Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENELITIAN SEJARAH

PEMBELAJARAN SEJARAH

“ RUMAH PENYAMBUNG NYAWA NKRI”

DISUSUN

O
L
E
H

ANNISA RAHMI EFFENDI


X.2

SMAN 1 PADANG PANJANG


TP 2022/2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................3
1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................3
BAB II KERANGKA TEORI..........................................................................5
2.1 PENGERTIAN PDRI...................................................................................5
2.2 TAHAPAN HISTORIOGRAFI RUMAH PDRI DI SILANTAI.................5
2.2.1 PEMILIHAN TOPIK.......................................................................5
2.2.2 HEURISTIK....................................................................................5
2.2.3 KRITIK DAN VERIVIKASI..........................................................6
2.2.4 INTERPRETASI.............................................................................6
2.3 LATAR BELAKANG BERDIRINYA PDRI...............................................8
2.4 SUSUNAN KABINET PEMERINTAHAN PDRI......................................9
2.5 PERANAN PDRI SILANTAI......................................................................9
2.6 AKHIR PERJUANGAN PDRI...................................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................11

3.3 KESIMPULAN...........................................................................................11
3.2 SARAN.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil alamin. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah
SWT, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Rumah Penyambung Nyawa NKRI” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas bagaimana perjalanan PDRI
dalam menjaga keutuhan NKRI. Di dalam makalah ini akan terdapat pembahasan
latar belakang terbentuknya PDRI dan perjuanganya, terkhusus pusat perundingan
PDRI yang berada di daerah Silantai. Markas yang berada di Silantai ini adalah
markas lain dari markas pusat yang berada di Bidar Alam, Solok Selata dan tentunya
disertai foto sebagai pelengkap makalah penelitian ini. Selain itu penulis juga akan
membahas bagaimana susunan dari PDRI. Tak hanya itu penulis juga memaparkan
informasi bagaimana akhir dari masa PDRI.
Di dalam makalah ini penulis menulis hasil penelitiannya dengan jelas
sehingga pembaca dapat memahami pesan yang ingin disampaikan penulis dengan
baik. Dan penulis mengharapkan agar makalah ini dapat disebarluaskan sehingga
sejarah terhafap PDRI tidak begitu saja serta makalah ini dapat berguna bagi banyak
orang dalam menunjang proses pembelajaran.
Penulis juga berterimakasih kepada masyarakat setempat sumpur kudus yang
menerima penulis dengan sangat baik, sehingga kegiatan penelitian yang penulis
lakukan dapat berjalan lancer. Penulis juga berterima kasih kepada guru pembingbing
yang telah membing penulis dalam menulis makalah penelitian ini. Tak lupa, penulis
juga berterimakasih kepada kedua orang tua penulis yang telah mendoakan sehingga
penelitian ini dapat berjalan lancar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang melatarbelakangi terbentuknya PDRI?
2. Bagaimana susunan pemerintahan PDRI?
3. Apa saja peranan PDRI Silantai?
4. Bagaimana akhir dari PDRI ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

3
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya PDRI
2. Mengetahui susunan cabinet PDRI
3. Mengetahui pernanan dari PDRI yang berlokasi di Silantai
4. Mengetahui akhir perjuangan PDRI
5. Membantu masyarakat mendapatkan informasi mengenadi PDRI

4
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 PERNGERTIAN PDRI


Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah kabinet pemerintahan
yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan Indonesia sejak 22 Desember 1948
hingga 13 Juli 1949.

Lampiran 1.1

2.2 TAHAPAN HISTORIOGRAFI RUMAH PDRI DI SILANTAI

2.2.1 PEMILIHAN TOPIK


Pemilihan topik adalah tahapan pertama yang penulis lakukan dalam
penelitian kali ini. Pemilihan topik ini didasari oleh keinginan penulis sendiri
untuk mengkaji sebuah penelitian tentang Rumah PDRI di Silantai. Alasan
penulis memilih topik ini yaitu ingin memperkenalkan kepada pembaca
terutama generasi muda mengenai Rumah PDRI di Silantai. Yang pada zaman
sekarang ini kurang dikenali oleh generasi muda. Dengan paparan hasil
penelitian penulis ini diharapkan sejarah mengenai PDRI diketahui oleh
seluruh generasi dan dikenang warga negara Indonesia selamanya.

2.2.2 HEURISTIK
Heuristik merupakan tahapan yang penulis lakukan untuk mulai
mencari dan menemukan sumber-sumber atau data sejarah yang
diperlukan dalam penelitian. Ada dua cara utama yang penulis lakukan dalam
tahap pencarian dan pengumpulan sumber mengenai rumah PDRI ini.
Diantaranya adalah sebagai berikut :

5
 Pengamatan langsung.
Pengamatan langsung ini telah penulis lakukan ketika berkunjung ke
Sumpur Kudus tahun lalu. Melalui pengamatan langsung ini saya
mendapat informasi mengenai dimana lokasi tepatnya dari rumah PDRI
ini, dan tampak dari luar rumah PDRI.
 Pencarian Informasi dari internet.
Agar penelitian yang penulis lakukan ini lebih akurat, jadi penulis mencari
tambahan informasi melalui internet. Hal ini meliputi sejarah terbentuknya
PDRI, anggota kabinet pemerintahan PDRI dalam menjalankan tugasnya,
peristiwa penting yang terjadi didalam rumah PDRI di Silantai, bagaimana
perjalanan para pejabat PDRI serta bagaimana akhir dari masa PDRI.

2.2.3 KRITIK DAN VERIVIKASI


Verivikasi atau yang disebut juga sebagai kritik sumber adalah
kegiataan yang penulis lakukan untuk memeriksa, menguji dan melakukan
penilaian terhadap keabsahan sumber-sumber sejarah dan kebenaran laporan
penulis suatu peristiwa sejarah. Untuk menguji kebenaran informasi yang
penulis dapat, maka penulis melakukan dua cara yaitu :
 Pengamatan Langsung.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung, penulis mendapatkan data
ataupun informasi yang kurang lebih cukup untuk melanjutkan penulisan
makalah penelitian ini. Tentunya hal ini telah teruji kebenarannya karena
penulis telah melihat langsung tampak rupa dari rumah PDRI.
 Pencarian Informasi dari internet.
Informasi yang penulis dapat dari internet berupa Hal ini meliputi sejarah
terbentuknya PDRI, anggota kabinet pemerintahan PDRI dalam
menjalankan tugasnya, peristiwa penting yang terjadi didalam rumah
PDRI di Silantai, bagaimana perjalanan para pejabat PDRI serta
bagaimana akhir dari masa PDRI yang penmulis dapat dari blog kearsipan
negara bukittinggi serta blog lainnya yang daoat dipercayai keakuratannya
seperi Wikipedia.

2.2.4 INTERPRETASI
Interpretasi adalah proses penafsiran atau analisis terhadap data yang
sudah didapat penulis dari beragam sumber.
 Pengamatan Langsung.
Jadi, dari hasil pengamataan langsung didapatkan informai bahwa rumah
PDRI berbentuk seperti rumah keluarga pada umumnya yang memiliki
waerna cat kekuningan serta di bagian depan dan samping rumah terdapat
plang dan tugu monument yang menyatakan bahwa rumah itu dahulunya
tempat terjadinya sidang cabinet lengkap PDRI.

6
Lampiran 1.2

L
ampiran 1.3

 Pencarian informasi dari internet.


Informasi yang penulis daptkan dari internet adalah berupa latar belakang
sejarah terbentuknya PDRI akibat agresi militer Belanda, Penulis
menemukan susunan jabatan kabinet pdri yang terbagi 8. Penulis
menemukan perjalanan para pejabat pdri Ketika berpindah dari Bandar

7
Alam menuju ke Silantai, Sumpur Kudus. Serta penulis juga menemukan
informasi mengenai akhir dari masa PDRI.

2.3 LATAR BELAKANG BERDIRINYA PDRI

Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah kabinet pemerintahan


yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan Indonesia sejak 22 Desember 1948
hingga 13 Juli 1949.
PDRI dibentuk tidak lama setelah Ibu Kota Yogyakarta dikuasai Belanda pada
19 Desember 1948 saat Agresi Militer Belanda II. Di mana pada waktu itu para
pemimpin Indonesia, seperti Sukarno, Moh Hatta dan Sutan Syahrir, dan Agus Salim
ditangkap dan diasingkan Belanda ke daerah luar jawa.
Mendengar kabar tersebut, pada tanggal 19 Desember sore hari, Syafruddin
Prawiranegara bersama Kol. Hidayat, panglima tentara dan teritorium Sumatera
segera mengunjungi Teuku Mohammad Hasan selaku Ketua Komisaris Pemerintah
Pusat di kediamannya, untuk mengadakan perundingan.  Sesaat setelahnya, malam itu
juga mereka lantas meninggalkan Bukittinggi menuju Halaban, sebuah perkebunan
teh di selatan Kota Payakumbuh. Di tempat itu mereka kembali
Sejumlah tokoh pimpinan republik yang berada di Sumatra Barat dapat
berkumpul di Halaban, dan pada 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang
dihadiri antara lain oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mr. T. M. Hassan, Mr. Sutan
Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat, Mr. Lukman Hakim, Ir. indratjahja, Ir. Mnanti
Sitompul, Maryono Danubrato, Direktur BNI Mr. A. Karim, Rusli Rahim dan Mr.
Latif. Walaupun secara resmi mandat Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22
Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat
tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia
(PDRI).
Sebenarnya, sebelum Soekarno dan Hatta tertangkap, mereka sudah terlebih
dulu mengetik dua buah pesan yang berisi :
 Memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara
untuk membentuk pemerintah darurat di Sumatera. 
 Jika ikhtiar Sjafruddin gagal, maka mandat akan diberikan kepada Mr. A.A.
Maramis untuk mendirikan pemerintah dalam pengasingan di New Delhi,
India.
Namun Sjafruddin ternyata tidak pernah menerima kawat tersebut, beberapa
bulan kemudian barulah ia mengetahui tentang adanya mandat yang dibuat oleh
Soekarno-Hatta.  

2.4 SUSUNAN KABINET PEMERINTAHAN PDRI

8
Pembentukan PDRI dengan susunan kabinetnya diumumkan tiga hari setelah
rapat Bukittingi, tepatnya pada tanggal 22 Desember 1948 di Halaban (daerah
Limapuluh Kota), setelah didapat kepastian bahwa pimpinan negara R.I. telah
ditawan. Susunan kabinet PDRI diberi nama “Kabinet Perang”. 1 Tujuan utama PDRI
adalah mengkoordinir pemerintahan/perjuangan dan melanjutkan perjuangan gerilya,
memupuk moril perjuangan dan semangat rakyat, sehingga kelangsungan Republik
Indonesia dapat terselamatkan (Simatupang, 1978: 210). Syafruddin Prawiranegara
(Ketua PDRI) bersama Wakilnya Teuku Moehammad
Susunan pemerintahan PDRI sebagai berikut:
 Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua merangkap Perdana
Menteri, Menteri Pertahanan dan Menteri Penerangan.
 Mr. T.M. Hassan sebagai wakil ketua merangkap Menteri Dalam
Negeri, Menteri Pendidikan, dan Menteri Agama.
 Ir. S.M. Rasyid sebagai Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial,
Pembangunan dan Pemuda. Mr. Lukman Hakim sebagai Menteri
Keuangan merangkap Menteri Kehakiman.
 Ir. Sitompul sebagai Menteri Pekerjaan Umum merangkap Menteri
Kesehatan.
 Maryono Danubroto sebagai Sekretaris PDRI.
 Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar Tentara Kolonel A.H.
 Nasution sebagai Panglima Tentara Teritorial Jawa.
 Kolonel Hidayat sebagai Panglima Tentara Teritorial Sumatra. 

2.5 PERANAN PDRI SILANTAI

Markas PDRI tak hanya di Bidar Alam, namun juga ada di Calau, Nagari
Silantai, Sumpur Kudus. Pada 5 Mei 1949 Rombongan PDRI Syarifuddin
Prawiraneggara secara lengkap tiba di Calau Sumpur Kudus. Rombongan PDRI
meninggalkan bidar alam (markas pertama) dengan naik perahu dan berjalan kaki
melalui nagari nagari antara lain Abai Siat, Sungai Dareh, Kiliran Jao, Sungai Betung,
Padang Tarok, Tapus, Durian Gadang, Menganti dan akhirnya tiba di Calau, Sumpur
Kudus.

Di Calau, Sumpur Kudus rombongan syarifudding prawiranegara tinggal di


surau balai dan rumah gadang milik keluarga ayah buya ahmad syafi’I maarif. Rumah
yang digunakan sebagai tempat rapat Kabinet PDRI yang berlokasi di Nagari Silantai
Kecamatan Sumpur Kudus sampai saat ini masih terjaga dan terawat dan bahkan
sudah ditetapjkan sebagai Situs Cagar Budaya Rumah PDRI-1949 oleh Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala. Di lokasi Rumah PDRI-1949 ini juga dibangun
sebuah Monumen Sidang Kabinet Lengkap PDRI 1949 berupa tugu.

Pada tanggal 14 – 17 mei 1949, diadakan sidang paripurna cabinet PDRI di


Silantai, Sumpur Kudus. Di tempat itu berkumpul semua anggota cabinet pdri yang
berada di bidar alam dan koto tinggi, untuk membicarakan reaksi pdri terhadap

9
Prakarsa perundingan yang dilakukan oleh para pemimpin yang ditawan di bangka
(soekarno-hatta). PDRI mengeluarkan pernyataan yang menolak Prakarsa perun
dingan kelompok bangka. Barulah pada tanggal 18 mei 1949, syarifuddin Bersama
seluruh anggota meninggalkan silantai, Sumpur kudus berangkat menuju Koto Tinggi.

2.6 AKHIR PERJUANGAN PDRI

Kabinet PDRI berakhir setelah Perjanjian Roem Royen. Mohammad Natsir,


meyakinkan Syarifuddin Perwiranegara untuk datang ke Jakarta, menyelesaikan
dualisme pemerintahan RI, yaitu PDRI yang dipimpinnya, dan Kabinet Hatta, yang
secara resmi tidak dibubarkan.

Setelah Persetujuan Roem-Royen ditandatangani, pada 13 Juli 1949, diadakan


sidang antara PDRI dengan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad
Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Pada sidang tersebut, Pemerintah Hatta
mempertanggungjawabkan peristiwa 19 Desember 1948. Wakil Presiden Hatta
menjelaskan 3 soal, yakni hal tidak menggabungkan diri kepada kaum gerilya, hal
hubungan Bangka dengan luar negeri dan terjadinya Persetujuan Roem-Royen.
Sebab utama Soekarno-Hatta tidak ke luar kota pada tanggal 19 Desember
sesuai dengan rencana perang gerilya, adalah berdasarkan pertimbangan militer,
karena tidak terjamin cukup pengawalan, sedangkan sepanjang yang diketahui dewasa
itu, seluruh kota telah dikepung oleh pasukan payung Belanda. Lagi pula pada saat
yang genting itu tidak jelas tempat-tempat yang telah diduduki dan arah-arah yang
diikuti oleh musuh. Dalam rapat di istana tanggal 19 Desember 1948 antara lain
KSAU Soerjadi Soerjadarma mengajukan peringatan pada pemerintah, bahwa
pasukan payung biasanya membunuh semua orang yang dijumpai di jalan-jalan,
sehingga jika mereka ke luar maka haruslah dengan pengawalan senjata yang kuat.
Pada sidang tersebut, secara formal Syafruddin Prawiranegara menyerahkan
kembali mandatnya, sehingga dengan demikian, M. Hatta, selain sebagai Wakil
Presiden, kembali menjadi Perdana Menteri. Setelah serah terima secara resmi
pengembalian Mandat dari PDRI, tanggal 14 Juli, Pemerintah RI menyetujui hasil
Persetujuan Roem-Royen, sedangkan Komiote Nasional Indonesia Pusat (KNIP) baru
mengesahkan persetujuan tersebut tanggal 25 Juli 1949

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari kronologis perostiwa sejarah yang oenulis paparkan, kitab isa
menyimpulkan betapa staregisnya posisi sumpur kudus pada masa itu. Karena, di
Silantai, Sumpur Kudus sempat diadakan Sidang Paripurna Kabinet PDRI, yang juga
menentukan nasib bangsa ini, sekalipun PDRI hanya bermukim selama kurang lebih
tiga minggu di Sumpur Kudus.
Kemunculan para pejuan PDRI dan Syarifuddin Prawiranegara sebagai
pemimpinnya di Sumpur Kudus telah banyak meninggalkan cerita yang ternyata di
kemudian hari memberikan keberkahan tersendiri bagi nagari ini. Sekiranya PDRI
tidak pernah menjadikan Sumpur Kudus sebagai basis perjuangannya selama tiga
minggu, tidak bisa membayangkan apa mungkin pemerintah mau memperhatikan
nagari yang disudut itu. Barangkali nagari ini akan tetap terisolir dan lengang karena
memang letaknya yang jauh di sudut Lembah Bukit Barisan
Barulah pada tahun 2005 pemerintah mulai memperhatikan nagari yang telah
ikut andil dalam masa perjuangan itu dengan ,memasukkan jaringan listrik dan
membangun sarana jalan, serta jaringan telkomsel untuk saran komunikasi. Dengan
demikian masyarakat Sumpur Kudus dapat merasakan kemerdekaan setelah 58 tahun
lebih peristiwa PDRI berlalu.
Mengutip kalimat dari Mahyeldi selaku Gubernur Sumatera Barat yaitu,
“walaupun PDRI hanya berumur 270 hari, tapi PDRI adalah sebagai penyambung
nyawa NKRI”.

3.2 SARAN
Saran penulis adalah pemerintah lebih memperhatikan lagi proses
pembangunan didaerah sumpur kudus. Terkhusus terhadap akses transportasi, penulis
berharap agar sarana jalan didaerah sumpur kudus di perbarui agar daerah tersebut
lebih mudah dijangkau wisatawan. Sangat disayangkan bila sejarah disumpur kudus
hilang begitu saja karena kurangnya kepedulian para pemimpin akan daerah tersebut.
Belum lagi daerah sumpur kudus yang berada jauh dari pusat ibu kota kabupaten
sijunjung yang menambah poin minusnya sehingga lokasi tersebut semakin suklit
dijangkau.
Dan apabila akses transportasi benar benar di perbaiki, penulis berharap agar
sekolah sekolah didaerah Sumatera Barat dan sekitarnya mengadakan study tour
untuk guru dan siswa ke Silantai, Sumpur Kudus. Hal ini bertujuan untuk
memperkenalkan kepada generasi muda betapa pentingnya daerah Sumpur Kudus di
zaman terjadinya agresi militer Belanda. Mari kita jaga dan lestarikan penginggalan
sejarah Bersama sama.

Penulis

11
Annisa R. Effendi
Daftar Pustaka

https://infopublik.sijunjung.go.id/etape-iv-tour-de-pdri-mengingat-sejarah-di-sumpur-kudus/
melalui infopubliksijunjung.go.id diundung tanggal 25 november 2022
https://jikn.go.id/index.php/rumah-bersejarah-pdri-di-nagari-silantai melaui jikn.go.id
diunduh tanggal 25 november 2022
https://infopublik.sijunjung.go.id/pdri-adalah-penyambung-nyawa-nkri/ melalui
infopublik.sijunjung.go.id diunduh tanggal 25 november 2022
https://posmetropadang.co.id/kunjungi-rumah-sejarah-pdri-di-silantai-masyarakat-menaruh-
harapan-kepada-andre/?amp=1 melalui posmetropadang.co.id diunduh tanggal 25 november
2022
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/08/170211179/kabinet-darurat-latar-belakang-
susunan-dan-perlawanannya melalui kompas.com diunduh tanggal 25 november 2022
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Darurat_Republik_Indonesia melalui
wikipedia diunduh tanggal 25 november 2022

12

Anda mungkin juga menyukai