Anda di halaman 1dari 20

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA MENGENAI BOM

BALI TAHUN 2002

Diperuntukan untuk memenuhi penugasan kelas XII mata pelajaran PPKn

Tahun ajaran 2019/2020

Disusun oleh :

Yuda Nori Saputra 18190420

Rifki Rosyad Ramadan 18190

XII IPA – 7

SMA Negeri 1 Sukaresmi

Jalan. Mariwati, Kawungluwuk, Kec. Sukaresmi, Kab. Cianjur, Jawa Barat,


43254
Kata pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1. Latar belakang masalah.............................................................................................1

1.2. Rumusan masalah.......................................................................................................1

1.3. Tujuan penelitian........................................................................................................1

1.4. Manfaat penelitian......................................................................................................1

1.5 Metode penulisan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

2.1. Latar Belakang...........................................................................................................3

2.2. kronologi bom bali 2002..............................................................................................3

2.3. penyebab terjadinya bom bali 2002...........................................................................9

2.4. tindak lanjut bagi pelaku..........................................................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................................15

3.1. Kesimpulan................................................................................................................15

3.2. Saran..........................................................................................................................15

Daftar pustaka......................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah


Kami menyusun makalah ini dengan latar belakang adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan. Selain daripada itu latar belakang masalah yang
terkait adalah, karena kami ingin turut serta dalam penangana tragedi bom bali
2002.

1.2. Rumusan masalah


1.2.1. apa yang melatarbelakangi tragedi bom bali 2002.

1.2.2. bagaimana kronologi kejadian bom Bali 2002.

1.2.3. apa yang menjadi penyebab terjadinya bom bali 2002.

1.2.4. bagaimana tindak lanjut pada pelaku dari bom Bali tersebut.

1.3. Tujuan penelitian


Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan
kami mengenai tragedi bom Bali pada tahun 2002 selain itu kam juga ingin
mengetahui lebih lanjut tentang tindak lanju pelaku kejadian ini.

1.4. Manfaat penelitian


Dengan makalah ini kami mengharapkan dapat mengenal lebih lanjut
kasus tragedi bom Bali, serta dapat menambah pengetahuan tentang pelanggaran
ham.

1.5. Metode penulisan


1.5.1 sumber dan jenis data

Sumber yang digunakan dalam makalah ini berupa data sekunder.


Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kualitatif.

1.5.2. pengumpulan data

1
Data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini berupa data
sekunder.

1.5.3. Analisis data

Dalam penulisan makalah ini digunakan analisis data bersifat


kualitatif.

1.5.4. penarikan kesimpulan

Metode yang kami gunakan untuk menarik kesimpulan adalah dengan


mengambil point point penting dalam setia pembahasan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang


Di setiap Negara tidak dapat lepas dari tindakan-tindakan melanggar
hukum baiksecara pidana maupun perdata. Namun yang menjadi keresahan
masyarakat adalahmaraknya tindakan pidana. Tindakan yang dapat mengganggu
kepentingan orang lainini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.Bahkan
tindakan ini dapat menghilangkan nyawa orang lain dan mengancam stabilitas
Negara. Beberapa tahun terakhir, Indonesia dikejutkan dengan maraknya kasus
bom yang terjadi di restoran, hotel, bahkan kedutaan besar pun takluput dari
serangan bom. Hal ini dikategorikan sebagai kasus pidana terorisme danmulai
menjadi trademark bagi Indonesia dengan sebutan sebagai Negara teroris.Dengan
dalih menjalankan syariat Islam, terror demi terror dilakukan.Tragedi bomBali I
yang terjadi pada 12 Oktober 2002 di kecamatan Kuta, Bali telah menewaskan
220 orang dan mencederakan 209 orang lainnya yang kebanyakan merupakan
orangasing. Peristiwa ini dianggap sebagai kasus pidana terorisme terbesar yang
pernahterjadi di Indonesia. Beberapa warga negara asing yang tengah berlibur di
Bali menjadikorban dari aksi ini, antara lain Australia, Britania Raya, Amerika
Serikat, Jerman,Swedia, Belanda, Perancis, Denmark, Selandia Baru,Swiss,
Brasil, Kanada, sertabeberapa Negara lainnya.Tindakan cepat segera diambil oleh
kepolisian guna mengungkap sindikat yang adadi balik tragedi berdarah ini.
Ditetapkan 3 pelaku utama, yakni Imam Samudra, Amrozi,dan Ali Gufron diikuti
oleh anak buah mereka. Dengan adanya kejadian ini, Indonesiadirundung masalah
yang berat terkait dengan masalah keamanan. Sebagai dampaknya kecaman terus
berdatangan dari negara- negara lainnya seperti dengan mengeluarkan travel
warning dan secara tegas melarang warganya untuk datang keIndonesia.

2.2. kronologi bom bali 2002


Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan

3
pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali,
sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat,
walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan
pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang
jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban
jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan
wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat
wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam
sejarah Indonesia.

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah
dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis
TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara
50–150 kg.

12 Oktober 2002, atau tepat 12 tahun silam, aksi teror melanda Indonesia,
tepatnya di Pulau Dewata, Bali. Tiga lokasi di Bali dibom saat hiruk pikuk pada
Sabtu malam atau malam Minggu.

Semarak malam akhir pekan yang dipenuhi tawa dan canda dari para turis
serta warga lokal mendadak sirna. Dua bom pertama meledak di Paddy's Pub dan
Sari Club di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan selanjutnya terjadi di
dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Jalan Hayam Wuruk 188, Denpasar.

Menurut sumber dari Museum.polri.go.id yang dikutip Liputan6.com,


Minggu (12/10/2014), korban tewas mencapai 202 orang. Sebanyak 164 orang di
antaranya warga asing dari 24 negara, 38 orang lainnya warga Indonesia 209
orang mengalami luka-luka. Dampak kerusakan hingga radius satu kilometer dari
pusat ledakan. Peristiwa yang disebut Bom Bali I ini dianggap sebagai aksi
terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Kejadian bermula pada pukul 20.45 Wita. Salah satu pelaku, Ali Imron
menyiapkan satu bom kotak dengan berat sekitar 6 kilogram yang telah dipasang
sistem remote ponsel, di rumah kontrakan. Artinya bom itu diledakkan dari jarak
jauh menggunakan ponsel.

4
Bom tersebut dibawa Ali Imron menggunakan sepeda motor Yamaha, dan
diletakkan di trotoar sebelah kanan kantor Konsulat Amerika Serikat. Selanjutnya,
dia pergi menuju Sari Club dan Paddy's Pub untuk memantau situasi serta lalu
lintas di sekitar. Ali selanjutnya kembali ke rumah kontrakan.

Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama dua pelaku bom bunuh diri,
yakni Jimi dan Iqbal pergi menuju Legian dengan menggunakan mobil
Mitshubishi L 300. Idris, pelaku lain, mengikuti mereka dengan menggunakan
motor Yamaha.

Sesampainya di Legian, Ali Imron mengintruksikan Jimi untuk


menggabungkan kabel-kabel dari detonator ke kotak switch bom mobil L 300.
Jimi akan melancarkan bom bunuh diri menggunakan mobil L 300 di Sari Club.

Pada saat yang bersamaan, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk memakai bom
rompi. Iqbal juga akan beraksi sebagai 'pengantin' (sebutan untuk pelaku bom
bunuh diri) di Paddy's Pub.

Setelah persiapan rampung, Iqbal turun dari mobil dan masuk ke dalam
Paddy's Pub. Duar! Bom meledak dari restoran tempat nongkrong tersebut.

Sementara itu, Ali Imron turun dari mobil L 300 kemudian dijemput Idris
untuk menuju Jalan Imam Bonjol. Sedangkan Jimi langsung memacu mobil
menuju Sari Club, lalu meledakkan bom di dalam mobil yang ia kendarai. Bom
kedua pun meledak dari mobil tersebut. Ratusan orang tewas akibat dua bom
tersebut.

Di tengah perjalanan, Ali Imron menekan tombol remote control yang


sudah dipasang pada ponselnya. Duar! Bom kotak meledak yang telah ia taruh
sebelumnya meledak di depan konsulat Amerika Serikat. Ini merupakan bom
yang ketiga dan tak mengakibatkan korban jiwa.

Sejak itu, eksodus besar-besaran terjadi di Pulau Dewata. Bandara Ngurah


Rai sesak didatangi banyak warga asing, terutama tim investigasi dari Biro
Investigasi Amerika Serikat (FBI).

5
Runut kejadian Pengeboman Bom Bali 2002 :

12 Oktober 2002

Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang
bom. Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05
Wita. Lebih dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan
200 lebih lainnya luka berat maupun ringan. Kurang lebih 10 menit kemudian,
ledakan kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di
Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada
korban jiwa dalam peristiwa itu.

16 Oktober 2002

Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih dari
50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim
Forensik Australia ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.

20 Oktober 2002

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah
dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis
TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara
50–150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis
TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.

29 Oktober 2002

Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati Soekarnoputri terus


mendesak polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia itu.
Putri Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada November 2002.

30 Oktober 2002

Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah tersangka
pengebom itu dipublikasikan.

4 November 2002

6
Polisi mulai menunjukkan prestasinya. Nama dan identitas tersangka telah
dikantongi petugas. Tak cuma itu, polisi juga mengklaim telah mengetahui
persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal bersama namun masih di
Indonesia.

5 November 2002

Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di


rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

6 November 2002

10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa.


Hari itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di
Bandara Ngurah Rai.

7 November 2002

Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu Bakar


Ba'asyir yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir
menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan rekayasa
pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat.

8 November 2002

Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka dalam tindak pidana


terorisme.

9 November 2002

Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan unsur


bahan peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar
Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom valid.

10 November 2002

7
Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti peledakan. Ali
Imron, Ali Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan Paddy's.
Sementara M Gufron dan Mubarok menjadi orang yang membantu
mempersiapkan peledakan. Polisi pun memburu Muhammad Gufron (kakak
Amrozi), Ali Imron (adik Amrozi), dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu kandung
Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir. Tafsir dianggap tahu seluk-beluk mobil
Mitsubishi L-300 dan meminjamkan rumahnya untuk dipakai Amrozi sebagai
bengkel.

11 November 2002

Tim gabungan menangkap Qomaruddin, petugas kehutanan yang juga


teman dekat Amrozi di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Qomaruddin
diduga ikut membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.

17 November 2002

Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan perajik bom Bali I.
Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, merekapun
ditetapkan sebagai tersangka.

26 November 2002

Imam Samudra, satu lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam bus
Kurnia di kapal Pelabuhan Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke
Sumatra.

1 Desember 2002

Tim Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom Bali


yang jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).

3 Desember 2002

Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa


Tengah.

4 Desember 2002

8
Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap di Klaten, Solo, Jawa Tengah, di
antaranya Ali Imron (adik Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto. Sejumlah wanita
yang diduga istri tersangka juga ditangkap.

16 Desember 2002

Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di


Lamongan. Tim juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis
potassium klorat seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa
Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi.

18 Desember 2002

Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia membuka dan


membeberkan Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam
dokumen tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan merakit bom.
Dokumen itu juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah (JI) dan topografi
suatu daerah serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya.

2.3. penyebab terjadinya bom bali 2002


Peristiwa bom bali 1 pada rahun 2002 merupakan salah satu insiden
terorisme yang paling besar yang pernah terjadi diindonesia. Peristiwa ini
merupakan serangkaian peristiwa peledakan bom di tiga lokasi di bali. Tragedi ini
terjadi pada 12 Oktober 2002 di kecamatan Kuta, Bali. Insiden ini menewaskan
220 orang dan mencederakan 209 orang lainnya yang kebanyakan merupakan
orang asing. Peristiwa ini dianggap sebagai kasus pidana terorisme terbesar yang
pernah terjadidi Indonesia sebagai contoh kejahatan kemanusiaan .

Bali merupakan salah satu wilayah indonesia yang berada diantara pulau
Madura dan pulau Lombok. Keindahan Pulau Bali telah di kenal di mancanegara.
Pesona alam, keindahan alam dan ramah taman penduduknya membuat Bali
menjadi salah satu destinasi kunjungan wajib wisatawan dari seluruh
mancanegara. Bali sendiri merupakan wilayah yang mayoritas dihuni oleh
masyarakat penganut agama Hindu. Bali merupakan penyumbang devisa terbesar

9
dari sektor pariwisatanya. Meskipun banyak dikunjungi wisatawan asing namun
masyarakat Bali tetap kokoh memegang teguh adat istiadat yang berlaku.

Peristiwa bom bali menimbulkan traumatis bagi seluruh masyarakat bali


dan bisa memicu penyebab konflik antar ras . Bahkan peristiwa ini menjadi
sorotan pemberitaan bagi dunia luar, sebab korban yang jatuh banyak berasal dari
warga negara asing yang kebetulan memang sedang berlibur kepulau Bali.
Sebagaimana pepatah mengatakan “Tak ada asap jika tak ada api” hal ini
mengartikam bahwa tak ada akibat jika tak ada sebab sebagaimana penyebab
perang israel dan palestina . Tentu saja peristiwa berdarah ini memilili sebab
sebab sehingga pada akhirnya menyebabkan aksi pemboman. waskan 220 orang
dan mencederakan 209 orang lainnya yang kebanyakan merupakanorang asing.
Peristiwa ini dianggap sebagai kasus pidana terorisme terbesar yang pernah
terjadidi Indonesia. Beberapa warganegara asing yang tengah berlibur di Bali
menjadi korban dari aksiini, antara lain Australia,Britania Raya, Amerika Serikat,
Jerman, Swedia, Belanda, Perancis,Denmark, Selandia Baru,Swiss, Brasil,
Kanada, serta beberapa Negara lainnya.Tindakan cepat segera diambil oleh
kepolisian guna mengungkap sindikat yang ada di balik tragedi berdarah ini.
Ditetapkan 3 pelaku utama, yakni Imam Samudra, Amrozi, dan AliGufron diikuti
oleh anak buah mereka.Dengan adanya kejadian ini, Indonesia dirundung masalah
yang berat terkait denganmasalah keamanan. Sebagai dampaknya kecaman terus
berdatangan dari negara- negara lainnyadengan mengeluarkan travel warning dan
secara tegas melarang warganya untuk datang keIndonesia.

Teroris yang terjadi di Bali adalah akibat kepentingan dakwah yang


terganggu. Sebenarnya, bagi seorang muslim wajib untuk berdakwah menyerukan
kebenaran. Dalam kontek bom Bali hal itu bisa terjadi tak bisa dilepaskan dari
hegemoni global Amerika yang selalu menyudutkan gerakan Islam. Ada
kebencian akibat ulah Negara adidaya yang semena-mena terhadap umat Islam.
akhirnya, sebagai salah satu cara sebagaimana ditulis Imam Samudra (2004)
dalam bukunya aku melawan teroris. Maka, diambillah jalan membom Bali
karena disitulah berkumpul banyak orang asing. Memang ada yang menyalahkan,
akan tetapi jika disimak dari sisi lain ternyata ada muatan pesan disitu. Teror yang

10
terjadi bisa juga dilihat sebagai ekspresi kemarahan yang lama terpendam. Hingga
ketika menemukan momentumnya, maka meletuskan amarah yang lama
terpendam. Bukan berarti teror bom yang terjadi selama ini dilakukan oleh
golongan aktifis Islam. Kalaupun ada kemungkinan akibat dari semangat juang
yang tinggi yang bisa saja dimanfaatkan oleh golongan tertentu untuk kepentingan
pragmatisnya

Berikut 4 penyebab peristiwa bom bali di tahun 2002.

1. Bali Merupakan Wilayah yang Di Cap Sebagai Pusat Maksiat

Para teroris beranggapan bahwa Bali merupakan lokasi yang tidak sesuai
dengan ajaran islam. Dimana mereka mengklaim bahwa disana banyak terjadi
tindakan kemaksiatan. Secara umum teroris memang menyerang tempat-tempat
yang mereka anggap menjadi tempat bersarangnya tindakan maksiat. Meskipun
hal ini benar, namun tindakan pemboman ini tentu tidak dapat dibenarkan. Sebab
korban yang jatuh adalah mereka yang sama sekali tidak mengerti hal ini dan bisa
dibilang mereka sama sekali tidak bersalah. Dalam paham yang dianut para teroris
terdapat paham radikal dimana mereka hendak menciptakan sebuah negara
dengan kondisi yang sesuai dengan tatanan yang mereka inginkan seperti dalam
penyebab israel palestina berperang . Pulau Bali yang indah nan mempesona
berubah menkadi lautan darah dan lautan air mata. Duka yang mendalam
menyelimuti seluruh keluarga korban yang di tinggalkan. Tentunya paham yang
dianut oleh para teroris ini tidak ada satupun agama yang membenarkannya.
Bahkan agama hadir sebagai bagian dan cara untuk memanusiakan manusia bukan
membuat manusia menjadi tidak manusiawi.

2. Serangan Teror Telah Di Susun Secara Terorganisir

Organisasi teroris memang nampaknya tumbuh subur di Indonesia


sebagaimana dalam ciri-ciri demokrasi terpimpin . Hal tersebut dibuktikan dengan
maraknya aksi teror yang akhir-akhir ini terjadi. Salah satu penyebab bom bali
2002 adalah semakin terorganisirnya kegiatan para teroris. Mereka juga memiliki

11
jumlah anggota yang relatif besar. Bahkan para anggota ini secara sadar ataupun
tidak mungkin saja tinggal atau hidup disekitar wilayah anda. Setiap anggota
relatif memiliki nilai loyalitas atau kesetiaan yang tinggi pada organisasi tersebut.
Loyalitas tersebut mengatasnamakan jihad dalam rangka menjemput surga Allah.
Inilah yang kemudian membuat para pengantin yang merupakan sebutan bagi
pelaku bom bunuh diri dengan sukarela meledakkan diri dengan bom. Tentunya
dalam ajaran islam hal ini merupakan tindakan yang tidak benar. Menyakiti
hewan saja kita tidak diperkenankan apalagi sampai merenggut nyawa manusia
yang tidak bersalah. Sesungguhnya islam tidak pernah mengajarkan hal yang
demikian. Islam merupakan agama yang rahmatan lil allamin, dimana menebarkan
kasih sayang seluruh umat manusia. Organisasi terorisme memiliki struktur yang
relatif terorganisir. Bahkan mereka sendiri memiliki pengetahuan yang mumpuni
terutama dalam merakit bom. Rata-rata bom yang digunakanpun memiliki daya
ledak yang high eksplosive atau daya ledak tinggi sehingga tidak heran jika
kemudian korban yang berjatuhan dalam jumlah banyak. Mereka juga relatif
memiliki perencanaan yang baik dalam memulai sebuah serangan teror.

3. Mayoritas Wilayah Dihuni Non-Muslim

12
Para pelaku teroris selalu berhasil menanamkan doktrin bahwa tujuan mereka
hidup di dunia adalah untuk menciptakan negara islam salah satu sebagai dampak
konflik agama . Tentu saja hal ini berarti mereka memiliki tujuan untuk bisa
mengganti dasar negara Indonesia. Sebab sejak masa demokrasi kemerdekaanpun
nilai-nilai perbedaan dan bhineka tunggal ika lah yang mampu membuat bangsa
ini menjadi merdeka dan bertahan hingga saat ini. Di Indonesia sendiri terdapat 6
Agama yang diresmikan oleh pemerintah, artinya bahwa nilai yang dianut para
teroria merupakan nilai yang bertolak belakang dengan dasar negara kita.
Sedangkan secara kultural, Bali merupakan wilayah yang mayoritas dihuni oleh
masyarakat dengan agama hindu. Sekaligus poin plusnya adalah di sana
bertepatan juga dengan banyaknya warga negara Asing yang tentunya dianggap
sebagai kelompok yang layak untuk dibinasakan. Inilah yang kemudian melatar
belakangi insiden pemboman Bali pada tahun 2002. Bali dianggap sebagai lokasi
yang paling strategis, sebab korban yang akan jatuh tentunya mereka yang
memang menjadi tujuan dari aksi pemboman.

4. Kelompok Teroris Memanfaatkan Dukungan Kelompok Al-Qaedah

Entah kebetulan atau memang berkaitan, namun peristiwa bom bali 2002
terjadi tepat setela setahun satu bulan dan satu hari pasca serangan Terorirsme ke
menara WTC Amerika Serikat. Kaitan inilah yang kemudian membuat beberapa
pihak merasa bahwa ada kepentingan asing yang menunggangi peristiwa ini
sebagai contoh kejahatan genosida . Terdapat juga pendapat yang menyebutkan
bahwa ada keterlibatan Al-Qaeda dalam peristiwa bom bali tahun 2002.
Mengingat bahwa serangan teror terjadi begitu sistematis dan terencana serta
penggunaan Bom yang memiliki daya ledak yang tinggi. Membuat asumsi adanya
keterlibatan jaringan terorisme yang kebih besar skalanya.
Bom bali pada tahun 2002 merupakan serangan teroris terbesar yang
pernah ada. Setelah melalui proses penyelidikan yang panjang, akhirnya diperoleh
beberapa nama tersangka yang terlibat langsung dalam peristiwa ini. 3 orang yang
dianggap sebagai dalang di balik peristiwa ini dieksekusi mati di Nusa
Kambangan, mereka adalah Imam Samudra alias Abdul Azis, Ali Gufron alias

13
Muchlas dan Amrozi. Terorisme menjadi salah satu daftar kejahatan kemanusiaan
yang saat ini sedang gencar diperangi.

Kejahatan ini bisa sangat berdampak dan bahkan menyebabkan


kehancuran bagi sebuah negara. Tentunya agama bukanlah sebuah alat yang bisa
digunakan untuk membenarkan tindakan menyakiti dan pembunuhan atas orang
lain. Agama adalah sebuah kepercayaan yang mengajarkan akan nilai kebaikan
dan perdamaian terlepas dari apapun agamanya. Sehingga terorisme yang
berkedok agama maka kita tidak bisa serta merta menyalahkan agamanya dan
menyamaratakan sesama penganutnya. Namun, salahkan bagaimana pribadi
teroris yang memiliki paham radikal namun mereka membungkusnya dalam
balutan agama.

4 penyebab peristiwa bom bali di tahun 2002. Tentu dapat sekaligus


merangkum bagaimana kondisi yang terjadi saat itu. Pasca serangan teror di tahun
2002 Bali Kembali diguncang teror pada tahun 2005 namun dalam skala yang
lebih kecil. Terorisme adalah sesuatu yang harus kita perangai bersama, bukan
hanya tuga pemerintah ataupun aparat penegak hukum.

2.4. tindak lanjut bagi pelaku


Setelah melewati proses penyelidikan, Polri berhasil menangkap para
pelaku yangdinyatakan terlibat, di antaranya Amrozi, Ali Imron, Imam Samudra,
dan Ali Gufron.

Ali Imron divonis hukuman seumur hidup. Hukuman untuk Ali Imron
yang menjadi "sutradara" pengeboman itu lebih ringan dari tiga tersangka lainnya
yang divonis hukuman mati. Ini lantaran Ali Imron dinilai kooperatif dan
membantu polisi mengungkap tabir otak terorisme di Indonesia.

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah
dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis
TNT seberat 1 kg dan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.

Jika dihitung-hitung, bom yang meledak di dua tempat hiburan di Jalan


Legian, Kuta, Bali itu tepat 1 tahun, 1 bulan dan 1 hari setelah bom yang

14
mengguncang World Trade Center (WTC) Amerika Serikat pada 11 September
2001. Tak cuma warga di Indonesia, dunia pun bergetar mendengar kabar ini.

Untuk kedua kalinya, teror bom kembali mengguncang Bali pada 1


Oktober 2005. Serangan bom bunuh diri di Jimbaran dan Kuta ini menelan korban
jiwa sebanyak 23 orang, 196 lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa ini disebut
Bom Bali II.

Pada tanggal yang sama tahun 2000, serangan bom bunuh diri terjadi di
kapal militer Amerika Serikat USS Cole yang sedang melintas Perairan Aden,
Yaman. Akibatnya 17 kru kapal tewas dan 35 lainnya terluka.

Lalu 12 Oktober 1984, serangan bom juga mengguncang the Grand Hotel
di Brighton, Inggris, sebagai upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri
Margaret Thatcher. Ledakan bom itu menyebabkan 5 orang tewas, 31 lainnya
cedera.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I)adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002, peristiwa ini
menimbulkan traumatis bagi seluruh masyarakat bali dan bisa memicu penyebab
konflik antar ras . Bahkan peristiwa ini menjadi sorotan pemberitaan bagi dunia

15
luar, sebab korban yang jatuh banyak berasal dari warga negara asing yang
kebetulan memang sedang berlibur kepulau Bali, Dengan adanya kejadian ini,
Indonesia dirundung masalah yang berat terkait denganmasalah keamanan.
Sebagai dampaknya kecaman terus berdatangan dari negara- negara
lainnyadengan mengeluarkan travel warning dan secara tegas melarang warganya
untuk datang ke Indonesia.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

Daftar pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002

https://www.google.com/amp/s/m.viva.co.id/amp/berita/nasional/287896-jpu-jabarkan-
kronologi-peristiwa-bom-bali-i

https://www.google.com/amp/s/hukamnas.com/penyebab-peristiwa-bom-bali/amp

16
17

Anda mungkin juga menyukai