Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

ARYA RAVA PRADANA


XI - MIPA
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

A. Pelanggaran HAM RIngan


Pelanggaran HAM ringan adalah pelanggaran yang tidak mengancam nyawa seseorang
namun merugikan orang tersebut. Artinya, pelanggaran HAM ringan bukan berupa
kejahatan genosida atau kejahatan kemanusiaan. Sehingga, kasus seperti penggusuran
populasi, pelecehan anak, pembunuhan seseorang, dan pembunuhan massal bukan
termasuk pelanggaran HAM ringan. Namun, termasuk pelanggaran HAM berat.

Meskipun disebut pelanggaran HAM ringan dan tidak mengancam nyawa. Pelanggaran HAM
ringan tetap harus ditangani karena dapat memberikan banyak dampak buruk. Berikut
adalah contoh dari kasus pelanggaran HAM ringan.

1. Fitnah
Fitnah merupakan contoh pelanggaran HAM ringan berupa tuduhan bohong yang
dikemukakan seseorang. Sanksi melakukan fitnah tercantum dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana Pasal 311 ayat 1, yaitu: “Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau
menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia
tiada dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak
benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya
empat tahun. “

2. Menunjukkan Kebencian
Menunjukkan kebencian terhadap seseorang, kelompok, ataupun lembaga, termasuk ke
dalam pelanggaran HAM ringan. Contohnya:
 Menghina seseorang baik secara pribadi maupun di depan umum.
 Menunjukkan kebencian dengan berkomentar buruk di media sosial seseorang.
 Menuliskan kebencian terhadap seseorang di tempat yang bisa dibaca oleh umum.
3. Pencurian
Pencurian yaitu mengambil barang yang bukan haknya. Pencurian termasuk ke dalam
pelanggaran HAM ringan karena tidak mengancam nyawa orang lain, tapi memberikan
kerugian.

4. Kekerasan Fisik Ringan


Kekerasan fisik yang sifatnya ringan (tidak membahayakan nyawa dan tidak memberikan
cedera fisik yang berat) juga merupakan pelanggaran HAM ringan.

5. Menghalangi Aspirasi Orang Lain


Menyampaikan pendapat dan aspirasi adalah HAM, selama penyampaiannya sopan, tidak
menyakiti, dan bukan merupakan pelanggara HAM lainnya. Contoh perilaku menghalangi
aspirasi adalah:
 Bersikap egois dan tidak mau mendengarkan orang lain.
 Mengambil keputusan tanpa mendengar pendapat orang lain ketika menjadi ketua
suatu kelompok.
 Guru yang tidak memperbolehkan muridnya berpendapat. Menghalangi seseorang
untuk mengikuti pemilihan umum.
 Orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anak dalam memilih jurusan
kuliah yang diinginkan.

6. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan bentuk pelanggaran HAM ringan yang sering terjadi, bahkan
dalam lingkugan sekolah sekalipun. Contoh diskriminasi adalah :
 Melakukan kolusi dan nepotisme dalam pekerjaan.
 Melakukan perundungan terhadap teman di sekolah.
 Menganggu teman ketika sedang beribadah.
 Tidak memperbolehkan seseorang dengan agama berbeda untuk melakukan ibadah.
 Tidak memberikan semua anak kesempatan belajar dan bersekolah yang sama.
B. Pelanggaran HAM Berat
Pelanggaran HAM berat adalah kejahataan luar biasa yang berakibat kerugian yang sulit
untuk dikembalikan ke keadaan semula. Umumnya, korban pelanggaran HAM berat akan
menderita luka fisik, mental, penderitaan emosional, dan kerugian lain yang berkaitan
dengan hak asasi manusia (HAM).

Di Indonesia sendiri telah terjadi beberapa contoh kasus pelanggaran HAM berat, seperti:

1. Kasus Tanjung Priok


Tragedi Tanjung Priok berawal tanggal 10 September 1984, Sersan Hermanu, seorang
anggota Bintara Pembina Desa tiba di Masjid As Saadah di Tanjung Priok.

Ia mengatakan kepada pengurus masjid, Amir Biki, untuk menghapus spanduk dan brosur
yang isinya mengkritik pemerintah.

Amir Biki menolak, Hermanu memindahkannya sendiri dengan masih menggunakan alas
kaki saat masuk ke area sholat.

Akibatnya, Hermanu diserang oleh Sjarifuddin Rambe dan Sofwan Sulaeman, warga
setempat. Keduanya bersama pengurus lain, Achmad Sahi dan Muhammad Noor
ditangkap.

Dua hari kemudian, Biki memimpin demonstrasi ke Kantor Kodim Jakarta Utara, tempat
keempat tahanan tersebut dipenjara. Kian hari massa kelompok terus bertambah sampai
sekitar 1.500 orang.

Melihat para demonstran yang semakin tidak terkendali, personel militer dari Batalyon
Artileri Pertahanan Udara ke-6 menembaki para demonstran. Masyarakat Tanjung Priok
memperkirakan total 400 orang terbunuh atau hilang.
2. Penculikan Aktivis 1997/1998
Penculikan aktivis terjadi antara tahun 1997/1998 terhadap aktivis pro-demokrasi. Kasus
penculikan aktivis 1997/1998 ini dilakukan oleh tim khusus bernama Tim Mawar,
dibentuk oleh Mayor Bambang Kristiono.

Usai Tim Mawar dibentuk, operasi penculikan dimulai. Tanggal 18 Januari 1998, terjadi
ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Tim Mawar pun menyusun rencana
penangkapan terhadap sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat dalam peledakan bom
yang tidak disengaja tersebut.

Mayor Bambang mendapat data ada sembilan nama yang diprioritaskan untuk ditangkap
oleh Tim Mawar. Mereka adalah:
 Desmond Junaidi Mahesa
 Haryanto Taslam
 Pius Lustrilanang
 Faisol Reza
 Rahardjo Walujo Djati
 Nezar Patria
 Aan Rusdianto
 Mugianto
 Andi Arief

Desmond berhasil ditangkap saat hendar pergi ke luar kantor sekitar pukul 12.00 siang
oleh Kapten Fauzani. Kemudian, Aan ditangkap oleh Kapten Yulis di rumahnya bersama
dengan Nezar. Keduanya kemudian dibawa ke markas dan tiba sekitar pukul 20.30.
Setelah itu, Kapten Yulis memerintah Kapten Djaka untuk kembali mengecek rumah
tersebut.
Setelah sampai di sana, rupanya Mugianto sudah lebih dulu tertangkap oleh petugas
Koramil Duren Sawit. Tanggal 4 Februari, Pius Lustrilanang berhasil diciduk oleh Tim
Mawar di depan RS Cipto Mangunkusumo di Salemba, Jakarta Pusat. Setelah Pius, disusul
Haryanto Taslam diculik pada 8 Maret 1998, salah satu aktivis PDI-Pro Megawati.

Empat hari kemudian, 12 Maret 1998, Faisol Riza dan Raharja Waluyo Jati tertangkap di
RS Cipto Mangunkusumo. Terakhir, Andi Arief, ketua umum Solidaritas Mahasiswa
Indonesia untuk Demokrasi dan Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik. Ia
ditangkap di rumah kakaknya dan kemudian di bawa ke markas, ditahan di sel bawah
tanah.

Meskipun kesembilan aktivis berhasil ditangkap, ternyata masih ada 13 aktivis lain yang
juga ditahan oleh Tim Mawar, salah satunya Wiji Thukul. Ketiga belas aktivis ini sampai
sekarang masih belum diketahui keberadaannya.

C. Genosida
Genosida yaitu kejahatan yang bermaksud menghancurkan, secara keseluruhan atau
sebagian, kelompok nasional, etnis, ras atau agama, seperti membunuh anggota kelompok,
menyebabkan kerusakan fisik atau mental yang serius bagi anggota kelompok.

Ada beberapa peristiwa genosida yang terjadi dalam catatan sejarah, yaitu :

1. Holocaust oleh Nazi Jerman


Setelah berkuasa pada tahun 1933, Partai Nazi Jerman menerapkan strategi
penganiayaan, pembunuhan dan genosida yang sangat terorganisir yang bertujuan
untuk "memurnikan" Jerman secara etnis. Ini sebuah rencana yang disebut Hitler "Solusi
Akhir".Enam juta orang Yahudi dan lima juta Slavia, Roma, disablitas, Saksi Yehuwa,
homoseksual, dan pembangkang politik dan agama tewas selama Holocaust.
Sepanjang malam 9-10 November 1938, kerusuhan di seluruh Jerman, Austria, dan
bagian dari Cekoslowakia (sekarang Ceko dan Slavia), yang dikuasai Jerman,
menargetkan orang-orang Yahudi dan tempat-tempat bisnis dan ibadah mereka.
Malam-malam ini dikenal sebagai Kristallnacht, atau "Malam Kaca Pecah".

Selama dua malam itu, ratusan (dan mungkin ribuan) sinagog dibakar. Lebih dari 7.000
bisnis milik Yahudi dijarah dan dihancurkan, dan hampir 100 orang Yahudi terbunuh
selama kerusuhan. Sekitar 30.000 pria Yahudi ditangkap dan diangkut ke kamp
konsentrasi.

2. Genosida Armenia
Pembantaian massal era Perang Dunia I dan deportasi hingga 1,5 juta orang Armenia
oleh Turki Ottoman adalah masalah yang sangat sensitif baik di Armenia maupun Turki.
Sejak 1915, etnis Armenia yang tinggal di Kesultanan Ottoman dikumpulkan,
dideportasi, dan dieksekusi atas perintah pemerintah.

Pembantaian, pemulangan, deportasi paksa dan kematian karena penyakit di kamp-


kamp konsentrasi diperkirakan telah menewaskan lebih dari 1 juta etnis Armenia, Asyur
dan Yunani antara 1915 dan 1923.

Akar genosida terletak pada runtuhnya Kekaisaran Ottoman. Pada pergantian abad ke-
20, Kekaisaran Ottoman yang dulu tersebar luas runtuh. Kekaisaran Ottoman kehilangan
semua wilayahnya di Eropa selama Perang Balkan 1912-1913, menciptakan
ketidakstabilan di antara kelompok-kelompok etnis nasionalis.

"Pada tahun 1894, pembantaian "kotak di telinga" adalah yang pertama dari
pembantaian Armenia. Pasukan Utsmani, militer dan warga sipil menyerang desa-desa
Armenia di Anatolia Timur, menewaskan 8.000 orang Armenia, termasuk anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai