Anggun Permatasari
Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, anggunpermatasari84@gmail.com
Ita Karlina
Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, itakarlina@gmail.com
Henky Irawan
Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan lamun dan
tingkat kelangsungan hidup lamun Syringodium isoetifoliumdan mengetahui jumlah tegakan
optimal bagi pertumbuhan lamun Syringodium isoetifolium yang ditransplantasi dengan metode
Polybag dan Sprig anchor. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei
tahun 2016, di daerah Kampe, Desa Malangrapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan.
Metode yang digunakan adalah metode transplantasi Polybag dan Sprig anchor. Jumlah tegakan
lamun Syringodium isoetifolium diberi perlakuan yaitu 1 tegakan, 2 tegakan, 3 tegakan, 4 tegakan,
dan 5 tegakan dengan 5 kali pengulangan tiap perlakuan. Analisis data dengan menggunakan Uji
One-Way ANOVA menunjukkan laju pertumbuhan lamun Syringodium isoetifoliumpada metode
Polybag tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap perlakuan jumlah tegakan yang berbeda
(p>0,05) dengan penambahan panjang daun lamun Syringodium isoetifolium ± 0,58 hingga 1,49
cm per-minggu dan untuk metode Sprig anchor terdapat perbedaan yang nyata terhadap perlakuan
jumlah tegakan yang berbeda (p<0,05) dengan penambahan panjang daun lamun Syringodium
isoetifolium ± 0,02 hingga 0,54 cm per-minggu sedangkan untuk tingkat kelangsungan hidup
lamun Syringodium isoetifolium pada metode Polybag dan Sprig anchor menggunakan analisis
data Kruskal Wallis tidak terdapat pengaruh yang nyata terhadap perlakuan jumlah tegakan yang
berbeda (p>0.05) dengan tingkat kelangsungan hidup lamun tertinggi 100% pada semua tegakan
untuk metode Polybag dan terendah 0% pada tegakan 1 untuk metode Sprig anchor. Jumlah
tegakan yang optimal lamun Syringodium isoetifolium didapat oleh perlakuan dengan jumlah
tegakan 1 untuk metode Polybag dan Sprig anchor, yaitu perlakuan dengan jumlah tegakan sedikit
mungkin, tetapi memiliki laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup tertinggi dan tidak
memiliki perbedaan yang nyata di setiap perlakuan. Tegakan optimal ini dinilai sebagai
pertumbuhan lamun yang efektif dan efisien dalam kegiatan transplantasi lamun Syringodium
isoetifolium.
Kata Kunci : Transplantasi Lamun, Syringodium isoetifolium, Polybag dan Sprig anchor
GROWTH RATE TYPE SEAGRASS (Syringodium isoetifolium) WITH
TRANSPLANTATION TECHNIQUE POLYBAG AND SPRIG ANCHOR AT
NUMBER STANDS DIFFERENT IN THE RHIZOME IN WATER VILLAGE
KAMPE MALANG RAPAT
ABSTRACT
This research was conducted in order to determine seagrass growth rate and survival rate
of seagrass Syringodium isoetifoliumand determine the number of stands to the growth of seagrass
Syringodium isoetifolium transplanted with method polybag and sprig anchor. This study was
conducted from February to May 2016, in the area Kampe, Malangrapat Village, District Gunung
Kijang, Bintan regency. The method used is the method of transplantation polybag and sprig
anchor. Number of stands of seagrass Syringodium isoetifolium treated that first stand, two stands,
stands 3, 4 stands, and 5 stands with five repetitions of each treatment. Analysis of the data using
One-Way ANOVA test showed the rate of growth of seagrass Syringodium isoetifolium in polybag
method there is no real difference to the number of stands of different treatments (p>0.05) with the
addition of the long leaves of seagrass Syringodium isoetifolium ± 0.58 to 1.49 cm per week and to
methods sprig anchor there is a real difference to the number of stands of different treatments
(p<0.05) with the addition of the long leaves of seagrass Syringodium isoetifolium ± 0.02 to 0.54
cm per week whereas the survival rate of seagrass Syringodium isoetifolium the method polybag
and sprig anchor using data analysis Kruskal Wallis there is no significant effect on the number of
stands of different treatments (p> 0.05) with the highest survival rate of 100% of seagrass in all
stands for polybag method and the lowest 0% on stand 1 to methods sprig anchor. Stands optimal
amount of seagrass Syringodium isoetifolium obtained by treatment with the number 1 stands for
polybag and sprig anchor method, namely the treatment by the number of stands little as possible,
but it has the growth rate and the highest survival rate and does not have a significant difference in
each treatment. Optimal stands is considered as the growth of seagrass effective and efficient in
Syringodium isoetifolium seagrass transplantation activities.
Syringodium isoetifolium dan sesuai tegakan parameter perairan dilakukan selama 2 bulan
digunakan dalam penelitian ini yaitu 25 bibit Syringodium isoetifolium yang digunakan
lamun utama dan 25 bibit lamun stok yaitu tegakan 1, tegakan 2, tegakan 3,
dengan jumlah tegakan yang berbeda dalam menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
P= Tingkat pertumbuhan panjang daun (cm)
Lt= Panjang daun akhir pada waktu ke- (cm)
Lo= Panjang daun pada pengukuran awal
(cm)
t = Selang waktu pengukuran (Minggu)
Gambar 3. Desain tata letak lamun
tranplantasi metode Polybag
2. Tingkat Kelangsungan Hidup (Lanuru
et al, 2013)
Keterangan:
SR = Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
Nt = Jumlah tegakan lamun utama pada
awal penelitian Gambar 6. Laju Pertumbuhan Panjang Daun
Lamun Syringodium isoetifolium
No = Jumlah tegakan lamun utama pada pada Metode Polybag
akhir penelitian
Berdasarkan gambar laju pertumbuhan
Analisis data dilakukan dengan uji One- panjang daun lamun Syringodium
Way ANOVA dan Post Hoc Duncan pada isoetifolium terjadi penurunan yang pada
tingkat ketelitian 95%. Sebaran data yang minggu ke -3 dan ke -4 pada setiap tegakan.
tidak normal dianalisis secara nonparametrik Hal ini disebabkan pada minggu ke-3 dan
dengan uji Kruskal Wallis. Penentuan ke-4 terjadi gelombang sangat besar dan
tegakan optimal lamun dilihat dari perlakuan arus sangat kuat, sehingga lamun
parameter pertumbuhan yang tercepat atau hambatan untuk tumbuh lebih cepat. Pada
tertinggi ataupun tidak berbeda nyata dari minggu ke-5 hingga minggu ke-8
antara panjang daun yang tumbuh waktu menggunakan One-Way ANOVA dapat
Sambara (2014), konsentrasi nitrat dalam McLaughlin, (2007) dalam Steven, (2013)
tanah dibagi menjadi 3 bagian yaitu < 3 ppm bahwa substrat merupakan tempat
(rendah), 3-10 ppm (sedang), dan > 10 penyimpanan utama fosfor dalam siklus
(tinggi). Dari hasil pengukuran, kandungan yang terjadi di lautan, umumnya dalam
nitrat di daerah transplantasi masuk kedalam bentuk partikulat yang berikatan dengan
golongan rendah. Sedangkan kadar fosfat oksida besi dan senyawa hidroksida.
0,488 mg/L lebih kecil dari yang Zat hara nitrat dan fosfat diserap oleh
dikemukakan oleh Sulaeman (2005) dalam lamun melalui daun dan akarnya, namun
Wirawan (2014) dapat dilihat pada tabel 13. Soemodihardjo, (1999) dalam Hasanuddin,
(2013) menyatakan bahwa penyerapan zat
Tabel 13.Tingkat Kesuburan Berdasarkan hara melalui daun di daerah tropis sangat
Kandungan Fosfat kecil dibandingkan dengan penyerapan
No Kandungan Fosfat Tingkat Kesuburan
melalui akar.
1 <5 ppm Sangat rendah
2 5 – 10 ppm Rendah Dari data Nitrat dan Fosfat air +
3 11 – 15 ppm Sedang
sedimen (tabel 12) , pada lokasi transplantasi
4 16 – 20 ppm Baik sekali
5 >21 ppm Sangat baik masih memiliki tingkat kesuburan rendah.
Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan
Sedimen merupakan tempat
lamun pada daerah transplantasi. Nitrat dan
penyimpanan utama fosfor dalam siklus
fosfat yang kurang pada perairan
yang terjadi di lautan. Umumnya dalam
menyebabkan oksigen rendah di perairan
bentuk partikulat yang berikatan dengan
dan kegiatan fotosintesis tumbuhan lamun
oksida besi dan senyawa hidroksida.
dapat terganggu (Asriani, 2014).
Senyawa fosfor yang terikat di sedimen
dapat mengalami dekomposisi dengan
bantuan bakteri maupun melalui proses
abiotik menghasilkan senyawa fosfat terlarut
KESIMPULAN Abang dan adek tersayang, Dosen
Berdasarkan hasil penelitian, dapat pembimbing (Ita Karlina dan Henky
disimpulkan bahwa laju pertumbuhan Irawan), dan teman- teman seperjuangan
panjang daun lamun setiap tegakan pada “Transplantasi Lamun” yang memberikan
metode Polybag bertambah ± 0,58 – 1,49 motivasi serta ikut andil dalam penelitian.
cm setiap minggunya dengan rata-rata
tingkat kelangsungan hidup 100%, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan laju pertumbuhan panjang daun Apramilda, Riesna. 2011. Status Temporal
Komunitas Lamun Dan Keberhasilan
lamun setiap tegakan pada metode Sprig
Transplantasi Lamun Pada Kawasan
anchor bertambah ± 0,02 – 0,54 cm setiap Rehabilitasi Di Pulau Pramuka Dan
Harapan. Kepulauan Seribu. Provinsi
minggunya dengan rata-rata tingkat
Dki Jakarta ; IPB.
kelangsungan hidup 19,8 %, dan tegakan
Asriani, Neni. 2014. Tingkat Kelangsungan
optimal yang diperoleh adalah tegakan 1
Hidup Dan Persen Penutupan
pada metode Polybag dan Sprig anchor. Berbagai Jenis Lamun Yang
Ditransplantasi Di Pulau
Tegakan 1 sebagai tegakan yang efisien dan
Barranglompo. FIKP. UNHAS.
efektif dalam transplantasi secara Makassar.
berkelanjutan untuk metode Polybag dan
Azkab, M.H. 1999.Kecepatan Tumbuh dan
Sprig anchor. Produksi Lamun dari Teluk Kuta,
Lombok. Dalam:P3O-LIPI, Dinamika
komunitas biologi pada ekosistem
SARAN lamun di pulau Lombok, Balitbang
Biologi Laut, Puslitbang Biologi
Sebaiknya transplantasi lamun untuk
Laut-LIPI, Jakarta.
kedepannya menggunakan lamun tegakan 1
Bakrie.K.A, 2012. Laju Sedimentasi Pada
pada jenis Syringodium isoetifolium dengan
Lamun Buatan Organik Dan Lamun
menggunakan metode polybag dansprig Alami (Enhalus acoroides) Di Pulau
Barrang Lompo. Kecamatan Ujung
anchor agar tercipta efisiensi dan efektifitas
Tana. Makassar Sulawesi Selatan.
transplantasi secara berkelanjutan dan di
Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu,
perlukan penelitian lanjutan untuk metode
2006. Metode Penanaman Lamun .
polybag dan sprig anchor dengan BTNKpS. Jakarta.
penambahan nitrat dan phospat pada jenis
Calumpong, H.P. dan M.S. Fonseca. 2001.
Syringodium isoetifolium , dan perlu Seagrass Transplantasi and Other
Seagrass Restoration Method. In F.T.
penelitian lanjutan untuk mengetahui epifit
Short dan R.G. Coles (ed), Global
yang menempel pada lamun Syringodium Research Seagrass Methods. Elsevier
Science B.V, Amsterdam.
isoetifolium pada daerah transplantasi.
Netherlands.