O
L
E
H
DOSEN PEMBIMBING :
SUTRI YANI, M.Pd
ANALISIS KASUS
Banyak pendapat yang mencoba mendefinisikan Terorisme, satu diantaranya
adalah pengertian yang tercantum dalam pasal 14 ayat 1, The Prevention of Terrorism
(Temporary Provisions) act, 1984, sebagai berikut, Terrorism means the use of
violence for the purpose putting the public or any section of the public in fear.
Kegiatan Terorisme memiliki tujuan untuk membuat orang lain merasa ketakutan
sehingga dengan demikian dapat menarik perhatian orang, kelompok, atau suatu
bangsa.
Jika dihubungkan dengan tragedy World Trade Center (WCT) di New York, Amerika
Serikat pada tanggal 11 September 2001, yang dikenal sebagai “September Kelabu”. Pada
pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militant Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet
penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara kembar Twin
Towers World Trade Centre. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke gedung
Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat
keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville,
Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. menurut laporan tim
invesrigasi 911, sekitar 3000 jiwa tewas dalam serangan ini. Dugaan langsung jatuh kepada
al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin Laden.
Bila dilihat dari waktu terjadinya Bom Bali, yaitu tepat 1 tahun, 1 bulan, dan 1 hari
setelah serangan 11 September ke Menara WTC, Amerika Serikat. Jelas kedua
peristiwa ini saling berhubungan. Sangat dimungkinkan terjadi, bom bali ini didalangi
dan di skenarioi oleh pihak asing, yaitu zionis Amerika untuk menjebak,
menghancurkan, dan membuat negara Indonesia terpuruk karena tuduhan-tuduhan
yang sarat akan kebencian terhadap Islam, karena Indonesia memiliki penduduk yang
mayoritas Islam. Bukankah sepanjang yang kita tahu, banyak negara non-Muslim
yang membenci Islam, yang mengatakan Islam itu teroris, pembunuh dan dalang dari
permasalahan.
Jika ditelisik lebih dalam lagi, dapat dikatakan bahwa bangsa barat ini menjadikan
muslim sebagai boneka percobaan mereka, sedangkan mereka yang berada dibalik
layar tertawa bahagia menyaksikan permainan yang mereka buat berjalan sesuai
skenarionya. Mereka mempengaruhi pemikiran orang Islam yang terlalu fanatic dalam
beragama, atau muslim yang tak tau apa-apa yang mudah dipengaruhi, atau bahkan
bisa jadi otak mereka telah dicuci dengan iming-iming Jihad Fi sabilillah, berjuang di
jalan Allah, padahal tidak ada jihad dengan jalan mencelakai orang lain, bahkan
dengan jalan bunuh diri. Mereka ingin membuat muslim di pandang buruk oleh
bangsa di dunia.