Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAI

Transmisi Sinyal Sesi (1)

Nama : Rosalina Yolanda


NIM : 020.06.0073
Blok SP : Neuromusculoskeletal I
Dosen : dr. I Wayan Tunjung, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
LATAR BELAKANG

Informasi yang dijalarkan dalam sistem saraf berbentuk impuls saraf ynag melewati
serangkaian neuron-neuron, dari satu neuron ke neuron berikutnya melalui penghubung antar
neuron (interneuronal junctions) yang disebut sebagai sinaps. Fungsi sinaps ini menghubungkan
tombol terminal pada ujung axon sebuah neuron dengan membran neuron yang lain. Membran
pada tombol terminal dikenal sebagai membran presinaps, sedangkan membran pada neuron
penerima dikenal sebagai membran postsinaps. Membran postsinaps merupakan membran yang
paling tebal dibandingkan dengan membran di bagian-bagian lain. Mengandung molekul-
molekul protein yang yang mampu mendeteksi hadimya substansi transmitter di celah sinapsis.

ISI

Seperti yang kita ketahui, neuron itu saling berhubungan satu sama lain dan selalu
memiliki koneksi atau neuronal inter koneksen, tempat berhubungan atau kontan inilah yang
disebut dengan sinaps. Sinaps memiliki tanggung jawab untuk transmisi satu arah dari impuls
saraf. Sinap merupakan tempat terjadinya kontak fungsional antar neuron atau antar neuron
dengan sel efektor, sinaps ini bisa merupakan hubungan fungsional antar neuron satu dengan
neuron yang lain.atau antar neuron dengan sel efektor lain, sel efektor yang dimaksud adalah sel
atau bagian dari sel atau kumpulan sel yang memiliki tugas memberikan respons terhadap suatu
rangsangan atau stimulus contohnya adalah sel otot yang responya adalah kontraksi, kemudian
sel kelenjar dan respon yang akan muncul adalah sekresi kelenjar apabila terjadi suatu
rangsangan. Sinaps memiliki fungsi untuk mengubah suatu sinyal listrik (impuls) dari sel
prasinaptik menjadi sinyal kimia yang bekerja pada sel pascasinaptik. Ini adalah suatu
mekanisme yang terjadi akibat perubahan kadar ion aktipasi kalsium chanel sehingga terjadi
pertukaran sel antara intra dengan ekstra sel yang akan menghasilkan suatu impuls, dan impuls
ini bisa diukur apakah akan terjadi transfusi sinyal dan tidak tergantung dari beda potensial yang
terjadi.

Neurotransmiter adalah suatu zat kimia yang membuka atau menutup kanal ion atau
mengawali rentetan second-messenger bila bergabung dengan protein reseptor. Dan ada juga
yang bernama neuromodulator, neuromodulator ini adalah suatu messenger kimiawi yang tidak
bekerja langsung pada sinaps tetapi memodivikasi sensitifitas neuron terhadap rangsangan atau
hambatan sinaps. Sebagian neuromodulator merupakan neuropeptide atau steroid yang
dihasilakan di jaringan saraf, dan sebagian lainnya berupa steroid yang beredar di sirkulasi.

Sinaps dibentuk oleh 1) Sebuah akson terminal (ujung prasinaps) yang menyampaikan
sinyal, 2) daerah permukaan lain yang menghasilkan sinyal baru (ujung pascasinaps), ssinyal
baru ini adalah ikatan dari ikatan neurotransmiter yang dilepas oleh membran presinaps yang
akan berikatan dengan reseptor spesifik yang ada di membran pasca sinaps dan hasilnya
adalah suatu sinyal yang akan diteruskan sepanjang akson yang dalam bentuk suatu impuls 3)
celah-celah antar sel sempit (celah sinaps). Suatu sinaps terdiri atas unsur prasinaps, unsur
pascasinaps dan terdapat celah ekstrasel yang sempit diantara keduannya. Sinaps juga
dibentuk oleh akson terminal yang berada pada ujung prasinaps yang berfungsi untuk
menyampaikan sinyal da nada juga daerah permukaan lain yang berfungsi untuk pembentukan
sinyal baru yang biasanya terletak di ujung pasca sinaps. Terdapat macam-macam sinap
berdasarkan substansi yang bekerja dalam celah sinaps yaitu, 1) chemical sinaps yang diamana
impuls diteruskan melalui substansi kimiawi bisa berupa neurotransmiter atau neuromedulator.
Contoh chemical sinaps adalah penerusan impuls saraf dari sel saraf ke otot, 2) electrical
sinaps/ sinaps listrik pada sinaps electrical sinaps ini mpuls diteruskan dari neuron yang satu
kelainnya melintas bebas melewati gap junctions, misalnya di retina dan korteks serebrum.

Meskipun kebanyakan sinaps merupakan sinaps kimia dan menggunakan messenger


kimiawi, beberapa sinaps menghantarkan sinyal ion melalui gap junction yang melintasi
membran prasinaps dan pascasinaps sehingga sinyal saraf dapat diteruskan secara langsung
yang disebut dengan sinaps listrik. sinaps berdasarkan bagian sel saraf yang berkontak dapat
berupa antara: akso-dendritik atau disebut aksodendritik, antara akso-somatik disebut dengan
aksosomatik, antar dendro disebut sinaps dendritik, antara akson-akson dsebut aksonik, dan
akson dengan serat otot.

Proses yang terjadi di dalam transportasi aksonal yaitu protein yang disintesis di
perikarion sel saraf dikirimkan sepanjang akson sampai ke bagian distal akson. Yang
dimaksud dengan distal adalah bagian ujung dari suatu akson, akson tidak dapat mensintesis
protein karena tidak mengandung organela-organela yang diperlukan untuk mensisntesis
protein contohnya adalah badan nissl, ribosom dan kompleks golgi. Transportasi aksonal ini
adalah proses pengangkutan protein dan zat-zat lainnya pada akson. Berdasarkan arah terdapat
dua acara transportasi aksonal yaitu, 1) anterograde transport meruapakan pengangkutan
protein dan bahan-bahan lain dari perikarion ke ujung akson. 2) retrograde transport adalah
pengangkutan bahan-bahan dalam akson dari ujung akson ke perikarion materi yang diangkut
adalah sisa-sisa protein vesikel sinaps yang sudah lama yang akan di degradasi di lisosom, zat-
zat sisa lainnya. Toksisn seperti toksin tetanus dan virus tertentu seperti herpes dan rabies
diangkut secara retrograde.

Sinaps hanya beroperasi dalam satu arah yaitu, neuron prasinaps mempengaruhi
neuron pascasinaps, tetapi neuron pascasinaps tidak mempengaruhi neuron prasinaps hal ini
disebabkan karena hanya terminal prasinaps yang dapat mengeluarkan neurotransmiter dan
hanya membran subsinaps di neuron pascasinaps yang memiliki reseptor untuk
neurotransmiter, sinaps hanya dapat beroperasi dengan arah dari neuron prasinaps ke
pascasinaps. Berdasarkan potensial aksi yang muncul, sinaps dibagi menjadi dua yaitu sinaps
eksitatorik dan sinaps inhibitorik, ini tergantung pada perubahan permeabilitas di neuron
pascasinaps yang diinduksi oleh gabungan zat-zat neurotransmiter dengan reseptornya. Sinap
eksitatorik, respon terhadap kombinasi neurotransmiter dengan reseptor akan menyebabkan
terjadinya pembukaan saluran ion Na+ dan K+ di dalam membran subsinaps sehingga terjadi
peningkatan permeabilitas ion tersebut. Proses ini menyebabkan perpindahan secara simultan
sedikit ion K+ keluar dari neuron pascasinaps dan sebagian besar ion Na+ akan masuk.
Dampak dari ini adalah timbul depolarisasi kecil di neuron pascasinaps. Perubahan potensial
pascasinaps yang terjadi di sinaps eksitatorik disebut sebagai potensial eksitatorik pascasinaps
(Excitatory post-synaptic potential, EPSP). Sinaps inhibitorik, kombinasi perantara kimiawi
yang dilepaskan dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas membran subsinaps terhadap
K+ atau Cl- sehingga perpindahan ion yang menimbulkan hiperpolarisasi kecil di neuron
pascasinaps. Hiperpolarisasi ini menyebabkan potensial membran semakin menjauhi ambang,
sehingga memungkinkan neuron pascasinaps mendekati dan mengalami potensial aksi
semakin kecil. Pada keadaan ini membran dikatakan mengalami inhibisi, dan hiperpolarisasi
kecil di sel pascasinaps disebut potensial pascasinaps inhibitorik (inhibitory postsynaptic
potential, IPSP). Perubahan listrik di neuron prasinaps (potensial aksi) menjadi sinyal listrik di
neuron pascasinaps (EPSP maupun IPSP) secara kimiawi (kombinasi neurotransmiter-
reseptor) memerlukan waktu. Perlambatan sinaps ini biasanya memerlukan waktu 0,5-1 mdet.
Semakin kompleks jalur saraf, semakin banyak perlambatan sinaps dan waktu reaksi total
(waktu yang diperlukan untuk berespon terhadap suatu kejadian tertentu) akan memanjang.
Pentingnya neurotransmiter tidak terletak pada nama atau sifat kimiawinya, tetapi pada
ketanggapan membran pascasinaps setelah neurotransmiter berikatan dengan reseptor
subsinapsnya. Artinya neurotransmiter tersebut penting atau tidak adalah kemampuan dia
untuk berikatan dengan reseptor spesifik di membran pascasinaps untuk menimbulkan
potensial aksi. Neurotransmiter tertentu akan selalu menginduksi EPSP sementara yang lain
selalu menginduksi IPSP. Suatu neurotransmiter mungkin menimbulkan EPSP di satu sinaps
tetapi IPSP di sinaps lain. Respon suatu kombinasi neurotransmiter reseptor selalu konstan,
dan suatu sinaps selalu eksitatorik atau selalu inhibitorik. Sinap tidak akan menimbulkan EPSP
pada satu keadaan dan menimbulkan ISPS pada keadaan lain. Neurotransmiter perlu
diinaktifkan setelah menimbulkan respon yang sesuai di neuron pascasinaps, sehingga
lempeng pascasnaps terseka bersih dan siap menerima pesan-pesan baru dari masukan
prasinaps yang sama atau yang lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, sinaps adalah ujung pertemuan
neurit atau akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf yang lain. Sinap juga merupakan
tempat terjadinya kontak fungsional antar neuron atau antar neuron dengan sel efektor. Sinaps
dibentuk oleh Sebuah akson terminal (ujung prasinaps) yang menyampaikan sinyal, daerah
permukaan lain yang menghasilkan sinyal baru (ujung pascasinaps), celah-celah antar sel
sempit (celah sinaps). Terdapat macam-macam sinaps yaitu, chemical sinaps yang diamana
impuls diteruskan melalui substansi kimiawi bisa berupa neurotransmiter atau neuromedulator,
dan electrical sinaps/ sinaps listrik pada sinaps electrical sinaps ini mpuls diteruskan dari
neuron yang satu kelainnya melintas bebas melewati gap junctions.

REFERENSI

dr. I Wayan Tunjung, Sp.S. Power Point Transmisi Sinyal. 2021.

Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Sherwood, L. 2019. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 9. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai