Anda di halaman 1dari 11

KASUS PELANGGARAN HAM

DI INDONESIA
"MENGUNGKAP TRAGEDI BOM BALI 1"

Disusun oleh:
1. Anggi Harnum Lestari Nasution (05)

2. Dede Munawar Elja Ahmad (09)

3. Fadhli Rizal Hanifan (11)

4. Firdaus Salim Brik Bajri (14)

5. Melani Putri Kusumah (19)

6. Ratih (26)

XII MIPA 5
SMA NEGERI 3 PURWAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai kasus pelanggaran HAM ini dengan judul “ Tragedi Bom Bali I”
dengan sebaik-baiknnya.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami
sebagai bahan diskusi dan referensi bagi kami saat pelaksanaan diskusi
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik.

Makalah ini bertemakan tentang terorisme, UU yang mengatur tentang


terorisme dan dampak yang ditimbulkan jika kita menjadi seorang teroris.
Makalah ini dibuat dengan sebagaimana mestinya dan kami berharap bahwa
makalah ini dapat memberikan sebuah wawasan baru bagi kami maupun bagi
anda yang membacanya.Demikian makalah ini kami buat dan semoga
bermanfaat.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejahatan merupakan bagian dari kehidupan sosial dan tidak dapat

dipisahkan dari aktivitas sehari-hari di kehidupan individu. Salah satu

kejahatan yang paling berat adalah kejahatan terorisme yang mengakibatkan

banyaknya korban. Aksi dari pelaku terorisme ini telah terjadi di berbagai

tempat sepanjang sejarah manusia sehingga terdapat empat tipologi

terorisme, yaitu pertama aksi terorisme yang didasari perlawanan terhadap

pemerintah, yang kedua kekerasan dan aksi terorisme yang didukung oleh

negara untuk menumpas serta mengalahkan lawan politik negara, yang

ketiga adalah aksi terorisme yang berdasarkan Gerakan ratu adil atau

milenarianisme, dan yang terakhir adalah aksi terorisme atas nama agama.

Hak Asasi Manusia merupakan hak-hak seseorang yang telah melekat

pada dirinya sedari lahir sehingga seseorang diakui keberadannya tanpa

membedakan ras, warna kulit, bahasa, agama, politik, kewarganegaraan,

kekayaan dan tanpa adanya deskriminasi dari siapapun. Menurut UU No. 39

Tahun 1999 “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang sudah berada

pada diri manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang mana

hak ini adalah anugrah yang wajib untuk dihargai dan dilindungi oleh tiap

orang untuk dapat melindungi harkat martabat manusia.

Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) banyak sekali terjadi di

Indonesia maupun di dunia. Dimana salah satunya yaitu tindak kriminal

terorisme yang dilakukan individu ataupun kelompok/komunitas.

Salah satu contoh kasus terorisme yang terkenal ditahun 2002 dan

sempat heboh didunia karna terjadi 2 kali, yang bertempat di Bali pada tahun
2002 silam, yang mengakibatkan kerusakan, banyaknya warga sipil

meninggal dunia, dan terluka oleh komplotan teroris yang melakukan bom

bunuh diri. Kasus bom bali terjadi 2 kali, pertama terjadi pada 12 Oktober

2002 dan kedua pada 1 Oktober 2005.

Bom bali 1 terjadi di daerah kuta memakan korban sebanyak 202 orang

meninggal dunia serta 209 orang luka – luka, sedangkan Bom bali 2 terjadi

dengan 3 ledakan dimana ledakan pertama terjadi di daerah kuta dan 2

ledakan terakhir di daerah Jimbaran yang memakan korban 23 orang

meninggal dunia serta 196 lainnya luka – luka. Kasus bom bali ini dapat

digolongkan menjadi kasus pelanggaran HAM yang berat dikarenakan telah

merampas hak hidup para korban yang meninggal pada kejadian tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Kronologi Peristiwa Bom Bali 1

2. Apa motif yang mendasari para pelaku Melakukan Bom Bunuh diri 1 dan
2 di Bali

3. Bagaimana penyelesaian Hukum terhadap kasus Bom Bunuh diri yang


terjadi di Bali?

BAB II
PEMBAHASAN

C. Kronologi Peristiwa Bom Bali 1


Peristiwa tersebut berawal saat teroris Ali Imron menyiapkan satu bom
kotak dengan berat 6 kilogram yang telah dipasang sistem remote ponsel.
Rakitan bom tersebut diletakkan di trotoar dekat Kantor Konsulat Jenderal
Amerika Serikat pada Sabtu (12/10/2021) pukul 20.45 Wita.

Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama 2 pelaku bom bunuh diri
lainnya yakni Jimi dan Iqbal menuju Legian dengan mobil Mitsubishi
L300.Idris, pelaku lain, mengikuti mereka dengan menggunakan motor
Yamaha.

Sesampainya di Legian, Ali Imron mengintruksikan Jimi untuk


menggabungkan kabel-kabel dari detonator ke kotak switch bom mobil L
300. Jimi akan melancarkan bom bunuh diri menggunakan mobil L 300 di
Sari Club.

Pada saat yang bersamaan, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk memakai bom
rompi. Iqbal juga akan beraksi sebagai 'pengantin' yaitu sebutan untuk pelaku
bom bunuh diri di Paddy's Pub.

Setelah persiapan rampung, Iqbal turun dari mobil dan masuk ke dalam
Paddy's Pub. Lalu bom meledak dari restoran tempat nongkrong tersebut.

Sementara itu, Ali Imron turun dari mobil L 300 kemudian dijemput Idris
untuk menuju Jalan Imam Bonjol. Sedangkan Jimi langsung memacu mobil
menuju Sari Club, lalu meledakkan bom di dalam mobil yang ia kendarai.
Bom kedua pun meledak dari mobil tersebut. Ratusan orang tewas akibat dua
bom tersebut

Di tengah perjalanan, Ali Imron menekan tombol remote control yang


sudah dipasang pada ponselnya. Bom kotak meledak yang telah ia taruh
sebelumnya meledak di depan konsulat Amerika Serikat. Ini merupakan bom
yang ketiga dan tak mengakibatkan korban jiwa.

Akibat dari peristiwa pengeboman ini yaitu 220 orang tewas serta 209
luka-luka, Sebagian besar warga asing. Insiden tersebut dikenal sebagai
insiden kriminal terorisme terbesar yang pernah ada diIndonesia seperti
tindak kejahatan kemanusiaan. Peristiwa ini menyebabkan banyak trauma
bagi semua masyarakat Bali.

Media luar Indonesia tak lupa menyorot kasus ini karna banyak menelan
warga asing yang memang kebetulan sedang melakukan liburan dipulau Bali.

D. Motif yang mendasari para pelaku melakukan bom bunuh


diri 1 dan 2 di Bali.
Dibalik peristiwa ini tentu ada penyebabnya, terdapat 4 penyebab aksi bom
bunuh diri ini diantaranya:

a. Bali wilayah yang di tandai sebagai salah satu daerah bebas


Teroris melihat Bali adalah tempat yang kurang mengikuti ajaran Islam.
Dimana banyaknya yang mengatakan ada tindakan yang tidak mengikuti
ajaran agama islam di Bali. Biasanya teoris menyerang tempat yang memang
dianggap sebagai sarang perlaku amoral.
b. Serangan Teror telah disusun secara terorganisir
Salah satu penyebab bom bali 2002 adalah aktivitas teroris yang semakin
terorganisir. Mereka juga memiliki jumlah anggota yang relatif banyak.

Setiap anggota memilki nilai loyalitas yang tinggi. Organisasi teroris


memiliki struktur organiasi yang relative ketat. Bahkan mereka sendiri
mempunyai ilmu untuk merakit bom sendiri. Bom medium yang digunakan
juga memiliki daya ledak yang tinggi, sehingga banyak memakan korban
jiwa.
Mereka juga memiliki rencana relative baik untuk dapat melancarkan
serangan mereka. Kesetiaan ini atas nama jihad untuk mengambil alih
surganya Allah. Hal inilah kemudian menjadikan mereka bunuh diri dengan
meledakkan dirinya dengan bom. Tentu saja, didalam agama islam itu adalah
tindakan yang tidak baik dan tidak tepat. Islam bahkan tidak pernah
mengajarkan untuk melakukan tindakan yang dilakukan pelaku bunuh diri itu

c. Sebagian besar daerah dihuni oleh non muslim

Teroris hampir selalu berhasil menyebarkan doktrin bahwa tujuan


mereka hidup di dunia yaitu untuk menciptakan negara Islam. Tujuan mereka
adalah untuk dapat menggantikan pangkalan negara Indonesia.

Sejak era kemerdekaan demokrasi, nilai-nilai perbedaan dan


kebhinekaanlah yang .dapat membuat bangsa mandiri dan bertahan sampai
saat ini. Indonesia memiliki 6 agama yang telah diresmikan oleh pemerintah,
artinya nilai-nilai yang dipercaya para teroris adalah nilai-nilai yang
bertentangan dengan dasar dari negara Indonesia.

Dilihat secara kultural, bali merupakan daerah yang mayoritasnya


penduduknya beragama hindu, dan banyak warga negara asing yang layak
untuk dilakukan pengeboman.
Hal ini yang melatarbelakangi dari peristiwa bom bali ditahun 2002. Dimana
bali jadi tempat yang cocok untuk dilakukan pengeboman.

d. Kelompok teroris ini didukung oleh kelompok al-qaeda.


Beberapa pendapat menyebutkan bahwa Al Qaeda terlibat dalam bom
bali 2002. Mengingat serangan teroris direncanakan dan dengan penggunaan
bom yang sangat eksplosif, asumsi tentang keterlibatan jaringan teroris
besar. Bom bali 2002 adalah serangan teroris yang terbesar dalam sejarah.

Kejahatan ini sangat kuat dan bahkan dapat menghancurkan sebuah


negara. Tentu saja, agama bukanlah alat yang dapat digunakan untuk
membenarkan apa yang telah dilakukan oleh pelaku dalam peristiwa ini,
agama ialah kepercayaan yang mengajarkan arti dari nilai kebaikan dan
kedaiaman, apapun itu agamanya.

Dua tahun kemudian, pada 1 Oktober 2005, Bali Kembali menjadi


sasaran serangan teroris ketika 3 bom diledakan di tempat wisata Bali yaitu
di Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan Restoran R.AJA yang menewaskan 23
orang dan 196 terluka dalam kejadian ini. Motif utama melakukan
pengeboman ini sama dengan motif di peristiwa bom bali tahun 2002 diatas.

e. Pelaku dan Korban Bom Bali 1


Daftar Tersangka
➢ Abdul Gani, didakwa seumur hidup
➢ Abdul Hamid (kelompok Solo)
➢ Abdul Rauf (kelompok Serang)
➢ Imam Samudra alias Abdul Aziz, terpidana mati.
➢ Achmad Roichan
➢ Ali Ghufron alias Mukhlas, terpidana mati.
➢ Ali Imron alias Alik, didakwa seumur hidup.
➢ Amrozi bin Nurhasyim alias Amrozi, terpidana mati.

➢ Andi Hidayat (kelompok Serang)


➢ Andi Oktavia (kelompok Serang)
➢ Arnasan alias Jimi, tewas.
➢ Bambang Setiono (kelompok Solo)
➢ Budi Wibowo (kelompok Solo)
➢ Azahari Husin alias Dr. Azahari alias Alan (tewas dalam

penyergapan oleh polisi di Kota Batu tanggal 9 November 2005)

➢ Dulmatin (tewas tanggal 9 Maret 2010)


➢ Feri alias Isa, meninggal dunia
➢ Herlambang (kelompok Solo)
➢ Hernianto (kelompok Solo)
➢ Idris alias Johni Hendrawan
➢ Umar Patek alias Umar Kecil (tertangkap di Pakistan)
➢ Mubarok alias Utomo Pamungkas, didakwa seumur hidup

Daftar Korban

Kewarganegaraan jumlah

Australia 88
Indonesia 38
Inggris 28
Amerika 7
Jerman 6
Swedia 5
Belanda 4
Prancis 4
Denmark 3
Selandia Baru 3
Swiss. 3
Brasil 2
Kanada
Jepang
Afrika Selatan
Korea Selatan
Ekuador, Portugal dan Taiwan.
Yunani
Italia
Polandia

F. Penyelesaian Hukum terhadap Kasus Bom Bali

Kasus Bom Bali 1 melibatkan puluhan orang, dan diantara mereka ada
tujuh orang

yang memiliki profil mencolok. Bahkan Hukuman yang diterima para pelaku
Bom Bali 1

berbeda-beda, seperti terdakwa Amrozi bin Nurhasyim dijatuhi Vonis


hukuman mati oleh

Pengadilan Negri Denpasar, Bali pada tanggal 7 Agustus 2003. Ia terbukti


sebagai otak

dari tragedy Bom Bali 1. Terdakwa Imam Samudra, yang di vonis hukuman
mati di Pengadilan Negri Denpasar, Bali pada 10 september 2003. Menurut
pernyataan

majelis hakim I Wayan Sugawa bahwa tidak ada hal yang dapat

meringankan terdakwa dikarenakan Terdakwa Imam Samudra dinilai


mendanai aksi

terror tersebut. Terdakwa Ali Imron divonis hukuman penjara seumur hidup
oleh

Pengadilan Negri Denpasar Bali.

Terdakwa selanjutnya ialah Ali Gufron. Dijatuhi hukuman mati oleh


Pengadilan
Negri Denpasar, Bali pada tanggal 2 Oktober 2003. Dikarenakan ia secara

sah menjadi koordinator umum kasus pengemboman di Bali. Dan ditambah


bukti yang

menguatan dengan Majelis hakim mengeluarkan pernyataan bahwa


Terdakwa Ali Gufron

memiliki senjata api beserta amunisinya tanpa hak. Terdakwa Dr Azhari bin
Husin tewas

dalam penyergapan aparat di Batu, Jawa Timur pada 9 November 2005.

Kemudian Terdakwa Dulmatin, ia tewas di tangan Detasemen Khusus


( Densus ) 88

Antiteror Mabes Polri di Pamulang, Tanggerang Selatan, Banten pada


tanggal 9 Maret

2010. Yang terakhir Terdakwa Umar Patek alias Hisyam bin Alizein alias
Syekh alias Mike,

divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negri Jakarta Barat pada tanggal
12 Juni 2012.

Beberapa hukuman yang dijatuhi kepada terdakwa telah


dipertimbangkan secara

matang oleh pihak Pengadilan Negri. Demi untuk menjaga keamanan dan
keberlangsungan kehidupan di Negara Indonesa. Kasus yang menyebabkan
Hak Asasi

Manusia terkhusunya Hak untuk Hidup yang secara nyata dirampas oleh para
Terdakwa.

Sangat disayangkan pernah terjadi dan berharap tidak terjadi dikemudian hari
berikutnya.

Banyak dampak yang terjadi disebabkan oleh peristiwa kasus pengeboman di


Bali,

seperti perekonomian yang menyebabkan banyak turis mengurungkan niat


untuk

berkunjung ke Bali karena masih di hantui oleh kasus Pengeboman yang


terjadi.

Pengamanan menjadi salah satu yang harus di perkuat dan di perhatikan


secara detail.

BAB III
PENUTUP

G. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


 Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.
 Bom Bali 1 terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002, sedangkan Bom
Bali 2 terjadi
pada tanggal 01 Oktober 2005
 Memakan korban yang sangat banyak WNI maupun WNA
 Para pelaku teroris juga sudah tertangkap dan diadili
 Banyak terdapat beban moril maupun finansial yang dialami para
korban
 Kejadian tersebut merupakan tamparan keras bagi Indonesia bahwa
terbukti
keamanan dan pertahanan kita belum cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai