mencapai 90% dari
keseluruhan kegiatan sedangkan 10% masih terkendala dikarenakan tidak
adanya format permanent terkait dengan lembar disposisi.

a. Saran
23

Saran-saran yang dapat disampaikan selama pelaksanaan Kegiatan


Kerja Lapangan (KKL) ini, antara lain :
1. Bagi lembaga STIE 66 Kendari, demi terselenggaranya pelaksanaan
KKL sesuai harapan, agar tim pemantau peserta KKL dapat rutin
melakukan pemantauan setiap minggu di tempat KKL.
2. Bagi BPJN Sulawesi Tenggara, Tbk, sesuai dengan slogannya “BPJN
Sulawesi Tenggara Tujuan Anda”, agar seluruh perangkat organisasinya
mampu melakukan tugas dan fungsinya sesuai prosedur dan dapat
dilakukan secara konsisten.
3. Bagi peserta KKL, sebelum merumuskan program kerja, agar terlebih
dahulu memahami kondisi tempat pelaksanaan KKL secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA
24

Abdul Wahab, Solichin. 2014. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi Ke.


Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara
Agustinus, leo. (2015). Politik dan Kebijakan publik. Bandung: AIPI.
Subarsono, AG. (2010). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widodo.2010. Analisis Kebijakan Publik.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai