Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

PRAKTIKUM PEMROGRAMAN

D4 LJ PJJ TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Nama : Dewa Nyoman Dwija Putra

NRP : 2220651022

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2020
I. Judul: konsep dan konfigurasi Spanning Tree, Etherchannel (LACP, PAGP, L3)
dan VTP

II. Tujuan
a. Mengetahui konsep spanning tree, ethernet channel dan VTP
b. Dapat mengkonfigurasi spanning tree, ethernet channel dan VTP pada
simulator maupun pada perangkat fisiknya
c. Melakukan simulasi konfigurasi spanning tree, ethernet channel dan VTP
bermanfaat sebelum menerapkan jaringan tersebut secara nyata

III. Dasar Teori


III.1 Menjelaskan Tentang konsep dan konfigurasi Spanning Tree,
Etherchannel (LACP, PAGP, L3) dan VTP
III.1.1 konsep dan Konfigurasi Spanning Tree Protocol

Spanning Tree Protocol (disingkat STP) adalah protokol


jaringan yang menjamin topologi jaringan bebas-pengulangan
untuk penghubung EthernetLAN. Fungsi dasar dari STP adalah untuk
mencegah pengulangan penghubung dan radiasi siaran yang
dihasilkan dari mereka. Pohon rentang juga memungkinkan desain
jaringan untuk memasukkan cadang tautan (redundan) untuk
menyediakan jalur cadangan otomatis jika tautan aktif gagal, tanpa
bahaya dari perulangan yang tidak diinginkan dalam jaringan, atau
kebutuhan untuk panduan mengaktifkan / menonaktifkan cadangan
tautan ini.
Spanning Tree Protocol (STP) distandarisasi sebagai IEEE 802.1D.
Seperti namanya, protokol ini bisa menciptakan pohon
rentang dalam jaringan bertautan dari lapisan 2
layer penghubung (biasanya switch ethernet), dan menonaktifkan
tautan tersebut yang bukan bagian dari pohon rentang, meninggalkan
jalur aktif tunggal antara dua node jaringan.
Spanning Tree Protocol (IEEE 802.1d)
Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah
broadcast storms. Broadcast storms menyebabkan frame broadcasts
(atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum
diketahui oleh switch) terus berputar-putar (looping) dalam network
tanpa henti. Gambar berikut adalah contoh sederhana LAN dengan
link yang redundant.

Switch akan mem-flood frame broadcasts keluar melalui semua


port/interface dalam satu VLAN kecuali port/interface dimana frame
tersebut diterima. Pada gambar diatas, SW3 akan mem-forward frame
dari Bob ke SW2; SW2 mem-forwardnya ke SW1; SW1 mem-
forwardnya kembali ke SW3; SW3 ke SW2 lagi, dan seterusnya dan
seterusnya.
Problem lain yang bisa dihindari dengan STP adalah dalam satu
network yang memiliki link redundant, komputer-komputer yang
aktif akan menerima kopi-an dari frame yang sama berkali-kali.
Definisi IEEE 802.1d Spanning Tree Does
STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port
switch pada salah satu status : Forwarding atau Blocking. Interface
dengan status forwarding bertingkah normal, mem-forward dan
menerima frame, sedangkan interface dengan status blocking tidak
memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang
berada dalam status forwarding disebut berada pada jalur spanning
tree(topology STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk
jalur tunggal dimana frame ditransfer antar-segment. Gambar berikut
adalah LAN dengan link redundant yang sudah memanfaatkan STP.
Dengan begini, saat Bob mengirimkan frame broadcast, frame tidak
mengalami looping. Bob mengirimkan frame ke SW3 (step 1),
kemudian SW3 mem-forward frame hanya ke SW1(step 2), karena port
Gi0/2 dari SW3 berada pada status blocking. Kemudian, SW1 mem-
flood frame keluar melalui Fa0/11 dan Gi0/1 (step 3) . SW2 mem-
flood frame keluar melalui Fa0/12 dan Gi0/1 (step4). Namun, SW3
akan mengabaikan frame yang dikirmkan oleh SW2, karena frame
tersebut masuk melalui port Gi0/2 dari switch SW3 yang berada pada
status blocking.
Dengan topology STP seperti pada gambar diatas, switch-switch tidak
mengaktifkan link antara SW2 dan SW3 untuk keperluan traffick
dalam VLAN. Namun, jika link antara SW1 dan SW3 mengalami
kegagalan dalam beroperasi, maka STP akan membuat port Gi0/2
pada SW3 menjadi forwarding sehingga link antara SW3 dan SW2
menjadi aktif dan frame tetap bisa ditransfer secara normal dalam
VLAN.
Cara Kerja Spanning Tree
STP menggunakan 3 kriteria untuk meletakkan port pada status
forwarding:
STP memilih root switch. STP menempatkan semua port aktif pada
root switch dalam status Forwarding.
Semua switch non-root menentukan salah satu port-nya sebagai port
yang memiliki ongkos (cost) paling kecil untuk mencapai root switch.
Port tersebut yang kemudian disebut sebagai root port (RP) switch
tersebut akan ditempatkan pada status forwarding oleh STP.
Dalam satu segment Ethernet yang sama mungkin saja ter-attach lebih
dari satu switch. Diantara switch-switch tersebut, switch dengan cost
paling sedikit untuk mencapai root switch disebut designated bridge,
port milik designated bridge yang terhubung dengan segment tadi
dinamakan designated port (DP). Designated port juga berada dalam
status forwarding.
Semua port/interface selain port/interface diatas berada dalam status
Blocking.
STP Bridge ID dan Hello BPDU
STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap
switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya
adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address
bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini
dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik.
STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units
(BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu
sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID
dari switch pengirim.
Pemilihan Root Switch
Switch-switch akan memilih root switch berdasarkan Bridge ID dalam
BPDU. Root switch adalah switch dengan Bridge ID paling rendah.
Kita ketahui bahwa 2-byte pertama dari switch digunakan untuk
priority, karena itu switch dengan priority paling rendah akan terpilih
menjadi root switch.
Namun kadangkala, ada beberapa switch yang memiliki nilai priority
yang sama, untuk hal ini maka pemilihan root switch akan ditentukan
berdasarkan 6-byte System ID berikutnya yang berbasis pada MAC
address, karena itu switch dengan bagian MAC address paling rendah
akan terpilih sebagai root switch.
Menentukan Root Port dari setiap switch
Selanjutnya dalam proses STP adalah, setiap non-root switch akan
menentukan salah satu port-nya sebagai satu-satunya root port
miliknya. Root port dari sebuah switch adalah port dimana dengan
melalui port tersebut switch bisa mencapai root switch dengan cost
paling kecil.
Menentukan Designated Port untuk setiap segment LAN
Designated port untuk setiap segment dalam LAN adalah switch port
yang mengirimkan paket Hello ke segment LAN dengan cost terkecil.
Ketika switch non-root mengirimkan pesan Hello, maka switch non-
root akan menyertakan nilai cost tersebut kedalam pesan. Hasilnya,
switch dengan cost terkecil untuk mencapai root switch menjadi DP
dalam segment tersebut.
Saat Terjadi Perubahan dalam network
Berikut adalah proses yang terjadi saat topology STP berjaln normal
tanpa ada perubahan:
Root switch membuat dan mengirimkan Hello BPDU dengan cost 0
keluar melalui semua port/interfacenya yang aktif.
Switch non-root menerima Hello dari root port miliknya. Setelah
mengubah isi dari Hello menjadi Bridge ID dari switch pengirim,
switch mem-forward Hello ke designated port.
Langkah 1 dan 2 berulang terus sampai terjadi perubahan pada
topology STP.
Ketika ada interface atau switch yang gagal beroperasi, maka topology
STP akan berubah; dengan kata lain terjadi STP convergence.
Interface yang tetap berada dalam status yang sama, maka tidak perlu
ada perubahan.
Interface yang harus berubah dari forwarding menjadi blocking, maka
switch akan langsung merubahnya menjadi blocking.
Interface yang harus berubah dari blocking menjadi forwarding, maka
switch pertama kali akan mengubahnya menjadi listening, kemudian
menjadi learning.Setelah itu interface akan diletakkan pada status
forwarding.
Saat terjadi STP Convergence, switch akan menentukan interface-
interface mana yang akan dirubah statusnya. Namun, perubahan
status dari blocking menjadi forwarding tidak bisa langsung dilakukan
begitu saja, karena dapat menyebabkan frame looping temporarer.
Untuk mencegah terjadinya looping temporarer itu, STP harus
merubah status port tersebut menjadi 2 status transisi terlebih dahulu
sebelum merubahnya menjadi forwarding:
Listening: seperti halnya blocking, interface dalam keadaan listening
tidak mem-forward frame. (15 detik)
Learning: interface dalam status ini masih belum mem-forward frame,
tapi switch sudah mulai melakukan pemeriksaan MAC address dari
frame-frame yang diterima pada interface ini. (15 detik)
Switch akan menunggu 20 detik sebelum memutuskan untuk
melakukan perubahan status dari blocking menjadi forwarding,
setelah itu butuh waktu 30 detik untuk transisi ke Listening dan
Learning terlebih dahulu. karena itu total yang dibutuhkan agar suatu
port berubah dari blocking menjadi forwarding adalah 20+30=50 detik.
EtherChannel
EtherChannel mengkombinasikan beberapa segment parallel yang
memiliki kecepatan yang sama menjadi satu. Switch memperlakukan
EtherChannel sebagai interface tunggal berkenaan dengan proses
memforward frame seperti halnya juga STP. Hasilnya, jika salah satu
link gagal, tapi salah satu link lain dalam EtherChannel masih
beroperasi, maka STP tidak akan terjadi.
EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak.
Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua
atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada
EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status
forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi
rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi
lebih banyak.

PortFast
PortFast memungkinkan switch untuk menempatkan sebuah interface
kedalam status forwarding secara langsung tanpa harus menunggu 50
detik. Tetapi, hanya port yang diketahui tidak akan dihubungkan
dengan switch yang lain yang bisa dijalankan fitur PortFast
Berikut Langkah-langkah Konfigurasinya
Bentuk topologi STP yang akan dibuat dengan menggunakan Cisco
Packet Tracer :
Setelah memahami tujuan dibuatnya VLAN dan ulasan mengenai STP,
mari kita coba untuk membuat sebuah topologi yang menggunakan
VLAN dan juga STP tentunya. Berikut gambaran topologi yang akan
kita buat :
Anda dapat menggunakan switch Anda selama ia memiliki interfaces
yang diperlukan ditunjukkan dalam
diagram topologi. Output ditunjukkan pada laboratorium
ini didasarkan pada Cisco 2960 switch. Model switch lainnya dapat
menghasilkan output yang berbeda.
Menyetel koneksi konsol untuk ketiga switch.
Setelah menentukan switch yang bertindak sebagai server ataupun
client, langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi VLAN pada
switch server S1.
Konfigurasi pada switch S1 yang bertindak sebagai server:
Sebelumnya, ada baiknya kita melihat tabel VLAN
yang belum dikonfigurasi :

Pemberian nama switch sebagai S1:


Menyiapkan Jaringan
Langkah 1: Nonaktifkan semua port dengan menggunakan
perintah shutdown.
Pastikan bahwa inisial port switch tidak aktif dengan
perintah shutdown.Gunakan perintah interface-range untuk
menyederhanakan tugas ini.

Langkah 2: Re-enable port pengguna pada S1 dan S2 dalam


mode akses.
Lihat diagram topologi untuk menentukan port pada switch
S2 diaktifkan untuk pengguna akhir akses perangkat. Ketiga port akan
dikonfigurasi untuk mode akses dan diaktifkan dengan perintah no
shutdown.
S1(config)#interface fa0/3
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#no shutdown
S2(config)#interface range fa0/6, fa0/11, fa0/18
S2(config-if-range)#switchport mode access
S2(config-if-range)#no shutdown
Langkah 3: Aktifkan port trunk pada S1, S2, dan S3.
Hanya VLAN tunggal yang digunakan di laboratorium ini,
namun trunking telah diaktifkan pada semua link antara switch untuk
memungkinkan VLAN tambahan yang akan ditambahkan untuk
selanjutnya.

Langkah 4: Konfigurasi alamat management interface pada


ketiga switch.

Konfigurasi Spanning Tree
Langkah 1: Periksa konfigurasi default 802.1D STP. Pada setiap
switch, menampilkan tabel spanning tree dengan
cara perintah spanning-tree. Root selection bervariasi tergantung
pada BID dari setiap switch di lab sehingga menghasilkan output yang
bervariasi.
S1#show spanning-tree
VLAN0001
Langkah 2: Memeriksa output.
Bridge identifier (jembatan ID), disimpan di spanning tree
BPDU mencakup terdiri dari prioritas bridge,
perpanjangan ID sistem, dan alamat MAC. Kombinasi atau
penambahan prioritas bridge
dan perpanjangan ID sistem dikenal sebagai  bridge ID
priority. Perpanjangan ID sistem selalu tergantung
jumlah VLAN. Sebagai contoh, ID sistem penyuluhan untuk
VLAN 100 adalah 100. Menggunakan bridge standar nilai prioritas
32768,   bridge ID priority untuk VLAN 100 sisanya adalah 32868
(32768 + 100).
Acara spanning-tree perintah menampilkan nilai  bridge ID
priority. Catatan:”prioritas” nilai dalam kurung merupakan
nilai bridge priority, yang diikuti dengan
nilai perpanjangan ID sistem.
Perhatikan respon terhadap perubahan topologi di 802.1D STP
Sekarang mari kita amati apa yang terjadi ketika
kita sengaja mensimulasikan link yang rusak

Langkah 1: Tempatkan switch dalam spanning tree debug


mode menggunakan perintah debug spanning-

Langkah 2:  shutdown port pada root switch. Contoh ini


menggunakan S1, karena theroot. Saklar akar Anda mungkin
bervariasi.
S1(config)#interface fa0/1
S1(config-if)#shutdown

Langkah 3: Catat output debug dari non-root switch. Dalam contoh


ini kita merekam output dari S2 dan S3, karena mereka adalah non-
root switch.
Langkah 4: Memeriksa apa yang telah berubah dalam
topologi spanning tree menggunakan perintah spanning-tree.
Menggunakan perintah
run menunjukkan, merekam konfigurasi setiap switch.
III.1.2 Konsep dan konfigurasi Ethernetchannel (LACP,PAGP,L3)

    

EtherChannel adalah port agregasi link teknologi atau port-channel


arsitektur yang digunakan terutama pada Cisco switch. Hal ini
memungkinkan pengelompokan beberapa fisik Ethernet link untuk
membuat satu link Ethernet logis untuk tujuan memberikan toleransi
kesalahan dan kecepatan tinggi link antara switch, router dan
server. Teknologi EtherChannel diciptakan oleh Kalpana di awal 1990-
an. Ia kemudian diakuisisi oleh Cisco Systems pada tahun 1994. Pada
tahun 2000 IEEE berlalu 802.3ad yang merupakan standar terbuka
versi EtherChannel.
     Etherchannel ini digunakan untuk menghubungkan atau
membundle beberapa link seolah olah menjadi 1 link. Teknik ini
berbeda dengan Spanning tree yang akan memblok beberapa link, dan
hanya menggunakan 1 link. Kalau menggunakan Etherchannel maka
semua link akan menjadi aktif, dan semuanya akan digunakan untuk
mengirim paket. Dengan metode ini maka proses pengiriman paket
data akan lebih cepat, semisal kita gunakan 3 link maka kecepatannya
akan menjadi 3x lipat, apabila kita menggunakan 5 link maka
kecepatannya akan mejadi 5x lipat. Jika salah satu link mati maka
kecepatannya akan menjadi 4x lipat. Begitu seterusnya. Maksimal link
yang dapat di gabungkan adalah 8 Link.

Ada 3 Jenis Etherchannel yang dapat kita konfigurasi:


1. PaGP (Port Aggregation Protocol): Cisco Proprietary, artinya hanya bisa
dikonfigurasi di perangkat Cisco saja.
2. LaCP (Link Aggregation Control Protocol): Jenis ini bisa digunakan
untuk semua perangkat, istilahnya itu Open Standar
3. Layer 3 Etherchannel: Dikonfigurasikan di Switch layer 3

1. EtherChannel PaGP

Buatlah topologinya seperti pada gambar berikut ini.

Konfigurasikan etherchannel PaGP di semua interface Switchnya, untuk tipe


PaGP kita gunakan mode “desirable”.
 Di Switch-1

 Di Switch-2
Selanjutnya kita cek port-channel nya, maka jenisnya akan menjadi desirable,
seperti berikut:

 
2. EtherChannel LaCP

Buatlah topologinya seperti pada gambar berikut ini.

Kemudian kita konfigurasikan LaCP di semua interface Switch diatas. Untuk


Mode
LaCP kita gunakan mode perintah “active”.
  Di Switch-1

  Di Switch-2
Setelah kita konfigurasikan seperti diatas, maka akan muncul 1
interface baru, yaitu
interface Port-Channel 1. Selanjutnya kita konfigurasikan interface
port-channel
nya menjadi mode Trunk. Kita juga bisa langsung konfigurasi trunk di
interface
Fa0/1-3.
  Di Switch-1

  Di Switch-2

Kemudian silahkan cek port-channelnya maka setiap interfacenya


akan berubah
menjadi type active , dan protocolnya akan menjadi LACP

3. Layer 3 EtherChannel

Buatlah topologinya seperti pada gambar berikut ini.


Selanjutnya kita konfigurasikan etherchannel nya, untuk mode Layer 3 ini kita
gunakan
mode “on”, dan matikan switchport di setiap interfacenya.
    Di Switch-1

    Di Switch-2

Setelah itu kita setting IP untuk interface port-channel nya. Setting ip menjadi
1
network antara Switch-1 dan Switch-2.
  
   Di Switch-1

   Di Switch-2

Kemudian cek lampu indikatornya ,pastikan semuanya berwarna hijau dan


silahkan test ping antar switch.

 Tes ping switch-1 dan Switch-2


   Di Switch-1
   Di Switch-2

III.1.3 Konsep Konfigurasi VTP


VTP adalah adalah suatu protocol untuk mengenalkan suatu atau
sekelompok VLAN yang telah ada agar dapat berkomunikasi dengan jaringan.
Atau menurut sumber lain mengatakan suatu metoda dalam hubungan
jaringan LAN dengan ethernet untuk menyambungkan komunikasi dengan
menggunakan informasi VLAN, khususnya ke VLAN. VLAN Trunking
Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch
Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala
besar  yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).
Di dalam artikel VLAN pada beberapa edisi sebelumnya, Anda telah
melihat konsep VLAN dan juga VLAN tagging protocol seperti ISL. Jika
Anda ingat kembali, tujuan mengonfigurasi VLAN tagging adalah agar traffic
dari beberapa VLAN dapat melewati trunk link yang digunakan untuk
menghubungkan antar-switch. Meskipun hal ini merupakan hal yang baik
dalam lingkungan yang besar, VLAN tagging tidak melakukan apa-apa untuk
mempermudah pengonfigurasian VLAN pada beberapa switch. Di sinilah
VTP mengambil bagian.
VLAN merupakan suatu broadcast domain, sekumpulan port atau user yang
kita kelompokkan. VLAN dapat mencakup beberapa switch, hal ini dapat
dilakukan dengan mengonfigurasi VLAN pada bebarapa switch dan kemudian
menghubungkan switch tersebut, dengan satu pasang port per VLAN.
Kelemahan cara ini adalah banyaknya port switch yang menghubungkan
switch tersebut. Cara ini juga lebih manual, membutuhkan lebih banyak
waktu, dan sulit untuk dikelola. Oleh karena itu, muncullah VLAN trunking
yang bertujuan untuk menghubungkan switch dengan interlink (uplink)
kecepatan tinggi, dan beberapa VLAN dapat berbagi satu kabel.
Trunk link tidak dibuat untuk satu VLAN tertentu. Satu, beberapa, atau semua
VLAN aktif dapat dilewati antar-switch dengan mengguunakan satu trunk
link.Adalah mungkin untuk menghubungkan dua switch dengan link fisik
terpisah untuk setiap VLAN. Namun dengan semakin banyaknya VLAN yang
dibuat, maka jumlah link dapat bertambah dengan cepat. Cara yang lebih
efisien adalah dengan menggunakan trunking. Untuk membedakan
kepemilikan traffic pada trunk link, switch harus mempunyai metode untuk
mengidentifikasi frame setiap LAN.

Mode Operasi VTP


Untuk menggunakan VTP, Switch harus di konfigurasi pada salah satu
mode VTP agar bisa    saling berinteraksi, juga masih tetap berada dalam
management domain yang sama. Mode VTP,  yaitu:
a. Mode server— Ini adalah mode default untuk semua switch catalyst,
artinya di dalam satu domain minimal membutuhkan satu VTP server
yang bertindak menyebarkan informasi VLAN keseluruh switch dalam
satu domain, dan menyimpan informasi tersebut  ke dalam NVRAM. VTP
server mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan
domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang
terdapat dalam domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang
diterima disinkronisasikan dengan switch lain. Secara default, switch
berada dalam mode VTP server. Perlu dicatat bahwa setiap VTP domain
paling sedikit harus mempunyai satu server sehingga VLAN dapat dibuat,
dimodifikasi, atau dihapus, dan juga agar informasi VLAN dapat
disebarkan.
b. Mode client—VTP client tidak memperbolehkan administrator untuk
membuat, mengubah, atau menghapus VLAN manapun. Pada waktu
menggunakan mode client mereka mendengarkan penyebaran VTP dari
switch yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi VLAN mereka.
Oleh karena itu, ini merupakan mode mendengar yang pasif. Informasi
VTP yang diterima diteruskan ke switch tetangganya dalam domain
tersebut.
c. Mode transparent—switch dalam mode transparent tidak berpartisipasi
dalam VTP. switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri,
dan switch tidak mensinkronisasi database VLAN-nya dengan
advertisement yang diterima. Pada waktu VLAN ditambah, dihapus, atau
diubah.  perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke switch itu sendiri, dan
tidak disebarkan ke swith lainnya dalam domainnya Switch tersebut
berdiri sendiri (tanpa Synkronasi).

KONFIGURASI
Masuk ke Switch 1 untuk Server. Perintahnya adalah

‘conf t ‘
‘ vtp version 2 ‘ membuat vtp dengan versi 2
‘ vtp domain luthfiyah.com ‘ (domain boleh bebas)
‘ vtp password 1234 ‘ contoh passwordnya itu, boleh bebas
‘ vtp mode server ‘ karena switch 1 ini sebagai perantara switch 0
dan 3 maka di setting sebagai Server

Kemudian masuk ke Switch 3 sebagai client. Caranya sama kaya


server
‘ conf t ‘
‘ vtp version 2 ‘
‘ vtp domain luthfiyah.com ‘
‘ vtp password 1234 ‘
 ‘ vtp mode client ‘

Masuk ke Switch 0 sebagai client juga


‘ conf t ‘
‘ vtp version 2 ‘
‘ vtp domain luthfiyah.com ‘
‘ vtp password 1234 ‘
 ‘ vtp mode client ‘
Untuk melihat semua statusnya di setiap switch
Switch 1 server

Switch 3 client
Switch 0 client

Selanjutnya kita akan coba test apakah client sudah benar benar
mengikuti si server, contohnya kita buat vlan baru di server, apakah di
client akan ada vlan yang dibuat oleh server, tanpa harus si client
membuatnya.

Switch 1 server 
Yap kita akan buat vlan baru, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan
percobaaan untuk mengetes apakah si client akan terhubung ke server dan
menerima informasi yang di berikan server

‘ conf t ‘
‘ vlan 16 ‘
‘ ex ‘ 2x 
lalu untuk melihat statusnya ketik  sh vlan br

Selanjutnya di Switch 0 dan 3 nya kita lihat apakah ada nama vlan yang di
buat server, kalo ada berarti si Switch 0 dan 3 sukses sebagai Client
selanjutnya kita coba buat vlan baru tetapi di client, dengan perintah

‘ conf t ‘
‘ vlan 18 ‘ 
(contoh)

maka akan muncul ‘ VTP VLAN configuration…….’  itu dikarenakan si


client ga bakalan bisa untuk membuat vlan baru yang seharusnya di lakukan
server
>Vlan Transparent Mode
‘ conf t ‘
‘ vtp mode transparent ‘
‘ do sh run ‘

Lalu kita buat vlan baru dengan nama VLAN-Transparent-Mode dengan


perintah

Switch 1 Server
‘,conf t ‘
‘ vlan 17 ‘
‘ name VLAN-Transparent-Mode ‘
‘ do sh vlan br ‘ untuk melihat seluruh nama vlan yang tersedia’

Kemudia akukan perintah ‘do sh vlan br ‘ di switch 3 dan 0


Switch client

III.2 Perintah-perintah dalam konfigurasi intervlan routing MLS dan


konfigurasi port security
III.2.1 Perintah-perintah dalam konfigurasi Spanning Tree Protocol
Switch>
Switch>en
Switch#show spanning-tree
III.2.2 Perintah-perintah dalam konfigurasi Ethernetchannel
(LACP,PAGP,L3)
Konfigurasi LACP
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)switchport mode trunk
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode ?
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode active
Konfigurasi PAGP
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)switchport mode trunk
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode ?
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode auto
Konfigurasi L3
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)no switchport
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode ?
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode on
III.2.3 Perintah-perintah dalam konfigurasi VTP

Membuat VTP Server


Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config-if)#vtp mode sever
Switch(config-if)#vtp domain IDN
Switch(config-if)#vtp password idnmantap

Membuat VTP transparent.

Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-2
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config-if)#vtp mode transparent
Switch(config-if)#vtp domain IDN
Switch(config-if)#vtp password idnmantap

Membuat VTP Client


Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config-if)#vtp mode client
Switch(config-if)#vtp domain IDN
Switch(config-if)#vtp password idnmantap
IV. Prosedure Percobaan
IV.1 Alat dan bahan yang digunakan
- Laptop/Komputer
- Cisco packet Tracer
- Multilayer Switch (MLS)
a. Prosedure Praktikum Konsep Spanning Tree Protocol
o Langkah awal yang di lakukan adalah membuat topologi seperti pada
gambar di bawah ini

o Pada gambar di atas terdapat dua buah switch yang saling terhubung
menggunakan 2 kabel
o Pada tampilan gambar di bawah ada satu kabel berwarna hijau
semua, yang satunya berwarna orange, dan itu adalah spanning Tree

o Jadi spanning tree pada cisco sudah otomatis enable, kita tidak perlu
melakukan konfigurasi lagi, fungsi dari port secuirty ini adalah untuk
mencegah looping. Jadi antar switch hanya ada 1 kabel saja yang aktif
jika lebih maka akan terjadi looping
o Kita akan mencoba menggunakan 3 kabel
o Seperti yang dilihat hanya 1 interface saja yang terhubung selebihnya
di blok dan jika lebih dari 1 akan terjadi looping
o Yang perlu kita ketahui kenapa bloking blocknya terjadi di switch1
kenapa bukan di switch0. Untuk itu kita menggunakan 3 buah switch.

o Untuk mengetahui posisi bloking port, pertama yang harus kita cari
adalah root bridge root bridge merupakan switch menjadi raja, jadi
salah satu switch di atas terdapat root bridge
o Untuk penentuan root bridge, pertama dilihat dari priority terkecil,
jika prioritynya sama kemudian kita lihat dari Mac address terkecil
Commandnya adalah:
Switch>
Switch>en
Switch#show spanning-tree
o Ketiga switch diatas memiliki priority yang sama, selanjutnya kita
melihat Mac addres terkecilnya perintah yang digunakan masih sama

o Jika kita perhatikan gambar diatas, switch yang memiliki Mac address
yang terkecil adalah Switch0 yaitu 0001.C725.8324. berarti switch0
menjadi Root bridge
o Untuk membuktikannya kita lihat pada CLI command yang tadi

o Selanjutnya ada aturan Designated port yang merupakan semua port


milik route bridge dan memiliki status forward artinya portnya tidak
mungkin block

o Fa0/1 dan Fa0/2 Designated port dengan status forward


o Aturan selanjutnya adalah Root port yang merupakan port tercepat
milik non route bridge menuju route bridge yaitu switch1 dan switch2

o Root portnya adalah interface Fa0/1. Selanjutnya ada Altenet port


yang merupakan port yang terblock

o Yaitu Fa0/1
b. Prosedure Praktikum Konsep dan Konfigurasi Ethernetchannel
(LACP,PAGP,L3)
o Ethernet channel berfungsi untuk mengatasi spanning tree
o Buatlah topologi jaringan seperti gambar dibwah ini

o Spainning tree bydefault aktif di switch, pada topologi di atas


terdapat 2 interface yang terblock dan hanya 1 port yang terhubung
o Yang kita inginkan 3 interface di atas bandwidthnya di akumulasi,
masing-masing 100 mb dan di totalkan 300 mb. Untuk itu kita bisa
menggunakan beberapa protocol yaitu: LACP(open),PAGP(cisco), dan
L3(ip address)
o Untuk yang pertama kita gunakan LACP, untuk konfigurasinya adalah
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)switchport mode trunk
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode ?
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode active
o Mode yang di gunakan pada topologi LACP adalah active dan passive

o Lakukan konfigurasi yang sama pada switch4

o Semua interface menjadi hijau, selanjutnya kita lakukan verifikasi


Switch(config-if-range)do show ethernetchannel summary
o Port 1(SU) artinya S-> layer2, U->in use, protocolnya LACP dan
portnya P besar->inport channel
o Selanjutnya melakukan konfigurasi PAGP, konfigurasinya hampir
sama dengan LACP

Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)switchport mode trunk
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode ?
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode auto
o Kemudian untuk konfigurasi L3, untuk L3 tidak bisa menggunakan
switch harus menggunakan Multilayer switch, dan topologi sebagai
berikut:
o Konfigurasinya adalah sebagai berikut
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)no switchport
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode ?
Switch(config-if-range)channel-group 1 mode on

o Selanjutnya kita melakukan konfigurasi ip pada multiswitch0


Switch(config-if-range)#int port
Switch(config)exit
Switch(config-if-range)int port-channel 1
Switch(config-if-range)ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
o Selanjutnya pada multiswitch1

o Untuk pengujiannya
Switch(config)do show etherchannel summary

o Port1 (RU) R-> layer3, U->in use, protocolnya tidak ada, portnya P->
inport channel
o Selanjutnya kita lakukan ping
c. Prosedure Praktikum konsep dan konfigurasi VTP
o Langkah pertaman yang di lakukan adalah membuat topologi jaringan
dengan menggunkan 3 buah switch

o Fungsi dari VTP ini adalah untuk membuat VLAN secara otomatis
o Yang pertama kita lakukan adalah melakukan konfigurasi VTP server
pada switch5, transparent pada switch6, client pada switch7
o Konfigurasi server pada switch5, yang pertama dilakukan adalah
konfigurasi trunk
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config-if)#vtp mode sever
Switch(config-if)#vtp domain IDN
Switch(config-if)#vtp password idnmantap
o Selanjutnya kita konfigurasi di switch6
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1-2
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config-if)#vtp mode transparent
Switch(config-if)#vtp domain IDN
Switch(config-if)#vtp password idnmantap
o Selanjutnya konfigurasi pada switch7
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#interface range fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config-if)#vtp mode client
Switch(config-if)#vtp domain IDN
Switch(config-if)#vtp password idnmantap

o Selanjutnya kita membuat VLAN pada server


o VLAN 10,20 dan 30 telah aktif
o Sekarang kita cek di switch7 (client)

o Sekarang kita cek di switch 6(transparent)

o Pada switch transparent tidak mengikuti server tetapi dia juga bisa
membuat VLAN
V. Kesimpulan
1. Hasil dari Perintah pada Percobaan konfigurasi Spanning Tree Protocol Perintah berikut
berfungsi untuk konfigurasi protocol pada switch

Switch>en

Switch#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch#show spanning-tree

2. Hasil dari Perintah pada Percobaan Etherchannel LACP, PAGP dan L3

Perintah berikut ini memiliki fungsi untuk membuat konfigurasi ethernet LACP mode trunk
dan mode active pada diswitch

Switch(config)#int range fa0/1-3

Switch(config-if-range)#switchport mode trunk

Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode ?

Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode active

Perintah berikut ini memiliki fungsi untuk mengecek status konfigurasi etherchannel LACP,

PAGP dan L3.

Switch(config)#do show etherchannel summary

Perintah berikut ini memiliki fungsi untuk membuat konfigurasi etherchannel PAGP mode
trunk dan mode auto pada diswitch

Switch(config)#int range fa0/1-3

Switch(config-if-range)#switchport mode trunk

Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode ?

Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode auto


Perintah berikut ini memiliki fungsi untuk membuat konfigurasi etherchannel L3 mode auto

pada diswitch.

Switch(config)#int range fa0/1-3

Switch(config-if-range)#no switchport

Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode ?

Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode on

3. Perintah memberikan IP pada multilayer switch

Switch(config)#int port-channel 1

Switch(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0

Hasil dari Perintah pada Percobaan VTP (VLAN Trunking Protocol)

Perintah konfigurasi mode trunk pada VTP (VLAN Trunking Protocol)

Switch(config)#int fa0/1

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Melakukan konfigurasi mode server pada switch

Switch(config)#vtp mode server

Switch(config)#vtp domain IDN

Switch(config)#vtp password idnmantab

Melakukan konfigurasi mode transparent pada switch

Switch(config)#vtp mode transparent

Switch(config)#vtp domain IDN

Switch(config)#vtp password idnmantab

Melakukan konfigurasi mode client pada switch

Switch(config)#vtp mode client

Switch(config)#vtp domain IDN

Switch(config)#vtp password idnmantab


Melakukan konfigurasi VLAN pada switch atau server

Switch(config)#vlan 10

Switch(config-vlan)#vlan 20

Switch(config-vlan)#vlan 30

Melakukan pengecekkan VLAN pada switch server, transparent dan client.

Switch(config)#do show vlan brief

Melakukan konfigurasi dan pengecekkan VLAN pada switch atau transparent

Switch(config)#vlan 50

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#do show vlan brief


Daftar Pustaka

[1] Eugenio I. Spanning Tree Protocol. In: Telecommunication Networks. ; 2018.


doi:10.1201/b11361-13

[2] W. H. Pamungkas and E. Prayitno, “Perancangan Jaringan Redundancy Link Menggunakan Konsep
HSRP dan Etherchannel (Studi Kasus PT. Telkom Area Palangkaraya),” Metik, 2018.
[3] K. NUGROHO and M. S. FALLAH, “Implementasi Load Balancing menggunakan Teknologi
EtherChannel pada Jaringan LAN,” ELKOMIKA J. Tek. Energi Elektr. Tek. Telekomun. Tek. Elektron.,
2018, doi: 10.26760/elkomika.v6i3.420.
[4] T. Sukendar and M. I. Saputro, “Analisa Jaringan LAN menggunakan Teknologi EtherChannel
untuk meningkatkan performa jaringan pada SMU Panca Sakti Jakarta,” J. Teknol. Inf., 2019.
[5] R. T. Jurnal, “ANALISA DAN IMPLEMENTASI VTP DENGAN ETHERCHANNEL TYPE LACP,” KILAT,
2018, doi: 10.33322/kilat.v7i1.106.
[6] W. H. Pamungkas and E. Prayitno, “Perancangan Jaringan Redundancy Link Menggunakan Konsep
HSRP dan Etherchannel,” METIK J., 2018.
[7] Novia Eka Angraini, “Analisa Local Area Network (LAN) Menggunakan Etherchannel Untuk
Membagi Beban Trafik Pada SMK Grafika Yayasan Lektur,” Jar. Komput., 2018.

Anda mungkin juga menyukai