Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENELITIAN

PERISTIWA BOM BALI

Oleh :
Aida Ula Nafisha X-8 (06)
Anniko Yvone Kamila Jullia X-8 (10)
Gabriella Davinsa Natawijaya X-8 (15)
I Komang Randynata Timi Amartha X-8 (16)
I Made Vasudewa Subrata X-8 (17)
Putu Viana Murpratiwi X-8 (34)

SEKOLAH MENENGAH ATAS 20 SURABAYA


2023
KATA PENGANTAR

Puja-puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya kepada-Nya lah
kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa terimakasih serta
salam kami haturkan pada Bapak dan Ibu Guru. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua
sebagai petunjuk Ilmu.
Dengan pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah berjudul "Peristiwa Bom Bali".
Pada isi makalah akan di uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam penelitian sejarah dari mulai
penentuan topik hingga ke penulisan sejarahnya.
Makalah "Tahapan-tahapan Dalam Penelitian Sejarah" disusun sebagai tambahan materi bagi
siswa kelas X -8 di SMA Negeri 20 Kota Surabaya dan juga sebagai syarat mendapatkan angka nilai
untuk memenuhi tugas. Kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat
dilakukan sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapatermanfaat bagi para siswa umumnya dan
kami pribadi khususnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya kita mengetahui apa yang sudah terjadi di
negeri ini, baik dari yang buruk maupun yang baik. Salah satu kejadian yang sudah mulai
dilupakan sendiri oleh warga indonesia yaitu peristiwa bom bali yang terjadi pada tahun 2002.
Bom bali menewaskan ratusan orang, sebagian besar adalah wisatawan asing, dan menyebabkan
kerusakan besar bagi pariwisata dan keamanan di Indonesia.
Berdasarkan perisitiwa bom bali ini kita menyadari bahwa ada banyak peristiwa yang
memilukan di Indonesia. Seperti yang kita ketahui tidak hanya peristiwa G30S PKI saja yang
tidak manusiawi, masih ada banyak peristiwa lainnya yang mulai terlupakan oleh masyarakat
Indonesia.
Dengan mengetahui peristiwa bom bali ini, kita dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan
berusaha untuk menjaga perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan di Indonesia. Oleh karena itu
dengan penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan semua warga indonesia ataupun para
keluarga korban dinegara lain agar peristiwa ini tetap terkenang sampai kapanpun. Dan
diharapkan pemerintah Indonesia lebih menindak lanjut aksi terorisme yang terjadi di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Kkk
1. Motif pelaku melakukan pengeboman?
2. Bagaimana runtutan peristiwa bom bali?
3. Apakah peristiwa bom bali memiliki kaitan terhadap G30S PKI dan Gereja SMTB
Surabaya?
4. Bagaimana pemerintah menyikapi peristiwa bom bali?
5. Bagaimana dampak dari peristiwa ini baik dalam negeri maupun luar?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini:
1. Tambahan wawasan mengenai sejarah Indonesia
2. Mengenalkan sejarah pulau kepada khalayak umum
3. Mengajak masyarakat Indonesia untuk mengenang para korban bom bali
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 METODE & SUMBER
3.1 SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Motif Pelaku Pemboman
Motif pelaku bom bali dimaksudkan untuk membalas dukungan Amerika Serikat dan
sekutunya terhadap Israel dan perang melawan terorisme di Afghanistan dan Irak. Pelaku
penyerangan Bali adalah jaringan Jemaah Islamiyah (JI), sebuah kelompok ekstremis yang
berafiliasi dengan Al-Qaeda dan berupaya mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Pelaku
penyerangan Bali juga marah karena banyak umat Islam yang terbunuh pasca konflik di
Ambon dan Poso. Para pelaku bom Bali memilih Bali sebagai sasarannya karena Bali
memiliki daya tarik internasional dan perhatian dunia akan lebih tertuju pada Bali
dibandingkan wilayah Indonesia lainnya. Serangan di Bali juga bertujuan mengganggu
perekonomian Indonesia, yang bergantung pada sektor pariwisata, dan memicu ketakutan
dan kebencian antara Muslim dan non-Muslim.

3.2 Runtutan Peristiwa Bom Bali


Bom Bali pada tahun 2002 adalah serangkaian serangan teroris terkoordinasi yang
terjadi pada tanggal 12 Oktober di daerah wisata populer Kuta dan Denpasar di Bali,
Indonesia. Serangan pertama terjadi sekitar pukul 11:05 siang ketika seorang pembom bunuh
diri meledakkan bom di dalam Paddy's Pub di Kuta, menyebabkan kerusakan yang signifikan
dan merenggut banyak nyawa. Beberapa saat kemudian, bom kedua meledak di luar Sari
Club, menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Serangan tersebut mengakibatkan kematian 202 orang, termasuk turis asing dan
warga negara Indonesia, dan ratusan lainnya terluka. Mayoritas korban adalah anak-anak
muda yang sedang menikmati malam mereka di kehidupan malam yang semarak di Bali.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa pengeboman tersebut didalangi oleh Jemaah Islamiyah
(JI), sebuah kelompok ekstremis Islam yang terkait dengan Al-Qaeda. Kelompok ini bertujuan
untuk menargetkan kepentingan Barat, terutama wisatawan, untuk menciptakan ketakutan dan
melemahkan ekonomi Indonesia.
Pada tahun 2003, beberapa pelaku utama serangan ini berhasil ditangkap dan diadili.
Salah satu pelaku utama adalah Amrozi bin Nurhasyim, yang kemudian dieksekusi pada tahun
2008. Selain itu Imam Samudera ditangkap, diadili, dan dihukum atas peran mereka dalam
serangan tersebut. Meskipun begitu masih ada beberapa pelaku yang belum tertangkap yaitu
Ahari (Abdul Aziz) dan Idris (Jhoni Hendrawan).

3.3 Kaitannya Terhadap G30S PKI dan Gereja SMTB Surabaya


Peristiwa Bom Bali pada tahun 2002 tidak memiliki kaitan langsung dengan G30S
PKI maupun Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Surabaya. Bom Bali sendiri
merupakan serangan bom yang terjadi di Bali, Indonesia, yang dilakukan oleh kelompok
teroris al-Qaeda.
Sementara itu G30S PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia) adalah
peristiwa sejarah yang terjadi pada tahun 1965 dan merupakan kudeta militer yang berakhir
dengan kejatuhan PKI di Indonesia, sementara Gereja SMTB Surabaya adalah sebuah gereja
yang memiliki sejarah sendiri. Kedua peristiwa tersebut memiliki konteks dan latar belakang
yang berbeda, dan tidak ada hubungan langsung antara Bom Bali, G30S PKI, dan
Gereja SMTB Surabaya.
3.4 Respon Pemerintah Pada Peristiwa Bom Bali
Tragedi Bom Bali I dianggap menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM berat
karena telah merampas hak hidup banyak orang dan meninggalkan trauma mendalam. Oleh
karenanya, majelis hakim kemudian memutuskan bahwa para tersangka kasus Bom Bali I
yaitu Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra dijatuhi hukuman mati. Eksekusi ketiganya telah
dilaksanakan pada 8 November 2008 di Bukit Nirbaya, Nusakambangan, Cilacap, Jawa
Tengah. Pelaku lain yang terlibat dalam tragedi ini seperti Ali Imron bin H Nurhasyim alias
Alik, Mubarok alias Utomo Pamungkas dan Suranto Abdul Goni alias Umar alias Wayan
divonis penjara seumur hidup. Adapun teroris yang paling dicari yakni Dr Azahari bin Husin
atau The Demolition Man tewas pada penyergapan di tahun 2005. Sementara Zulkarnaen
seorang petinggi kelompok militan Jemaah Islamiyah (JI), yang berhasil ditangkap pada
Desember 2020 setelah buron selama hampir 18 tahun dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

3.5 Dampak Peristiwa Bom Bali


Peristiwa bom Bali pada tahun 2002 memiliki dampak yang signifikan, baik dalam negeri
maupun luar negeri:
a. Dampak dalam negeri:
1. Korban Jiwa dan Luka, peristiwa tersebut menyebabkan kerugian besar dengan
banyaknya korban jiwa dan luka parah di antara warga Indonesia dan wisatawan
asing yang berada di Bali saat itu.
2. Pasca-bom Bali, Indonesia meningkatkan upaya keamanan dan bekerja sama
dengan negara-negara lain untuk mengatasi ancaman terorisme. Ini melibatkan
peningkatan intelijen, pengawasan, dan penangkapan teroris.
3. Dampak Ekonomi, sektor pariwisata Bali mengalami penurunan signifikan
dalam kunjungan wisatawan, yang berdampak pada ekonomi lokal.
b. Dampak luar negeri:
1. Solidaritas Internasional: Komunitas internasional mengecam serangan bom Bali
dan menawarkan dukungan moral dan bantuan kepada Indonesia dalam
penanganan krisis tersebut.
2. Peringatan Terorisme Global: Peristiwa ini menunjukkan bahwa terorisme dapat
memiliki dampak global dan mendorong negara-negara untuk lebih fokus pada
perang melawan terorisme.
3. Keamanan Wisatawan: Peristiwa ini memicu peningkatan perhatian terhadap
keamanan wisatawan di seluruh dunia, mengingat banyak wisatawan asing
menjadi korban dalam serangan tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai