Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No.

1 Maret 2012 ISSN 1412-4645

EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN JATI PADA AREAL


GERAKAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
Evaluation of plant growth in Teak on National Movement for Forest and
Land Rehabilitation
Adistina Fitriani
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
Jl.A.Yani KM 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ABSTRACT. This study aims to determine the percentage of life of Teak Standing,
the average diameter and height of the stand Teak, Teak stand diameter
classifying and knowing the standing volume Teak in Pakutik. The research sites
in the village of Banjar Regency. Results showed percentage living in the area of
standing teak stands in the research location is at 82.8%, indicating that the state
of the stand is good and maintained Growth stands at the site showed a fairly
good growth, it is characterized by an average diameter of 15.06 cm and the
stand is the average height of 7.44 m was found standing in the field has reached
a diameter of 22.29 cm and Height rod reaches 9.10 meters. In Standing Teak
there are three (3) groups namely the trunk diameter of 10 cm ≤ Ø <15 cm by
54.11%, the Group of 15 cm ≤ Ø <20 cm by 39.13% and the third 20 cm up by
6.76%. Volume calculations for stands in sample plots of 0.5 ha which amounts
to as many as 207 trees or for m3 5.4788, so the potential for mature teak with
area of 5 ha is equal to 54.788 m3.
Keywords: Standing, Growth, Teak

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui persentase


hidup tegakan Jati, rata-rata diameter dan tinggi tegakan Jati, mengelompokkan
diameter tegakan Jati dan mengetahui volume tegakan Jati dengan lokasi
penelitian di Desa Pakutik Kabupaten Banjar. Hasil penelitian menunjukkan
Persentase hidup tegakan di areal tegakan Jati di lokasi penelitian adalah
sebesar 82,8%, hal ini menunjukkan bahwa keadaan tegakan tersebut baik dan
terpelihara. Pertumbuhan tegakan di lokasi penelitian menunjukkan
pertumbuhan yang cukup baik, hal ini ditandai dengan diameter rata-rata tegakan
adalah 15,06 cm dan tinggi rata-rata 7,44 m. Di lapangan ditemukan tegakan
yang sudah mencapai diameter batang 22,29 cm dan Tinggi mencapai 9,10
meter. Pada Tegakan Jati terdapat tiga (3) kelompok diameter batang yaitu
kelompok 10 cm ≤ Ø < 15 cm sebesar 54,11%, Kelompok 15 cm ≤ Ø < 20 cm
sebesar 39,13% dan kelompok ketiga 20 cm up sebesar 6,76 %. Perhitungan
volume tegakan dalam petak sampel sebesar 0,5 ha yaitu sebanyak 207 pohon
adalah sebesar 5,4788 m3 atau sebesar , sehingga potensi tegakan Jati dengan
luas areal 5 ha adalah sebesar 54,788 m3.
Kata Kunci: Tegakan, Pertumbuhan, Jati
Penulis untuk korespondensi: e-mail adistina_fitriani@yahoo.co.id

PENDAHULUAN

Kalimantan dikenal memiliki sampai dengan tingkat pohon.


hutan yang sangat luas dan kaya akan Kalimantan merupakan pulau terbesar
hasil hutan baik hasil hutan berupa di Indonesia. Selama masa periode
kayu maupun non kayu. Dimana tahun 1970 sampai dengan akhir
terdapat bermacam-macam jenis periode 1990 hutan telah menjadi
tumbuhan, baik dari tumbuhan menjalar sumber pendapatan devisa terbesar no

55
Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 edisi Maret 2012

2 (dua) setelah minyak bumi. Lebih dari pulau Jawa dengan kondisi tanah yang
50 % Hak Pengusahaan Hutan (HPH) relatif lebih basa ketimbang dikalimatan
berada di pulau nomor tiga terbesar di yang relatif lebih asam, tetapi tidak
dunia ini dan sampai saat ini pun menutup kemungkinan dihasilkan yang
kalimantan masih memegang peran sama baiknya atau bahkan jauh lebih
penting. Total produksi kayu nasional baik daripada yang dihasilkan di pulau
sekitar 70% masih berasal dari sini. Jawa.
Akibat dari sumbangan hutan Desa Pakutik merupakan salah
yang begitu besar dalam berbagai satu desa yang terdapat di Kecamatan
sektor, hutan banyak kehilangan pohon Sungai Pinang Kabupaten Banjar
– pohonnya. Akibat yang ditimbulkan Kalimatan Selatan. Desa ini merupakan
dari menyusutnya hutan adalah makin salah satu desa tempat
seringnya terjadi banjir, hilangnya dilaksanakannya kegiatan GNRHL oleh
berbagai macam satwa dan flora dan pemerintah. Selama kurun waktu dari
efek rumah kaca yang makin lama tahun 2003 sampai dengan 2007 desa
makin besar. Untuk itu pemerintah ini telah mengalami kemajuan yang
melalui instansi terkait melakukan suatu berarti dalam kegiatan GNRHL.
usaha penyelamatan. Salah satu upaya Sehingga oleh pemerintah desa ini
pemerintah adalah melalui Gerakan dinyatakan cukup berhasil dalam
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan melaksanakan kegiatan GNRHL.
atau yang dikenal dengan GNRHL.
Penelitian ini bertujuan untuk
Gerakan ini adalah salah satu mengetahui persentase hidup tegakan
usaha pemerintah dalam Jati, rata-rata diameter dan tinggi
menyelamatakan kembali hutan – tegakan Jati, mengelompokkan
hutan yang ada di Indonesia dengan diameter tegakan Jati dan mengetahui
cara menanam kembali lahan – lahan volume tegakan Jati. Hasil dari
ataupun hutan – hutan yang sudah penelitian ini diharapkan dapat
mulai gundul. Berbagai jenis tanaman dipergunakan sebagai sumber
yang ditanam pada gerakan ini, dimana informasi bagi masyarakat di sekitar
salah satunya adalah (Tectona hutan dan di luar kawasan hutan dalam
grandis). merupakan tumbuhan rangka pengelolaan hutan secara
penutup tanah yang sangat berharga lestari yang berbasis masyarakat. Bagi
pada tanah kering, bahkan pada tanah instansi-instansi terkait, hasil penelitian
yang tidak subur. Pemberian tanaman ini diharapkan dapat memberikan
pada masyarakat diharapakan bisa informasi mengenai pertumbuhan
menjadi salah satu sumber penghasilan tanaman yang berada di pulau
nantinya bagi masyarakat itu sendiri. Kalimatan pada umumnya dan
Walaupun pada umumnya ditanam di Kabupaten Banjar pada khususnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di dan penyusunan laporan hasil


Lokasi GN-RHL Desa Pakutik, penelitian.
Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten
Bahan atau objek dalam
Banjar, Kalimantan Selatan. Waktu
penelitian ini adalah tanaman Jati yang
penelitian selama 4 (tiga) bulan yaitu
berada di lokasi GN-RHL tahun 2003
mulai bulan Januari 2009 sampai
tahun tanam 2004 yang terdapat di
dengan bulan April 2009, mulai dari
dalam petak-petak pada jalur
pengambilan data, pengolahan data
pengamatan di Desa Pakutik

56
Fitriani,A: Evaluasi Pertumbuhan Tanaman…..(1):55-61

Peralatan yang digunakan untuk sekunder yang berupa letak dan luas,
kegiatan ini adalah peta penutupan topografi, iklim dan peta lokasi Desa
vegatasi areal penelitian, GPS untuk Pakutik dilakukan dengan meminta
menentukan arah jalur pangamatan informasi dan publikasi dari instansi
dan lokasi penelitian, parang untuk terkait.
merintis, spigel relascope untuk
Pengambilan data dilakukan
menentukan tinggi tanaman, thally
pada petak tanaman satu hamparan
sheet dan alat tulis menulis, untuk
seluas 5 ha. Penilaian tanaman
mencatat data primer, kamera untuk
dilakukan melalui teknik sampling
dokumentasi, phiband untuk mengukur
dengan metode Purposive Sampling,
diameter, tali rafia untuk membuat
yaitu petak dibuat secara sengaja. Di
petak-petak pengamatan dan komputer
buat sebanyak 5 petak sampel.
untuk pengolahan data. Selain objek
Intensitas Sampling (IS) 10% yaitu
dan peralatan tersebut, untuk
dengan menempatkan petak seluas 0,1
memudahkan kegiatan pengambilan
ha berbentuk persegi panjang (40 m x
data di lapangan, peneliti dibantu oleh 3
25m). Dengan jumlah 50 pohon / petak
(tiga) orang pembantu umum.
sehingga jumlah pohon yang di ukur
Data dalam penelitian ini terdiri adalah sebanyak 250 pohon. Data yang
atas data primer dan data sekunder. dicatat dan diukur pada setiap petak
Data primer mengenai keadaan contoh meliputi data tanaman (jenis
tanaman yang berada di lokasi GN- tanaman, jumlah tanaman hidup,
RHL Desa Pakutik meliputi persentase diameter tanaman,dan tinggi tanaman).
hidup tanaman, diameter tanaman dan Pengukuran berdasarkan petunjuk
tinggi tanaman baik tinggi bebas pelaksanaan Gerakan Nasional
cabang maupun tinggi tanaman secara Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-
keseluruhan. Sedangkan untuk data RHL) tahun 2007 (Dephut, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Hidup Tegakan Jati Dari pengamatan di lapangan


rata-rata persentase hidup sebesar
Hasil pengukuran persentase 82,8 % termasuk tingkat keberhasilan
tegakan Jati yang dilakukan di Desa hidup tanaman jati di desa Pakutik
Pakutik Kecamatan Sungai Pinang Relatif besar di karenakan tegakan jati
Kabupaten Banjar dapat dilihat pada dekat berada dekat dengan wilayah
Tabel 1. kelompok tani yang memanfaatkan
areal sekitar untuk tumpang sari.
Tabel 1. Persentase Hidup Tegakan Jati
The percentage of Life Stand Teak
No
petak Jumlah Pohon Persentase hidup (%)
Di tanam Hidup Mati
1 50 42 8 84
2 50 43 7 86
3 50 41 9 82
4 50 40 10 80
5 50 41 9 82
total 250 207 43 82,8

57
Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 edisi Maret 2012

Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Pohon

Hasil pengukuran pertumbuhan sebesar 14,45 cm. Untuk tinggi tegakan


tegakan Jati yang dilakukan di Desa yang tertinggi adalah 8,80 m dan
Pakutik Kecamatan Sungai Pinang tegakan yang terendah adalah 6,10 m,
Kabupaten Banjar dapat dilihat pada sedangkan rata-rata tinggi tegakan
Tabel 2. adalah sebesar 7,34 m.
Parameter yang diamati adalah Petak pengukuran keempat
ukuran diameter dan tinggi pohon yang didapatkan hasil dimana diameter
dapat dilihat pada lampiran 1 sampai terkecil adalah 10,51 cm, diameter
dengan 5. Dari hasil pengukuran pada batang terbesar adalah 22,29 cm
petak 1 di dapatkan data yang dengan diameter rata-ratanya sebesar
bervariasi, hal ini ditunjukkan dengan 15,92 cm. Sedangkan untuk data tinggi
perbandingan diameter terbesar tanaman diperoleh hasil tegakan
mencapai 21,02 cm sedangkan tertinggi adalah 9,10 m dan tinggi
diameter terkecil adalah 10,83 cm dan terendah sebesar 6,10 m.
rata-rata diameter adalah 15,19. Untuk
Petak pengukuran petak kelima
Pengukuran tinggi didapat tegakan
didapatkan hasil dimana diameter
tertinggi mencapai 9,10 m sedangkan
terkecil adalah 10,19 cm dan diameter
tinggi terendah adalah 6,10 m dan rata-
terbesar adalah 21, 97 cm dengan rata-
rata tinggi tegakan adalah 7,54 m.
rata diameter sebesar 15, 48 cm.
Dari Hasil Pengukuran pada sedangkan untuk data tinggi diketahui
petak ukur kedua diketahui bahwa tinggi terendah adalah 6,00 m dan
diameter yang terendah adalah 10,19 tegakan tertinggi adalah 9,02 m
cm dan diameter batang yang terbesar sedangkan tinggi rata-rata tegakan
adalah 22,29 cm dengan rata-rata pada petak ini sebesar 7,28 m.
diameter 15,06 cm. Pada pengukuran
Berdasarkan hasil pengukuran
tinggi tegakan diketahui tinggi tegakan
dan pengamatan dilapangan diketahui
terendah adalah 6,10 m dan tegakan
besarnya rata-rata diameter batang dan
tertinggi adalah 9,10 m dengan rata-
tinggi tegakan pada kelima petak
rata tinggi tegakan sebesar 7,47 m.
pengukuran relatif sama hanya saja
Data hasil pengukuran pada pada petak kedua dan keempat
petak ketiga diketahui bahwa diameter terdapat diamater terbesar sebesar
batang yang terkecil adalah 10,19 cm 22,29 dan diameter terkecil terdapat
dan diameter batang terbesar adalah pada petak kedua, ketiga dan kelima
21,97 cm dengan rata-rata diameter sebesar 10,19 .

Tabel 2. Rekapitulasi Data Rata-rata dan Tinggi Jati


Table 2. Recapitulation Data Average and High Teak
Diameter (cm) Tinggi Total (m)
No. Petak Rata-
Terkecil Terbesar Rata-rata Terendah Tertinggi rata
1 10,83 21,02 15,19 6,10 9,10 7,54
2 10,19 22,29 15,06 6,10 9,10 7,47
3 10,19 21,97 14,45 6,10 8,80 7,34
4 10,51 22,29 15,12 6,10 9,10 7,58
5 10,19 21,97 15,48 6,00 9,02 7,28
Rata-Rata
15,06 7,44
Keseluruhan

58
Fitriani,A: Evaluasi Pertumbuhan Tanaman…..(1):55-61

Dari tabel 2 di atas diketahui kelompok diameter 10 cm up yaitu


bahwa tegakan di Desa Pakutik sebesar 100 % dari seluruh sampel
Kecamatan Sungai Pinang mempunyai yang di ukur (0.5) ha karena untuk
diameter rata-rata sebesar 15,06 cm pemanenan kayu didaerah tersebut
dan tinggi rata-rata 7,44. Sedangkan adalah dengan cara tebang pilih
untuk diameter batang yang terbesar dengan melihat ukuran diameter yang
adalah 22,29 dan tegakan yang paling sudah bisa dimanfaatkan. Hal tersebut
tinggi mencapai 9,10 m. juga berkaitan dengan kebutuhan kayu
yang semakin meningkat khususnya
Pengelompokkan Diameter Tegakan untuk bahan baku seperti meubel jati,
pembuatan rumah. perkembangannya
Dari hasil pengukuran diameter alat yang digunakan saat ini mampu
batang di lapang sebagaimana dapat untuk mengupas kayu hingga tersisa
dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan tabel diameter 4 cm. Namun berkenaan
diatas dapat diketahui bahwa tegakan dengan umur tegakan yang masih
jati terdapat 3 kelompok diameter yang muda serta ukuran diameter batang
ditemukan di lapangan yaitu kelompok yang masih bisa meningkat lagi, saat ini
pertama dengan kisaran/range 10 cm hal tersebut belum dapat dilakukan
≤ Ø < 15 cm sebesar 54,11 % dengan karena masih dalam tahap penelitian
jumlah 112 tegakan , kelompok kedua sehingga perhitungan volume tegakan
dengan kisaran/range 15 cm ≤ Ø < 20 ini hanya untuk mengetahui potensi
cm sebesar 39,13 % atau sebanyak 81 tegakan. Data hasil perhitungan
tanaman, dan kelompok ketiga dengan volume tegakan dapat dilihat pada
kisaran/range 15 cm ≤ Ø < 20 cm besar lampiran 10. berdasarkan hasil
persentasenya adalah 6,76 % atau perhitungan diketahui bahwa volume
sebanyak 14 tanaman. Dengan tegakan dalam petak sampel seluas
pengelompokkan diameter batang 0,5 ha dengan persentase 100 % atau
tegakan dapat diketahui bahwa yang sebanyak 207 pohon yang masuk
paling banyak atau mendominasi dalam kelompok diameter
adalah kelompok pertama kisaran/range 10 cm ≤ Ø < 15 cm,
kisaran/range 10 cm ≤ Ø < 15 cm. Kisaran/range 15 cm ≤ Ø < 20 cm dan
Kisaran/range 20 Cm up adalah
Volume Tegakan sebesar 5,4788 m3, Dengan demikian
potensi tegakan seluas 5 ha adalah
Berdasarkan hasil yang telah sebesar 54,788 m3. di Desa Pakutik
diperoleh maka untuk perhitungan Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten
volume tegakan hanya dilakukan pada Banjar.
Tabel 3 Data Kelompok diameter
Table 3. Data Group of diameter
Jumlah
Kelompok Persenta
Petak Petak Petak Petak Petak Total
Diameter se (%)
1 2 3 4 5
1 cm ≤ Ø < 5 cm 0 0 0 0 0 0 0
5 cm ≤ Ø < 10 cm 0 0 0 0 0 0 0,00
10 cm ≤ Ø < 15
cm 19 27 29 20 17 112 54,11
15 cm ≤ Ø < 20
cm 22 12 11 16 20 81 39,13
20 cm up 1 4 1 4 4 14 6,76
Jumlah 42 43 41 40 41 207 100

59
Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 edisi Maret 2012

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Perhitungan Volume tegakan


dalam petak sample sebesar 0,5 ha
Persentase hidup tegakan di yaitu sebanyak 207 pohon adalah
areal tegakan Jati Desa Pakutik sebesar 5,4788 m3 atau sebesar ,
Kabupaten Banjar adalah sebesar sehingga potensi tegakan Jati dengan
82,8%, hal ini menunjukkan bahwa luas areal 5 ha adalah sebesar 54,788
keadaan tegakan tersebut baik dan m3
terpelihara
Saran
Pertumbuhan tegakan di Desa
Pakutik menunjukkan pertumbuhan Perlunya Kegiatan pemelihara-
yang cukup baik, hal ini ditandai an yang lebih intensif seperti
dengan diameter rata-rata tegakan pemangkasan cabang untuk
adalah 15,06 cm dan tinggi rata-rata meningkatkan volume sehingga hasil
7,44 m. Di lapangan ditemukan tegakan yang dapat dicapai nantinya dapat lebih
yang sudah mencapai diameter batang maksimal.
22,29 cm dan tinggi mencapai 9,10
Perlunya koordinasi lebih lanjut
meter.
antara petani dengan instansi
Pada Tegakan Jati terdapat pemerintah yang berkaitan dengan
tiga (3) kelompok diameter batang pengembangan tanaman tersebut
yaitu kelompok 10 cm ≤ Ø < 15 cm antara lain bantuan bibit tanaman
sebesar 54,11%, Kelompok 15 cm ≤ Ø bawah dan sarana prasarana produksi.
< 20 cm sebesar 39,13% dan kelompok
ketiga 20 cm up sebesar 6,76 %

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan, 1997. Departemen Kehutanan, 2008. Apa itu


Handbook Of Indonesia Gerhan. http://gerhan.net.
Forestry. Departemen Akses internet tanggal 20
Kehutanan. Jakarta. Desember 2008.
Departemen Kehutanan, 2003. Khairuddin, 1994. Pembibitan Tanaman
Prosiding Seminar Ilmiah Hasil- Hutan Tanaman Industri. PT.
Hasil Penelitian Balai Penelitian Penebar Swadaya. Jakarta.
Dan Pengembangan Hutan
Martawijaya, A, I. Kartasujana, K. Kadir
Tanaman Indonesia Bagian
dan S. A. Prawira, 1981. Atlas
Timur. Departemen Kehutanan.
Kayu Indonesia Jilid I. Balai
Banjarbaru.
Penelitian dan Pengembangan
Departemen Kehutanan, 2007. Departemen Kehutanan. Bogor.
Petunjuk Pelaksanaan Gerakan
Novendra, Ilyasa Yanu, 2008.
Nasional Rehabilitasi Hutan dan
Karakteristik Biometrik Pohon
Lahan (GN-RHL). Departemen
Jati (Tectona grandis L.f).
Kehutanan. Jakarta.
Departemen Manajemen Hutan
Departemen kehutanan, 2007. Fakultas Kehutanan Institut
SILVIKULTUR HUTAN Pertanian Bogor. Bogor.
TANAMAN PENGHASIL KAYU
Nugroho, Y. 2009. Evaluasi
PERTUKANGAN. Departemen
Pertumbuhan Tanaman Jati
Kehutanan. Banjarbaru.
(Tectona grandis L.f) Pada

60
Fitriani,A: Evaluasi Pertumbuhan Tanaman…..(1):55-61

Tanaman Pekarangan. http://dephut.go.id/INFORMASI/


Banjarbaru Kalimantan Selatan. RRL/IFS/ Tectona_grandis.pdf.
Akses internet tanggal 20
Rachmawati. 2000. Genetika dan
Desember 2008.
Fisiologis Jati (Tectona grandis
L.f). Indonesia Seed Project Siregar, E. B. M. 2005. Potensi
(IFSP). Bogor. Budidaya Jati. Fakultas
Pertanian Program Studi
Racmawati, H, Djoko Irianto, Christian
Kehutanan Universitas
P. Hansen. 2002. Informasi
Sumatera Utara.
Singkat Benih Tectona grandis.
.

61

Anda mungkin juga menyukai